Jowonews

Tindak Tegas Tempat Wisata Pelanggar Prokes

JAKARTA, Jowonews- Satgas Covid-19 daerah diminta berani mengambil tindakan tegas terhadap tempat wisata yang melanggar protokol kesehatan (prokes). “Sekali lagi kami harapkan seluruh Satgas Covid-19 di daerah, terutama unsur Polda harus berani mengambil keputusan melakukan langkah-langkah penertiban, bahkan bila perlu apabila membahayakan keselamatan masyarakat lebih baik ditutup saja,” kata Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo dalam bincang-bincang bertajuk “Antisipasi Mobilitas Masyarakat dan Pencegahan Lonjakan Kasus Covid-19 Pasca-Libur Lebaran”, yang dipantau secara daring di Jakarta, Sabtu (15/5). Ia juga meminta pemerintah daerah untuk menjaga kapasitas pengunjung tempat wisata agar tidak melampaui 50 persen. “Kita harapkan pengelola-pengelola pariwisata pun bisa bekerja sama,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Sejauh ini, kata diam  strategi antara gas dan rem dalam melawan Covid-19 sudah cukup berhasil. Maka itu, kepedulian daerah untuk menaati semua peraturan atau kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah pusat dapat terlaksana dengan baik. “Karena kalau kasus aktif meningkat, otomatis semuanya akan mundur lagi,” katanya. Tidak hanya dukungan dari daerah, menurut dia, dukungan seluruh komponen masyarakat untuk setiap saat menerapkan dan mengingatkan tentang mematuhi protokol kesehatan dapat memerangi pandemi Covid-19. “Hanya saling mengingatkan kita bisa mengurangi risiko dan Insya Allah kita mampu mengendalikan kasus Covid-19,” katanya. Ia berharap kasus Covid-19 dapat terus menurun hingga Agustus tahun ini sehingga menjadi kado bagi perayaan kemerdekaan bangsa Indonesia. “Kami yakin dengan adanya sistem yang terintegrasi maka semua kendala yang ada di lapangan akan bisa dipecahkan dengan lebih mudah,” demikian Doni Monardo.

1,1 Juta Pasien Covid-19 di Indonesia Sembuh

JAKARTA, Jowonews- Jumlah pasien yang sembuh dari infeksi virus corona tipe SARS-CoV-2 di Indonesia bertambah 9.053 menjadi total 1.169.916 orang. Menurut data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada Rabu (2/3) siang, jumlah akumulatif warga yang terserang Covid-19 di seluruh Indonesia bertambah 6.808 menjadi 1.353.834 orang. Sementara jumlah pasien yang meninggal dunia karena penyakit itu bertambah 203 menjadi total 36.721 orang. Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia, menurut Satuan Tugas sebagaimana dilansir Antara, saat ini sebanyak 147.197 kasus. Satuan Tugas mencatat, penambahan pasien Covid-19 yang sembuh paling banyak terjadi di DKI Jakarta (2.445) disusul Jawa Barat (2.233), Jawa Tengah (1.324), Jawa Timur (514), dan Kalimantan Timur (459). Sedangkan penambahan kasus Covid-19 paling banyak terjadi di Jawa Barat (1.894) disusul DKI Jakarta (1.437), Jawa Tengah (548), Jawa Timur (430), dan Kalimantan Timur (349). DKI Jakarta masih tercatat sebagai provinsi dengan jumlah akumulatif kasus Covid-19 paling banyak dengan 343.807 kasus disusul Jawa Barat (216.423), Jawa Tengah (155.217), Jawa Timur (130.642), dan Sulawesi Selatan (56.780). Namun, DKI Jakarta juga tercatat sebagai daerah dengan jumlah akumulatif pasien sembuh terbanyak (330.949) disusul Jawa Barat (178.213), Jawa Timur (118.207), Jawa Tengah (106.110), dan Sulawesi Selatan (52.364).

