Jowonews

Desa Wajib Meng-update Data Warga Miskin

Desa Wajib Meng-update Data Warga Miskin

PATI – Agenda reses masa persidangan ketiga tahun sidang 2021/2022, anggota Komisi E DPRD Provinsi Jateng Endro Dwi Cahyono serap aspirasi masyarakat di Desa Boloagung, Kecamatan Kayen, Selasa (17/5/2022). Pihaknya turut melibatkan salah satu anggota DPRD Pati Suyono yang juga merupakan Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) PDIP Kayen. Pada pertemuan itu, Kepala Desa Boloagung Sutrisno telah dipercaya sebagai tempat reses anggota DPRD Jateng. Selanjutnya pihaknya juga menyebutkan beberapa aspirasi yang selama ini menjadi perhatian dari masyarakat desa sekitar. “Perihal aspirasi dari masyarakat di antaranya yang menjadi perbincangan selama ini adalah terkait dengan kesehatan, UMKM, pembangunan masyarakat. Selanjutnya berkaitan dengan jalan persawahan, pemuda dan bidang keolahragaan menjadi beberapa poin yang perlu diperhatikan,” ungkap Sutrisno. Dalam kegiatan yang digelar di Balai Desa Boloagung tersebut dihadiri langsung oleh beberapa perwakilan sukarelawan Endro Dwi Cahyono (EDC) Center,  tokoh masyarakat Desa Boloagung dan perwakilan kepala desa dari beberapa wilayah Kayen. Salah satu perwakilan masyarakat yang merupakan Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Boloagung, Busono menyampaikan, usulan dari perwakilan pemuda terkait renovasi lapangan sepak bola. Selain permasalahan infrastruktur, salah satu perangkat Desa Boloagung, Sudarno juga menyampaikan perihal layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Selama ini dalam pendataan warga miskin yang tercantum dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang menjadi acuan penerima Kartu Indonesia Sehat (KIS) bisa lebih terbuka dan di-update. Menurutnya pihak desa sudah melakukan pembaruan terkait data-data tersebut. Tapi warganya belum juga mendapatkan akses KIS atau BPJS Kesehatan subsidi dari pemerintah. “Kalau dari saya terkait dengan fasilitas kesehatan, salah satunya BPJS kesehatan yang tidak berbayar atau subsidi dari pemerintah, maupun bahkan KIS itu. Kalau berdasarkan yang terjadi adalah perpindahan status ekonomi dari kaya ke miskin. Nah ini seperti apa tindaklanjutnya, karena terkait dengan data kami sudah berusaha update di DTKS itu,” ucap Sudarno. Sebagai salah satu wakil rakyat yang membidangi kesejahteraan rakyat merespons baik atas beberapa laporan tersebut. Ia berjanji nanti akan menjadi bahan untuk disampaikan saat rapat bersama pimpinan DPRD Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, perihal infrastruktur pihaknya mengungkapkan bahwa hal itu sudah pasti akan direalisasikan tentunya dalam waktu yang sudah didiskusikan dengan kepala desa. “Dari semua yang panjenengan sampaikan itu merupakan beberapa permasalahan yang selama ini memang sudah kami terima, tentunya pada waktu sidang nanti ini akan kami sampaikan. Bahwa ini lho permasalahannya. Kalau soal infrastruktur itu gampang lah, melalui EDC ajak ngopi dan rembugan soal itu,” tandas anggota Fraksi PDIP

