Jowonews

Pemprov Minta Pemkot Semarang Lebih Tegas Terapkan PKM

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta Pemerintah Kota Semarang bertindak tegas dalam menerapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) guna mengantisipasi meluasnya penyebaran COVID-19. Hal tersebut disampaikan Ganjar di Semarang, Rabu, usai melihat langsung masih rendahnya kesadaran masyarakat setempat dalam mendukung penerapan PKM. Saat “ngabuburit” dengan bersepeda, Ganjar masih menemukan masyarakat berkerumun dan tidak memakai masker di beberapa titik. Melihat hal itu, Ganjar langsung turun dan memberikan edukasi kepada masyarakat, beberapa ada yang langsung paham dan mengiyakan, namun ada juga yang “ngeyel” dan tetap tidak peduli meskipun ditegur. Ganjar mengatakan bahwa Kota Semarang telah menerapkan PKM yang di dalamnya ada kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan masyarakat, seperti jaga jarak, pakai masker dan lainnya. “Kalau tidak mau mendukung, tidak mau disiplin, nanti semua susah. Saya tidak mau warga saya sakit. Setuju ‘mboten niki?’, ini saya kasih masker, dipakai ya,” tegas Ganjar sambil berlalu di Jalan Brigjen Sudiarto. Ganjar berharap Pemkot Semarang bersama jajaran aparat penegak hukum untuk lebih tegas dan berani dalam menindak masyarakat yang kedapatan melanggar ketentuan terkait PKM. “Memang butuh tindakan lebih keras lagi, karena saya masih melihat banyak orang berkerumun, penjual pembeli tidak ada jarak dan banyak yang tidak pakai masker. Saya minta Pemkot bersama kepolisian, Satpol PP dan TNI rutin melakukan patroli untuk mengingatkan itu. Kalau perlu, kami bantu dari tim Satpol PP Pemprov untuk keliling agar masyarakat paham,” katanya. (jwn5/ant)

Maki Pemkot Semarang Karena Tutup Jalan, Pemuda Ini Ditangkap

SEMARANG, Jowonews.com – Polrestabes Semarang mengamankan seorang pemuda yang menulis komentar di media sosial Facebook yang memaki Pemerintah Kota Semarang atas rencana penutupan sejumlah ruas jalan dalam upaya pencegahan COVID-19. Kasat Reskrim Polrestabes Semarang Asep Mauludin di Semarang, Senin, mengatakan, pelaku AS (23) warga Gisikdrono, Semarang Barat, diamankan atas dugaan pencemaran nama baik terhadap Pemkot Semarang. “Pelaku menulis komentar atas unggahan soal rencana Pemkot Semarang yang akan menutup sejumlah ruas jalan,” ungkapnya. Adapun komentar yang ditulis pelaku “Py to ki jan jan e Kabeh kok ditutup, lha rakyat cilik py, Gawe aturan kok pekok banget, Takut Corona itu hal yang wajar, Tapi ojo koyo ngene juga, kabeh ditutup. Pekok e seng nggawe aturan..Assuuuu” (Gimana toh sebenarnya, buat aturan kok Goblok banget, Takut Corona itu hal yang wajar, tapi jangan kayak gini, Semua ditutup. Gobloknya yang bikin aturan…Anjing). Menurut Asep, komentar pelaku di media sosial tersebut mengarah pada pencemaran nama baik Pemkot Semarang. Berdasarkan keterangan pelaku, komentar tersebut ditulisnya karena kesal atas rencana penutupan sejumlah jalan pada waktu tertentu tahap 2 untuk menekan mobilitas masyarakat. Atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Kepada masyarakat, Asep mengimbau agar berbagai kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan upaya mencegah merebaknya Corona dipatuhi. (jwn5/ant)

Data Pasien Corona yang Tercatat di Pemkot Semarang dan Pemprov Jateng Berbeda

SEMARANG, Jowonews.com – Data jumlah pasien COVID-19 yang sembuh maupun meninggal dunia di Kota Semarang yang tercatat oleh pemerintah kota setempat berbeda dengan data Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan pantauan ANTARA di Semarang, Senin dilaporkan bahwa perbedaan itu terlihat dari tampilan laman siagacorona.kotasemarang.go.id dan laman corona.jatengprov.go.id milik pemprov. Dalam tampilan laman yang selalu diperbarui itu jumlah pasien sembuh di Kota Semarang yang dicatat Pemprov Jawa Tengah jauh lebih sedikit dibandingkan yang dicatat oleh pemkot. Sementara untuk pasien positif COVID-19 yang meninggal, data pemprov juga lebih sedikit jumlahnya dibanding data Pemkot Semarang. Jumlah pasien sembuh yang tercatat oleh Pemkot Semarang sebanyak 29 orang, sementara di data pemprov baru hanya sebanyak 15 orang. Adapun untuk data meninggal dunia, Pemkot Semarang mencatat sebanyak 18 orang meninggal dunia hingga Senin ini, sementara data pemprov hanya tercatat 16 orang. Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam memastikan data yang disajikan dalam laman siagacorona.kotasemarang.go.id sudah terverifikasi. Perbedaan data itu, lanjut dia, disebabkan oleh karena pemprov tidak mengambil dari dari Pemkot Semarang secara langsung. “Kami maunya pemprov ambil data dari kami sehingga nanti datanya sama,” katanya. Menurut dia, perbedaan data itu kuncinya berada di pengelola laman milik pemprov itu. (jwn5/ant)

