Jowonews

Doni Monardo: Protokol Kesehatan adalah Harga Mati

JAKARTA, Jowonews.com – Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengatakan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19 adalah harga mati selama masa pandemi. “Protokol kesehatan adalah harga mati,” kata Doni dalam kunjungan pengoperasian Mobile Laboratorium Biosafety Level 2 (BSL-2) di Rumah Sakit Moh. Ridwan Meuraksa, Jakarta Timur, Selasa. Ia mengatakan masyarakat merupakan garda terdepan dalam penanganan COVID-19 sementara rumah sakit dan dokter sesungguhnya adalah benteng terakhir dalam menangani pandemik COVID-19. Sebagai garda terdepan, maka yang dilakukan masyarakat adalah memprioritaskan dan disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. “Benteng pertama adalah diri sendiri,” tutur Doni. Protokol kesehatan itu adalah antara lain memakai masker, rajin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, atau menggunakan penyanitasi tangan. Dia mengatakan jaga jarak juga harus maksimal dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah penularan COVID-19 antarmanusia. “Mari kita tingkatkan terus semangat untuk mengurangi kasus dengan cara taat pada protokol kesehatan,” tuturnya. (jwn5/ant)

Pengelola Owabong Purbalingga Siap Terapkan Protokol Kesehatan Sambut New Normal

PURBALINGGA, Jowonews.com – Pengelola Objek Wisata Air Bojongsari (Owabong) Purbalingga, Jawa Tengah, siap menerapkan protokol kesehatan dalam rangka menghadapi normal baru sektor pariwisata. “Owabong sudah menyiapkan protokol kesehatan guna memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung,” kata Direktur Owabong Hartono melalui Humas Owabong Bambang Adi di Purbalingga, Senin. Dia menjelaskan bahwa hingga saat ini objek wisata tersebut masih tutup sesuai arahan dari Pemkab Purbalingga dalam rangka mencegah COVID-19. “Owabong masih tutup tapi protokol kesehatan tetap kami persiapkan sehingga apabila telah ada lampu hijau dari Pemkab Purbalingga untuk membuka sektor pariwisata maka kami sudah siap melaksanakannya,” katanya. Dia mengatakan  di pintu masuk Owabong akan ada petugas yang akan mengukur suhu tubuh pengunjung yang datang. “Petugas dan pengunjung juga akan diwajibkan menggunakan masker dan menjaga jarak fisik satu sama lain,” katanya. Selain itu pengunjung juga akan diwajibkan cuci tangan di lokasi yang sudah disediakan sebelum memasuki area objek wisata. Selain itu, kata dia pengelola juga akan secara rutin membersihkan berbagai area dengan cairan disinfektan. “Kami juga sudah menempatkan berbagai papan informasi terkait COVID-19 guna sosialisasi dan mengingatkan pengunjung mengenai pentingnya protokol kesehatan dan kami juga telah menyiapkan fasilitas cuci tangan di berbagai titik di dalam area objek wisata,” katanya. Sebelumnya Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan pembukaan sektor pariwisata di wilayah setempat akan dilakukan secara bertahap setelah ada kebijakan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. “Pemkab Purbalingga masih menunggu kebijakan dari Kementerian Pariwisata dan Pemprov Jawa Tengah melalui Dinas Pariwisata Jawa Tengah terkait konsep penerapan normal baru di objek wisata,” katanya. Bupati mengatakan pihaknya memang menutup total seluruh objek wisata di wilayah ini sejak terjadi pandemi guna mencegah penyebaran COVID-19. “Namun kalau sudah ada kebijakan terkait konsep penerapan normal baru pada sektor pariwisata maka objek wisata akan mulai dibuka secara bertahap sambil melihat perkembangan terkini,” katanya. Bupati menambahkan bahwa penutupan sektor pariwisata akibat pandemi COVID-19 memang telah berdampak bagi sektor lain yang ada di wilayah ini. “Misalkan seperti sektor kuliner, UMKM, parkir dan yang lainnya. Namun penutupan perlu dilakukan demi keselamatan bersama. Karenanya kami berharap setelah ada kebijakan terkini maka pembukaan objek wisata dapat dilakukan secara bertahap dengan penuh kehati-hatian dan protokol yang ketat,” katanya. (jwn5/ant)

Cegah Penyebaran COVID-19, Surakarta Pastikan Perusahaan Terapkan Protokol Kesehatan

