Jowonews

Aktivitas Lelang di TPI Pekalongan Masih Normal Tak Terpengaruh Wabah

PEKALONGAN, Jowonews.com – Aktivitas lelang ikan di Tempat Pelelangan Ikan Kota Pekalongan, Jawa Tengah, selama wabah virus Corona masih berlangsung normal,’ kata Kepala TPI setempat Sanusi.Mochtar. “Aktivitas lelang ikan selama sepekan terakhir ini masih ramai. Bahkan transaksi lelang ikan mampu mencapai Rp800 juta atau setara 65 ton-70 ton, Sabtu,” katanya di Pekalongan, Sabtu. Menurut dia, wabah virus Corona baru atau COVID-19 memang tidak mempengaruhi hasil produksi ikan yang diperoleh nelayan. Hanya saja, kata dia, harga ikan, terutama yang dibutuhkan oleh pemilik rumah makan atau restoran turun sekitar Rp10 ribu hingga Rp20 ribu per kilogram. “Misalnya, harga ikan dorang semula mencapai Rp55 ribu per kilogram kini turun menjadi Rp35 ribu/ kilogram, cumi semula Rp50 ribu/ kilogram turun Rp40 ribu/ kilogram, dan kakap Rp55 ribu/ kiligram turun menjadi Rp45 ribu,” katanya. Adapun, kata dia, harga ikan yang dibutuhkan oleh masyarakat seperti lemuru, layang, dan banyar rata-rata trurun sekitar Rp2 ribu per kilogram. “Penyebab turunnya harga ikan ini karena para pedagang dari luar daerah seperti Jakarta dan Bandung mengurangi permintaan ikan seiring dengan mewabahnya virus Corona di daerah tersebut, katanya. Muchtar menambahkan pada Sabtu (28/3) ada 3 kapal fisher, 6 kapal arek dan obor, serta truk pembawa ikan dari Juana, Pati yang siap untuk melelang ikannya di TPI Kota Pekalongan. (jwn5/ant)

Meski Ombak Besar, Aktivitas Lelang Ikan TPI Pekalongan Masih Normal

PEKALONGAN, Jowonews.com – Aktivitas lelang ikan di Tempat Pelelangan Ikan Kota Pekalongan, Jawa Tengah, selama sepekan terakhir ini masih normal meski kondisi di perairan Laut Jawa dan sekitarnya terjadi ombak besar. Kepala TPI Kota Pekalongan Mochtar Sanusi di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa produksi ikan yang dilelang di TPI rata-rata mencapai 40 ton ikan per hari atau setara Rp400 juta. “Aktivitas lelang selama awal pekan pertama Januari 2020 masih normal. Saat ini saja ada 2 kapal jenis fisher dan 2 truk pengangkut ikan membongkar untuk dilelang di TPI,” katanya. Ia mengatakan jika intensitas curah hujan yang cukup tinggi terus mengguyur di wilayah setempat dikhawatirkan akan mempengaruhi produksi lelang ikan karena akan terjadi pengendapan lumpur (sedimentasi) pelabuhan pantai. “Dampak pendangkalan lumpur ini maka kapal besar tidak bisa masuk ke pelabuhan sehingga tidak bisa membongkar hasil tangkapan ikan untuk dilelang di TPI. Tentunya, hal itu akan berpengaruh terhadap produksi lelang ikan,” katanya. Terkait dengan pencapaian target pendapatan asli daerah (PAD) 2019 dari sektor perikanan, Mochtar mengatakan bahwa hingga akhir Desember 2019 hanya tercapai Rp5,26 miliar atau setara 14.994 ton ikan dari target sebesar Rp5,6 miliar. Kendati demikian, kata dia, pencapaian target PAD 2019 terjadi peningkatan jika dibanding PAD tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp4,7 miliar atau setara 10.980 ton ikan. “Oleh karena, kami berharap target PAD 2020 yang ditetapkan sebesar Rp6,1 miliar bisa terealisasi. Kami tetap optimistis meski target PAD 2019 belum bisa tercapai namun target 2020 sebesar Rp6,1 miliar bisa tercapai,” katanya. (jwn5/ant)