Jowonews

Ribuan Nakes di Kudus Segera Divaksin Covid-19

KUDUS, Jowonews– Ribuan tenaga kesehatan (nakes) di Kudus diprioritaskan dalam program vaksinasi setelah kabupaten ini menerima 11.280 vaksin Covid-19.  “Vaksin Covid-19. baru saja kami ambil pada hari Sabtu (23/11) di Gudang Farmasi Provinsi Jateng,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kudus Andini Aridewi di Kudus. Pelaksanaan vaksinasi mulai 25 hingga 28 Januari 2021 sebagai tahapan vaksinasi yang pertama. Tempat pelaksanaan vaksinasi di sejumlah fasilitas kesehatan, meliputi 19 puskesmas, dua klinik, dan delapan rumah sakit. Sementara itu, nakes di tempat itu sudah siap melaksanakan vaksinasi karena sebelumnya mereka mendapatkan pelatihan sejak akhir November 2020. Ia menyebutkan jumlah nakes berdasarkan basis data di Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SISDMK) Kudus mencapai 5.618 orang.  Meskipun sudah divaksin, nakes maupun masyarakat diminta untuk tetap disiplin terapkan protokol kesehatan. Mulai dari disiplin memakai masker, rajin mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Tanpa dukungan masyarakat, maka upaya pemkab menuju zona aman sulit dicapai karena hingga kini Kabupaten Kudus masih bertahan di zona oranye dengan penularan virus corona tingkat sedang.

Terkonfirmasi Covid-19, Direktur Rumah Sakit Batal Divaksin

JAMBI, Jowonews- Direktur RSUD Raden Mattaher Kota Jambi dr Feri Kusnadi batal mendapat suntikan vaksin Covid-19 pertama karena yang bersangkutan terkonfirmasi positif Covid-19. Hal itu diungkapkan oleh Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Jambi Johansyah di Jambi, Kamis (14/1). “Beliau seharusnya menjadi salah satu dari 26 orang penerima pertama vaksin di Jambi ini. Tapi hasil PCR yang dijalani ia terkonfirmasi positif,” kata Johansyah sebagaimana dilansir Antara. Sebelumnya para penerima vaksin pertama Covid-19 di Jambi itu menjalani pengecekan kesehatan untuk memastikan mereka bugar dan tidak memiliki gangguan kesehatan yang tidak direkomendasikan untuk menerima suntikan vaksin itu. “Rabu malam kemarin hasil tes usap PCR beliau menunjukkan positif sehingga tidak menjalani penyuntikan vaksin,” kata Johansyah. Saat ini yang bersangkutan menjalani isolasi mandiri di rumahnya. Ferry bukan satu-satunya yang batal disuntik vaksin. Ada dua orang lainnya yang sebelumnya masuk daftar mendapat vaksin pertama. Bedanya mereka bertensi darah tinggi saat dilakukan pengecekan kesehatan, sehingga tidak direkomendasikan menjalani vaksinasi pada kesempatan itu.

