Jowonews

Pemerintah Diminta Tingkatkan Daya Saing Produk Lokal

REMBANG, Jowonews- Pemerintah diminta meningkatkan daya saing produk lokal sebagai upaya membangkitkan mereka dari masa pandemi Covid-19, serta agar bisa berkompetisi dengan produk impor. Hal tersebut disampaikan anggota Komisi VI DPR RI Marwan Jafar, di Rembang, Selasa (16/3). “Apalagi, masa pandemi Covid-19 ini mempunyai dampak yang luar biasa terhadap pelaku usaha. Sehingga dengan bangkitnya Industri Kecil Menengah (IKM) maupun Usaha mikro kecil menengah atau (UMKM) ini dapat menjaga ekonomi nasional. Setidaknya dapat meningkatkan daya beli masyarakat, sekaligus juga meningkatkan berbagai macam aktivitas di bidang industri,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Menurut dia salah satu solusi untuk mengatasi situasi ekonomi yang seperti ini dengan menumbuhkembangkan IKM karena keberadaannya sangat membantu untuk menjaga ketahanan perekonomian nasional. Bahkan produk-produk IKM lokal ini, justru yang seharusnya diutamakan oleh pemerintah. Kebijakan yang diambil, setidaknya juga pro terhadap produksi dalam negeri. Ia mencontohkan di Rembang ada batik Lasem yang menjadi kebanggaan sehingga komoditas lokal tersebut harus benar-benar dijaga. Jangan sampai di pasaran justru dibanjiri oleh batik-batik lain yang merupakan produk dari luar negeri. “Jika bisa, batik Lasem yang seharusnya membanjiri pasar-pasar tradisional yang ada di seluruh Indonesia. Ini juga harus menjadi perhatian pemerintah, apakah mencintai produk dalam negeri atau luar negeri. Kalau dalam negeri, tentunya harus ada regulasi yang mengatur hal itu,” ujarnya. Marwan menegaskan saat ini semua pembicaraan hampir fokus pada UMKM ataupun IKM lantaran dianggap sebagai solusi ketahanan ekonomi. Namun, dia juga mempertanyakan lemahnya daya beli masyarakat terhadap produk IKM tersebut. “Ini juga butuh diperhatikan. Jangan sampai ketika IKM diunggulkan, tetapi tidak diimbangi dengan daya beli masyarakat terhadap produk IKM,” ujarnya. Ia juga mendukung adanya kegiatan bimbingan teknis (bimtek) pengembangan Wira Usaha Baru (WUB) kepada Industri Kecil Menengah (IKM) yang terselenggara atas kerja sama Komisi VI DPR RI dengan Kementerian Perindustrian yang diikuti oleh IKM dari Blora dan Grobogan yang pembukaannya digelar di Fave Hotel Rembang, Senin (15/3). Untuk kegiatan pelatihannya sendiri berlangsung mulai 15-18 Maret 2021, dengan lokasi keterampilan membatik di Kabupaten Rembang yang diikuti 30 peserta, kemudian teknis pengelasan digelar di Desa Pengkol, Kecamatan Penawangan, Kabupaten Grobogan dengan peserta 20 orang dan pelatihan membuat pakan ternak di Kedungwungu, Kecamatan Todanan, Blora dengan peserta 30 orang. Pelatihan tersebut, diharapkan ditindaklanjuti dengan pemberian bantuan alat dan pendampingan. Selain itu, kementerian yang didukung pemerintah daerah dapat membuka akses kerja sama IKM dengan industri besar. 

