Jowonews

Nekat Mudik, Aparat Diminta Antisipasi Jebolnya Penyekatan

SEMARANG, Jowonews- Aparat diminta mengantisipasi jebolnya penyekatan pemudik di Jateng sebagai upaya mencegah meluasnya penyebaran Covid-19. “Kalau masuk Jateng, kita tidak hanya memiliki 14 titik penyekatan perbatasan antarprovinsi, tapi ada juga 17 titik antarkabupaten/kota. Saya harap diketatkan sehingga harapannya bisa menyaring mereka (pemudik, red.),” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat mengecek posko penyekatan pemudik di Kabupaten Semarang dan Salatiga, Selasa (11/5). Ia mengatakan pintu-pintu penyekatan pemudik di perbatasan Jateng maupun di kabupaten/kota harus lebih ketat.Terkait dengan hal itu, dirinya menegaskan memiliki sistem berlapis untuk menangani kemungkinan jebolnya penyekatan pemudik. “Sudah kami perhitungkan, itu pasti suatu saat akan jebol. Pasti ada yang nekat menerobos dan ternyata terjadi. Kasus di Jabodetabek itu polanya agak terasa, mereka menunggu pemudik lain, rombongan dan setelah terkumpul banyak mereka menerobos barikade. Kalau sudah seperti itu, pasti tidak mudah menangani dan akhirnya jebol,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Kalau pemudik masih bisa lolos di pintu penyekatan, lanjut Ganjar, maka antisipasi selanjutnya penerapan Program Jogo Tonggo yang diharapkan bisa berjalan di lapangan dan memastikan para pemudik sehat serta aman. “Pengalaman di Banyumas, mereka dilaporkan dan dikarantina, maka saya minta pada semua masyarakat Jateng yang berhasil menerobos untuk melapor. Bukan apa-apa, kami tidak sedang mengejar penjahat, tapi ini demi memastikan anda semua sehat,” tegasnya. Saat ini, pihaknya sedang melacak pergerakannya seperti apa, untuk menyaring dan memastikan semua masyarakat sehat. “Kami ucapkan terima kasih pada mereka yang tidak mudik, anda akan menjaga kesehatan diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Dan itu sikap patriotis,” katanya.

Pemudik Masuk Solo akan Dikarantina

SOLO, Jowonews- Mulai 20 Desember 2020 ,pemudik yang masuk Solo akan dikarantina di kompleks Solo Technopark. “Karantina di Solo Technopark Kentingan, Jebres, Solo, hanya berlaku bagi pemudik. Yakni warga masyarakat Solo yang merantau dan pulang bertemu dengan keluarga serta menginap di lingkungan masyarakat,” kata Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo di sela acara Mider Projo di SD Negeri Bayan, Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jumat (18/12). Pemerintah Kota, ia mengatakan mengerahkan petugas Jogo Tonggo di kampung untuk melaporkan kedatangan pemudik ke Satuan Tugas Penanganan Covid-19 serta mengantar pemudik ke fasilitas karantina di Solo Technopark. Kebijakan karantina bagi pemudik diterapkan pemerintah kota guna meminimalkan risiko penularan virus corona penyebab Covid-19. Mengenai wisatawan yang datang ke Surakarta selama libur Natal dan Tahun Baru, Rudyatmo menjelaskan bahwa Gubernur Jawa Tengah sudah mewajibkan wisatawan yang masuk ke wilayah Jawa Tengah membawa dokumen hasil pemeriksaan yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan tidak tertular Covid-19. “Jadi pemudik dan wisatawan yang mau masuk Kota Solo seharusnya seperti itu, harus tes usap antigen lebih dahulu. Namun, bagi pemudik meski hasil tes usap negatif tetap dikarantina itu, sudah menjadi kebijakan,” kata Rudyatmo sebagaimana dilansir Antara. Dia mengemukakan bahwa pemudik berbeda dengan wisatawan. Pemudik biasanya pulang ke rumah keluarga di kampung halaman dan berkumpul dengan keraba. Sedangkan wisatawan umumnya singgah di hotel. Wali Kota berharap warga menunda pulang ke kampung halaman guna menghindari risiko penularan Covid-19. “Saya berharap warga jangan mudik dahulu karena belum tentu, kita hari ini tes usap negatif (tapi) dalam perjalanan kembali bertemu keluarga bisa memaparkan virusnya. Hal ini yang harus dijaga,” katanya. Wali Kota juga meminta warga Surakarta disiplin menerapkan 4M, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan agar terhindar dari penularan Covid-19. Menurut data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, di Kota Surakarta hingga Kamis (17/12) total ada 3.656 orang yang terserang Covid-19. Sebanyak 2.177 orang sudah sembuh, 1.107 masih menjalani karantina, 190 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit, dan 182 orang meninggal dunia.

