Jowonews

Pelanggan Kereta Api Dimbau Rapid Test Paling Lambat H-1

PURWOKERTO, Jowonews- Pelanggan kereta api yang hendak melakukan tes cepat (rapid test) di stasiun sebagai salah satu syarat naik KA diimbau agar melakukannya paling lambat pada H-1 dari tanggal keberangkatan. “Hal itu perlu dilakukan guna menghindari kepadatan antrean layanan rapid test dan potensi tertinggal KA,” kata Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi 5 Purwokerto Supriyanto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (24/10). Ia mengatakan menjelang libur panjang pada akhir Oktober ini, mulai terjadi peningkatan jumlah peserta tes cepat di Stasiun Purwokerto, Stasiun Kroya, dan Stasiun Kutoarjo yang berada di wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto. Bahkan berdasarkan data PT KAI (Persero), kata dia, jumlah peserta tes cepat di seluruh stasiun menjelang liburan panjang meningkat dua kali lipat dari biasanya yang sebanyak 2.500 orang per hari menjadi 5.000 orang per hari. Jika tes tersebut dilakukan pada hari keberangkatan, lanjut dia, pelanggan akan terburu-buru karena harus mengantre lebih dulu dan dikhawatirkan tertinggal kereta api yang akan ditumpangi. “Oleh karena itu, kami menyarankan pelanggan jasa kereta api untuk melakukan rapid test selambat-lambatnya pada sehari sebelum tanggal keberangkatan atau H-1 keberangkatan. Dengan mempersiapkan kelengkapan berkas dari jauh-jauh hari, maka pelanggan dapat lebih tenang dan nyaman pada saat hari keberangkatan,” katanya, menegaskan. Lebih lanjut, Supriyanto mengatakan PT KAI (Persero) menyediakan layanan tes cepat bagi pelanggan kereta api di 30 stasiun, tiga di antaranya berada di wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto, yakni Stasiun Purwokerto, Stasiun Kroya, dan Stasiun Kutoarjo. Menurut dia, penyediaan layanan tes cepat di stasiun bertujuan untuk mendukung kebijakan pemerintah terkait syarat perjalanan masyarakat pada masa adaptasi kebiasaan baru serta memudahkan pelanggan kereta api sehingga tidak perlu mencari tempat tes cepat di luar. Dia juga mengimbau masyarakat khususnya pelanggan kereta api untuk mematuhi seluruh protokol kesehatan yang telah ditetapkan serta selalu menerapkan 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. “KAI secara konsisten menerapkan protokol kesehatan yang ketat pada perjalanan kereta api pada masa libur panjang akhir pekan ini. Tujuannya, untuk menjadikan kereta api sebagai moda transportasi yang aman, nyaman, selamat, dan seluruh pelanggannya sehat sampai di tujuan,” katanya sebagaimana dilansir Antara.