Masa Pandemi, Perajin di Boyolali Tetap Berkarya

BOYOLALI, Jowonews- Walau kegiatan masih dibatasi selama masa pandemi, kegiatan ekonomi usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Boyolali tetap berjalan. Para pelaku UMKM khususnya perajin mengaku tetap berkarya dan pasar bergairah. Salah satu perajin Miniatur figure Dinar Sulistyo (34), warga di Perum Graha Mitra Abadi, Gang Mawar A.4 Donohudan, Ngemplak Boyolali, Kamis, mengatakan, dirinya pada masa pandemi Covid-19 sejak 2020 hingga awal 2021 ini, tetap berkarya kreatifitas dan inovasi dengan melihat kondisi pasar. Menurut Dinar pada awal-awal pandemi memang sangat terasa dampaknya permintaan kerajinan miniatur figure produksinya permintaan konsumen hanya satu hingga dua pesanan per bulan. Namun, pesanan miniatur figure memasuki masa  pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM ini, mulai meningkat dan pasar bergairah mencapai 10 buah per bulan. “Namun, kerajinan miniatur figure buatan perlu ketelitian dan kecermatan, sehingga saya hanya bisa melayani rata-rata enam miniatur figure per bulan,” kata Dinar yang menekuni kerajinan ini, secara otodidak  sejak 2018. Dinar yang mempunyai hobi melukis tersebut menjelaskan awalnya belajar dari internet membuat miniatur figure tokoh nasional dan kemudian hasilnya diunggah ke media sosial, dan ternyata banyak masyarakat yang tertarik dan memesan kerajinan itu. Menurut dia, memang belum banyak pengrajin yang membuat miniatur figure dengan bahan baku polymer clay yang bahannya masih impor dari luar negeri. Sehingga, daya saingnya belum begitu banyak. Namun, bahan baku ini, dirinya mendapatkan dengan cara membeli melalui “on line” dengan harga Rp1 juta per kilogram. Dia mengaku membuat kerajinan miniatur figure tersebut menjadi penghasilan tambahan keluarga, karena dirinya sehari-hari bekerja sebagai karyawan di PT So Good Food Teras Boyolali. Proses produksi, kata dia, bahan baku polymer clay dibentuk wajah sesuai gambar foto pesanan kosumen, setelah terbentuk kemudian dioven sehingga bahan menjadi keras. Miniatur figure kemudian dicat warna sesuai wajah pelanggan dengan aklirik kemudian dilapisi cat pelapis agar warna tidak mudah pudar. Harga setiap pesanan miniatur figure dengan ukuran 17 centimeter hingga 23 sentimeter dijual antara Rp900 ribu hingga Rp1,2 juta. Pesanan datang hampir seluruh daerah di Indonesia, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Jawa kebanyakan dari wilayah Jakarta, dengan omzet rata-rata Rp5 juta hingga Rp6 juta per bulan. “Saya berharap pandemi Covid-19 segera selesai, masyarakat kembali beraktivitas dengan normal, serta percepatan ekonomi kembali normal,” pungkasnya sebagaimana dilansir Antara.

Indonesia Bukan Bangsa yang Menganut Proteksionisme

JAKARTA, Jowonews- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan Indonesia bukan bangsa yang menganut proteksionisme, namun Indonesia juga tidak akan menjadi korban dari praktik perdagangan dunia yang tidak adil. “Saya juga tegaskan kita juga bukan bangsa yang menyukai proteksionisme, tidak, karena sejarah membuktikan kalau proteksionisme itu justeru merugikan,” kata Presiden Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional XVII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Tahun 2021, dari Istana Kepresidenan Bogor, Jumat. Indonesia, kata Presiden Jokowi, menganut keterbukaan ekonomi dan kerja sama. Dia meminta para pengusaha untuk memanfaatkan secara optimal potensi dalam negeri yang memiliki potensi pasar hingga 270 juta orang. Di sisi lain Presiden Jokowi mengingatkan kepada siapapun untuk tidak menciptakan praktik perdagangan yang tak adil. Apalagi jika praktik perdagangan itu membunuh kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Presiden Jokowi meminta jajaran menteri di sektor ekonomi untuk memagari UMKM agar tidak menjadi korban permainan harga (predatory pricing). “Sekarang ini banyak praktik predatory pricing. Hati-hati dengan ini bisa membunuh yang kecil-kecil. Berkali-kali saya sampaikan juga ke Pak Menteri, khususnya Mendag agar ini dipagari,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Kepala Negara mengajak masyarakat untuk mencintai dan bangga terhadap produk dalam negeri. Sebaliknya, pelaku usaha dalam negeri juga harus membenahi diri. Produsen dalam negeri harus menciptakan produk dengan harga kompetitif, berkualitas, memiliki kemasan yang baik dan sesuai dengan permintaan pasar saat ini. “Untuk menuju loyalitas dari konsumen kita, produk-produk dalam negeri, ya memang ada syarat-syaratnya, harganya kompetitif, kualitasnya baik. Ini dari sisi produsen. Harus terus memperbaiki kualitasnya, kemasannya, memperbaiki desainnya, agar ikuti tren,” jelas Presiden Jokowi.

