Jowonews

Angin Langkisau Terjang 14 Rumah dan Satu SPBU di Kabupaten Semarang

SEMARANG, Jowonews.com – Sebanyak 14 rumah warga di Kelurahan Ngampin, Kecamatan Ambarawa, dan Kelurahan Gondoriyo, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, serta satu SPBU milik PT. Pertamina rusak diterjang angin langkisau yang terjadi pada Ahad siang. Kepala BPBD Kabupaten Semarang Heru Subroto saat dikonfirmasi melalui telepon mengungkapkan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa yang terjadi hanya beberapa menit tersebut. “Korban jiwa nihil, warga yang luka-luka hanya beberapa orang,” katanya. Ia menyebut daerah yang terdampak angin langkisau ada di Kelurahan Gondoriyo, dimana rumah warga setempat rata-rata mengalami kerusakan di bagian atap. “Sebagian rumah rusak akibat tertimpa pohon sengon yang roboh diterjang angin puting beliung,” ujarnya. Hingga saat ini, jajaran BPBD Kabupaten Semarang masih terus melakukan pendataan kerusakan terkait dengan bencana angin langkisau. Sejumlah warga juga terlihat melakukan perbaikan darurat pada bagian atap rumahnya yang rusak. Selain belasan rumah rusak, angin langkisau juga merusak bangunan SPBU 44.507.16 yang terletak di Jalan Raya Bawen-Pingit KM.41.5, Kabupaten Semarang. Akibat terjangan angin langkisau, beberapa bagian SPBU rusak parah sehingga pelayanan terhadap konsumen terpaksa dihentikan sementara. Video rekaman dari warga yang memperlihatkan kedahsyatan angin langkisau saat menerjang SPBU Ngampin viral di media sosial. (jwn5/ant)

Belasan Rumah di Pekalongan Rusak Akibat Pergerakan Tanah

PEKALONGAN, Jowonews.com – Tujuh belas rumah warga rusak akibat pergerakan tanah di Desa Werdi, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, yang sejak Minggu (1/3) hingga Senin pagi (2/3) diliputi hujan. Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pekalongan Budi Raharjo di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa pergerakan tanah di desa itu menyebabkan tanah retak dengan lebar dua sampai lima cm dan dalam 20 sampai 50 cm. “Kita sudah melakukan pengecekan ke lokasi bencana itu sekaligus menyalurkan bantuan logistik pada warga setempat,” kata Budi. Menurut perangkat Desa Werdi, Edi, selain menyebabkan bagian dinding, lantai, dan pondasi 17 rumah warga retak, pergerakan tanah juga menyebabkan jalan desa amblas sedalam 20 cm. “Struktur tanah di Desa Werdi memang cukup labil saat intensitas curah hujan tinggi sehingga menimbulkan potensi tanah gerak. Oleh karena, setiap terjadi hujan deras kami terus berjaga-jaga,” katanya. Ia menambahkan, sebenarnya Pemerintah Desa Werdi sudah menganjurkan warga mengungsi ke lokasi yang lebih aman apabila hujan deras turun namun mereka memilih bertanah di rumah. BPBD Pekalongan mengimbau warga yang tinggal di dekat area tanah retak waspada karena hujan masih turun. “Intensitas curah hujan masih cukup tinggi sehingga berpotensi menimbulkan tanah retak atau longsor di lokasi rawan bencana. Oleh karena, kami mengimbau warga selalu waspada saat terjadinya hujan deras,” kata Budi. (jwn5/ant)