Jowonews

GeNose Mampu Deteksi Varian Baru Covid-19

YOGYAKARTA, Jowonews- Alat screening dan diagnostik Covid-19 berbasis embusan napas “GeNose C19” dipastikan tetap mampu mendeteksi infeksi Covid-19 dengan varian baru. “Dengan adanya varian-varian baru yang beredar, kami yakin GeNose tetap bisa menjaga akurasinya,” kata Juru bicara Tim Pengembang GeNose C19 Mohamad Saifudin Hakim saat jumpa pers secara luring dan daring di University Club UGM, Yogyakarta, Jumat (30/4). Saifudin menjelaskan, GeNose tidak mendeteksi virus secara langsung. Alat buatan para peneliti UGM itu selama ini mendeteksi hasil metabolisme tubuh, berupa volatile organic compound (VOC) atau senyawa organik yang mudah menguap pada embusan napas seseorang. Menurut dia, pola VOC yang dihasilkan dari seseorang atau pasien yang terinfeksi Covid-19 dari bermacam-macam varian tetap tidak mengalami perubahan. Dengan teori itu, Saifudin meyakini berbagai varian Covid-19 yang muncul tidak akan mengurangi kemampuan deteksi dari GeNose. Selain itu, lanjut dia, komponen kecerdasan buatan (AI) yang diterapkan dalam mesin GeNose juga akan terus diperbarui. Berbagai data, kata dia, akan dikenalkan pada sistem AI tersebut sehingga mampu menjaga akurasi kemampuan deteksi GeNose. “Banyaknya data yang akan dilatihkan di sistem AI tersebut sehingga itu menjadi metode lain untuk menjaga akurasi GeNose C19 tetap terjaga,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Uji validasi ekternal oleh tim independen UGM, menurut dia, akan semakin menambah kepastian alat itu mampu mendeteksi berbagai varian Covid-19. Dalam uji validasi itu, sejumlah pakar dari berbagai universitas bakal dilibatkan, termasuk dari Universitas Andalas, Universitas Indonesia dan Universitas Airlangga. “Uji validitas eksternal dilakukan di saat-saat ini ketika varian tersebut beredar, sehingga kita bisa melihat hasilnya ke depan. Tapi pada dasarnya kami tetap confidence performa GeNose tidak akan mengalami banyak perubahan,” ujar Saifudin.

Permintaan Alat Deteksi GeNose Membludak

JAKARTA, Jowonews- Kalangan pemilik pabrik di Indonesia dikabarkan mengantre untuk membeli alat deteksi cepat Covid-19, GeNose, karya Universitas Gadjah Mada. “Banyak yang menghubungi saya. Bahkan dari level-level pabrik yang membutuhkan GeNose untuk memastikan karyawannya bisa bekerja dengan tenang,” ucap Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro dalam webinar bertajuk “Pandemi Covid-19 ubah arah sains Indonesia?” diikuti di Jakarta, Kamis (4/3). Hal ini harus disikapi serius, sebab pemenuhan GeNose untuk kebutuhan pabrik ini berkaitan dengan bagian dari upaya pemulihan ekonomi. Bambang meminta alat tersebut bisa segera diproduksi secara massal untuk memenuhi kebutuhan industri di Tanah Air. “Kami sangat mengapresiasi UGM yang tidak berhenti melakukan riset dan inovasi terkait Covid-19. Selain produksi massal GeNose, ICU ventilatornya juga kami nantikan karena jika berhasil direalisasi maka merupakan capaian maju dan juga luar biasa,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Menjawab permintaan tersebut, Rektor Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Panut Mulyono mengemukakan pihaknya saat ini masih mendiskusikan perihal pendanaan produk kepada Majelis Wali Amanat (MWA) untuk program percepatan produksi massal GeNose maupun Ventilator ICU. “Kami bicara dengan ketua MWA untuk mencari modal bekerja sama dengan investor untuk percepatan produksi massal. Mudah-mudahan bisa kita segerakan,” katanya. Ia mengungkapkan persoalan inovasi dari sumber daya peneliti berada pada tahap hirilisasi atau industri yang berniat memproduksi hasil temuan baru menjadi produk yang dimanfaatkan masyarakat. Panut berharap, intervensi pemerintah terhadap hasil penemuan ilmiah tidak bergulir hanya saat pandemi Covid-19. “Dengan pengalaman Covid-19 ini, ke depan momentum pandemi ini terus kita bangun dan kerja samakan bersama agar kita bisa kejar ketertinggalan dari bangsa lain,” katanya.