Pemerintah Akan Produksi 200 Ribu Unit Rapid Test Buatan Anak Bangsa

JAKARTA, Jowonews.com – Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Bambang Brodjonegoro mengatakan pemerintah akan mulai memproduksi 200 ribu unit tes cepat atau rapid test inovasi dalam negeri yang baru saja diluncurkan. “Bulan ini kami targetkan 200 ribu unit dan bulan depan dipastikan kita sudah bisa 400 ribu unit,” kata dia di Jakarta, Kamis. Menurut Bambang, tidak hanya sampai di situ, pemerintah akan terus berusaha mencari mitra industri tambahan selain PT Hepatika Mataram dan PT Prodia guna menambah produksi dalam skala lebih besar lagi. Ia menjelaskan, khusus untuk produk RI-GHA COVID-19 tersebut sudah dilakukan uji validasi skala laboratorium dengan hasil nilai sensitifitas untuk IgM 96,8 persen, IgG 74 persen melalui pengujian pada 40 serum pasien yang positif dari Balitbangkes Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Produk tersebut, katanya, juga sudah dilakukan akurasi di rumah sakit yakni sekitar 4.000 kit dan tersebar di Yogyakarta, Solo, Semarang dan Surabaya serta diperkuat uji lapangan sekitar 6.000 kit yaitu uji akurasi dan uji skrining di beberapa puskesmas termasuk yang di Kabupaten Sleman. Ia mengatakan perlu diketahui bahwa tugas dari Kemenristek dan BPPT adalah menghasilkan prototipe. “Tahapan berikutnya ialah terus menemukan mitra industri yang bisa memproduksi dalam skala besar dan kualitas teruji,” katanya. Upaya produksi massal, menurut Bambang, sudah sesuai dengan instruksi Presiden bahwa pemerintah harus mengurangi bahkan menghentikan impor produk terkait COVID-19 yang sudah bisa diproduksi dalam negeri. Ke depan, ujar dia, pemerintah akan terus melakukan sejumlah perbaikan dari alat kesehatan tersebut terutama terkait akurasi virus yang bertransmisi di Indonesia. Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan produk tes cepat dalam negeri tersebut nantinya mampu bersaing di pasaran serta dengan harga yang lebih murah. (jwn5/ant)

Menhub Budi Usulkan Subsidi Rapid Test Bagi Penumpang Angkutan Umum

JAKARTA, Jowonews.com – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengusulkan pemberian subsidi untuk pengadaan rapid test  atau tes cepat COVID-19 kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan dengan angkutan umum, terutama pesawat udara, kereta api, dan bus AKAP (Antar-Kota Antar-Provinsi). “Rapid test merupakan kewenangan Kemenkes, kami sudah menerima masukan-masukan dan sudah bilang ke operator-operator agar bisa menetapkan partner tes cepat,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR di Jakarta, Rabu. Ia menceritakan saat akan melakukan penerbangan ke Yogyakarta dan Solo, sejumlah pihak ada yang memberlakukan tes cepat Rp300.000, ada juga yang hanya Rp100.000. “Kita minta Kemenkeu agar rapid test diberikan subsidi pada mereka yang akan melakukan perjalanan,” ujarnya. Sejumlah maskapai telah bekerja sama dengan berbagai mitra untuk mengadakan tes cepat COVID-19, seperti Sriwijaya Air di kisaran harga Rp350.000-Rp450.000 dan Lion Air Group yang hanya Rp95.000. Operator bandara yakni PT Angkasa Pura II juga menyelenggarakan tes cepat bekerja sama dengan Kimia Farma, di mana per calon penumpang dikenakan biaya Rp225.000 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang dan Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mewajibkan para operator sarana maupun prasarana transportasi berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dalam memilih mitra kerja penyedia layanan uji tes cepat dan tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Kewajiban tertuang dalam surat Menteri Perhubungan kepada para operator sarana dan prasarana transportasi tertanggal 29 Juni 2020 dan merupakan kesepakatan antara Menteri Perhubungan dengan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Hal itu untuk menjaga kualitas pemeriksaan dan hasil pemeriksaan PCR dan tes cepat , sekaligus mempermudah masyarakat yang akan melakukan perjalanan menggunakan transportasi massal. Sesuai Surat Edaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Nomor 9 Tahun 2020 pada 26 Juni 2020 yang merupakan perubahan dari SE Nomor7/2020 tentang Kriteria dan Persyaratan Perjalanan Orang dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman COVID-19, persyaratan yang harus dipenuhi bagi masyarakat yang akan bepergian dengan transportasi umum yaitu wajib menunjukkan hasil tes PCR dengan hasil negatif atau rapid test dengan hasil non-reaktif yang berlaku selama 14 hari. (jwn5/ant)