Ragam Cara Pemudik Agar Lolos Penyekatan di Tol Kalikangkung

SEMARANG, Jowonews.com – Kepala Satuan Lalu Lintas Polrestabes Semarang AKBP Yuswanyo Ardi mengungkapkan banyak upaya yang dilakukan pemudik agar bisa lolos dalam penyekatan kendaraan bermotor di gerbang Tol Kalikangkung Semarang. “Ada yang setelah diputar balik, kembali berusaha melintas di gerbang tol ini,” kata Yuswanyo di Semarang, Kamis. Selain itu, ia juga menyebut adanya kendaraan yang menggunakan nomor tanda kendaraan bermotor dari wilayah Jawa Tengah yang dipalsukan agar bisa lolos penyekatan. Ada pula, kata dia, kendaraan yang tanda nomor kendaraannya disamarkan agar tidak terlihat oleh petugas. Ia meminta para pengendara yang akan kembali ke wilayah barat melalui jalur tol ini mengikuti perintah yang sudah disampaikan. Dalam penyekatan tersebut, kendaraan dengan pelat nomor luar Jawa Tengah akan diperintahkan untuk putar balik. Penyekatan, lanjut dia, tidak hanya dilakukan di ruas tol Trans Jawa, namun juga di jalur konvensional di pantura. Sementara jumlah kendaraan yang diperintahkan untuk putar balik di gerbang Tol Kalikangkung sejak Selasa (26/5) hingga Kamis sore mencapai 2.544 kendaraan. (jwn5/ant)

Kapolda Klaim Anggotanya Masih Semangat Sekat Pemudik yang Masuk Jateng

SEMARANG, Jowonews.com – Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol.Ahmad Luthfi mengatakan semangat anggota tetap tinggi untuk melakukan penyekatan terhadap pemudik yang akan masuk ke provinsi ini dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19. “Kami lakukan penyekatan dengan skala prioritas,” kata kapolda usai memantau kondisi jalur tol mulai dari Semarang hingga Brebes, Kamis. Menurut dia, hingga hari ke-27 pelaksanaan Operasi Ketupat Candi 2020, terdapat 4.722 kendaraan pemudik yang diminta untuk putar balik saat akan masuk ke Jawa Tengah. Polda Jawa Tengah, kata dia, telah berkoordinasi dengan Polda Jawa Barat dalam upaya penyekatan pemudik. Ia menuturkan prosedur dalam penyekatan dilakukan sesuai protokol yang berlaku, mulai pemeriksaan suhu penumpang kendaraan hingga pengecekan alasan perjalanan yang dilakukan. Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol.Islandar F.Sutisna mengatakan arus kendaraan yang melintas di ruas tol Trans Jawa pada H-3 Lebaran tersebut relatif lengang. “Tidak ada kemacetan. Penyekatan dilakukan terhadap kendaraan pemudik. Untuk kendaraan pengangkut logistik tetap diperbolehkan melintas,” katanya. (jwn5/ant)