Instagram Gandeng Pemprov Jateng Beri Pelatihan UMKM Sambut Normal Baru

SEMARANG, Jowonews.com – Instagram bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bakal memberikan pelatihan secara daring kepada para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah sebagai salah satu bentuk dukungan bagi keberlanjutan UMKM di tengah pandemi COVID-19 sekaligus menyongsong penerapan protokol kehidupan normal baru. Berdasarkan siaran pers yang diterima di Semarang, Kamis, acara “Akademi Instagram #BicaraBisnis” akan disiarkan secara daring di Facebook Page Ganjar Prabowo pada Kamis, pukul 19.00-20.00 WIB. Data Kementerian Koperasi dan UKM pada Mei 2020 menyebutkan bahwa setidaknya ada 163.713 UMKM dan 1.785 koperasi yang terkena dampak COVID-19. Penurunan permintaan secara signifikan menjadi permasalahan utama yang mempengaruhi perekonomian industri UMKM sehingga melatarbelakangi Instagram dan Kreavi, bersama Pemprov Jateng menggelar diskusi virtual seputar cara menjaga kelangsungan bisnis di tengah pandemi COVID-19 serta menyesuaikan strategi bisnis untuk bersiap memasuki situasi normal baru. Melalui acara ini, para peserta dapat mempelajari tips dan trik bisnis praktis langsung dari beberapa pelaku UMKM yang dapat segera diimplementasikan langsung di daerah masing-masing. Beberapa pelaku bisnis UMKM yang turut menjadi pembicara dalam acara “Akademi Instagram #BicaraBisnis” bersama Gubernur Ganjar Pranowo antara lain, Rowland Asfales (Instapreneur-salah satu lulusan terbaik Akademi Instagram dan Founder @pijakbumi), Widya Sesarika (Founder @steddystore), dan Merryo Setyawan (Founder @joie.patiserrie). Gubernur Ganjar menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia sedang menyusun skema penerapan protokol kehidupan normal baru di beberapa wilayah Indonesia sebagai salah satu upaya untuk mendorong pemulihan ekonomi. Di Jawa Tengah, pihaknya juga terus berusaha menyosialisasikan dan mempersiapkan masyarakat setempat agar bisa lebih siap menghadapi situasi normal baru. “Kami menyambut positif penyelenggaraan program ‘Akademi Instagram #BicaraBisnis’ ini yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bisnis digital para pelaku UMKM di Jateng dab berharap program ini dapat membantu mereka menyiapkan strategi bisnis yang lebih efektif untuk kembali bangkit dalam menghadapi situasi normal baru,” katanya. Pieter Lydian, Country Director untuk the Facebook Company di Indonesia menambahkan UMKM selalu menjadi bagian penting bagi Instagram sehingga pihaknya senantiasa mengembangkan berbagai fitur dan inisiatif baru yang bertujuan untuk membantu mereka mengembangkan bisnis. Akademi Instagram #BicaraBisnis, lanjut dia, merupakan salah satu bentuk komitmen dalam mencapai hal tersebut. “Kami berharap kegiatan ini dapat membantu membekali para pelaku UMKM dengan tips dan trik bisnis praktis seputar cara memanfaatkan fitur-fitur yang ada di Instagram untuk beradaptasi dan mempersiapkan diri dalam menghadapi situasi normal baru akibat pandemi COVID-19,” ujarnya. Selain itu, melalui kegiatan ini diharapkan semakin banyak UMKM yang terinspirasi untuk memulai bisnis di Instagram, dan memaksimalkan penggunaan Instagram untuk mengembangkan bisnis masing-masing. (jwn5/ant)

Digitalisasi Usaha Mudahkan Pelaku UMKM

SEMARANG, Jowonews.com – Pengelolaan usaha secara digital mulai dari pembukuan hingga mekanisme transaksi nontunai dalam satu aplikasi yang ditawarkan Youtap Indonesia memudahkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam menjalankan bisnis. Salah seorang pemilik usaha toko bunga asal Semarang, Maria Nurul di Semarang, Jawa Tengah, Kamis, mengatakan pengelolaan bisnis secara daring, terutama saat pandemi COVID-19 ini, sangat bermanfaat bagi pebisnis. Terlebih lagi, kata dia, fitur transaksi non-tunai dalam aplikasi tersebut bisa meminimalkan interaksi langsung antara penjual dan pembeli. “Dalam kondisi pandemi seperti sekarang, fitur ini membantu untuk bisa berdagang dengan lebih bersih dan sehat,” katanya. Situasi ekonomi saat ini juga memaksa Nurul membuat alternatif usaha di tengah lesunya bisnis usaha bunganya. Ibu dua anak tersebut mulai membuka peluang untuk membuat usaha toserba daring yang menyediakan berbagai jenis makanan. Banyaknya item produk yang dijual tersebut, kata dia, juga sangat terbantu dengan aplikasi Youtap yang menyediakan platform pembukuan secara digital. Aplikasi ini, kata dia, menyediakan pencatatan pesanan, persediaan barang, hingga penyusunan laporan keuangan. “Youtap memudahkan pengelola toko agar lebih rapi dalam mencatat keuangan,” katanya. Sementara itu, CEO Youtap Indonesia Herman Suharto mengatakan platform bisnis ini siap membantu pebisnis dalam mengembangkan usaha. “Kami ingin terus menjadi aplikasi teman dagang, terutama saat pandemi sekarang ini,” katanya. Menurut dia, Youtap bisa menjadi teknologi digital yang bisa dengan cepat memfasilitasi perubahan usaha seperti pelaku UMKM asal Semarang itu. (jwn5/ant)

