Jowonews

Pemprov Jateng Siapkan Tempat Karantina Untuk Kepulangan TKI

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Ganjar Pranowo menyiapkan tempat karantina untuk para Tenaga Kerja Indonesia asal Jawa Tengah yang akan pulang ke kampung halaman masing-masing guna mengantisipasi penyebaran virus corona jenis baru (COVID-19). “Kemarin ada laporan dari Wagub Sumut, kalau ada 10 TKI Jateng dari Malaysia yang dikarantina di sana. Ini mesti dipulangkan dan kami sudah menyiapkan tempatnya di gedung eks-STIE Bank Jateng Johar, Kota Semarang,” katanya di Semarang, Selasa. Dia menjelaskan penyiapan tempat karantina itu agar penanganan para TKI dapat dilakukan dengan maksimal dan proses pengecekan kesehatan dapat terpantau dengan baik. Meskipun demikian, dirinya berharap semua TKI yang pulang ke Jateng itu negatif COVID-19 serta dalam kondisi sehat. “Sudah kami siapkan, hari ini saya minta dikebut pengerjaannya agar lebih cepat. Informasi dari Sumut, kemungkinan dalam waktu dua atau tiga hari sudah sampai di Jateng,” ujarnya. Terkait dengan persiapan Jateng dalam mengantisipasi kemungkinan banyaknya TKI yang pulang kampung dalam beberapa waktu ke depan, Ganjar menjelaskan bahwa pemerintah pusat sudah mempersiapkannya karena ada potensi hingga jutaan TKI yang mau pulang ke Indonesia. “Kalau tidak salah, ada sejuta yang mau pulang. Negara sudah mempersiapkan itu, sudah disiapkan tempat khusus,” katanya. Meskipun demikian, Ganjar juga mengantisipasi apabila daerah harus mempersiapkan tempat karantina sehingga sejumlah tempat telah disiapkan untuk menampung bila ada TKI yang pulang kampung ke Jateng. “Kalau memang skenario paling buruk daerah harus melakukan karantina, kami sudah siapkan beberapa tempat. Intinya kami siap,” ujarnya. (jwn5/ant)

Data Pasien Corona yang Tercatat di Pemkot Semarang dan Pemprov Jateng Berbeda

SEMARANG, Jowonews.com – Data jumlah pasien COVID-19 yang sembuh maupun meninggal dunia di Kota Semarang yang tercatat oleh pemerintah kota setempat berbeda dengan data Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan pantauan ANTARA di Semarang, Senin dilaporkan bahwa perbedaan itu terlihat dari tampilan laman siagacorona.kotasemarang.go.id dan laman corona.jatengprov.go.id milik pemprov. Dalam tampilan laman yang selalu diperbarui itu jumlah pasien sembuh di Kota Semarang yang dicatat Pemprov Jawa Tengah jauh lebih sedikit dibandingkan yang dicatat oleh pemkot. Sementara untuk pasien positif COVID-19 yang meninggal, data pemprov juga lebih sedikit jumlahnya dibanding data Pemkot Semarang. Jumlah pasien sembuh yang tercatat oleh Pemkot Semarang sebanyak 29 orang, sementara di data pemprov baru hanya sebanyak 15 orang. Adapun untuk data meninggal dunia, Pemkot Semarang mencatat sebanyak 18 orang meninggal dunia hingga Senin ini, sementara data pemprov hanya tercatat 16 orang. Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam memastikan data yang disajikan dalam laman siagacorona.kotasemarang.go.id sudah terverifikasi. Perbedaan data itu, lanjut dia, disebabkan oleh karena pemprov tidak mengambil dari dari Pemkot Semarang secara langsung. “Kami maunya pemprov ambil data dari kami sehingga nanti datanya sama,” katanya. Menurut dia, perbedaan data itu kuncinya berada di pengelola laman milik pemprov itu. (jwn5/ant)