19.009 Tenaga Kesehatan Semarang Divaksin Covid-19

SEMARANG, Jowonews- Sebanyak 19.009 tenaga kesehatan di Semarang dipastikan akan menerima vaksinasi Covid-19. Hal tersebut ditegaskan Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam, usai vaksinasi tokoh masyarakat di Kota Semarang, Kamis (14/1). “Di seluruh fasilitas kesehatan, termasuk fasilitas kesehatan tingkat pertama, seperti klinik pratama, laboratorium kesehatan,” kata Hakam sebagaimana dilansir Antara. Menurut dia, Kota Semarang memperoleh kuota 38.240 dosis vaksin yang bisa digunakan bagi 19.120 orang. Ia menuturkan 19.009 tenaga kesehatan yang akan divaksin tersebut juga tersebar di berbagai rumah sakit, puskesmas, serta balai kesehatan masyarakat. “Sudah mulai disitribusikan sejak kemarin, ada juga yang dikirim pagi ini,” katanya. Adapun mekanisme vaksinasi yang dilaksanakan, kata dia, setiap hari akan dibuka tiga sesi penyuntikan. Pada masing-masing sesi, lanjut dia, akan dilakukan vaksinasi terhadap 15 orang untuk mencegah antrean maupun kerumunan. Dengan jumlah tenaga kesehatan sebanyak itu, menurut dia, terdapat sisa vaksin yang diperuntukkan bagi Kota Semarang. “Sisanya tentu akan kami kembalikan, karena persediaan vaksin ini berkaitan dengan logistik,” katanya. Sementara itu sebelumnya, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyampaukan pesan kepada masyarakat bahwa vaksin COVID-19 ini tidak berbahaya. “Vaksin ini merupakan upaya pemerintah untuk mempercepat upaya mengatasi pandemi Covid-19,” katanya.

Ribuan Nakes Boyolali akan Divaksin Covid-19 22 Januari

BOYOLALI, Jowonews- Ribuan tenaga kesehatan di Boyolali akan divaksin tahap pertama pada minggu ketiga atau tanggal 22 Januari 2021. “Pendistribusian vaksin Covid-19 dilakukan minggu kedua dan pelaksanaan vaksinasi diperkirakan minggu ketiga, tanggal 22 Januari ini,” kata kepala Dinkes Boyolali dokter Ratri S. Survivalina, di Boyolali, Senin (4/1). Menurut Ratri S. Survivalina pada pendistribusian vaksin Covid-19 tahap awal diprioritaskan program vaksinasi menyasar kepada tenaga kesehatan. Oleh karena itu, Dinkes Boyolali telah menyiapkan jumlah tenaga kesehatan yang bakal divaksinasi, termasuk fasilitas kesehatan (faskes) yang akan ikut melayani imunisasi. Ratri mengatakan pelaksanaan vaksinasi di Boyolali jika tidak ada kendala bakal dimulai minggu ketiga Januari ini, bersama dengan tujuh daerah provinsi prioritas lainnya di Indonesia. Jumlah tenaga kesehatan di Boyolali yang akan menerima vaksin sebanyak 4.423 orang, sedangkan faskes yang ikut terlibat dalam kegiatan  itu ada 50 unit. Awalnya 52 faskes yang siap, tetapi dua faskes mengundurkan diri untuk mengikuti program vaksinasi. “Kami sudah mengirim data jumlah tenaga kesehatan di Boyolali ke Kementerian Kesehatan untuk menerima alokasi vaksin COVID-19. Karena seorang tenaga kesehatan membutuhkan vaksinasi dua kali, maka alokasi vaksin untuk Boyolali sebanyak 8.846 dosis,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Menurut Ratri, program vaksinasi dengan prioritas tenaga kesehatan tersebut dilakukan menyeluruh, baik tenaga kesehatan yang bekerja di fasilitas kesehatan milik pemerintah maupun di swasta. “Tenaga kesehatan yang tidak melakukan kontak langsung dengan pasien Covid-19 juga bakal menerima vaksin,” katanya. Ratri berharap program vaksinasi tersebut akan berjalan lancar dan diharapkan pendemi Covid-19 di Boyolali serta di Indonesia segera berakhir. Berdasarkan perkembangan data COVID-19 di Dinkes Boyolali hingga Ahad (3/1) menyebutkan bertambah 66 pasien, sehingga secara kumultif menjadi 3.352 orang. Pasien Covid-19 yang masih dirawat di rumah sakit sebanyak 129 orang, isolasi mandiri 353 orang, sedangkan yang dinyatakan sembuh 2.768 orang, dan meninggal dunia 102 orang. “Jumlah warga yang sudah dinyatakan sembuh sebanyak 2.768 orang atau sekitar 82,6 persen, sedangkan meninggal dunia 102 orang atau 3 persen,” kata Ratri. 

