Jowonews

105 Warga di Pasar Madusari Wonosobo Jalani Rapid Test

WONOSOBO, Jowonews.com – Sebanyak 105 warga yang beraktivitas di Pasar Pagi Madusari, Kabupaten Wonosobo, antara lain para pedagang, pengunjung, dan buruh pasar menjadi sasaran tes cepat (rapid diagnostic test/RDT) oleh tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 setempat. Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Wonosobo, dr. Muhamad Riyatno di Wonosobo, Rabu, mengatakan antusiasme warga di Pasar Madusari mengikuti RDT cukup tinggi. “Pihak gugus tugas hanya menyiapkan 105 alat RDT, namun menerima permintaan tes cepat hingga mencapai 150 orang,” katanya. Menurut dia pemilihan Pasar Pagi Madusari yang sebelumnya sudah pernah menjadi lokasi RDT adalah demi mempercepat pelacakan potensi munculnya penyebaran COVID-19 sehingga upaya memutus mata rantai penyebaran virus juga bisa segera dituntaskan. “Pasar Pagi Madusari ini berada di tengah kota dan setiap harinya dikunjungi pedagang maupun pembeli dari berbagai wilayah sehingga kami menilai perlu untuk melakukan deteksi dini melalui RDT, demi menghindari adanya penularan baru,” katanya. Ia menyebutkan dari 105 sampel RDT di Pasar Pagi Madusari tersebut hasilnya 100 persen nonreaktif atau tidak ada warga pasar, baik pedagang, pengunjung maupun buruh pasar yang terindikasi awal COVID-19. “Alhamdulillah, bisa kami sampaikan di sini bahwa untuk hasil RDT pagi ini yang mengambil sampel dari 105 orang secara acak, tidak ada warga yang menunjukkan hasil reaktif,” katanya. Ia mengatakan meskipun hasilnya menggembirakan, pihaknya tetap menekankan pentingnya seluruh warga pasar untuk selalu berhati-hati demi menghindarkan diri dari paparan infeksi virus corona. Oleh karena itu, katanya selain mengambil sampel untuk RDT, setiap petugas juga menyampaikan imbauan kepada warga agar mereka tidak lupa mengenakan masker, menjaga kebersihan diri dengan rajin mencuci tangan serta mematuhi anjuran pemerintah untuk jaga jarak atau social distancing ketika berada di keramaian. Imbauan tersebut sejalan dengan arahan Bupati Wonosobo Eko Purnomo yang turut hadir dalam kegiatan RDT untuk memantau langsung situasi di lapangan. Bupati Wonosobo menyampaikan pesan pemkab akan berupaya lebih keras mengantisipasi, mencegah, dengan pelacakan terhadap potensi penyebaran COVID-19 di Kabupaten Wonosobo. “Melalui rapid test ini, kami juga berupaya mengedukasi masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dengan tetap mentaati protokol kesehatan yang telah ditentukan, serta mengindahkan imbauan dan kebijakan dari Pemerintah,” katanya. Bupati Eko mengingatkan warga bahwa di Wonosobo masih ada yang positif COVID-19 dan hal itu harus menjadi perhatian karena itu artinya masih ada potensi penyebaran.  (jwn5/ant)

