Jowonews

Revitalisasi Mencapai 80 Persen, Taman Satwa Taru Jurug Akan Dibuka Januari 2023

Taman Satwa Taru Jurug

SURAKARTA – Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) dijadwalkan dibuka pada 27 Januari 2023 mendatang. Hal ini dilakukan setelah proses revitalisasi TSTJ mencapai 80 persen. “Bukanya sesuai dengan apa yang disampaikan Mas Wali (Wali Kota Solo) pada 27 Januari lalu. Soft opening ya, itu,” kata Direktur Utama Perumda TSTJ, Bimo Wahyu Widodo, Jumat (30/12/2022). Bimo menjelaskan, ke depan, kebun binatang ini hanya sebatas soft opening, karena pembangunan baru di tahap 1. Di tahap 1, pembangunannya meliputi gerbang, kandang, dan pintu masuk langsung ke kebun binatang. “Jembatan ini sudah jadi. Ya, namanya tahap 1 belum sempurna, tapi nanti kalau sudah dibuka nyaman untuk menerima pengunjung. Untuk kafe, kita lihat dulu perkembangannya, apakah Januari nanti atau mundur,” jelasnya. Terkait biaya masuk TSTJ, pengelola masih dalam proses pengkajian. Di sisi lain, TSTJ nantinya akan berganti nama menjadi Solo Safari. Ia berharap dengan adanya pengelolaan yang melibatkan Taman Safari, TSTJ semakin dikenal. “Kami kan memang konservasi, kalau dulu lembaga konservasi kami berjuang untuk bertahan hidup. Nanti kan minimal jadi (kelas) B, standar pengelolaan satwa, tidak kehausan, tidak kelaparan, bisa hidup seperti di alam liar. Makanya disebut Solo Safari karena satwa lebih banyak dilepas,” papar dia. Bimo mengungkapkan, meski hewan tidak dikurung, pengelola tetap memperhatikan keselamatan pengunjung. “(Dengan sistem ini) hewan bisa bereproduksi sehingga bisa dilepas (ke alam bebas), tujuannya untuk mewujudkan itu,” jelasnya.

Taman Satwa di Solo Jual Tiket di Muka untuk Operasional

SOLO, Jowonews.com – Pengelola Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo, Jawa Tengah, menjual tiket masuk di muka untuk memastikan berjalannya operasional objek wisata tersebut di tengah pandemi COVID-19. “Jadi kami jual dulu tiketnya, nanti kalau TSTJ sudah buka lagi tiket tersebut bisa digunakan untuk masuk. Untuk tiket ini berlaku hingga tahun 2021,” kata Direktur Utama TSTJ Solo Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso di Solo, Minggu. Ia mengatakan penjualan tiket tersebut sudah dilakukan sejak tanggal 13 Mei 2020. Untuk program ini ada sebanyak 40.200 tiket yang disediakan dan hingga Sabtu (16/5) sore terjual sebanyak 20.000 lembar tiket. “Animo masyarakat cukup baik. Mereka yang tidak bisa membeli secara langsung bisa transfer uang dan saat sudah selesai Corona nanti mereka bisa mulai berkunjung dengan memperlihatkan bukti transfer kepada petugas,” katanya. Untuk meningkatkan animo masyarakat, dikatakannya, dengan pembelian minimal 10 tiket masyarakat bisa memperoleh satu kaos bertuliskan “Do Manuto”. Sebagaimana diketahui, slogan “Do Manuto” sendiri didengungkan oleh Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan demi memutus rantai penyebaran COVID-19. Sementara itu, dikatakannya, akibat penutupan kunjungan oleh TSTJ sejak 16 Maret 2020 akibat COVID-19, tidak ada pemasukan pendapatan dari penjualan tiket. Padahal, jika dirata-rata untuk penjualan tiket setiap bulannya sekitar 50.000 lembar. Meski demikian, untuk biaya pakan dan obat binatang koleksi objek wisata tersebut sudah terpenuhi hingga bulan Juli. Menurut dia, selain mengadakan penjualan tiket di muka, program lain yang juga dikerjakan oleh TSTJ adalah bantuan pakan satwa. “Untuk pakan dan obat ini setiap bulannya butuh biaya Rp120 juta. Dari bulan Mei hingga Juli kami mendapatkan suntikan dana dari Pemkot Surakarta sebesar Rp100 juta/bulan,” katanya. Selanjutnya, untuk kekurangan dana Rp20 juta/bulan tersebut sudah dipenuhi dengan gotong-royong masyarakat melalui program bantuan pakan satwa. “Untuk kekurangan dana Rp20 juta/bulan ini juga sudah terpenuhi hingga bulan Juli. Sedangkan untuk operasional kami mengandalkan penjualan tiket di muka ini,” katanya. (jwn5/ant)