Jateng Kucurkan Bansos JPE ke UMKM Pekalongan Terdampak COVID-19

PEKALONGAN, Jowonews.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, mengucurkan bantuan sosial jaring pengaman ekonomi (JPE) berupa bahan baku produksi pada kelompok usaha mikro kecil (UMKM) yang terdampak COVID-19 di Kota Pekalongan. Wali Kota Pekalongan Saelany Machfudz di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa bantuan sosial JPE ini merupakan program inisiasi Gubernur Jawa Tengah untuk memberikan rangsangan kegiatan usaha produksi pelaku UMKM pada bidang makanan kecil. “Tujuannya, bantuan JPE ini dapat mendukung penciptaan lapangan kerja, penanggulangan kemiskinan dan peningkatan berkelanjutan, serta menggerakkan perekonomian di daerah di tengah pandemi COVID-19,” katanya. Saelany mengatakan besaran bantuan sosial JPE yang disalurkan melalui lembaga penyalur berupa bahan baku produksi seperti telur, gula pasir, tepung terigu, minyak goreng, dan mentega. “Penyaluran bantuan ini, kami lakukan pada hari ini dan Rabu (3/6) melalui lembaga penyalur yaitu toko Sampoerna Retail Community (SRC) Herma Jaya dan Toko SRC Eny. Bantuan JPE ini berupa telur 50 kilogram, gula pasir 50 kg, tepung terigu 75 kg, minyak goreng 40 liter, dan mentega 24 kg,” katanya. Menurut dia, bantuan yang digunakan untuk membantu kelancaran dan pengembangan UMKM terdampak COVID-19 ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para pelaku UMKM. “Kami akan memberikan sanksi pencabutan bantuan jika diketahui penerima manfaat tidak melaksanakan kepercayaan yang diberikan ini. Selain itu, kami berpesan warga juga tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan agar pendemi COVID-19 selesai,” katanya. Pemilik toko Herma Jaya Grosir Wahyudin mengatakan pihaknya menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan pemerintah dalam hal pengadaan bahan-bahan yang disalurkan untuk pelaku UMKM. (jwn5/ant)

Pemprov Jateng Borong 3 Juta Masker Hasil Produksi UMKM

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Ganjar Pranowo memborong tiga juta masker kain yang merupakan hasil produksi dari para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Provinsi Jawa Tengah sebagai wujud nyata pemberdayaan UMKM saat pandemi COVID-19. “Dalam jaring pengaman ekonomi, kami membagi ada tiga penanganan, yakni darurat, jangka pendek dan menengah. Sekarang ini penanganan darurat dan harus direspons cepat agar para pelaku UMK bisa tertolong,” kata Ganjar Pranowo di Semarang, Senin. Menurut Ganjar, program pembelian masker dari para pelaku UMKM merupakan tindakan darurat sebab mereka yang bergerak di bidang fesyen juga didorong untuk membuat masker dan hasilnya dibeli pemerintah dengan harga wajar. “Inilah cara kita mendorong dan menstimulus ekonomi di masyarakat, khususnya pelaku UMKM tetap bisa berjalan,” ujar Ganjar Pranowo. Ganjar menyebutkan setelah program tersebut ada tahapan selanjutnya yakni memberikan stimulus bagi pelaku UMKM boga. “Mereka yang bisa memproduksi makanan, minuman,  akan mendapat bantuan dari pemerintah berupa bahan baku,” katanya. Ini, lanjut Ganjar, cara pihaknya agar ekonomi tetap menggelinding dan masyarakat tidak hanya menunggu bantuan. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jateng Ema Rachmawati menambahkan program memborong tiga juta masker merupakan ide Gubernur Ganjar Pranowo untuk melindungi UMKM agar tidak gulung tikar akibat dampak pandemi COVID-19, terutama pelaku UMKM di bidang fesyen dan jahit yang ada di bawah naungan instansinya. “Sampai saat ini sudah ada 2,1 juta masker kain yang dikirim ke kami. Targetnya tiga juta masker dari para pelaku UMKM itu, untuk kami beli dan kami distribusikan secara gratis kepada masyarakat,” ujarnya. Masker kain hasil UMKM itu, lanjut dia akan didistribusikan kepada Gugus Tugas COVID-19 di 35 kabupaten/kota se-Jateng dan petugas TNI/Polri serta masyarakat dan pedagang di pasar. “Pesanan sudah banyak, nanti kalau sudah terkumpul semuanya, langsung kami distribusikan. Sementara masih menunggu beberapa daerah yang belum kirim,” katanya. Selain program masker itu, Ema mengaku sudah menyiapkan program lain yang akan dilaksanakan selama masa pandemi. “Seperti yang disampaikan Bapak Gubernur, bahwa kami segera melakukan program bantuan untuk UMKM boga. Kami sudah menyiapkan anggaran Rp38 miliar untuk membantu bahan baku bagi pelaku UKM boga se-Jateng,” ujarnya. Pemberian stimulus UMKM boga itu dinilai tepat mengingat saat ini sudah mendekati Lebaran, apalagi banyak UMKM boga di Jateng yang sudah berjalan dan memiliki pangsa pasar tertentu. “Mereka masih bisa jalan, tapi memang kesulitan bahan baku. Jadi, nanti kami bantu berikan bahan baku seperti tepung, gula, minyak dan sebagainya. Masing-masing UMKM akan mendapatkan bantuan bahan baku senilai Rp3 juta,” katanya. (jwn5/ant)

