Jowonews

Satgas Pangan Polresta Banyumas Pantau Kenaikan Harga Gula Pasir

PURWOKERTO, Jowonews.com – Satuan Tugas (Satgas) Pangan Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyumas, Jawa Tengah, memantau gejolak kenaikan harga gula pasir di Kabupaten Banyumas. “Satgas Pangan sudah melakukan monitoring terus, terutama dari pihak Intelijen sudah kami suruh turun untuk melakukan monitoring pengendalian harga pangan,” kata Kepala Polresta Banyumas Komisaris Besar Polisi Whisnu Caraka di Markas Polresta Banyumas, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu. Ia mengatakan berdasarkan hasil pemantauan, lonjakan harga khususnya gula pasir belum signifikan. “Lonjakan harga gula pasir itu masih kami hitung wajar. Akan tetapi langkah kami juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah, bagaimana kenaikan itu bisa diturunkan kembali,” katanya. Selain itu, kata dia, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Perum Bulog terkait dengan penyaluran gula pasir. Menurut dia, operasi pasar tetap dilakukan oleh Satgas Pangan Polresta Banyumas dalam arti untuk memantau kemungkinan terjadinya lonjakan harga kebutuhan pokok masyarakat. “Kami sudah dapat datanya, memang ada lonjakan itu (lonjakan harga gula pasir). Kami juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah, bisa apa gak dilakukan operasi pasar” tegasnya. Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas Yunianto mengakui jika harga gula pasir di pasaran saat sekarang mengalami kenaikan. Ia menduga kenaikan harga gula pasir tersebut disebabkan oleh faktor keterlambatan distribusi. “Bisa juga karena proses produksi, karena untuk menggiling (tebu) harus menunggu musim,” katanya. Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Perum Bulog maupun PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) guna membahas pasokan gula pasir di Banyumas. Dari pantauan, harga gula pasir lokal di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Banyumas, khususnya Pasar Manis Purwokerto telah mencapai Rp15.000 per kilogram, sedangkan gula pasir kualitas premium mencapai kisaran Rp17.500-Rp18.000 per kilogram. (jwn5/ant)

Satgas Pangan Polri Sita 15 Ton Kuning Telur Beku Asal India

JAKARTA, Jowonews.com – Satgas Pangan menyita barang bukti berupa 15 ton kuning telur beku asal India dari PT ABN karena izin importasi yang tidak lengkap. Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga mengatakan awalnya pada 12 September 2019, PT ABN diduga melanggar perizinan importasi kuning telur beku. “PT ABN tidak melengkapi perizinan impor berupa surat persetujuan impor dari Kemendag RI dan rekomendasi dari Kementerian Pertanian‎,” kata Daniel di Kantor Bareskrim Polri, Rabu. Barang bukti 15 ton kuning telur beku tersebut senilai kurang lebih Rp1 miliar. Daniel mengatakan banyaknya telur impor yang masuk ke Indonesia yang tidak sesuai ketentuan ini, menyebabkan harga penjualan telur lokal turun dan membuat para peternak merugi dalam beberapa bulan terakhir. Pasalnya telur lokal menjadi tidak laku karena beredarnya telur impor ini. Terhadap PT ABN, Satgas Pangan hanya memberikan sanksi administrasi berupa pemusnahan terhadap barang bukti 15 ton kuning telur beku asal India ini. “PT ABN melanggar ‎Permendag Nomor 29 Tahun 2019 tentang ketentuan ekspor dan impor hewan dan produk hewan. Kami kenakan sanksi administrasi dan 15 ton kuning telur beku dimusnahkan sehingga dapat memberikan efek jera bagi pelaku usaha yang tidak taat ketentuan,” katanya. (jwn5/ant)