Pemprov Jateng Distribusikan 10 Ribu APD ke 61 Rumah Sakit

SEMARANG, Jowonews.com – Sebanyak 10 ribu alat pelindung diri (APD) berupa pakaian dekontaminasi (hazardous materials) didistribusikan secara bertahap ke 61 rumah sakit di Provinsi Jawa Tengah, termasuk yang menjadi rujukan terkait dengan penanganan wabah virus corona jenis baru (COVID-19). Dari semalam sudah (mulai didistribusikan) karena semua daftar rumah sakit sudah ada. Daftarnya sesuai kebutuhan dan kapasitasnya, sekarang mulai diambil satu per satu, mudah-mudahan hari ini sudah bisa mengambil semua,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Selasa. Orang nomor satu di Jateng itu memastikan langsung proses distribusi APD tersebut di Wisma Perdamaian Semarang yang dijadikan gudang logistik dalam masa penanganan COVID-19. Ganjar menjelaskan APD tersebut merupakan bantuan dan dikirim pemerintah pusat dari China, namun yang membuat Ganjar bangga adalah APD yang biasa disebut sebagai baju astronot tersebut diproduksi di Indonesia. “Yang menarik, ini diambil dari China, ternyata ini ‘made in Indonesia’. Ini sesuatu produk yang luar biasa, semoga ini jadi pembelajaran. Meskipun saya tidak bisa baca (bahasa Mandarin) ini, saya bisa membaca yang ini, ‘made in Indonesia’,” ujarnya. Dalam kesempatan tersebut, Ganjar pun membuka pintu selebar-lebarnya jika ada pihak manapun yang hendak memberikan bantuan atau donasi, khususnya APD untuk tenaga medis di rumah sakit. (jwn5/ant)

Jateng Ikuti Pemerintah Pusat Batalkan Ujian Nasional 2020

SEMARANG, Jowonews.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan mengikuti dan melaksanakan apa yang menjadi keputusan pemerintah pusat terkait dengan ujian nasional (UN) 2020 di semua jenjang pendidikan. “Hari ini setelah rapat dengan gubernur (melalui video conference, red), Presiden melanjutkan rapat tentang UN. Trennya tidak ada UN,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Selasa. Ganjar menyebutkan Pemprov Jateng melalui Dinas Pendidikan juga telah dimintai masukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan mengenai UN, khususnya menyangkut merebaknya wabah COVID-19. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan bahwa pemerintah memutuskan untuk membatalkan pelaksanaan UN 2020 setelah melalui berbagai pertimbangan, khususnya terkait wabah COVID-19. Alasan pembatalan tersebut, yang pertama atas prinsip dasar Kemendikbud, yakni keamanan dan kesehatan siswa-siswa. Mendikbud mengatakan keamanan keluarga siswa-siswi jika UN tetap dilaksanakan di dalam tempat-tempat pengujian bisa menimbulkan risiko kesehatan. “Bukan hanya untuk siswa-siswa, tapi juga keluarga dan kakek nenek karena jumlahnya sangat besar delapan juta yang tadinya dites UN,” kata Nadiem. Oleh karena itu, ia menegaskan tidak ada yang lebih penting daripada keamanan dan kesehatan siswa dan keluarga sehingga UN dibatalkan untuk 2020. “Kita juga sudah tahu UN bukan untuk syarat kelulusan atau syarat seleksi masuk jenjang pendidikan tinggi, saya rasa di Kemendikbud, lebih banyak risikonya daripada benefit untuk lanjutkan UN,” katanya. Hal itu berarti ujian sekolah masih bisa dilakukan oleh masing-masing sekolah, tapi tidak diperkenankan untuk melakukan tes tatap muka yang mengumpulkan siswa di kelas. (jwn5/ant)

Pemprov Jateng Siapkan Bantuan Sosial bagi Warga Terdampak Corona

SEMARANG, Jowonews.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan bantuan sosial untuk membantu warga yang terdampak penyebaran virus Corona jenis baru (COVID-19). “Tadi Bapak Presiden mengarahkan seluruh daerah menyiapkan penghitungan teknis, baik terkait aspek kesehatan dan ekonomi serta sosial,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Selasa. Menurut Ganjar, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan pemerintah daerah untuk melakukan relokasi dan realokasi anggaran yang ada, termasuk sejumlah anggaran yang tidak mendesak harus diarahkan pada kepentingan penanganan COVID-19. “Bapak Presiden juga memerintahkan kami menghitung berapa ‘social safety net’ yang dibutuhkan. Presiden meminta disiapkan bantuan-bantuan sosial kepada masyarakat yang terdampak virus ini,” ujarnya. Terkait dengan hal itu, Pemprov Jateng sudah menghitung dampak sosial yang timbul di Jateng, bahkan Dinas Sosial telah melakukan pendataan serta penghitungan. “Nanti apa saja yang terdampak, siapa yang terpengaruh hingga prioritas. Sesuai arahan presiden, mereka yang butuh perhatian adalah lansia, penyandang disabilitas, orang sakit, UKM dan lainnya,” tegasnya. Disinggung mengenai anggaran yang disiapkan, Ganjar mengungkapkan saat ini pihaknya baru konsentrasi pada penanganan kesehatan dengan anggaran yang disiapkan sekitar Rp100 miliar lebih. “Itu hanya untuk memenuhi kebutuhan di sektor kesehatan, sebenarnya anggaran itu juga menurut saya masih terlalu kecil. Sementara untuk ‘social safety net’, sedang kami siapkan. Kami minta seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) melakukan penghitungan,” katanya. (jwn5/ant)