Hore, Guru dan Tenaga Kesehatan Gratis Naik Kereta

PURWOKERTO, Jowonews- Perseroan Terbatas Kereta Api Indonesia (Persero) menggelar Program Gratis Naik KA bagi guru dan tenaga kesehatan dalam rangka menyambut Hari Pahlawan 2020. “Berdasarkan keterangan tertulis Direktur Utama PT KAI (Persero), Bapak Didiek Hartantyo, Program Gratis Naik KA ini dihadirkan untuk menghormati dan menghargai guru dan tenaga kesehatan yang merupakan para pahlawan tanpa tanda jasa,” kata Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi 5 Purwokerto Supriyanto. di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (6/11). Dalam hal ini, kata dia, PT KAI membagikan 10.000 voucer tiket KA jarak jauh secara cuma-cuma kepada guru dan tenaga kesehatan. Voucer ini bisa digunakan untuk periode keberangkatan tanggal 8-30 November 2020. Lebih lanjut, Supriyanto mengatakan penyelenggaraan Program Gratis Naik KA itu didasari oleh keberadaan guru sebagai sosok utama di garda terdepan pendidikan nasional. “Hal itu mengingat pendidikan adalah wadah fondasi yang sangat penting pencetak generasi bangsa. Sementara para tenaga kesehatan merupakan para pahlawan kemanusiaan pada masa pandemi Covid-19 saat ini. Mereka yang berada di garis terdepan tidak hanya mengorbankan waktu, pikiran, dan tenaga, juga rela mengorbankan risiko kesehatannya demi keselamatan orang lain,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Menurut dia, voucer tersebut hanya diberikan kepada guru taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat dan tidak berlaku untuk dokter, petugas administratif, dan tata usaha. “Syarat untuk mendapat voucer bagi guru adalah menyerahkan fotokopi identitas sebagai guru berupa kartu/surat keterangan. Sedangkan untuk tenaga kesehatan berupa fotokopi surat izin praktik (SIP) yang masih berlaku,” katanya menambahkan. Keberangkatan 8-30 November Ia menjelaskan sebanyak 35 KA kelas eksekutif dan ekonomi yang dapat digunakan secara gratis ke berbagai tujuan pada periode keberangkatan tanggal 8-30 November 2020 dengan menukarkan voucer tersebut. Menurut dia, voucer tersebut dapat diambil di “Customer Service” (CS) yang ada di sembilan stasiun, yakni Gambir, Bandung, Cirebon, Semarang Tawang, Purwokerto, Yogyakarta, Madiun, Surabaya Gubeng, dan Jember. “Pengambilan voucer tidak dapat diwakilkan. Kuota pengambilan voucer per hari terbatas untuk menciptakan ‘physical distancing’ dan jumlah voucer yang disediakan di tiap KA per tanggal terbatas,” katanya. Supriyanto mengatakan voucer tiket KA eksekutif dapat diambil pada tanggal 7-29 November 2020 untuk ditukarkan dengan tiket KA keberangkatan tanggal 8-30 November 2020. Sedangkan voucer tiket KA ekonomi dapat diambil pada tanggal 11-29 November 2020 untuk ditukarkan dengan tiket KA keberangkatan tanggal 12-30 November 2020. Menurut dia, voucer hanya berlaku untuk KA keberangkatan dari wilayah pengambilan kupon. Misalnya jika pengambilan voucer di CS Stasiun Purwokerto hanya dapat digunakan untuk kereta api keberangkatan dari wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto, bukan dari daerah operasi lainnya. Kendati demikian, dia mengatakan PT KAI (Persero) hanya menggratiskan tiket kereta apinya saja melalui voucer yang diberikan. Sedangkan biaya tes cepat (rapid test) sebesar Rp85.000 jika dilakukan di stasiun menjadi tanggung jawab pengguna voucer, demikian Supriyanto. 

