Jowonews

Smart Building Membuat Gedung Lebih Hemat Energi

JAMBI, Jowonews- Konsep Smart Building yang mengoptimalkan teknologi internet of things dan big data dinilai menghasilkan penggunaan gedung lebih hemat energi dan sumber daya manusia. Hal ini mendorong sejumlah dosen dan mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mengembangkan peralatan smart building ini bekerjasama dengan pusat kajian lingkungan hidup, pusat kajian demografi dan Fakultas Sainstek. “Alhamdulillah kami berhasil mengembangkan tahap pertama sistem smart building ini bersama dosen dan mahasiswa. Sebelumnya alat ini telah melalui uji laboratorium untuk mendapatkan hasil yang optimal.” ujar Indrawata, sekretaris Pusat Kajian Lingkungan Hidup kepada Jowonews, Rabu (2/12). Rektor UIN STS Jambi mengapresiasi inovasi riset pengembangan smart building ini. Program ini sesuai dengan visi dan misi UIN STS Jambi sebagai lokomotif terdepan untuk perubahan di propinsi Jambi. “Saya mengapresisasi pengembangan smart building ini.Walaupun saat ini masih dalam tahap awal, namun inovasi ini sangat penting mengingat kampus sebagai pusat keilmuan harus mampu memberikan produk hasil riset kepada masyarakat. Dan saya tahu, bahwa smart building ini cukup mahal investasinya, karena membutuhkan peralatan dan SDM yang handal untuk membuat dan mengelolanya, dan kita mampu untuk itu.“ ujar Prof. Dr. H. Su’aidi, MA.,Ph.D, Rektor UIN STS Jambi. Pengembangan smart building ini telah melalui uji kelayakan pada skala laboratorium hingga kalibrasi dengan alat standar. Beberapa sensor telah digunakan untuk mengetahui secara optimal kondisi ruangan. Salah satunya adalah sensor pendeteksi orang dan pengatur cahaya. Jika pada malam hari ada orang yang tidak diinginkan masuk kedalam bangunan tersebut, maka akan terdeteksi. Sistem juga akan mengatur penggunaan cahaya lampu pada siang hari dan malam hari secara optimal. “Peralatan ini dilengkapi dengan machine learning sehingga dapat dengan mudah memberi tahu jika ada penyusup pada malam hari melalui jaringan internet / intranet. Dan semua aktivitas bisa di analisa secara lebih mendalam karena data tersebut tersimpan di dalam database” ujar Ahmad Syukron Prasaja, Ketua pusat kajian demografi. Data tersebut kemudian diolah dengan metode exploratory data analysis. EDA tersebut yang menghasilkan luaran dalam bentuk grafis dan data analisis sehingga dapat mempermudah untuk di analisa dan kemudian diterapkan dalam bentuk pengembangan kebijakan penggunaan bangunan tersebut. Peralatan ini walaupun dalam tahap uji coba lapangan, namun telah menggunakan konsep wireless sensor network (WSN) sehingga setiap device dapat saling terhubung dan berkomunikasi satu sama lain secara machine-to-machine. Pada pengembangan tahap kedua, akan digunakan lebih banyak sensor seperti sensor asap, arus listrik, voltase, suara, pengatur AC, lampu untuk mengatur sebagian aktivitas dari bangunan. Termasuk didalamnya menggunakan RFID sebagai akses masuk dan absensi pada bangungan.

Tak Punya Waktu Urus Kebun? Gunakan Smart Garden

JAMBI, Jowonews- Anda ingin berkebun tapi tak punya waktu banyak untuk mengurusnya? Anda mungkin perlu inovasi smart garden besutan tim Green Sutha UIN Sulthan Thaha, Jambi Smart garden yang terintegrasi dengan water recycle ini mampu mengatur volume air sesuai yang dibutuhkan tanaman. Dengan demikian lebih efesien dalam penggunaan air. Selain itu, pemasangan sensor kelembaban tanah, suhu tanah dan data cuaca pada sistem ini dapat mengoptimalkan penggunaan air. Sistem Smart Garden ini sendiri merupakan produk penelitian dosen dan mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi “Alhamdulillah berkat kerjasama tim dosen dan mahasiswa, dan setelah melalui proses uji coba Laboratorium, kami berhasil melakukan instalasi peralatan smart garden plus water recycle ini. Proses pembuatan hingga instalasi ini tidak membutuhkan waktu yang lama” ujar Indrawata Wardhana, Sekretaris pusat kajian Lingkungan Hidup. Terobosan teknologi smart garden ini, jelas Indra, yakni pada pengembangan sistem machine learning berbasis decision tree sehingga seluruh aplikasi tidak menggunakan operator. “Peralatan ini otomatis tidak akan melakukan penyemprotan air jika terjadi hujan pada pagi hari. Ataupun jika berdasarkan hasil analisa machine learning kami diprediksi akan terjadi hujan, maka machine learning yang berada di server akan melakukan kalkulasi debit air yang akan dikeluarkan. Sehingga air yang di gunakan lebih efektif ” ujar Ahmad Syukron Prasaja, Ketua pusat Studi Demografi yang juga dosen matakuliah Geografi. Selain terobosan dari segi teknologi, tim green stuha ini juga melakukan optimalisasi sumber air smart garden. Dengan menggunakan air yang berasal dari kolam ikan, yang kaya akan nutrisi namun harus di buang per lima hari. Maka tim ini memutuskan untuk menggunakan air pada kedalaman -10 cm dari permukaan kolam untuk menyedot sisa-sisa kotoran / lumut dan lainnya dari dasar kolam. Sehingga ikan semah yang berada pada kolam dapat mendapatkan air bersih karena air terus berganti dan tanaman pada taman mendapatkan nutrisi dari air kolam. “Biaya awal pembuatan sistem ini kurang dari 1 jt. Namun bisa mengairi seluruh sisi taman yang panjangnya saja bisa 100 meter. Rencananya Sistem ini akan dilengkapi peralatan Smart Pollution dan Monitoring Automatic Weather System (MAWS) buatan tim “ ungkap Syukra Ningsih, ketua pusat kajian lingkungan hidup. Saat ini sistem smart garden telah terpasang di rumah dinas rektor. Selanjutnya, akan diujicobakan pada lahan perkebunan masyarakat skala kecil sebagai upaya pendampingan masyarakat di sekitar area kampus. Selain itu beberapa alat smart system juga akan di pasang. Seperti smart building, smart pollution, dan early warning system. Hal ini sebagai upaya kampus untuk melakukan penerapan teknologi hasil penelitian pada masyarakat.