Pemkab Purbalingga Terus Gencarkan Rapid Test di Pasar Tradisional

PURBALINGGA, Jowonews.com – Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, terus menggencarkan tes cepat (rapid test) di pasar-pasar tradisional sebagai salah satu upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di wilayah setempat. “Sudah empat pasar yang menjadi sasaran rapid test,” kata Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, di Purbalingga, Kamis. Empat pasar tersebut antara lain Pasar Segamas, Pasar Hewan, Pasar Bobotsari, Pasar Bukateja dan juga pusat penjualan buah di Jalan Jenderal Soedirman serta toko penjualan alat rumah tangga di Jalan DI Panjaitan. Dari sampel sekitar 300 orang yang menjalani tes cepat, kata bupati, ditemukan tujuh orang yang hasilnya menunjukkan reaktif. Dinas kesehatan setempat akan segera menindaklanjuti orang-orang yang hasil tes cepatnya menunjukkan reaktif. Pihaknya akan terus bekerja keras untuk melakukan pencegahan penyebaran COVID-19 di Purbalingga. Bupati menambahkan pada saat ini total pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 di wilayahnya sebanyak 55 orang. “Dari jumlah itu memang sudah ada yang sembuh 25 orang, lalu satu orang meninggal, dan 29 masih dirawat di sejumlah rumah sakit yang ada di wilayah ini. Selain itu ada 20 pasien dalam pengawasan yang meninggal sebelum diketahui statusnya,” katanya. Dia mengajak seluruh pihak untuk ikut berperan serta dalam upaya sosialisasi pencegahan penyebaran COVID-19. Sosialisi dan edukasi kepada masyarakat terkait pemakaian masker, cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, tidak keluar rumah jika tidak mendesak serta menjaga jarak fisik harus selalu diintensifkan di tengah masyarakat. Ia juga akan mengintensifkan inspeksi ke sejumlah tempat keramaian untuk memastikan masyarakat telah menggunakan masker saat berada di luar rumah. Warga masyarakat yang keluar rumah tidak memakai masker, kata dia, akan dikenai sanksi yakni diinapkan di rumah karantina tingkat kabupaten selama satu malam. “Dua tempat karantina sudah siap huni, yakni Gedung Korpri dan Buper Munjulluhur. Pokoknya yang keluar rumah tidak menggunakan masker ataupun orang yang bergelang khusus yang menandakan dirinya orang dalam pemantauan namun kedapatan berada di tempat umum, silakan pilih, mau di Gedung Korpri atau Buper Munjulluhur,” katanya. (jwn5/ant)

Dinkes Temanggung Kembali Lakukan Rapid Test Massal Antisipasi COVID-19

TEMANGGUNG, Jowonews.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung melalui petugas Puskesmas yang ada di wilayah tersebut kembali melakukan tes cepat (rapid test) secara massal di pasar tradisional maupun modern guna mengantisipasi penyebaran COVID-19. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung Suparjo di Temanggung, Rabu, mengatakan tes cepat dilaksanakan secara masif bahkan agresif, artinya bukan hanya dari hasil tracing, tetapi juga secara random dilakukan kepada kelompok-kelompok masyarakat yang berisiko. Ia menjelaskan mereka yang berisiko antara lain karena banyak berjejalan atau berdesak-desakan, seperti di pasar, di toko-toko modern yang jumlah pengunjungnya banyak. “Kita lakukan rapid test juga pada pelaku perjalanan, ini kita lakukan secara masif tujuannya untuk menemukan sebanyak-banyaknya, kalau bisa semua pasien positif COVID-19 biar tidak berpotensi menularkan kepada yang lain,” katanya. Ia menyebutkan hari ini dilakukan rapid test secara massal di dua pasar tradisional yang bukanya pada pasaran pon, yakni Pasar Selopampang dan Pasar Medono, kemudian di toko-toko swalayan dengan jumlah yang melakukan tes cepat 747 orang dan hasilnya reaktif 112 orang. “Terhadap 112 orang reaktif ini kita lakukan karantina mandiri, kemudian akan segera dijadwalkan untuk diambil swab guna pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR),” katanya. Ia menyampaikan beberapa hari sebelum Lebaran pihaknya juga melakukan rapid test terhadap 1.708 orang, yang reaktif 217 orang, tetapi setelah dikonfirmasi dengan pemeriksaan swab hasil PCR-nya ternyata yang positif COVID-19 ada 3 orang. Suparjo menuturkan tes cepat akan dilanjutkan besok di pasar tradisional, terutama pasar besar yang bukanya setiap hari. “Hasil tes cepat akan kita informasikan kepada kepala pasar, jadi kepala pasar yang akan memberitahu kepada yang bersangkutan (yang reaktif) untuk dilakukan karantina mandiri, kemudian dijadwalkan untuk pengambilan swab,” katanya. Ia menyebutkan total kasus positif COVID-19 di Kabupaten Temanggung ada 55 orang, meninggal 1 orang, sembuh 24 orang, dan yang masih dirawat di rumah sakit 30 orang. Suparjo mengatakan dari pengadaan alat rapid test 10.200 unit, sekitar 6.000-an unit sudah didistribusikan ke Puskesmas maupun rumah sakit. Dari 6.000-an yang sudah didistribusikan belum semua digunakan. (jwn5/ant)