Pemkot Semarang Tutup Akses Jalan Menuju Simpang Lima Cegah COVID-19

SEMARANG, Jowonews.com – Empat jalan yang merupakan akses menuju kawasan Simpang Lima Kota Semarang akan ditutup sejak malam hingga pagi mulai Minggu (29/3) sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19. Kasat Lalu Lintas Polrestabes Semarang AKBP Yuswanto Ardi di Semarang, Minggu, mengatakan penutupan sejumlah ruas jalan protokol di Ibu Kota Jawa Tengah itu merupakan hasil kesepakatan dengan pemerintah kota setempat. Keempat ruas jalan yang akan ditutup pada jam tertentu tersebut meliputi Jalan Pandanaran, Jalan Ahmad Yani, Jalan Pahlawan, dan Jalan Gajah Mada. Selain keempat ruas jalan tersebut, lanjut dia, Jalan Pemuda Semarang juga ikut dalam bagian ruas jalan yang ditutup pada jam tertentu. “Akan ditutup total mulai pukul 18.00 hingga 06.00 WIB,” katanya. Menurut dia, belum diputuskan hingga kapan pemberlakuan penutupan pada jam tertentu kelima ruas jalan tersebut. “Ini sebagai upaya pemerintah untuk meminta masyarakat agar tetap tinggal di rumah,” tambahnya. Meskipun ruas jalan protokol tersebut ditutup bagi masyarakat umum, lanjut dia, untuk kepentingan layanan umum seperti pemadam kebakaran dan ambulans akan tetap diizinkan melintas. (jwn5/ant)

Pemkot Semarang Siapkan 10.000 Rapid Test COVID-19

SEMARANG, Jowonews.com – Pemerintah Kota Semarang akan melakukan rapid test COVID-19 terhadap masyarakat di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah itu dengan alokasi alat yang disiapkan mencapai sekitar 10.000 unit. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Minggu mengatakan pelaksanaan rapid diagnostic test tersebut akan dibiayai APBD. Menurut dia, Pemkot Semarang mengalokasikan anggaran sekitar Rp27 miliar untuk berbagai kegiatan dalam pencegahan penyebaran COVID-19. “Sumbernya dari alokasi dana tak terduga dan pergeseran pos-pos di APBD,” katanya. Selain untuk pelaksanaan rapid test, kata dia, anggaran tersebut diperuntukkan bagi pembelian peralatan medis, cairan disinfektan, alat pelindung diri, serta kapsul evakuasi. Adapun untuk pelaksanaan rapid test sendiri, lanjut dia, akan diperuntukkan bagi warga Semarang yang masuk dalam kategori sebagai orang dalam pemantauan. Secara teknis, menurut dia, tes akan dilakukan oleh Rumah Sakit Wongsonegoro dengan alokasi sebanyak 2.480 orang dan oleh dinas kesehatan sebanyak 7.920 orang. Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Wongsonegoro Semarang Susi Herawati menjelaskan, rapid test merupakan langkah awal cepat untuk mengidentifikasi penularan corona. Menurut dia, tes ini menggunakan pemeriksaan sampel darah dan usapan tenggorokan yang selanjutnya dikirim ke laboratorium. “Kalau hasil tesnya negatif, 7 hingga 10 hari kemudian akan kami tes lagi untuk memastikan tetap negatif atau ada perubahan,” katanya. (jwn5/ant)

Hore, Pemkot Semarang Siap Gratiskan 41 Sekolah Swasta

SEMARANG, Jowonews.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menggratiskan 41 sekolah swasta di Ibu Kota Jawa Tengah tersebut untuk tahun ajaran 2020/2021. Menurut wali kota di Semarang, Jumat, 41 sekolah yang digratiskan tersebut merupakan tahap pertama dari program sekolah swasta gratis. 41 sekolah tersebut terbagi atas 7 TK, 14 SD dan 20 SMP. Hendrar Prihadi menjelaskan sekolah swasta gratis ini merupakan terobosan setelah sebelumnya program gratis biaya pendidikan untuk sekolah negeri. Ia menuturkan program sekolah gratis ini sejalan dengan program Presiden Joko Widodo untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul. “Yang kurang mampu bisa memperoleh kesempatan untuk menempuh pendidikan,” katanya. Selain sekolah swasta gratis, Pemerintah Kota Semarang juga menyiapkan ribuan beasiswa bagi siswa sekolah negeri maupun swasta mulai dari tingkat SD hingga SMA. Beasiswa ini nantinya difokuskan untuk siswa berprestasi dari keluarga miskin. (jwn5/ant)