Jowonews

PGRI Minta Pemerintah Jokowi Segera Bayarkan Tunjangan Profesi Guru

JAKARTA, Jowonews.com – Pengurus Besar (PB) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) berharap pemerintah segera membayarkan tunjangan profesi guru sebab sejak Januari hingga April tenaga pendidik belum memperoleh hak tersebut. “Ini sudah bulan ke empat. Kalau dosen kan sudah dibayar tiap bulan tapi guru belum,” kata Ketua Umum PB PGRI Prof Unifah Rosyidi saat dihubungi di Jakarta, Jumat. Padahal, kata Unifah, mereka para guru merupakan pekerja yang berada di garis depan untuk mencerdaskan anak bangsa. Sehingga seharusnya juga diperlakukan atau diberikan haknya sebagaimana tenaga pendidik lainnya. Kemudian Unifah juga meminta pemerintah daerah agar membayar honor para guru honorer. Sebab bagaimanapun mereka turut serta mentransformasikan pengetahuan kepada anak didik. “Honorer di pemerintah daerah jangan tidak dibayar lah,” katanya. Secara terpisah, Asnawati salah seorang guru SMP Negeri di Kabupaten Agam, Sumatera Barat saat dihubungi membenarkan tunjangan profesi guru sejak Januari hingga saat ini belum cair. “Biasanya pencairan per tiga bulan, harusnya cair bulan ini untuk tunjangan profesi Januari hingga Maret. Persyaratannya sudah masuk tinggal menunggu saja,” katanya. Untuk pencairan profesi tunjangan, besarannya sebesar gaji pokok kemudian dipotong pajak. Sehingga sekali penerimaan berarti tiga kali gaji pokok tersebut. Sementara itu, Dasmaida salah seorang pendidik di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat mengatakan untuk pencairan tunjangan profesi di jajaran Kementerian Agama (Kemenag) selama ini berjalan lancar dan sudah dibayarkan. Menurutnya, jadwal pencairan tergantung pada permintaan sekolah yakni bisa per bulan, per tiga bulan ataupun per enam bulan. (jwn5/ant)

PGRI Minta Pemerintah Sediakan Internet Untuk Belajar di Rumah

Jakarta, Jowonews.com – Pengurus Besar (PB) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) meminta pemerintah menyediakan kemudahan infrastruktur internet untuk menunjang penerapan belajar dari rumah akibat pendemi COVID-19. “Jadi pemerintah hendaknya bisa membuat infrastruktur internet menjadi mudah diakses atau dijangkau,” kata Ketua Umum PB PGRI Prof Unifah Rosyidi saat dihubungi di Jakarta, Jumat. Sebab, kata dia, jika penyediaan internet dibebankan kepada guru atau kepala sekolah termasuk melalui pembelian pulsa, dikhawatirkan nantinya malah tidak cukup hanya digunakan untuk kepentingan guru dan peserta didik. Ia menyatakan sebaiknya ada dana yang disediakan pemerintah untuk provider atau perusahaan yang menyediakan layanan kepada pengguna internet, sehingga semua orang bisa merasakan manfaatnya terutama dalam kebutuhan penerapan pembelajaran dari rumah. Sementara itu dari segi konten untuk penerapan belajar dari rumah, ia mengatakan sebaiknya guru membuat model-model yang menekankan aktivitas menyenangkan antara guru dan siswa. Selain itu juga menyediakan model penilaian yang berubah yakni bukan merujuk pada penilaian konten, melainkan bagaimana siswa menjadi lebih bertanggung jawab serta melaporkan kegiatan selama di rumah. Hal itu dibutuhkan sebab saat sekarang ini dikhawatirkan siswa sudah mulai jenuh melakukan penerapan belajar dari rumah. “Sekarang mungkin saatnya kita harus mengatakan bahwa guru tidak bisa digantikan dengan teknologi,” ujarnya. Sebab nyatanya pendekatan dari manusia itu memang tidak bisa digantikan oleh teknologi. Sehingga perlu adanya kerjasama antara guru dan orang tua dalam menemani anak belajar di rumah dengan memanfaatkan teknologi dan jaringan internet. Menurutnya, ada hikmah tersendiri dari penerapan dari rumah salah satunya ialah terjalinnya komunikasi yang baik antara orang tua dan guru untuk kepentingan terbaik bagi anak-anaknya. Sementara itu, Asna salah seorang guru SMP Negeri di Kabupaten Agam, Sumatera Barat saat dihubungi mengatakan selama pembelajaran dari rumah terdapat beberapa kendala teknis salah satunya menyangkut jaringan internet. “Jaringan internet memang tidak semuanya bagus terutama untuk anak-anak yang tinggal di pedalaman, kadang mereka juga mengeluhkan ini,” ujar dia. (jwn5/ant)