Tertular Covid-19, Tujuh Tenaga Kesehatan RS Muhammadiyah Meninggal Dunia

JAKARTA, Jowonews–Tujuh tenaga kesehatan Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah (RSMA) meninggal dunia akibat terpapar Covid-19. Korban yang meninggal adalah satu dokter spesialis dan enam perawat. “Kalau kita lihat tren di Indonesia memang cukup tinggi kematian dokter akhir-akhir ini. Bulan Juli ada 30 dokter meninggal, trennya itu meningkat,” kata Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Agus Samsudin dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (27/8). Sementara Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebut terdapat 89 dokter meninggal karena terpapar Covid-19. Agus mengatakan perlindungan bagi para nakes di Indonesia harus menjadi perhatian bersam. Karena saat ini banyak yang tanpa gejala, sehingga orang tidak tahu mengenai kapan dan di mana penularan terjadi. “Kami mohon yang pertama kepada semuanya saja untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Mulai dari yang sederhana memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak fisik ataupun protokol yang disiapkan khusus oleh para tenaga kesehatan dengan seluruh APD yang harus dikenakan,” katanya. “Yang kedua, masih tetap harus menghindari kerumunan,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Dia juga meminta direksi rumah sakit memperhatikan kedisiplinan pelaksanaan protokol kesehatan. Dan segera mengambil tindakan yang diperlukan seandainya terjadi penularan mulai dari tes usap para nakes, pelacakan kasus dan membantu melakukan isolasi mandiri jika ada yang terpapar. Agus menghimbau pemerintah untuk membuat kajian khusus dan prosedur tambahan jika diperlukan untuk mencegah penularan Covid-19 di kalangan tenaga kesehatan. “Perlindungan terhadap tenaga kesehatan menjadi keniscayaan bagi kita semua. Dengan demikian, berarti kita melindung tidak hanya masyarakat secara umum, tapi juga khususnya para tenaga kesehatan di seluruh fasilitas kesehatan di republik ini. Wabah belum berakhir, kita harus tetap berusaha, kuat dan konsisten untuk melawan Covid-19,” ujarnya.

Insentif untuk Tenaga Kesehatan COVID-19 di Kudus Diusulkan Sebesar Rp3,7 Miliar

KUDUS, Jowonews.com – Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengusulkan pencairan dana insentif untuk ratusan tenaga kesehatan yang menangani pasien COVID-19 untuk periode Maret hingga Mei 2020 kepada Kementerian Kesehatan sebesar Rp3,7 miliar. “Jumlah tenaga kesehatan yang berhak menerima insentif, tentu cukup banyak karena penghitungannya berdasarkan jumlah pasien penyakit virus corona (COVID-19) yang ditangani selama ini,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Joko Dwi Putranto didampingi Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kudus Andini Aridewi di Kudus, Selasa. Ia mengatakan dari usulan sebesar Rp3,7 miliar, jumlah tenaga kesehatan yang akan menerima mencapai 890 orang. Jumlah sebanyak itu, kata dia, memungkinkan ada nama dobel karena usulannya berdasarkan periode penanganan COVID-19 dan ada rumusan nilai insentif yang akan diterima oleh masing-masing tenaga kesehatan, namun secara nominal jumlahnya mencapai Rp3,7 miliar. Selain tenaga kesehatan dari sembilan Puskesmas di Kudus, usulan mendapatkan insentif juga dilakukan oleh RSUD Loekmono Hadi Kudus dan RS Mardi Rahayu Kudus. Usulan pencairan dana insentif tenaga kesehatan dari fasilitas kesehatan lini pertama dan kedua tersebut, kata dia, disampaikan kepada Kementerian Kesehatan. “Untuk saat ini, dana insentif nakes tersebut belum ada yang cair karena dimungkinkan masih ada tahapan verifikasi oleh Kemenkes,” ujarnya. Ia berharap para tenaga kesehatan di Kabupaten Kudus bersabar menunggu pencairan dana insentif tersebut. Sementara dana insentif untuk tenaga kesehatan dari fasilitas kesehatan lini ketiga akan dibantu anggaran dari Pemprov Jateng. “Harapan kami, Pemprov Jateng segera menyampaikan pola pembagiannya sehingga pemkab bisa mempersiapkan anggarannya,” ujarnya. Nilai insentif yang diberikan kepada tenaga kesehatan sesuai surat dari Kementerian Keuangan untuk dokter spesialis sebesar Rp15 juta per bulan, dokter umum dan dokter gigi sebesar Rp10 juta, bidan dan perawat sebesar Rp7,5 juta, dan tenaga medis lainnya Rp5 juta. Sedangkan nilai santunan bagi tenaga medis yang meninggal sebesar Rp300 juta.  (jwn5/ant)

