Jowonews

Diteliti, Sel Punca untuk Terapi Pasien Covid-19

SOLO, Jowonews- RSUD dr Moewardi Surakarta mulai meneliti sel punca atau “stem cell” sebagai bagian dari terapi perkembangan, pertumbuhan, dan perbaikan sel atau jaringan pada tubuh pasien Covid-19. “Sel punca adalah sel yang belum terdiferensiasi sehingga memiliki kemampuan untuk berkembang biak dan berdiferensiasi menjadi sel-sel lain yang lebih spesifik pada tubuh manusia,” kata Direktur RSUD dr Moewardi Cahyono Hadi di Solo, Senin (1/2). Ia mengatakan sel punca mampu memperbaharui diri dengan membelah, kemudian berdiferensiasi menjadi sel-sel, jaringan, dan organ tubuh yang lebih spesifik. Selain itu, dikatakannya, sel punca juga memiliki efek parakrin, yaitu mengeluarkan cairan yang berisi “growth factor” dan beberapa kemokin serta exosome yang di antaranya berfungsi sebagai antiinflamasi, antifibrosis, dan imunomudulator. “Dengan sifatnya sebagai antiperadangan dan ‘immunomodulatori’ diharapkan mampu mencegah badai sitokin pada Covid-19 sehingga akan menghambat perburukan dan kematian dari pasien ini serta lama rawat inap menjadi lebih singkat,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Ia mengatakan untuk sel punca sendiri dapat berasal dari sumsum tulang, lemak, tali pusat, plasenta atau jaringan lain. Namun, di antara ini, sel punca yang berasal dari tali pusat menjadi pilihan untuk pengobatan pasien yang terinfeksi Covid-19. Beberapa alasan penggunaan tali pusat salah satunya karena tali pusat merupakan salah satu sumber terkaya sel punca. “Tali pusat memiliki konsentrasi sel punca yang tinggi. Selain itu, sumber sel punca yang luas, sel punca dari tali pusat memiliki waktu penggandaan yang cepat, dapat diperluas secara efisien di laboratorium, dan dapat diekstraksi secara noninvasif,” katanya. Ia mengatakan penelitian juga dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan pemberian intravena alogenik sel punca mesenkimal normoksia dari satu donor tali pusat (ASPMN-TP) sebagai terapi adjuvan pada pasien Covid-19 derajat berat, dengan jumlah sampel 42 pasien yang dibagi dalam 3 pusat. “Produk ASPMN-TP yang digunakan berasal dari PT Bifarma Adiluhung yang sudah memiliki sertifikasi cara pembuatan obat yang baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),” katanya. Sementara itu, dikatakannya, penelitian tersebut merupakan suatu penelitian “multicenter randomized controlled, open label trial” yang dilakukan di tiga rumah sakit, yaitu RSUD dr Moewardi, RSUP dr Sardjito Yogyakarta, dan RSUP dr Hasan Sadikin Bandung. Pihaknya memperkirakan penelitian akan berlangsung selama satu tahun dari saat awal pengerahan subjek sampai dengan akhir masa “follow-up”.

Ganjar Sidak Ruang Isolasi Corona RSUD Dr Moewardi Solo

SURAKARTA, Jowonews.com Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengecek langsung kesiapan ruang isolasi di RSUD Dr. Moewardi Kota Surakarta sekaligus memanfaatkan kesempatan itu untuk mengedukasi masyarakat tentang pencegahan virus corona jenis baru (COVID-19), Rabu. Selain mengecek kesiapan tenaga medis, peralatan, dan ruang isolasi, ia juga melakukan dialog dengan warga yang tengah berobat di RSUD Dr. Moewardi Kota Surakarta. Untuk mengimbangi kesiapan sumber daya medis tersebut, Ganjar mengimbau masyarakat menjaga kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup, tidur nyenyak, dan mengonsumsi makanan dengan gizi yang memadai. Orang nomor satu di Jateng itu, memastikan kesiapan daerah setempat menghadapi kemungkinan situasi memburuk terkait dengan penyebaran COVID-19. Dalam pengecekan itu, Ganjar memastikan sumber daya medis di rumah sakit, mulai dari standar operasional prosedur dokter, peralatan, hingga ruang isolasi. “Ada sepuluh rumah sakit rujukan di Jawa Tengah, salah satunya RSUD Moewardi ini. Untuk SOP, peralatan, tenaga medis, dan ruang isolasi semuanya sudah siap jika terjadi sesuatu luar biasa terkait virus corona,” kata dia. Sebanyak 10 rumah sakit tersebut dikelola oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maupun kabupaten/kota, di antaranya di Kota Semarang, Surakarta, Banyumas, dan Pekalongan. Ganjar mengingatkan warga yang merasakan tidak enak badan disertai batuk, demam, dan flu segera memeriksakan diri ke dokter, terlebih jika pernah melakukan kontak dengan warga negara asing. Untuk kasus seperti itu, kata dia, 10 rumah sakit di daerah setempat telah menerapkan prosedur perawatan. “Kalau malu atau tidak bisa ke rumah sakit sendiri, tinggal telepon rumah sakit, nanti kita yang jemput. Semua SOP sudah siap. Kita tidak menginginkan (virus corona menyebar, red.), tapi menyiapkan untuk antisipasi,” ujarnya. Ganjar mengungkapkan sampai hari ini di Jawa Tengah tercatat 26 warga terduga COVID-19, akan tetapi 21 di antaranya sudah sembuh, sedangkan sisanya masih menjalani perawatan di Banyumas dan Semarang. “Kita umumkan, jangan ditutup-tutupi. Gak usah ngeri, dokternya siap, rumah sakit juga siap. Ini bagian mengedukasi masyarakat agar tidak panik. Insyaallah Jawa Tengah siap menanggulangi corona,” katanya. (jwn5/ant)