Dinkes Solo Gelar Rapid Test di Pasar Tradisional dan Pusat Perbelanjaan

SOLO, Jowonews.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surakarta menggelar rapid test di pusat-pusat keramaian baik pasar modern maupun pasar tradisional untuk mengantisipasi percepatan pemutusan mata rantai COVID-19 di Solo, Jumat. Pada kegiatan rapid test Dinkes Kota Surakarta melakukan secara serentak di beberapa pasar modern dan tradisional dengan cara mengambil sampel secara acar baik itu, karyawan toko maupun pengunjung. Menurut Kepala Dinkes Kota Surakarta Siti Wahyuningsih kegiatan rapid test digelar di pusat-pusat keramaian baik di pasar modern maupun tradisional di Kota Solo, untuk melihat potensi di tempat-tempat banyak orang berkumpul tersebut. “Kegiatan rapid test dilakukan serentak kebetulan Jumat ini, tidak hari libur. Kegiatan rapid test dengan menggunakan pemeriksaan sistem serum,” kata Siti. Menurut Siti pada rapid test dengan cara sampel darah diambil baik kepada karyawan mal atau pedagang pasar maupun pengunjungnya. Sampel darah kemudian dikirim ke laboratorium daerah dan RSUD Bung Karno Solo untuk mengetahui potensi penularan dan di Kota Solo. “Sehingga, penyebaran COVID-19 di Solo, dapat diputus mata rantainya secepat mungkin,” kata Siti saat meninjau kegiatan rapid test di toko serba Sami Luwis Gading Solo. Menurut Siti kegiatan rapid test tidak semua orang di pusat pembelanjaan modern dan pasar tradisional, dilakukan. Namun, pengambilan sampel darah hanya dilakukan beberapa orang karyawan pusat pembelanjaan dan pengunjung. Seperti di pusat pembelanjaan Sami Luwes Gading Solo, terlihat ramai dilakukan sebanyak 20 karyawannya dan empat pengunjung. “Kami juga melakukan ke Pusat Grosir Solo (PGS) Surakarta yang sering ramai dikunjungi masyarakat. Pengunjung ternyata ramai mencari baju atau pakaian dan sebagainya menjelang Lebaran ini,” kata Siti. Selain itu, rapid test di pasar tradisional dilakukan juga sampel secara acak, pada hari sebelum ada tiga lokasi pasar yang dilakukan. Rapid test pada Jumat ini, juga dilakukan di Pasar Sidodadi Kleco, Jungke, Rejosari, Pasar Burung Depok, dan kini mendadak di Pasar Ayam Silir. “Saya mendadak mendapat laporan di Pasar Ayam Silir Solo, ada keramaian, sehingga langsung dilakukan rapid test secara mendadak,” katanya. Siti mengatakan rapid test tersebut hasilnya lebih cepat diambil darah pada sore harinya bisa diketahui hasilnya di RSUD Bung Karno. Jika hasilnya dari rapid test reaktif langsung menghubungi pihak pengelola. Hal ini, untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya supaya tidak terjadi rantai penularan. Kendati demikian, pihaknya berharap mudah-mudahan semuanya aman. Hal ini, untuk langkah antisipasi pemutusan mata rantai COVID-19, sehingga Solo segera terbebas dari virus. (jwn5/ant)

