Jowonews

Berkebun Tanaman Berkhasiat untuk Imunitas Tubuh

SEMARANG, Jowonews- – Peneliti urban farming dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang Dian Armanda memandang perlu berkebun tanaman berkhasiat untuk imunitas tubuh di pekarangan rumah selama pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) karena sangat bermanfaat bagi keluarga. “Hal ini mengingat masa pandemi COVID-19 seolah mengharuskan masyarakat menjaga imunitas tubuh sebaik-baiknya,” kata dia di Semarang, Senin (22/2). Dian Armanda yang juga pendiri start up CitiGrower (inisiatif urban farming berbasis digital) itu, menyebutkan meniran yang terbukti klinis memelihara/memperbaiki imunitas tubuh. Selain tanaman yang berkhasiat untuk kekebalan tubuh, kata dia, perlu pula menanam tanaman obat keluarga (toga), seperti mengkudu sebagai obat peluruh kencing dan dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Peneliti biologi lingkungan ini juga mengemukakan keunggulan toga organik, antara lain murah dan ramah lingkungan karena bebas input kimiawi buatan, sehat untuk manusia dan alam karena bebas residu kimiawi buatan. Menyinggung teknik tanam toga, Dian menyarankan agar mereka yang berkebun di rumah untuk memanfaatkan ruang, baik vertikal maupun horizontal, termasuk atap. Bisa pula dengan sistem tumpang sari, bercocok tanam dengan menanam dua jenis atau lebih tanaman pada satu bidang tanah. Teknik lainnya, lanjut dia, menggunakan sistem irigasi dan integrasi dengan sistem lain, misalnya akuaponik, yakni cara bercocok tanam dengan menggunakan perpaduan antara budi daya ikan dan hidroponik. Keunggulan toga organik lainnya, bisa langsung ditanam di tanah di halaman rumah. Bisa pula dalam wadah tanam, misalnya diletakkan di tepi jendela, di atas tanah, ubin, dan tepi tangga. Selain itu, bisa juga diletakkan di rak vertikal, digantung di balkon, para-para, tangga, pagar, dan ruang kosong dengan tali. Bahkan, tanaman toga ini bisa digantung terbalik, ditempelkan di tembok, tangga, dan pagar, ujarnya. “Ada beragam teknik penanaman toga. Namun, tidak ada cara khusus karena sama dengan penanaman tanaman pangan lainnya,” kata kandidat doktor dari Institute of Environmental Science, Leiden University, Belanda ini.

Menanam Obat Alami di Rumah

SEMARANG, Jowonews- Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang melanda dunia telah menuntut sejumlah negara untuk lebih mandiri pangan. Bahkan, di antara negara yang sedang menghadapi wabah ini menerapkan perubahan pola supply and demand (penawaran dan permintaan), di antaranya membatasi ekspor, terutama makanan pokok, kemudian mempermudah impor. Sejumlah negara, termasuk Indonesia, mengeluarkan sejumlah regulasi guna menekan kasus Covid-19. Seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB), kemudian pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), lalu PPKM mikro yang memperketat kegiatan masyarakat skala rukun tetangga dan rukun warga (RT/RW) atau desa. Aturan di tengah wabah Covid-19 ini juga menuntut sejumlah karyawan berdiam di rumah karena ada aturan 25 persen dari total karyawan bekerja dari kantor (work from office), dan 75 persen bekerja dari rumah (work from home). Belakangan, sejak pemberlakuan PPKM mikro di Jawa dan Bali, 9—22 Februari 2021, pembatasan di perkantoran menjadi 50 persen WFO dan 50 persen WFH. Dengan demikian, pekerja kantoran mempunyai waktu luang di rumah selama pandemi Covid-19 Peneliti urban farming dan biologi lingkungan dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang Dian Armanda lantas menyarankan agar mereka memanfaatkan waktu untuk berkebun di rumah. Apalagi, kata dosen UIN ini, lebih banyak negara yang memacu produksi mandiri pangannya, terutama untuk sayuran dan buah yang dianggap perishable (berumur pendek) dan bernilai tinggi. “Pandemi Covid-19 memacu produksi lokal sayuran dan buah di seluruh dunia,” kata kandidat doktor dari Institute of Environmental Science, Leiden University, Belanda ini. Jika ingat kembali prinsip seorang ilmuwan Muslim terkemuka pada tahun 1000-an Masehi bernama Ibnu Sina, menanam pangan di rumah berarti menanam obat. Apa yang diutarakan ilmuwan yang juga filsuf dan dokter kelahiran Persia ini sekaligus sebagai motivasi bagi pemula yang akan berkebun di rumah. Sementara itu, bagi yang hobi berkebun di perkarangan rumahnya, akan menambah semangat dan lebih intens. Ditambah lagi, terdapat tanaman herbal untuk tingkatkan imun terhadap sejumlah penyakit, termasuk virus corona, bisa ditanam di perkarangan rumah. Hal ini mengingat masa pandemi seolah mengharuskan masyarakat menjaga imunitas tubuh sebaik-baiknya. Misalnya, meniran.Tumbuhan terna (tumbuhan dengan batang lunak tidak berkayu) yang daunnya mirip daun asam, tangkainya bersegi-segi dan halus berwarna hijau, air perasan batang dan akarnya digunakan untuk mengobati sakit batuk dan melancarkan air kencing. Ekstrak meniran ini, menurut Dian Armanda, terbukti klinis memelihara/memperbaiki imunitas tubuh. Ibnu Sina pada abad ke-11 telah mengembangkan penelitian dan manuskrip mengenai diet dan makanan sebagai obat. Sang dokter lantas memasukkan resep makanan yang berkhasiat sebagai obat. “Ini merupakan bukti keterpaduan makanan dan obat,” kata Dian Armanda yang juga pendiri start up CitiGrower (inisiatif urban farming berbasis digital). Berdasarkan fakta ini, bisa menarik kesimpulan bahwa menanam makanan yang sehat di rumah masing-masing sebenarnya adalah menanam obat alami itu sendiri. Dengan demikian, makanan tidak hanya bermanfaat sebagai pengenyang tubuh, energi untuk menjalankan ibadah, tetapi juga menjadi obat bagi yang sakit.