Jowonews

Langgar Pembatasan, Dua Rumah Makan di Solo Ditutup

SOLO, Jowonews- Dua rumah makan di Solo ditutup selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali. “Sudah ada dua, yang satu beberapa waktu yang lalu, satu lagi tadi malam,” kata Kepala Satpol PP Kota Surakarta Arif Darmawan di Solo, Jateng, Rabu (20/1). Ia mengatakan penutupan terpaksa dilakukan setelah kedua rumah makan tersebut tidak menerapkan aturan maksimal 25 persen konsumen yang makan di tempat. Dengan demikian, dikatakannya, hal tersebut berdampak pada terjadinya kerumunan. “Sudah kami ingatkan sebanyak tiga kali, yang pertama dan kedua dalam bentuk SP (surat peringatan). Kemudian yang ketiga kami bubarkan dan kami lakukan penutupan,” ucapnya sebagaimana dilansir Antara. Ia mengatakan jika sesuai aturan maka penutupan bisa dilakukan hingga dua bulan. Meski demikian, nantinya akan ada evaluasi seberapa berat pelanggaran yang dilakukan oleh pemilik rumah makan. “Kalau dari hasil evaluasi bisa kami buka lagi ya dibuka. Intinya kalau ada pelanggaran ketiga ya kita tutup,” ujarnya. Ia mengatakan sejauh ini tidak ada perlawanan dari pelaku usaha terkait penutupan tersebut. Meski demikian, jika sampai ada perlawanan bisa dikatakan sebagai tindak pidana ringan (tipiring). “Ya nanti tergantung pengadilan, yang benar Pemkot (Surakarta) atau pengusahanya,” katanya. Sekretaris Satpol PP Kota Surakarta Didik Anggono mengatakan para pelaku usaha yang melanggar surat edaran (SE) Wali Kota Surakarta terkait penanganan Covid-19 ini kebanyakan karena menimbulkan kerumunan. “Jadi kursi-nya (untuk pembeli) itu tidak disembunyikan, hanya ditumpuk. Orang kalau mau ambil didiamkan saja,” ungkapnya. Ia mengatakan operasi selama PPKM tersebut tidak hanya dilakukan oleh Satpol PP di rumah makan, tetapi juga lokasi lain yang menjadi pusat keramaian. “Ya di mal, pasar tradisional, rumah makan, PKL (pedagang kaki lima). Kalau di minggu kedua ini lebih sedikit masyarakat yang melanggar karena setiap hari pagi, siang, dan malam kami terus ingatkan. Secara umum masyarakat sudah patuh,” tutur-nya.

Jalan Layang Purwosari Solo Segera Beroperasi

SOLO, Jowonews- Jalan layang atau flyover Purwosari Kota Surakarta dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat. “Secara progress fisik sudah mencapai 97,2 persen, artinya untuk menuju 100 persen hanya kurang pengerjaan minor, seperti pemasangan lampu dan pemarkaan,” kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.6 Provinsi Jawa Tengah Kementerian PUPR Alik Mustakin di sela uji coba flyover Purwosari, Kamis (17/12). Ia mengatakan kendaraan warga dapat melewati jalan layang ini pada uji coba flyover selama enam hari yaitu tanggal 21-26 Desember 2020. Namun, tambah dia, infrastruktur jalan dengan nilai kontrak Rp104,6 miliar ini kembali ditutup sementara usai ujicoba untuk penyelesaian beberapa pekerjaan. “Tahun baru tidak kami buka karena kami masih ada pekerjaan di luar pekerjaan kontraktual kita. Pak wali (Wali Kota Surakarta) sudah bersurat dan minta ada pembangunan beberapa ikon di flyover ini,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Ia mengatakan salah satu ikon yang akan dibangun di flyover ini adalah patung penari gambyong dengan filosofi ucapan selamat datang ke Kota Solo. “Kalau secara kontraktual rencana selesai 100 persen pada 31 Maret 2021. Itu sudah termasuk pekerjaan tambahan tetapi kami dari pelaksana proyek dan Wijaya Karya sebagai pelaksana pekerjaan akan upayakan secepat mungkin. Target internal kami selesai akhir Januari 2021,” kata Alik. Ia mengatakan flyover yang terbentang dari simpang tiga Kerten hingga simpang empat Purwosari memiliki panjang 1 kilometer. Jalan tersebut akan terbagi menjadi dua lajur yang dilengkapi dengan bahu jalan masing-masing selebar 2,5 meter di sisi kanan dan kiri. Sementara itu, Kepala Seksi Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Surakarta Mudo Prayitno mengatakan saat ini tengah dilakukan uji coba internal dengan melibatkan kendaraan mulai dari sepeda motor, mobil, truk, hingga bus. “Kalau dari sisi fungsi, Alhamdulilah sudah bisa difungsikan sebagai lalu lintas. Memang ada fitur yang masih harus dilengkapi, nanti malam juga akan ujicoba lagi untuk memastikan kelaikan, salah satunya dari sisi penerangan jalan,” katanya.