SOLO, Jowonews.com – Pemerintah Kota Surakarta akan memastikan setiap perusahaan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah meluasnya penyebaran COVID-19 di era normal baru. “Saat ini kami terus melakukan komunikasi dengan perusahaan, khususnya mengenai protokol kesehatan agar perusahaan bisa segera beroperasi,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerperin) Kota Surakarta Ariani Indriastuti di Solo, Senin. Menurut dia, pihak dinas intens melakukan komunikasi dengan bagian Sumber Daya Manusia (SDM) setiap perusahaan untuk memastikan protokol kesehatan betul-betul diterapkan. Ia mengatakan untuk pengawasan tersebut Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Surakarta bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah. “Dalam hal ini kami melakukan pendampingan, sedangkan pengawasan lebih banyak dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi,” katanya. Ia mengatakan nantinya perusahaan-perusahaan ini harus beroperasi sesuai dengan Peraturan Wali Kota Surakarta Nomor 10 Tahun 2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penanganan COVID-19 di Kota Surakarta. Pada peraturan tersebut terdapat pedoman teknis pelaksanaan bekerja di tempat kerja, di antaranya mewajibkan pekerja menggunakan masker, jaga jarak, dan mengatur jumlah pekerja yang masuk atau menerapkan sistem shift. Sementara itu, dikatakannya, saat ini sejumlah sektor usaha di Kota Surakarta sudah mulai menggeliat, salah satunya perhotelan yang mulai mengalami kenaikan okupansi. Ia berharap dengan menggeliatnya sejumlah sektor usaha tersebut, para pekerja yang sempat dirumahkan bisa segera bekerja kembali seperti sedia kala. “Tetapi kan memang itu tidak bisa langsung, harus bertahap. Mudah-mudahan bisa secepatnya membaik,” katanya. Berdasarkan data, dikatakannya, selama pandemi COVID-19 jumlah tenaga kerja dirumahkan oleh perusahaan yang ada di Kota Solo sebanyak 2.569 orang, sedangkan yang di-PHK sebanyak 109 orang. (jwn5/ant)

Bupati Purbalingga Desak Penerapan Protokol Kesehatan di Pasar Tradisional

PURBALINGGA, Jowonews.com – Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mendorong seluruh pihak terkait untuk menerapkan protokol kesehatan di pasar-pasar tradisional guna mencegah penyebaran COVID-19. “Dalam rangka menghadapi normal baru maka protokol kesehatan di pasar tradisional harus dilaksanakan dengan baik, mulai dari pedagang hingga pengunjung harus menerapkannya guna mencegah COVID-19,” kata Dyah di Purbalingga, Jawa Tengah, Kamis. Bupati mengatakan, pihaknya terus mengintensifkan sosialisasi mengenai protokol kesehatan kepada seluruh masyarakat termasuk di pasar tradisional. “Berdasarkan pemantauan kami telah ada pasar yang sangat siap dengan protokol kesehatannya yaitu Pasar Bukateja,” katanya. Bupati mengatakan para pedagang di pasar tersebut sudah menggunakan masker lengkap dengan plastik mika pelindung wajah. “Selain itu setiap lapak dagangan diberi plastik transparan sebagai pembatas antara pedagang dan pembeli. Menurut kami, pasar ini sudah sangat siap menerapkan normal baru,” katanya. Dia berharap seluruh pasar tradisional yang ada di wilayah ini akan segera melakukan langkah serupa. “Saya harap pasar-pasar lainnya di Purbalingga dapat mencontoh Pasar Bukateja. Selain itu yang paling penting adalah pengelola pasar harus menyediakan fasilitas cuci tangan,” katanya. Sebelumnya dia menginformasikan bahwa grafik pasien yang sembuh dari COVID-19 di wilayah setempat terus mengalami peningkatan yang signifikan. “Alhamdulillah, tren grafik pasien COVID-19 yang dinyatakan sembuh semakin menunjukkan kenaikannya, per hari ini total pasien sembuh ada 43 orang,” katanya. Kendati demikian, dia menambahkan bahwa pada saat ini masih ada 15 orang pasien COVID-19 di wilayah setempat yang masih menjalani perawatan medis. “Semoga 15 pasien yang masih dirawat ini seluruhnya juga akan segera sembuh dan kembali sehat,” katanya. Bupati juga berharap bahwa warga setempat terus mengikuti protokol kesehatan yang ketat sesuai anjuran pemerintah. (jwn5/ant)