Magelang Bentuk Satgas Covid-19 Hingga Tingkat RT/RW

MAGELANG, Jowonews- Pemerintah Kota Magelang Provinsi Jawa Tengah membentuk Satuan Tugas Kampung Siaga Covid-19 hingga tingkat rukun tetangga dan rukun warga. Hal ini untuk mengintensifkan penanganan dampak pandemi virus corona jenis baru itu di daerah setempat. “Kegiatan ini menjadi ikhtiar Pemkot Magelang untuk menekan penyebaran Covid-19,” kata Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dalam keterangan tertulis di Magelang, Kamis (1/10). Ia mengharapkan melalui satgas tingkat RT-RW tersebut, para pamong dan tokoh masyarakat secara proaktif mengedukasi warga tentang penerapan secara ketat dan disiplin atas protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19. Pencanangan Satgas Kampung Siaga Covid-19 Kota Magelang di Aula Kantor Kecamatan Magelang Tengah pada Rabu (30/9). Kegiatan itu dihadiri Kapolres Magelang Kota AKBP Nugroho Ari Setyawan dan Dandim 0705/Magelang Letkol Czi Anto Indrianto dengan menerapkan protokol kesehatan. Ia menjelaskan tentang gerakan penanganan dampak pandemi melalui satgas itu bekerja sama dengan Satgas Jogo Tonggo yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ia juga menjelaskan tentang pentingnya warga kompak menekan penyebaran virus itu, termasuk menyamakan persepsi dan sinergi antarlembaga di tingkat lingkungan masing-masing. “Saya melihat pergerakan di lapangan soal penanganan Covid-19 di Kota Magelang sangat membanggakan. Kemarin (29/9) kita mendapat peringkat terendah ketiga se-Jawa Tengah untuk kasus Covid-19, per hari ini Rabu (30/9) sudah nomor dua terendah,” ujarnya. Bahkan, kata dia, Magelang mendapat apresiasi dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo lantaran dinilai berhasil dalam mengendalikan pandemi. Berdasarkan fakta tersebut, Pemkot Magelang tak perlu lagi melakukan pembatasan akses masyarakat. “Pamong di tingkat RT dan RW di Kota Magelang ini sudah sangat cerdas dan mampu menginspirasi warganya, untuk patuh terhadap protokol kesehatan. Soal akses, tidak dibatasi lagi, karena langkah kita untuk menyelamatkan ekonomi rakyat agar tidak terjun ke jurang resesi,” katanya. Swadaya Ketua RW/8 Kelurahan Kemirirejo Tartib Karyadi menyatakan jauh sebelum ada pencanangan Satgas Jogo Tonggo maupun Kampung Siaga Covid-19, masyarakat setempat sudah membentuk satgas secara swadaya. Tidak jauh berbeda dengan program kedua gerakan itu, katanya, masyarakat melakukan pencegahan penyebaran Covid-19, mulai dari pengadaan fasilitas tempat cuci tangan pakai sabun, disinfeksi, dan pembatasan akses masuk kampung. “Maret 2020 kami sudah bentuk tim pencegahan Covid-19 tingkat RW. Semuanya swadaya karena belum ada instruksi dari pemerintah. Sampai kemudian ada instruksi dari gubernur tentang Satgas Jogo Tonggo yang ada SK-nya, sehingga ada alokasi anggarannya,” katanya. Masyarakat setempat, katanya, telah aktif menangani dampak pandemi dengan pembentukan posko yang memanfaatkan tempat bank sampah. Posko itu menjadi tempat penyediaan disinfektan, makanan untuk warga yang membutuhkan, hingga siaga 24 jam memantau pergerakan warga. Selain itu, katanya, masyarakat juga kompak menghimpun donasi Rp500 setiap hari melalui sistem jimpitan untuk mendukung gerakan itu. “Ini sangat membantu warga yang kurang mampu, sekaligus ikut menyalukan bantuan dari instansi lain. Bahkan ada satgas hiburan yang bertugas menata taman lingkungan, membuat taman bermain anak, menginisiasi senam pagi, sebagai bagian dari proses ‘healing’ masyarakat,” katanya. Ia juga menjelaskan tentang edukasi terkait dengan pandemi virus yang dijalani masyarakat sehingga mereka sadar dan tidak menganggap Covid-19 sebagai aib melainkan penyakit yang disebabkan virus. “Kami juga sediakan kendaraan khusus untuk mengantarkan warga yang sakit, yang akan ‘swab test’ (tes usap), karena kalau dijemput ambulans dengan petugasnya pakai APD (alat pelindung diri), warga ketakutan. Masyarakat kami sadar kalau COVID-19 bukan aib, jadi terbuka, jika terdekteksi lebih dini lebih baik,” katanya.

Wajib, Protokol Kesehatan Saat Idul Adha

JAKARTA. Jowonews- Penyelenggara Hari Raya Idul Adha diminta bena-benar terapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19. “Kita sudah berdiskusi dengan MUI dan juga ada protokol kesehatan untuk Idul Adha guna menekan penyebaran virus,” kata Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Dr Dewi Nur Aisyah di Jakarta, Rabu. Pertama, ujar Dr Dewi, pelaksanaan Idul Adha terutama saat masyarakat atau pengurus masjid menyembelih hewan kurban diminta tidak ada kerumunan massa. Kedua, terkait pendistribusian daging kurban. Pada tahapan ini petugas masjid diminta secara langsung mengantarkan kepada penerima. Artinya, masyarakat diharapkan tidak berbondong-bondong ke masjid untuk mengambil daging. “Jadi tidak perlu semua orang datang ke sana dan menimbulkan kerumunan,” katanya, sebagaimana dikutip Antara. Sesuai Anjuran Pada kesempatan itu, ia juga mengingatkan penerapan protokol kesehatan harus betul-betul dilakukan dengan cara yang benar sesuai anjuran pemerintah. Sebagai contoh penggunaan masker tidak boleh setengah-setengah. Sebab, ujar dia, masih banyak masyarakat yang memakai masker namun tidak menutupi hidung. Selain itu, apabila ingin menyentuh area wajah terutama hidung, mata dan telinga maka harus dipastikan tangan dalam keadaan bersih atau steril. Jika tidak sempat secara terus menerus mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, maka hal itu dapat diganti dengan memakai hand sanitizer atau cairan pembersih tangan. Dengan cara demikian maka upaya pencegahan virus corona atau Covid-19 dapat diminimalisir oleh semua orang Terutama pada saat Hari Raya Idul Adha atau tepatnya saat proses penyembelihan hewan kurban.