Sebelum Kembali ke Pondok, Santri Asal Kudus Jalani Rapid Test

KUDUS, Jowonews.com – Puluhan santri asal Kabupaten Kudus, Jawa Tengah yang diberangkatkan ke pondok pesantrennya dengan difasilitasi pemerintah daerah setempat terlebih dahulu menjalani tes cepat COVID-19 dengan hasil nonreaktif virus corona jenis baru itu. “Alhamdulillah dari 26 santri yang hendak diberangkatkan menuju pondok pesantrennya di Magelang, tidak ada yang reaktif corona,” kata Pelaksana Tugas Bupati Kudus M. Hartopo di sela-sela pemberangkatan 26 santri ke pondok pesantrennya di halaman Pendopo Kabupaten Kudus, Sabtu. Ia mengakui sebelum difasilitasi balik ke pondok pesantrenya, mereka juga dilakukan pemilahan untuk memastikan mereka bebas dari virus tersebut. Surat keterangan bebas COVID-19 tersebut, tentunya menjadi bekal bagi mereka untuk kembali ke pondoknya. Ia berharap dari pihak pondok pesantren juga menerapkan protokol kesehatan, sehingga lingkungan ponpes dapat tetap steril dari virus. “Para santri kami ingatkan untuk selalu disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan dengan diikuti penerapan pola hidup sehat,” ujarnya. Ia mengakui sejak awal memang berencana memfasilitasi para santri balik ke pondok pesantrennya. Bahkan, lanjut dia, organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, seperti Dinas Perhubungan Kabupaten Kudus dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, juga turut dilibatkan terkait dengan proses pemberangkatan dan pengecekan kesehatan. Terkait dengan santri-santri dari luar daerah yang masuk Kabupaten Kudus diharapkan kerja sama dari pemerintah setempat untuk memfasilitasi tes cepat corona agar dinyatakan bebas dari COVID-19. “Ketika sudah masuk ke ponpes di Kudus, tentunya pihak pengurus pondok juga akan menerapkan protokol kesehatan dengan terlebih dahulu dilakukan pengecekan suhu tubuh. Jika ditemukan gejala, pihak pondok agar segera berkoordinasi dengan tim kesehatan kabupaten,” ujarnya. Dia mengatakan sudah seharusnya pemerintah setempat memfasilitasi masalah kesehatan warganya yang hendak kembali menimba ilmu di daerah lain. “Kami menginginkan, warga luar kota yang hendak kembali masuk pondok pesantren di Kudus harus sudah bebas dari COVID-19,” ujarnya. (jwn5/ant)

Pemkot Surakarta Gelar Rapid Test di 12 Pasar Tradisional

SOLO, Jowonews.com – Pemerintah Kota Surakarta menggelar tes cepat untuk COVID-19 di sejumlah pasar tradisional untuk mengantisipasi meluasnya penyebaran virus corona jenis baru tersebut. “Sejauh ini ada sekitar 12 pasar yang sudah dilakukan tes cepat, baru sekitar sepertiga dari seluruh pasar yang ada di Kota Solo,” kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi di Solo, Sabtu. Oleh karena itu, katanya, hingga saat ini Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta masih terus aktif melakukan tes cepat tersebut. Sejauh ini, beberapa pasar yang sudah dilakukan tes cepat, di antaranya Pasar Jongke, Pasar Kembang, Pasar Kadipolo, Pasar Nusukan dan Pasar Klewer. Untuk beberapa pasar yang belum dilaksanakan tes cepat, di antaranya Pasar Mojosongo, Pasar Sibela dan Pasar Triwindu. “Pada tes cepat ini sifatnya campur dan sampling, mulai dari pedagang, juru parkir, hingga pengunjung,” katanya. Ia mengatakan sejauh ini dari tes cepat tersebut seluruhnya menunjukkan hasil negatif. Menurut dia, hal itu tidak lepas dari kedisiplinan para pedagang untuk mengikuti aturan sesuai protokol kesehatan. “Termasuk menjaga jarak, penggunaan masker, dan aktif cuci tangan. Kami juga masih melakukan penyemprotan disinfektan secara terjadwal,” katanya. Selain itu, pihaknya terus mengimbau kepada pedagang untuk mengikuti aturan yang berlaku mengingat pemerintah memberikan sanksi tegas kepada pedagang yang kedapatan melanggar aturan tersebut, salah satunya bagi pedagang yang tidak menggunakan masker terkena sanksi dilarang berjualan selama tiga hari. “Kami juga mengingatkan, kalau sampai ada kasus positif kan yang rugi juga pedagang sendiri karena pasar terpaksa harus tutup untuk sementara waktu,” katanya. (jwn5/ant)