Purbalingga Kaji Kesiapan Protokol Kesehatan Pariwisata

PURBALINGGA, Jowonews.com – Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, akan mengkaji kesiapan dan konsep protokol kesehatan di sektor pariwisata dalam rangka menghadapi tatanan normal baru. “Dalam waktu dekat akan disusun konsep kesiapan dan protokol kesehatan di sektor pariwisata. Setelah konsepnya matang maka Purbalingga khususnya sektor pariwisatanya akan menyongsong era baru atau tatanan normal baru,” kata Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi di Purbalingga, Senin. Bupati menjelaskan di tengah kondisi pandemi COVID-19, semua sektor harus mempersiapkan diri dengan berbagai fasilitas dan protokol kesehatan menuju penerapan era tatanan baru tersebut. “Harapannya adalah bahwa di tengah pandemi COVID-19 masyarakat bisa tetap produktif namun harus tetap aman dari paparan virus sehingga diperlukan protokol kesehatan yang ketat,” katanya. Dengan demikian, kata dia, sektor pariwisata di wilayah setempat juga harus bersiap untuk menuju tatanan normal baru. “Oleh karena itu dalam waktu dekat Pemkab Purbalingga akan menggelar Focus Grup Discusion atau FGD untuk menyusun konsep sektor pariwisata dalam tatanan baru dengan mengundang berbagai pihak terkait,” katanya. Dia menambahkan bahwa hingga saat ini pihaknya masih menunggu kebijakan-kebijakan dari Pemerintah Pusat maupun provinsi terkait waktu yang tepat serta standar tatanan baru di sektor pariwisata. “Kami masih terus menunggu perkembangan lebih lanjut dari Pemerintah Pusat dan provinsi sambil terus melakukan berbagai kajian yang diperlukan,” katanya. Bupati menambahkan bahwa pihaknya juga telah melakukan penyerahan bantuan bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di wilayah setempat yang terdampak COVID-19. “Sebanyak 1.113 pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif mendapatkan bantuan paket sembako dari program jaring pengaman sosial pemerintah kabupaten,” katanya. Dia menambahkan penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis diwakili oleh 38 orang yang terdiri dari pengelola pariwisata, perhotelan, pokdarwis, desa wisata, tukang parkir di lokasi wisata, PKL di lokasi wisata dan juga pelaku ekonomi kreatif. “Penyerahan bantuan tersebut dilakukan dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan yang sangat ketat,” katanya. (jwn5/ant)

Pemerintah: Taat Protokol Kesehatan Harus Jadi Budaya

JAKARTA, Jowonews.com – Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat mengatakan penerapan protokol kesehatan harus menjadi budaya di tengah masyarakat, terlebih lagi dengan adanya normal baru. “Saya kira yang harus dipahami bahwa protokol kesehatan itu harus menjadi budaya di tengah masyarakat, kendati sudah mulai ada normal baru,” kata Harry Hikmat di Jakarta, Minggu. Terlebih bagi para lanjut usia (lansia) sebagai kelompok paling rentan terhadap penyebaran COVID-19, sehingga perlu tetap di rumah dan menjadikan protokol kesehatan sebagai budaya sekaligus identitas. Lebih lanjut, Harry mengatakan bahwa setidaknya ada tiga hikmah dibalik terjadinya pandemi COVID-19 yang harus dimaknai dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, selalu hidup sehat seperti menggunakan masker, membiasakan mencuci tangan, dan hidup disiplin. Kedua, tetap produktif saat di rumah, Work From Home (WFH) itu berarti harus akrab bekerja dengan teknologi, misalnya rapat secara virtual. “Ketiga, back to home, kembali ke rumah, berkumpul dengan anggota keluarga, yang bisa jadi saat sebelum terjadi COVID-19 anggota keluarga sulit untuk berkumpul karena sibuk bekerja dan menghabiskan waktu di jalan,” kata Harry. Lebih lanjut Harry mengatakan, meski pandemi, layanan Kementerian Sosial terus berjalan termasuk rehabilitasi sosial salah satunya dengan mempercepat penyaluran bansos bagi lansia dan warga terdampak COVID-19. Seperti di Kabupaten Blitar, Harry langsung menyerahkan bansos meski harus melalui perjalanan darat selama 12 jam dari Jakarta. “Layanan yang diberikan Kemensos, sebagai bukti bahwa negara hadir di tengah rakyatnya, terlebih bagi mereka yang memang memerlukannya,” kata Harry. Bansos yang diberikan bagi para lansia, merupakan wujud perhatian negara, salah satunya dirasakan oleh nenek Samijah (75) warga Bleduk RT 1 RW 02, Blitar. “Alhamdulillah atas bantuan yang diterima ini, terima kasih Bapak Presiden dan Pak Menteri Sosial bantuan sangat bermanfaat bagi saya yang bekerja sebagai buruh tani,” ucapnya, dalam bahasa Jawa halus. Hal serupa dirasakan oleh kakek Katirin (61), warga Bleduk yang bersyukur bisa mendapatkan bantuan dari Kementerian Sosial pada saat pandemi COVID-19. Sebanyak 50 paket sembako bagi penerima manfaat dan LKS Rondiyah, bansos modal usaha bagi delapan orang penerima manfaat masing-masing Rp5 juta total Rp 40 juta, 40 paket sembako bagi lansia, serta 10 paket sembako bagi warga terdampak COVID-19. Selain itu juga diserahkan alat kesehatan (alkes) berupa 500 masker, empat jerigen cairan disinfektan, empat jerigen hand sanitizer, 100 botol cairan pencuci tangan serta satu unit alat penyemprot disinfektan. (jwn5/ant)