Solo Masifkan Penelusuran Kontak Erat Covid-19

SOLO, Jowonews- – Pemerintah Kota Surakarta memasifkan penelusuran kontak erat kasus Covid-19 untuk meminimalisasi penyebaran virus corona jenis baru tersebut di Solo, Provinsi Jawa Tengah. “Yang utama bagi saya adalah tetap melakukan ‘tracing’ (penelusuran) yang kencang. Daripada kami biarkan malah banyak yang meninggal dunia,” kata Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo di Solo, Kamis (26/11) Ia mengatakan karena masif penelusuran dan libur panjang Maulid Nabi Muhammad beberapa waktu lalu, terjadi lonjakan kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kota Solo. Bahkan, dalam satu bulan terakhir temuan penambahan jumlah kasus positif mencapai lebih dari 1.000 kasus. Ia mengakui merasakan dilema terkait dengna upaya pencegahan penularan Covid-19. Ketika pihaknya harus melakukan penelusuran dan Pemkot Surakarta mengeluarkan biaya yang cukup besar, dinilai tidak bisa mengendalikan penyebaran. Sedangkan jika tidak melakukannya akan makin salah. Karena tidak banyak yang ditemukan, tetapi yang meninggal dunia cukup banyak. Selain aktif melakukan penelusuran, katanya, dalam menghadapi libur akhir tahun ini pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan mudik hingga vaksin tersedia. “Harapan saya libur panjang besok bisa diubah (ditiadakan, red.). Tetapi kalau seandainya mudik ya ditahan dulu. Tahun baru kalau perlu ada operasi yustisia KTP,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Mengenai ketersediaan vaksin Covid-19, kata dia, sejauh ini belum ada informasi lebih lanjut dari pemerintah pusat. “Kalau kabar kapannya memang belum, tetapi nanti kalau sudah ada yang pertama kali divaksin kan tenaga kesehatan dulu, kedua TNI/Polri, dilanjutkan ASN, baru masyarakat,” katanya. Untuk segera memulai pemberian vaksin, pihaknya akan memperoleh surat dari Kementerian Kesehatan RI terlebih dahulu.

Solo Mulai Laksanakan Pembelajaran Tatap Muka

SOLO, Jowonews- Beberapa sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Solo, Jawa Tengah, pada Rabu (4/11) mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan. Di SMP Negeri IV Surakarta, sebagian siswa datang ke sekolah diantar orang tua. Setiba di sekolah, ada petugas yang mengukur suhu tubuh mereka di gerbang sekolah. Siswa yang sudah diukur suhu tubuhnya kemudian berjalan mengikuti alur masuk menuju ke tempat cuci tangan untuk mencuci tangan. Mereka selanjutnya harus melalui kotak disinfeksi sebelum masuk ke ruang kelas masing-masing. Kepala SMP Negeri IV Surakarta Sri Wuryanti mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) tahap pertama diikuti 119 siswa kelas 9. Pada PTM tahap kedua Kamis (5/11), ia melanjutkan, peserta belajar akan ditambah 100 menjadi 219 siswa dari total 289 siswa kelas 9. Menurut Sri Wuryanti, siswa dan guru yang mengikuti kegiatan PTM sudah menjalani pemeriksaan dan semuanya tidak terindikasi tertular virus corona penyebab Covid-19. “Siswa pada Rabu ini mulai kegiatan PTM sesuai dengan kelas masing-masing dan sesuai jadwal pelajaran khusus kelas 9,” katanya.  Menurut dia, PTM berlangsung dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB tanpa waktu istirahat. Para siswa akan tetap berada di dalam kelas sampai orang tua datang menjemput di depan sekolah. Sementara sebagian siswa mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah, siswa yang belajar di rumah mengikuti kegiatan belajar mengajar tersebut dari rumah via Zoom. “Saya kira siswa yang di rumah dan di sekolah tidak ada perbedaan menerima pelajaran,” kata Sri Wuryanti sebagaimana dilansir Antara. Ia mengatakan bahwa dengan dukungan orang tua siswa, sekolah berusaha memastikan para siswa yang mengikuti pembelajaran secara tatap muka di sekolah aman selama di sekolah maupun selama perjalanan dari rumah ke sekolah dan sebaliknya.  “Tanpa dukungan para orang tua siswa kegiatan tidak bisa berjalan dengan baik,” katanya. Siswa Senang Dian Andi, siswa kelas 9C SMPN IV Surakarta, mengaku sempat malas bangun pagi untuk berangkat ke sekolah karena sudah terlalu lama belajar dari rumah. Namun, setelah sampai di sekolah dia merasa senang karena bisa belajar bersama teman-teman serta bertemu langsung dengan para guru. “Saya sudah disiapkan semuanya perlengkapan baik masker, pelindung wajah, dan hand sanitizer sebelum masuk ke sekolah. Sekolah diantar orang tua, nanti juga dijemput orang tua,” kata Dian. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Surakarta Etty Retnowati mengatakan pada tahap pertama pembelajaran tatap muka dilaksanakan di tiga sekolah, yakni SMPN IV Surakarta, SMP Al Azhar Syifa Budi, dan MTsN 1 Surakarta. Kegiatan pembelajaran tatap muka dilaksanakan mulai Rabu hingga dua pekan ke depan dan sesudah itu pemeriksaan menggunakan alat tes diagnostik cepat untuk mendeteksi penularan virus corona akan dilakukan pada siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka. “Para siswa yang ikut simulasi PTM sudah menjalani tes cepat, dan hasilnya non-reaktif. Mereka nanti kembali dites cepat lagi pada tanggal 13 November setelah mengikuti PTM,” kata Etty. 