Boyolali Lakukan Rapid Test Kepada 1.500 Warga Berpotensi Terjangkit COVID-19

BOYOLALI, Jowonews.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, sudah melakukan tes cepat kepada 1.500 warga yang berpotensi terjangkit virus corona untuk mencegah penularan COVID-19 di wilayah itu. “Kami hingga Rabu (17/6), total sudah melakukan tes cepat kepada 1.500 orang, dan mereka mayoritas yang melakukan kontak erat dengan pasien positif COVID-19,” kata Kepala Dinkes Boyolali Ratri S Survivalina di Boyolali, Kamis. Menurut Ratri S Survivalina, mayoritas warga yang dites cepat adalah mereka yang melakukan kontak langsung dengan pasien positif COVID-19, dan para pejabat publik yang berpotensi tertular karena sering berinteraksi dengan warga. Selain itu, tes cepat juga dilakukan petugas kesehatan atau tenaga medis, pedagang pasar tradisional, karyawan bank, Anggota DPRD, pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) Boyolali yang rawan tertular karena sering bertemu dengan masyarakat. Bahkan, sebanyak 70 pimpinan OPD dan para camat di Kabupaten Boyolali sebelumnya telah mengikuti tes cepat COVID-19 yang digelar di Kantor Dinkes setempat, pada Rabu (17/6), guna mendeteksi dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19. “Stok alat tes cepat di Boyolali masih aman, dan hingga kini masih sekitar 500-an alat tes cepat,” kata Ratri. Menurut Ratri, kegiatan tersebut juga untuk para pejabat publik karena banyak beriteraksi dengan masyarakat umum, dan perlu dilakukan pemeriksaan. “Kami berharap dengan tes cepat ini, dapat terseleksi siapa yang sudah terinfeksi dan siapa yang belum sehingga, dalam menjalankan tugas sebagai pejabat publik tidak akan menjadi sumber penularan di masyarakat,” kata Ratri. Hal tersebut, kata dia, juga sebagai kontrol untuk pejabat publik supaya berhati-hati di lingkungannya, karena banyak OPD yang ada potensi menular pada kelompok berisiko. Sehingga, program yang dilaksanakan oleh Pemkab Boyoalli ini nanti dapat memberikan rasa aman bagi baik para pejabat maupun masyarakat yang berinteraksi dengan pejabat. Sebelumnya, Dinkes Boyolali juga menggelar tes cepat untuk 45 Anggota DPRD setempat untuk mengecek kesehatan di tengah pandemi COVID-19. Pada kegiatan tes cepat tersebut digelar kerja sama antara Sekretariat DPRD Boyolali dengan Dinas Kesehatan setempat dengan tujuan memastikan apakah anggota DPRD aman kesehatannya dari penyebaran COVID-19. Menurut Sekretaris DPRD Boyolali Mulyono Santoso tes cepat diikuti 45 Anggota DPRD Boyolali, ditambah para karyawan sekretariat untuk mengecek kesehatannya karena mereka banyak berinteraksi dengan masyarakat. Hasil tes cepat 45 Anggota DPRD Boyolali dinyatakan sehat atau semua non-reaktif. (jwn5/ant)