Bertambah Lagi Tenaga Kesehatan Meninggal Akibat Corona di Jepara

JEPARA, Jowonews.com – Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, yang meninggal saat berupaya memerangi COVID-19 terus bertambah dari sebelumnya dua orang, kini bertambah menjadi empat orang dan dua orang di antaranya positif COVID-19. “Hingga kini, memang ada empat orang tenaga kesehatan yang meninggal di tengah pandemi COVID-19,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 Jepara Fakhrudin di Jepara, Kamis. Ia mengungkapkan dari keempat tenaga kesehatan, tercatat ada dua orang yang terkonfirmasi positif COVID-19. Kasus pertama, dialami tenaga kesehatan asal Kalinyamatan saat meninggal masih berstatus pasien dalam pengawasan (PDP), namun setelahnya hasil tes usap (swab) tenggorokannya keluar diketahui positif COVID-19. Sementara kasus kedua, merupakan perawat RSUD RA. Kartini Jepara yang meninggal Rabu (24/6) dan hasil usap tenggorokannya belum keluar, kemudian disusul perawat di Puskesmas Bangsri I yang meninggal akibat COVID-19 dan hasil usap tenggorokan terkonfirmasi positif. “Khusus untuk dokter yang bertugas di Klinik Welahan Jepara, kami belum bisa menjelaskan secara detail karena meninggalnya di Semarang dan almarhumah juga memungkinkan dicatat di Kudus,” ujarnya. Untuk menghindari penularan COVID-19, kata dia, kuncinya semua pihak harus mematuhi protokol kesehatan sehingga selain tenaga kesehatan juga terlindungi, masyarakatnya juga terlindungi dari kemungkinan tertular COVID-19. Ketersediaan alat pelindung diri (APD) sendiri, katanya, tersedia cukup karena selain pengadaan juga ada bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dia mengajak, masyarakat untuk mengikuti anjuran pemerintah untuk selalu memakai masker, rajin mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak fisik dengan orang lain serta menghindari kerumunan. Informasi yang diperoleh dari beberapa sumber, dokter yang bekerja di Klinik Mardi Nugroho Welahan Jepara disebutkan memiliki riwayat sakit ginjal, sedangkan hasil tes usap tenggorokannya untuk memastikan terpapar COVID-19 atau tidak belum keluar. Jumlah tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Jepara juga mencapai 50-an orang, sedangkan hasil tes cepat COVID-19 yang dinyatakan reaktif juga cukup banyak. Berdasarkan data COVID-19 dari website https://corona.jepara.go.id/ hari ini (25/6) pukul 18.00 WIB, tercatat jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 bertambah menjadi 261 kasus atau meningkat dibandingkan dengan hari Rabu (24/6) jumlahnya tercatat sebanyak 239 kasus. Sementara pasien positif COVID-19 yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 230 orang, sebanyak 214 pasien di antaranya merupakan pasien asal Kabupaten Jepara dan 16 pasien dari luar daerah. Pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yang dinyatakan sembuh sebanyak 14 orang, sedangkan meninggal dunia sebanyak 17 orang. (jwn5/ant)