Banyumas Wajibkan Pemudik dari Daerah PSBB Jalani Karantina di GOR Satria

PURWOKERTO, Jowonews.com – Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mewajibkan pemudik dari daerah yang melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maupun dari luar negeri untuk menjalani karantina di Gelanggang Olah Raga (GOR) Satria, Purwokerto. “Itu semua dilakukan sebagai upaya untuk mencegah penyebaran COVID-19 di Kabupaten Banyumas,” kata Bupati Banyumas Achmad Husein di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa. Menurut dia, daerah yang melaksanakan PSBB di antaranya Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Sumatera Barat, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bekasi. Selanjutnya, Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang, Kota Pekanbaru, Kota Makassar, Kota Tegal, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sumedang, Kota Cimahi, Kota Surabaya, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Sidoarjo. “Demikian pula dengan pemudik dari daerah yang masuk zona merah COVID-19 di Jawa Tengah juga wajib menjalani karantina di GOR Satria,” katanya. Bupati mengatakan pemudik dari daerah yang tidak melaksanakan PSBB maupun bukan zona merah wajib menjalani karantina mandiri di rumah selama 14 hari. Terkait dengan peningkatan aktivitas masyarakat di pusat-pusat perbelanjaan menjelang lebaran, dia mengatakan pihaknya sudah mengumpulkan seluruh pemilik mal maupun pusat perbelanjaan lainnya. “Mereka sudah tanda tangan dan setuju untuk mematuhi protokol pencegahan COVID-19 serta membatasi pengunjung yang masuk maksimal 40 persen dari kapasitas normal dan jaga jarak antarpengunjung 1,8 meter. Kalau tidak patuh, akan ada SP (Surat Peringatan) 1 dan SP 2, langsung segel atau ditutup,” katanya. Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyumas per tanggal 19 Mei 2020, pukul 05.15 WIB, di Banyumas tercatat sebanyak 59 kasus positif COVID-19, terdiri atas 22 orang dinyatakan sembuh, 34 orang dalam perawatan, dan 3 orang meninggal dunia. Sementara jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) secara keseluruhan mencapai 238 orang, terdiri atas 188 PDP dengan hasil laboratorium negatif COVID-19, 13 PDP menunggu hasil laboratorium, 21 PDP masih dirawat, dan 16 PDP meninggal dunia. (jwn5/ant)

Polres Surakarta Arahkan Pemudik Ke Karantina

SOLO, Jowonews.com – Personel Satuan Lalu -Intas Polres Kota Surakarta menghentikan tujuh pemudik dari luar Surakarta dan mengarahkan mereka ke Posko Graha Wisata Solo, untuk memutuskan penyebaran Covid-19. Hal itu terjadi dalam operasi penyekatan kendaraan, terkhusus berplat nomor luar kota. Kali ini, polisi menghentikan dan memeriksa tujuh pemudik dengan kendaraan sepeda motor dari Jakarta dan Jawa Barat, di pertigaan Faroka Jajar Laweyan Solo, Selasa. Ketujuh pemudik bersepeda motor itu ingin pulang ke kampung halamannya di Solo namun petugas langsung mengarahkan mereka ke Posko Covid-19 di Graha Wisata untuk diperiksa kesehatan masing-masing. Menurut Kepala Satuan Lantas Polresta Surakarta, Komisaris Polisi Afrian Permadi, langkah itu sudah sesuai prosedur operasi standarTim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surakarta. Jika pemudik tidak mau dikarantina, kata dia, mereka diminta kembali ke daerah semula. (jwn5/ant)