Jateng Inovasi Produksi Sendiri APD Untuk Tenaga Medis

SEMARANG, Jowonews.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berhasil melakukan inovasi dengan memproduksi sendiri alat pelindung diri (APD) yang saat ini banyak dibutuhkan para tenaga medis di rumah sakit dalam menangani pasien yang terinfeksi virus corona jenis baru (COVID-19). “RSUD dr. Moewardi berhasil membuat inovasi dan kreatifitas dengan membuat APD sendiri yang hasilnya sama dengan yang dijual pabrikan dan harganya jauh lebih murah,” kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat memperlihatkan APD berupa pakaian pelindung di kantor Dinas kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Semarang, Senin. Ganjar menjelaskan bahwa inovasi pembuatan APD untuk tenaga medis itu dilatarbelakangi minimnya persediaan di sejumlah rumah sakit yang menangani pasien COVID-19. APD pakaian pelindung yang diproduksi RSUD dr. Moewardi sebanyak 200-250 item per hari itu berbahan standar pabrikan yakni Polypropylene Spunbond. “APD ini sulit dicari, bahkan di beberapa daerah ada yang teriak-teriak kekurangan APD sampai pakai mantel (jas hujan, red), kami kemudian berinovasi mencari bahan seperti yang dibuat pabrikan dan hasilnya seperti ini,” ujarnya. Menurut Ganjar, sudah saatnya pemerintah daerah berusaha berinovasi dan berkreasi dalam rangka menangani penyebaran COVID-19 dan tidak hanya berpangku tangan mengandalkan pemerintah pusat. “Kalau bisa pemerintah daerah membantu pusat, jangan hanya membebani pusat. Harus kreatif dan inovatif untuk memecahkan masalah sendiri, yakinlah dengan doa, ketekunan dan kemauan, semua pasti ada jalan,” katanya. Selanjutnya, Ganjar menginstruksikan jajaranya untuk mencari terobosan baru dalam rangka pemenuhan masker. Terkait persoalan ketersediaan “hand sanitizer”, beberapa perusahaan dan pelajar sudah menemukan cara membuatnya sehingga kebutuhan di masyarakat dapat dipenuhi. “Silakan rumah sakut di seluruh Jateng koordinasi dengan Dinkes apabila kekurangan APD. Kalau ada yang ingin belajar membuatnya sendiri juga boleh, datang langsung ke Moewardi,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan RSUD dr. Moewardi Bambang S.W mengatakan ide pembuatan APD tersebut berawal dari kesulitan pihamnya mencari APD di pabrikan. Pihaknya kemudian juga mencari bahan apa yang digunakan pabrikan untuk membuat APD itu. “Ternyata bahannya ada, kemudian kami beli dan kami jahit sendiri, hasilnya ternyata bagus dan sesuai standar. Kalau rumah sakit lain membutuhkan, kami juga siap membantu. Kalau ada yang mau belajar membuatnya, kami juga siap mengajari,” ujarnya. Meski dibuat sendiri, namun standar dan prosedur keamanan tetap diterapkan karena sebelum dibuat, para penjahit juga sudah dipastikan dalam kondisi sehat, bersih, dan melakukan cuci tangan. (jwn5/ant)