Pemkot Solo Lakukan Rapid Test Terhadap Pedagang Pasar Tradisional

SOLO, Jowonews.com – Pemerintah Kota Surakarta menggelar rapid test COVID-19 untuk pedagang di beberapa pasar tradisional di Kota Solo mengingat cukup tingginya kunjungan di tempat tersebut. “Untuk hari ini sudah kami laksanakan di Pasar Gede, Pasar Harjodaksino, dan Pasar Legi. Hasilnya semua negatif,” kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surakarta Ahyani di Solo, Selasa. Meski demikian, secara teknis untuk hasil rapid test yang negatif akan diulang lagi untuk mengantisipasi belum reaktifnya sampel darah pada alat tes yang diambil. Ia mengatakan untuk pelaksanaannya sendiri dilakukan secara acak di tempat-tempat yang ramai dikunjungi pembeli. Selanjutnya, rapid test juga akan dilaksanakan di beberapa pasar tradisional lain di Kota Solo. Menurut dia, rapid test ini menyasar ke para pedagang mengingat mereka memiliki risiko terpapar yang cukup tinggi. Selain itu, para pedagang juga berpotensi menularkan COVID-19 ke orang lain. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih mengatakan teknis pengambilan sampel rapid test hanya pada sebagian pedagang. Untuk tiap pasarnya hanya diambil antara belasan hingga 20 sampel. “Alat yang digunakan menggunakan alat rapid test yang diberikan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Namun ke depannya Pemkot Surakarta akan membeli alat secara mandiri. Kalau alat pesanan kami datang, nanti kami akan lanjutkan tes lebih luas lagi,” katanya. Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengatakan rapid test juga dilakukan di pusat perbelanjaan, tujuannya untuk mencegah terjadinya paparan seperti yang terjadi di pusat perbelanjaan Indogrosir Sleman, Yogyakarta. “Sebagai antisipasi agar tidak terjadi kasus baru,” katanya. Sebagaimana diketahui, saat ini Pemkot Surakarta menyisakan empat pasien positif COVID-19. (jwn5/ant)

Gugus Tugas COVID-19 Wonosobo Lakukan Rapid Tes di Pasar

WONOSOBO, Jowonews.com – Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, melakukan rapid test (tes cepat) di lingkungan Pasar Induk Wonosobo untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. “Rapid test secara massal ini untuk memastikan bahwa masyarakat wonosobo itu sehat, tetapi kita juga ingin tahu jangan-jangan yang kita anggap sehat itu malah terpapar,” kata Sekda Wonosobo One Andang Wardoyo di Wonosobo, Minggu. Ia menyampaikan jangan sampai yang terpapar virus corona nanti menularkan ke orang lain. Karena itu hari ini dilakukan tes cepat secara acak di lingkungan pasar itu. “Mereka yang dilakukan tes cepat dengan kriteria pertama kita melihat orang-orang yang paling sering berkontak dengan orang lain di toko, seperti kasir dan satpam, kemudian juga kami lihat kondisinya, kalau orang kelihatan sakit maka kami rapid test,” katanya. Ia menuturkan target rapid test hari ini baru 50 orang, karena keterbatasan alat rapid test. “Kemarin ada 300 unit rapid test, tetapi 250 unit sudah dikirim ke puskesmas-puskesmas dan tinggal 50 unit ini yang kami gunakan di pasar ini,” katanya. Menurut dia perkembangan kasus COVID-19 di Wonosobo ini lebih pada kontak erat dengan yang sudah membawa virus, klaster di lingkungan, tetapi tidak menutup kemungkinan karena yang sudah positif COVID-19 itu telanjur pergi ke pasar. Ia menyampaikan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Wonosobo terus berupaya melakukan pelacakan terhadap kontak erat mereka yang terpapar, kemudian juga melakukan upaya pencegahan. “Menjelang Lebaran ini dilakukan manajemen pasar, kemudian manajemen lalu lintas, jalan-jalan mulai kami minimalkan, selanjutnya nanti akan kami lakukan karantina di masing-masing desa,” katanya. Ia menuturkan nanti masing-masing desa selama sembilan hari dari H Lebaran sampai Syawal akan dilakukan karantina, orang di dalam desa tidak akan keluar, orang desa tidak perlu bersilaturahmi ke desa yang lain, kemudian juga tidak akan ada yang namanya halalbihalal, salam-salaman dan sebagainya. (jwn5/ant)

Penumpang Ditolak Naik KA Luar Biasa Karena Tak Bisa Tunjukkan Surat Negatif COVID-19