Kesadaran Bermasker Tinggi, Jam Malam Dihentikan di Pati

PATI, Jowonews- Pemerintah Kabupaten Pati, Jawa Tengah, memutuskan menghentikan pembatasan kegiatan malam hari sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19. Langkah ini diambil menyusul tingkat kesadaran masyarakat memakai masker makin tinggi. “Pembatasan jam malam sendiri diberlakukan sejak 14 September 2020. Namun, karena kesadaran masyarakat dalam memakai masker meningkat setelah ditindaklanjuti dengan operasi yang digelar beberapa kali,” kata Bupati Pati Haryanto di Pati, Selasa (3/11). Selain menggelar operasi penertiban tiga kali dalam 2 pekan hingga awal November 2020, kata dia, kesadaran masyarakat untuk memakai masker juga didukung dengan gerakan serentak memakai masker. Menurut dia, sebagaimana dilansir Antara, pembatasan kegiatan malam hari diberlakukan kembali ketika di lapangan masih ditemukan pelanggaran yang cukup banyak dan kesadaran mematuhi protokol kesehatan juga menurun. Untuk itu, kata Bupati, pencabutan jam malam akan dievaluasi apakah masyarakatnya makin patuh terhadap protokol kesehatan atau sebaliknya. Temuan kasus virus corona di Kabupaten Pati, kata dia, masih fluktuasi sehingga membutuhkan dukungan banyak pihak untuk menuntaskan penanganan tersebut. Apalagi, grafik kematian akibat Covid-19 di Pati masih tertinggi di Jateng sehingga harus bekerja keras untuk menurunkannya. Semua organisasi perangkat daerah (OPD) juga diminta untuk ikut memantau kedisiplinan warga terhadap protokol kesehatan karena menjadi kunci pemutus mata rantai penularan. 

Perkelahian Anak di Bawah Umur, 1 Tewas 2 luka-luka

PATI, Jowonews- Kasus perkelahian anak bawah umur di Pati merengut nyawa seorang korban. Sedangkan dua lainnya luka-luka. Aparat Kepolisian Resor Pati, Jawa Tengah, menangkap delapan anak yang diduga terlibat dalam perkelahian. Menurut Kapolres Pati AKBP Arie Prasetya Syafaat melalui Kasat Reskrim AKP Sudarno di Pati, Senin, pelaku yang diduga terlibat dalam aksi perkelahian hingga mengakibatkan satu korban meninggal lebih dari delapan orang. Aparat masih mencari ada tiga orang lagi yang terlibat dalam perkelahian tersebut. “Ketiganya kami tetapkan sebagai daftar pencairan orang (DPO). Sedangkan delapan pelaku yang berhasil diamankan dengan usia antara 15-18 tahun untuk sementara ditahan untuk menjalani pemeriksaan,” ujarnya sebagaimana diberitakan Antara. Dalam menuntaskan kasus tersebut, Polres Pati juga melakukan pemeriksaan senjata tajam yang digunakan para pelaku guna memastikan senjata yang dipakai melukai korbannya hingga meninggal .l. Apalagi, korbannya yang mengalami luka akibat senjata tajam tidak hanya satu orang, melainkan ada tiga orang sehingga harus dipastikan masing-masing senjata tajam yang dipakai untuk melukai siapa saja. Pemalakan Perkelahian berdarah tersebut, terjadi di Jalur Lingkar Selatan (JLS) Pati, tepatnya di dekat Gardu Induk PLN Pati di Desa Mustokoharjo, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati, Senin (17/8) sekitar pukul 02.00 WIB. Adapun kronologis kejadian, berawal ketika kelompok pelaku yang hanya beberapa orang melintasi tempat kejadian perkara. Mereka dihadang sejumlah korban dan dimintai uang sambil menunjukkan senjata tajam. Kelompok pelaku mengaku tidak mempunyai uang yang diminta tersebut. Merasa tidak terima, mereka kemudian memberitahukan kejadian itu kepada teman-temanya. Pada saat itu pula, kelompok pelaku mendatangi para pemalak dengan membawa senjata tajam. Bentrokan pun terjadi hingga menewaskan satu orang. Pelaku pengroyokan diperkirakan ada 11 orang. Rata-rata masih remaja atau dibawah umur. Sedangkan lawannya yang ada delapan orang dengan usia dewasa. Adapun korban tewas bernama Satriya Nugroho (20) warga Kelurahan Pati Lor yang masih berstatus sebagai pelajar. Sedangkan korban luka-luka bernama Tri Candra Purnama (19) warga Desa Tamansari Kecamatan Tlogowungu dan Moh Azis Sulistiawan (22) warga Desa Kutoharjo, Kecamatan Pati. Keduanya masih menjalani perawatan di RSUD Soewondo Pati.