Jateng Tingkatkan Kesiapan Rumah Sakit Rujukan Cegah COVID-19

SEMARANG, Jowonews.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus meningkatkan upaya pencegahan penularan COVID-19, termasuk memastikan rumah sakit siap menangani kasus penyakit yang terjadi akibat infeksi virus corona baru tersebut. “Kami sekuat tenaga melakukan pencegahan agar virus corona tidak menjangkiti masyarakat Jateng, berbagai ikhtiar telah dilakukan, termasuk memastikan kesiapan rumah sakit di Jateng untuk menangani kasus itu,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kamis, saat meninjau RSUD Tugurejo Semarang. Ganjar menyatakan bahwa sampai saat ini belum ada kasus yang dikonfirmasi sebagai COVID-19 di Jawa Tengah. Beberapa pasien yang sebelumnya menjalani perawatan di rumah sakit karena diduga terserang virus corona sudah dinyatakan sembuh dan kembali ke rumah masing-masing. “Belum ada yang positif, sampai hari ini saya pantau, belum ada. Kadinkes saya setiap hari lapor perkembangannya, bahkan pasien yang sebelumnya dirawat di RSUP Kariadi, sekarang sudah pada pulang, hari ini dilaporkan ada satu pasien yang masuk karena batuk pilek,” ujarnya. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menunjuk 13 rumah sakit sebagai rujukan penanganan pasien COVID-19. Ganjar memastikan semua rumah sakit yang ditunjuk telah memenuhi standar sebagai rumah sakit rujukan, termasuk memiliki ruang isolasi, peralatan kesehatan, serta tenaga medis pendukung penanganan pasien COVID-19. Pemerintah Provinsi, menurut dia, juga berusaha menjamin ketersediaan perlengkapan seperti masker dan alat pelindung diri bagi petugas kesehatan yang bertugas menangani kasus COVID-19. “Sudah kita cari di mana pabriknya agar ketersediaan sarana penunjang itu aman di Jateng. BPBD juga kami siagakan untuk antisipasi hal yang tidak diinginkan,” katanya. Direktur RSUD Tugurejo Hariyadi mengatakan rumah sakit telah menyiapkan tiga kamar untuk isolasi pasien yang diduga terserang COVID-19 dan memiliki ruangan khusus yang dapat digunakan untuk ruang isolasi. “Berbagai peralatan pendukung, tenaga medis, dan lainnya juga sudah kami siapkan. Sampai saat ini belum ada pasien yang dirawat karena terinfeksi virus corona di tempat ini,” katanya. Gubernur mengimbau warga Jawa Tengah menjaga kesehatan dengan rutin olahraga, istirahat teratur, serta makan makanan bergizi untuk menghindari COVID-19. “Jangan lupa sering cuci tangan. Kultur di Indonesia sangat sulit kalau tidak berjabat tangan. Ya enggak apa-apa, tapi harus rajin cuci tangan menggunakan sabun untuk melindungi diri. Jangan sampai relasi antar manusia menjadi hilang karena virus corona ini,” katanya. (jwn5/ant)

Berantas Narkoba, Pemprov Jateng Dorong Pembentukan Badan Narkotika di Seluruh Kabupaten/Kota

SEMARANG, Jowonews.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong pembentukan badan narkotika di seluruh kabupaten/kota sebagai upaya pencegahan, sekaligus pemberantasan penyalahgunaan berbagai jenis narkotika dan obat terlarang. “Sampai saat ini, belum ada separuh kabupaten/kota di Jateng yang memilikinya. Beberapa daerah yang sudah membentuk badan narkotika adalah Kabupaten Batang, Banyumas, Cilacap, Kendal, Magelang, Purbalingga, Temanggung, Kota Surakarta dan Kota Tegal,” kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di Semarang, Rabu. Terkait dengan dorongan pembentukan badan narkotika tingkat kabupaten/kota tersebut, Pemprov Jateng saat ini sedang menyusun Rancangan Peraturan Daerah tentang Fasilitasi Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan, Dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika. Wagub yang akrab disapa Gus Yasin itu berharap Raperda ini juga mengatur bagaimana 35 kabupaten/kota di Jateng bisa membentuk badan narkotika sehingga penanganan masalah narkotika lebih cepat dan tuntas. Menurut dia, keberadaan badan narkotika di tingkat kabupaten/kota penting untuk mempersempit ruang gerak pengedar narkoba, apalagi wilayah Indonesia, khususnya Jawa Tengah luas, padat penduduk, dengan kontur wilayah pegunungan dan lautan. “Bentangan pantai dari utara ke selatan begitu luas, dari ujung barat ke timur juga demikian dan peredaran narkotika ini biasanya lebih sering memakai moda transportasi laut, maka dari itu, kita paham betul bahwa provinsi kita mempunyai kerawanan dan harus mengatur ini semua,” ujarnya. Gus Yasin juga berharap meminta agar raperda yang sedang disusun tersebut dapat sinkron dengan peraturan lain yang berkaitan seperti Perda Nomor 2 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga. Dalam Perda Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga, lanjut Wagub, antara lain diatur mengenai nilai-nilai keagamaan, akhlak, dan kemiskinan. “Di dalam keluarga, harus dimunculkan nilai-nilai agama. Kalau dalam sebuah keluarga memegang nilai agama, tentu akan membentengi dari perbuatan negatif, termasuk mengkonsumsi atau mengedarkan narkotika,” katanya. (jwn5/ant)