Angkut Pemudik, 7 Travel Gelap Ditindak Satlantas Polresta Banyumas

PURWOKERTO, Jowonews.com – Petugas Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Banyumas, Jawa Tengah, dalam tiga hari terakhir menindak tujuh kendaraan travel gelap karena kepergok mengangkut pemudik meskipun ada larangan mudik yang dikeluarkan pemerintah. “Kendaraan-kendaraan travel gelap ini kami tindak di sejumlah lokasi, khususnya di Ajibarang untuk kendaraan yang datang dari arah Brebes. Selain itu di Sokaraja untuk kendaraan yang datang dari arah Pemalang,” kata Kepala Polresta Banyumas Komisaris Besar Polisi Whisnu Caraka didampingi Kepala Satlantas Komisaris Polisi Davis Busin Siswara di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin. Selain itu, kata dia, beberapa kendaraan travel gelap tersebut juga ditindak di persimpangan Jatisari-Pekuncen karena berupaya menghindar dari pemeriksaan petugas gabungan dengan melalui jalur-jalur “tikus”. Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pihaknya bersama Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas telah bekerja sama dengan masyarakat untuk menutup jalur-jalur “tikus” tersebut agar tidak dilalui kendaraan dari luar wilayah. Dengan demikian, lanjut dia, seluruh kendaraan dari luar wilayah Banyumas saat sekarang wajib melalui pos pemeriksaan di Ajibarang. Lebih lanjut, Kasatlantas mengatakan pihaknya telah memberikan tindakan langsung (tilang) kepada para pengemudi kendaraan travel gelap tersebut. “Saat dimintai keterangan, rata-rata pengemudi kendaraan travel gelap itu memanfaatkan kesempatan atau peluang karena adanya warga yang nekat mudik meskipun ada larangan mudik. Oleh karena itu, mereka menjadikan kendaraan pribadi atau pelat hitam untuk mengangkut pemudik,” katanya. Menurut dia, setiap pengguna jasa travel gelap dari Jakarta itu dipungut tarif berkisar Rp250 ribu hingga Rp300 ribu per orang. “Waktu awal-awal larangan mudik, tarifnya memang dipatok sebesar Rp500 ribu per orang namun sekarang berkisar Rp250 ribu hingga Rp300 ribu. Mungkin karena penumpangnya sudah mulai jarang,” katanya. Terkait dengan penumpang kendaraan travel gelap yang ditindak, dia mengatakan pihaknya bersama Dinhub Kabupaten Banyumas langsung mengarahkannya ke tempat karantina massal di Gelanggang Olahraga Satria, Purwokerto. (jwn5/ant)

Pemkot Solo Tetap Jalankan Kebijakan Karantina bagi Pemudik Nekat

SOLO, Jowonews.com – Pemerintah Kota Surakarta tetap memberlakukan kebijakan bahwa siapapun yang nekat mudik selama pandemi COVID-19 di Solo, harus menjalani karantina. “Kami tetap akan memberlakukan kebijakan siapapun yang mudik harus menjalani karantina selama 14 hari,” kata Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo di Solo, Senin. Menurut Rudyatmo Tim Gabungan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surakarta pada Minggu (10/6) malam, kembali mengarantina enam orang pemudik. Mereka harus menjalani karantina selama 14 hari, dan setelah itu baru bisa diantarkan pulang ke rumah masing-masing. “Hal ini dilakukan karena Pemkot Surakarta tidak ingin penyebaran COVID-19 ke mana-mana. Solo sekarang sudah mulai stabil, dan Minggu (10/5) hingga Senin ini, tidak ada penambahan warga yang positif COVID-19,” kata Rudyatmo. Bahkan, kata Rudyatmo, pada Senin ini, ada satu pasien terpapar COVID-19 yang sudah dinyatakan sembuh, dan sebelumnya Minggu (10/5), ada dua orang sembuh, sehingga totalnya kini menjadi 12 orang dari 27 orang yang dinyatakan positif. Jumlah pasien positif COVID-19 yang masih menjalani isolasi atau perawatan kini tersisa 11 orang, sedangkan empat orang meninggal dunia. Rudyatmo berharap warga yang positif COVID-19 segera sembuh dan selesai semuanya. Pihaknya berharap juga tidak ada tambahan lagi yang positif, sehingga pemkot tinggal mengurus lainnya yang terdampak. Berdasarkan data yang diterima di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, di Balaikota Surakarta, kata Rudyatmo, jumlah warga orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 525 orang, tetapi yang sudah selesai mencapai 485 orang, sedangkan empat orang rawat inap, dan 36 orang rawat jalan. Sebanyak 145 orang masuk pasien dalam pengawasan (PDP), sedangkan 92 orang sudah sembuh, dan 28 orang masih dalam perawatan, dan yang meninggal sebanyak 25 orang. “Kami karantina pemudik ada hampir dua ratusan orang, tetapi 136 orang sudah selesai, dan mereka dipulangkan ke rumah masing-masing,” katanya. Kendati demikian, pihaknya mengimbau masyarakat Solo yang merantau tidak usah mudik dahulu sebelum kondisi pandemi COVID-19 sudah dinyatakan selesai, sehingga aktivitas kembali normal. Masyarakat juga diminta tetap menjaga kesehatan, menerapkan pola hidup sehat dan bersih, mengenakan masker, dan cuci tangan dengan sabun setelah aktivitas. (jwn5/ant)