Mulai 8 Juni, KA Kedungsapur Kembali Beroperasi dengan Protokol Kesehatan Ketat

SEMARANG, Jowonews.com – KA Kedungsapur jurusan Semarang-Grobogan yang sempat berhenti sementara perjalanannya akibat pandemi COVID-19 akan kembali beroperasi dengan protokol kesehatan yang ketat. “KA Kedungsapur akan kembali beroperasi mulai 8 Juni,” kata Manajer Humas PT KAI Daop 4 Semarang Krisbiyantoro di Semarang, Minggu. Menurut dia, hanya ada empat kali perjalanan KA yang akan dijalankan nantinya. Ia menjelaskan KA akan diberangkatkan pada pukul 06.20 dan 14.10 wib dari Stasiun Poncol. Sementara dari Stasiun Ngrombo, KA akan diberangkatkan pada pukul 10.00 dan 17.00 wib. Ia menjelaskan pada setiap pemberangkatan KA, terdapat protokol kesehatan yang harus dipenuhi oleh para penumpang. Calon penumpang diwajibkan memakai masker serta akan diperiksa suhu tubuhnya saat akan naik ke atas kereta. Calon penumpang dengan suhu tubuh di atas 37,3 derajat Celcius akan dilarang naik kereta. Ia menambahkan kapasitas KA juga akan dibatasi hanya setengahnya untuk penerapan batas jarak fisik. Pengoperasian KA ini, menurut dia, akan berlangsung mulai 8 hingga 30 Juni 2020. (jwn5/ant)

Pemprov Kerahkan Satpol PP dan Linmas Awasi Protokol Kesehatan di Pasar Jateng

SEMARANG, Jowonews.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bakal melibatkan petugas Satuan Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat untuk mengawasi penerapan protokol kesehatan di pasar-pasar tradisional sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19. “Karena jumlah pasar banyak, sedangkan petugas kami terbatas, kami melibatkan Satpol PP sebagai penegak peraturan karena ada surat dari Mendagri itu untuk pelibatan Satpol PP dan linmas,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jateng Arif Sambodo di Semarang, Jumat. Menurut dia, pelibatan petugas penegak perda itu penting untuk memastikan pedagang dan pembeli di pasar-pasar tradisional mematuhi protokol kesehatan saat beraktivitas seperti memakai masker dan menjaga jarak antarindividu. Beberapa pasar, seperti di Kota Salatiga dan Kabupaten Demak, kata dia, bisa menerapkan jarak antarpedagang. Kebijakan ini sesuai dengan instruksi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang diterbitkan sejak April 2020. Arif Sambodo menyebutkan beberapa pasar tradisional di Provinsi Jateng terbukti menjadi klaster penularan COVID-19 sehingga perlu pengawasan. Kendati demikian, dia mengakui jika pengelolaan pasar tradisional bukan berada pada Pemprov Jateng. Terkait dengan hal ini, pihaknya telah melayangkan pedoman pengelolaan pasar sesuai dengan protokol kesehatan yang tidak bersifat parsial. Arif secara khusus mengapresiasi langkah tegas Pemkot Semarang yang menutup sementara operasional pasar yang ditemukan kasus penularan COVID-19. Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengutarakan bahwa penutupan sementara operasional pasar tradisional yang terindikasi menjadi klaster COVID-19 merupakan bentuk penyekatan penularan. “Inilah kemudian yang harus menjadi kesadaran, baik pedagang maupun pembeli, agar mau menerapkan protokol kesehatan. Sampai kapan itu akan dibuka, ya, sampai antara pembeli dan pedagang sepakat untuk kemudian memakai masker dan menjaga jarak,” ujarnya. (jwn5/ant)