Bandara Adi Soemarmo Solo Akan Sediakan Layanan Rapid Test

SOLO, Jowonews.com – Bandara Adi Soemarmo Solo akan menyediakan fasilitas tes cepat untuk memudahkan penumpang yang akan melakukan perjalanan menggunakan pesawat terbang. “Rencana penyediaan tes cepat ini untuk menumbuhkan minat masyarakat bepergian dengan transportasi udara,” kata General Manager Bandara Adi Soemarmo Yani Ajat Hermawan di Solo, Selasa. Ia mengatakan selama ini hasil tes cepat yang menjadi salah satu syarat calon penumpang agar bisa melakukan perjalanan menggunakan pesawat terbang justru menjadi kendala bagi calon penumpang itu sendiri. “Masalahnya, hasil tes cepat ini hanya berlaku tiga hari sejak dilakukan pemeriksaan. Contohnya, Lion Air sempat membukukan ada 108 penumpang yang akan terbang tetapi hanya 14 orang yang berhasil berangkat karena terkendala berkas itu, hasil tes cepat sudah tidak berlaku. Sudah lebih dari tiga hari,” katanya. Ia mengatakan menurut rencana tes cepat tersebut tidak akan berorientasi bisnis namun murni karena ingin memberikan kemudahan kepada masyarakat sehingga mereka makin tertarik menggunakan pesawat terbang. “Untuk masalah biaya masih dibicarakan, tetapi kemungkinan tidak lebih dari Rp290.000,” katanya. Sementara itu, saat ini pihaknya tengah bersiap menyambut normal baru di masa pandemi COVID-19, salah satunya dengan mengatur kapasitas terminal penumpang bandara. “Kalau normalnya kapasitas terminal penumpang di Bandara Adi Soemarmo sebanyak 1.800 orang, namun pada normal baru kami batasi menjadi 800 orang,” katanya. Selain itu, pihaknya juga memastikan tingkat keterisian maksimum pesawat dalam setiap penerbangannya hanya 70 persen dari total kapasitas. Terkait hal itu, pihaknya merujuk pada aturan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. (jwn5/ant)

Pejabat Kabupaten Magelang Jalani Rapid Test

MAGELANG, Jowonews.com – Para pejabat di lingkungan Setda Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menjalani tes cepat (rapid test) guna mengantisipasi penyebaran COVID-19. Tes cepat dilaksanakan di Ruang Cemerlang kompleks Setda Pemkab Magelang, Senin, yang diikuti sebanyak 83 orang termasuk beberapa wartawan. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Retno Indriastuti mengatakan tes cepat kali ini dilaksanakan khusus bagi para pejabat di lingkup Setda Kabupaten Magelang, sejumlah wartawan, dan para tenaga yang berhubungan langsung dengan masyarakat di lingkup setda. “Tes cepat kali ini kita berikan kuota sebanyak 83 orang khususnya bagi para pejabat di lingkup setda, ditambah beberapa rekan wartawan dan para tenaga yang berhubungan langsung dengan masyarakat di lingkup setda. Mudah-mudahan hasilnya sehat semua,” kata Retno. Retno menjelaskan hasil tes cepat bisa diketahui pada siang hari ini karena menggunakan metode pengambilan plasma darah. “Kalau yang menggunakan kapiler bisa lebih cepat. Kalau yang menggunakan pengambilan plasma harus dimasukkan dulu di dalam alat yang berada di laboratorium. Mungkin nanti sekitar pukul 15.00 WIB sudah bisa mendapatkan hasilnya,” katanya. Menurut dia tujuan utama tes cepat ini sebagai pemeriksaan awal untuk melihat kondisi antibodi sebelum dilakukan pemeriksaan lanjutan apabila terjadi hasil yang reaktif. “Jadi nanti akan muncul dua kategori yakni reaktif dan nonreaktif. Bagi yang reaktif, akan kita tindak lanjuti dengan pemeriksaan lanjutan berupa pengambilan swab yang akan kita kirimkan hasilnya ke laboratorium,” katanya. Ia menuturkan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang akan melakukan tes cepat sebanyak 7.000 sasaran dan sampai dengan Sabtu (6/6) sudah terlaksana sebanyak 2.749 sasaran, antara lain kepada kontak erat dengan pasien positif COVID-19, tenaga kesehatan, dan pedagang dan pengunjung Pasar Muntilan dan Salaman. (jwn5/ant)