SEMARANG, Jowonews.com – Para calon penumpang KA Luar Biasa yang ditolak pembelian tiketnya di Stasiun Tawang Semarang sebagian besar diakibatkan oleh tidak adanya surat keterangan telah melakukan rapid test COVID-19 dengan hasil yang dinyatakan negatif. “Syarat utama untuk pembelian tiket yakni surat keterangan telah melakukan rapid test yang dinyatakan hasilnya negatif,” kata Kepala PT KAI Daop 4 Semarang M.Nurul Huda Dwi Santoso di Semarang, Rabu. Berbagai syarat yang harus dipenuhi sebelum dapat membeli tiket tersebut, kata dia, akan dicek oleh Satgas COVID-19 di Stasiun Tawang yang terdiri dari unsur KAI, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, serta kepolisian. Menurut dia, surat keterangan negatif dari hasil rapid test tersebut bisa berasal dari rumah sakit rujukan mana saja. Ia mengatakan selama para calon penumpang bisa menunjukkan surat keterangan yang hasilnya menunjukkan hasilnya tidak reaktif dan persyaratan administrasi lainnya telah dipenuhi maka yang bersangkutan bisa membeli tiket. Dari dua hari pengoperasian KA Luar Biasa, kata dia, permasalahan yang dihadapi calon penumpang yang belum melengkapi diri dengan surat keterangan hasil rapid test yakni kurangnya informasi, termasuk informasi soal rumah sakit di Semarang yang bisa melakukan pemeriksaan itu. “Misalnya ada calon penumpang dari Ungaran ternyata belum membawa surat hasil rapid test. Yang bersangkutan tidak pulang ke Ungaran untuk pemeriksaan, cukup ke RS yang ada di Semarang,” katanya. Menurut dia, informasi tentang RS terdekat untuk melakukan rapid test akan disediakan di ruang Satgas COVID-19 di Stasiun Tawang. Sementara itu dari data PT KAI Daop 4 Semarang hingga hari kedua pengoperasian KA Luar Biasa terdapat 20 calon penumpang yang ditolak permohonan pembelian tiketnya. (jwn5/ant)

Hasil Rapid Test kepada 44 Warga Temanggung Reaktif

TEMANGGUNG, Jowonews.com – Rapid test atau tes cepat yang dilakukan tim gugus tugas dalam pelacakan terhadap mereka yang kontak dekat pasien positif COVID-19 di Kabupaten Temanggung hasilnya 44 orang dinyatakan reaktif. “Hasil pelacakan kontak dekat pasien positif COVID-19, baik yang berasal dari klaster Gowa maupun klaster ABK Brazil dalam beberapa hari terakhir ini sedikitnya 44 orang hasil tes cepatnya reaktif COVID-19,” kata Bupati Temanggung, M. Al Khadziq di Temanggung, Selasa. Orang-orang tersebut akan dilakukan karantina, namun yang perempuan minta karantina mandiri di rumah. Ia menuturkan hal ini sebagai langkah antisipatif dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Temanggung untuk mencegah dan mengendalikan penularan virus corona di Kabupaten Temanggung. Khadziq menyampaikan tim terus melakukan pelacakan yang sekarang sudah sampai kontak dekat tingkat 1 , kontak dekat tingkat 2, bahkan sampai kontak dekat tingkat 3 dari pasien-pasien yang positif tersebut. “Mereka akan kita karantina dan diambil swab kemudian dikirim ke laboratorium untuk menentukan dia benar-benar positif COVID-19 atau tidak,” katanya. Ia menuturkan mereka akan dikarantina di rumah karantina di BLK Maron dan kalau BLK sudah penuh akan dikarantina di Gedung Pemuda yang kini sudah siap digunakan untuk karantina. Ia menyampaikan karantina mandiri di rumah sebetulnya tidak masalah asal disiplin karantinanya, para tetangga juga ikut mendukung. Khadziq menyampaikan pasien positif COVID-19 di Kabupaten Temanggung tambah 2 orang menjadi 34 orang. Ia menyebutkan dua pasien baru positif COVID-19 tersebut, yakni seorang laki-laki umur 42 tahun dari Kecamatan Bulu dari klaster ABK Brazil yang selama ini di karantina di BLK maron dan seorang perempuan umur 32 tahun dari Kecamatan Pringsurat klaster Gowa yang selama ini melakukan karantina mandiri di rumah. (jwn5/ant)