Jowonews

Cukai Naik, Petani Tembakau Terpuruk

SEMARANG, Jowonews- Kesejahteraan petani tembakau dinilai akan semakin terpuruk akibat kenaikan cukai hasil tembakau pada 2021. “Rencanannya cukai hasil tembakau akan dinaikkan kembali pada 2021. Kondisi ini membuat petani tembakau, khususnya di Jawa Tengah semakin terpuruk,” kata Sekretaris DPD APTI Jateng Syukur Fahruddin di Semarang, Kamis (19/11). Menurut dia, kenaikan tarif cukai rokok yang selama ini terjadi justru berdampak pada seluruh komponen di industri hasil tembakau, salah satunya petani tembakau. Ironisnya, lanjut dia, para petani tembakau di berbagai daerah juga turut menjadi korban dari kenaikan cukai rokok tahun ini. “Jangankan untuk mengharap harga bagus, untuk menjual tembakau yang telah dipanen saja petani sudah sulit,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Selain itu, saat ini pun sudah banyak industri yang tutup akibat dampak pandemi Covid-19. “Jangankan naik 17 persen naik 1 persen saja kami menolak mengingat petani sedang dalam situasi sulit. Selain harganya anjlok, petani juga terdampak pandemi Covid-19.,” katanya. Ia berpendapat semestinya Menteri Keuangan Sri Mulyani menyadari bahwa segala kebijakan menaikkan cukai hasil tembakau akan berdampak serius kepada nasib petani dan pihak terkait. Menurutnya dampak luas dari kenaikan cukai hasil tembakau ini adalah pekerja atau buruh yang harus kehilangan pekerjaan. Hal ini karena beberapa pabrik rokok kemungkinan tutup akibat kondisi ini. “Pada setiap penurunan 5 persen produksi, potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi pekerja ada di kisaran 7.000 orang. Coba bayangkan seandainya produksi turun 30 persen, berapa banyak kena PHK,” ujar Syukur. Lebih lanjut ia menilai rencana menaikkan cukai tembakau merupakan langkah yang tidak tepat. “Petani jangan dipaksakan untuk ikut memulihkan ekonomi negara dengan menaikkan cukai hasil tembakau, seharusnya pemerintah dapat memberikan solusi terhadap persolaan pertembakauan ini,” katanya.

Petani Tembakau Temanggung Kampanye Penggunaan Masker di Pasar Tradisional

TEMANGGUNG, Jowonews.com – Para pengurus Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Temanggung mengampanyekan penggunaan masker di pasar tradisional untuk mengantisipasi penularan virus corona jenis baru (COVID-19). Dalam kampanye penggunaan masker di sekitar Pasar Kliwon Temanggung, Sabtu itu, para pengurus APTI setempat membagikan masker kepada para pedagang, pengunjung pasar, dan pengguna jalan yang melintas di depan pasar. Selain membagikan masker, mereka juga menempelkan stiker bertuliskan ” Maskeran Tetap Keren” di sejumlah kendaraan yang diparkir di pinggir Jalan S. Parman Temanggung. Seorang pengurus APTI Kabupaten Temanggung, Yamuhadi, mengatakan kegiatan itu bentuk kepedulian APTI untuk ikut mengantisipasi penyebaran pandemi corona yang telah melanda seluruh dunia. “Kita mendukung program pemerintah, kita memaskerisasi masyarakat Kabupaten Temanggung sebagai upaya mencegah penularan COVID-19,” katanya. Ia menyampaikan pada bakti sosial di Pasar Kliwon Temanggung itu dibagikan 2.500 masker, sedangkan ke depan kegiatan itu juga akan dilakukan di beberapa pasar tradisional lain di Temanggung. “Insyaallah besok Rabu (22/4) kita akan mengadakan acara yang sama di Pasar Parakan, kemudian dilakukan di Pasar Ngadirejo,” katanya. Ia menuturkan masker yang dibagikan kepada masyarakat tersebut sebagian dibuat para petani tembakau dan sebagian lainnya membeli. “Ini benar-benar swadaya pengurus APTI dan dukungan seluruh petani tembakau di Kabupaten Tamenggung,” katanya. Ia menjelaskan kegiatan itu dilakukan karena kesadaran masyarakat Temanggung untuk memakai masker masih rendah. Selain itu, katanya, adanya kesulitan warga untuk mencari masker, apalagi dengan adanya pandemi corona membuat harga masker mahal. “Jadi kami bersimpati mendukung program pemerintah untuk ikut mencegah penyebaran COVID-19 di Kabupaten Temanggung ini dengan cara membagikan masker kain,” katanya. Seorang pedagang di Pasar Kliwon Temanggung, Markamah, menyatakan mendukung kampanye itu, karena masker bermanfaat mengantisipasi penularan virus corona. “Lumayan pembagian masker ini bisa untuk pengaman, karena aktivitas di pasar ramai dan rawan penularan virus ini. Kalau memakai masker bisa lebih aman,” katanya. (jwn5/ant)