Menteri BUMN dan Gubernur Siap Bangkitkan UMKM Pascapandemi COVID-19 di Jateng

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sepakat untuk bersama-sama melaksanakan program-program yang bertujuan membangkitkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pascapandemi COVID-19. “Setelah kesehatan dan sosial, saat ini kami sudah mulai fokus pada ekonomi. Sebab, mau tidak mau ekonomi harus disiapkan skenario-skenario untuk bisa bangkit usai pandemi COVID-19 ini,” kata Ganjar di sela menerima bantuan Kementerian BUMN untuk penanganan COVID-19 di rumah dinas gubernur, Semarang, Sabtu. Ganjar menyatakan, pihaknya telah menyiapkan skenario APBD 2021 adalah APBD Pertolongan, di mana anggaran yang ada nantinya digunakan untuk membantu berbagai sektor, salah satunya ekonomi. “Kami juga sudah bekerja sama dengan sejumlah e-commerce raksasa nasional untuk keperluan pelatihan dan kerja sama lainnya, tapi kami masih kesulitan soal permodalan, maka dalam kesempatan baik ini, kami berharap ada perusahaan-perusahaan BUMN yang bisa membantu kami mengembangkan sektor ini,” ujarnya. Bank-bank milik BUMN, lanjut Ganjar, juga diharapkan bisa membuka akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan apabila itu bisa dilakukan, maka kebangkitan ekonomi Jateng khususnya dari industri kecil menengah bisa lebih cepat dilakukan. Senada, Menteri BUMN Erick Thohir sepakat dengan apa yang diprogramkan Gubernur Ganjar karena sektor ekonomi, khususnya UMKM, dinilai memang harus mendapat perhatian dari pemerintah. “Saya sangat setuju, karena dilihat kondisi hari ini dibandingkan sebelumnya, semuanya terdampak. UKM ini memang menjadi prioritas karena mayoritas UKM menyerap tenaga kerja cukup besar dibanding korporasi lainnya, ini harus diprioritaskan,” kata Menteri BUMN. Erick Thohir menyebutkan, selama pandemi COVID-19, bank BUMN sudah melakukan restrukturisasi untuk pelaku UMKM dan lainnya, bahkan nilainya sudah mencapai Rp120 triliun lebih. “Itu sudah berjalan, tapi masih belum cukup maka kami sudah rapat dengan Menko dan lainnya untuk membahas banyak hal, termasuk supply change industri kesehatan yang kemungkinan dibangun di Jawa Tengah, termasuk pemanfaatan lahan PTPN dan Perhutani untuk kebutuhan pangan,” ujarnya. Erick juga sepakat dengan Ganjar dalam pengembangan UMKM untuk bangkit pascapandemi COVID-19, meskipun menurutnya saat ini kondisi BUMN tidak semuanya dalam kondisi sehat. “Akan kami petakan BUMN mana yang kuat karena akibat COVID-19 ini, 90 persen BUMN terdampak, hanya 10 persen yang tidak terdampak, maka harus dipetakan mana yang bisa mendukung program itu,” kata Menteri BUMN. (jwn5/ant)