CILACAP, Jowonews- Warga Jawa Tengah bagian selatan khususnya Kabupaten Cilacap, Banyumas, dan sekitarnya diimbau untuk mewaspadai potensi terjadinya puting beliung “Kalau untuk saat ini, kondisi atmosfer yang aktif, yaitu suhu permukaan laut yang masih hangat secara umum maka mengakibatkan penguapan untuk wilayah Indonesia terutama di wilayah Jawa itu cukup banyak, sehingga terbentuknya awan yang menyebabkan hujan cukup besar,” kata , kata analis cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Rendi Krisnawan. di Cilacap, Rabu (11/11) Faktor berikutnya, kata dia, ada daerah pertemuan angin atau daerah konvergensi di atas wilayah Jawa sehingga proses pembentukan awan di daerah tersebut juga cukup tinggi. Dalam hal ini, lanjut dia, daerah pertemuan angin merupakan pumpunan massa udara yang mengakibatkan pertumbuhan awan-awan hujan. “Sementara untuk fenomena global seperti MJO (Madden Julian Oscillation) maupun gelombang Rossby saat ini tidak aktif untuk wilayah Indonesia, sedangkan La Nina masih bertahan hingga awal tahun 2021 nanti,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Terkait dengan hal itu, dia memprakirakan kondisi cuaca dalam beberapa hari ke depan tidak seekstrem akhir Oktober yang dipengaruhi oleh sejumlah fenomena global termasuk La Nina moderat sehingga terjadi peningkatan curah hujan yang cukup tinggi. Kendati demikian, Rendi mengimbau masyarakat khususnya di wilayah Jateng bagian selatan untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya hujan lebat disertai angin kencang atau puting beliung dan petir. “Kalau saat ini, hujannya cenderung akibat penguapan namun perlu diwaspadai terhadap kemungkinan terjadinya angin puting beliung. Kecenderungannya pada pagi hari terlihat cerah dan sore harinya terbentuk awan-awan hujan termasuk awan Cumulonimbus yang bisa mengakibatkan terjadinya angin puting beliung,” katanya. Faktor berikutnya, kata dia, ada daerah pertemuan angin atau daerah konvergensi di atas wilayah Jawa sehingga proses pembentukan awan di daerah tersebut juga cukup tinggi. Dalam hal ini, lanjut dia, daerah pertemuan angin merupakan pumpunan massa udara yang mengakibatkan pertumbuhan awan-awan hujan. “Sementara untuk fenomena global seperti MJO (Madden Julian Oscillation) maupun gelombang Rossby saat ini tidak aktif untuk wilayah Indonesia. Sedangkan La Nina masih bertahan hingga awal tahun 2021 nanti,” katanya. Terkait dengan hal itu, dia memprakirakan kondisi cuaca dalam beberapa hari ke depan tidak seekstrem akhir Oktober yang dipengaruhi oleh sejumlah fenomena global termasuk La Nina moderat sehingga terjadi peningkatan curah hujan yang cukup tinggi. Kendati demikian, Rendi mengimbau masyarakat khususnya di wilayah Jateng bagian selatan untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya hujan lebat disertai angin kencang atau puting beliung dan petir. “Kalau saat ini, hujannya cenderung akibat penguapan namun perlu diwaspadai terhadap kemungkinan terjadinya angin puting beliung. Kecenderungannya pada pagi hari terlihat cerah dan sore harinya terbentuk awan-awan hujan termasuk awan Cumulonimbus yang bisa mengakibatkan terjadinya angin puting beliung,” katanya.