Di Tingkat Pedagang, Harga Cabai Di Solo Masih Bertahan Tinggi

SOLO, Jowonews.com – Harga cabai di tingkat pedagang di Kota Solo, Jawa Tengah, masih bertahan tinggi seiring dengan tingginya harga dari distributor. “Kuncinya ini di distributor, mereka beli berapa dari petani dan dijual berapa ke pedagang, saat ini kami masih mempelajari,” kata Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo di sela sidak di Pasar Legi Solo, Rabu. Ia memastikan tidak ada permainan harga di tingkat pedagang mengingat saat sidak ini diketahui bahwa pedagang hanya mengambil untung sekitar Rp2.000-3.000/kg. Oleh karena itu, bisa saja kenaikan harga terjadi di tingkat produsen atau petani. “Yang kita ‘nggak’ tahu adalah alur antara distributor dengan petani, apakah produksi turun karena cuaca atau sebab lain. Bisa jadi juga pasarnya yang makin banyak permintaan, kalau permintaan besar kan harga naik. Hukum pasar kan begitu. Kalau sejauh ini stoknya lancar dan omzet pedagang relatif sama,” katanya. Sementara itu, pada sidak pasar kali ini diketahui harga cabai rawit merah kembali naik dari Rp65.000/kg menjadi Rp76.000/kg. Salah satu pedagang Sri Handayani mengatakan kenaikan harga tersebut terjadi sejak Senin (27/1). “Malah saat Imlek lalu harganya sempat naik sampai Rp80.000/kg, tetapi sekarang turun sedikit. Saya juga tidak tahu kenaikannya karena apa, tetapi kalau kata distributor kenaikan ini mengikuti kota lain. Kalau kota lain harganya naik, di sini juga naik,” katanya. Sedangkan untuk cabai jenis yang lain juga mengalami kenaikan harga namun tidak sebesar cabai rawit merah. Ia mengatakan untuk cabai merah besar naik dari Rp40.000/kg menjadi Rp47.000/kg, cabai keriting dari Rp43.000/kg menjadi Rp53.000/kg. Selanjutnya, untuk cabai hijau besar juga mengalami kenaikan, yaitu dari Rp14.000/kg menjadi Rp18.000/kg, cabai rawit hijau stabil di harga Rp22.000/kg dan rawit putih Rp25.000/kg. Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua TPID Kota Surakarta Bambang Pramono mengatakan sesuai dengan keterangan Badan Pusat Statistik (BPS), kenaikan harga cabai tergantung dari suplainya. “Memang kami lihat kenaikannya cukup signifikan. Masalahnya di mana kok bisa naik demikian tinggi. Apakah stok tidak ada karena gagal panen,” katanya. Untuk mengantisipasi kenaikan harga yang lebih tinggi lagi, dalam waktu dekat ini pihaknya akan memfasilitasi Perum Bulog dan Pusat Pergudangan Kota Surakarta Pedaringan untuk bertemu dengan distributor cabai dari wilayah lain. “Distributor dari daerah yang masih ada barangnya, seperti Jawa Timur karena ini perlu dipastikan stok ada, kan mumpung masih jauh dari Ramadan dan Lebaran,” katanya. (jwn5/ant)