Jowonews

43 Ribu UMKM Pekalongan Terdampak COVID-19

PEKALONGAN, Jowonews.com – Sekitar 43 ribu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, kini terdampak pandemi COVID-19 seiring dengan banyaknya pemerintah daerah menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). “Ada sekitar 43 ribu UMKM pada sektor industri konveksi baik rumahan maupun berskala besar terdampak pandemi COVID-19,” kata Bupati Pekalongan Asip Kholbihi di Pekalongan, Senin. Menurut dia, wabah pandemi COVID-19 berimbas aktivitas dagang di pasar-pasar besar tutup sehingga produk UMKM tidak bisa dipasarkan. Beberapa pusat perdagangan yang selama ini menampung produk konveksi asal Kabupaten Pekalongan seperti Jakarta dan Surabaya, kata dia, banyak yang tutup karena pemerintah daerah setempat menerapkan kebijakan PSBB. “Saat ini, banyak produk UMKM tidak bisa dipasarkan padahal asetnya mencapai miliaran rupiah. Dampak lainnya, tentunya para pekerja di sektor UMKM menganggur,” katanya. Ia mengatakan pemkab terus melakukan upaya preventif dan kuratif dalam upaya menangani penyebaran dan pencegahan virus corona. “Saat ini, kita konsentrasi untuk menjalankan program-program dampak sosial dan penanganan pemulihannya,” katanya. Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) dan Tenaga Kerja Edy Herijanto mengatakan imbas wabah virus corona berdampak pada 13 perusahaan besar di daerah setempat. “Sudah ada sembilan perusahaan yang telah mengeluarkan kebijakan merumahkan karyawannya dan empat perusahaan lainnya telah mem-PHK karyawannya,” katanya. (jwn5/ant)

Presiden Pastikan UMKM Bebas Pajak Penghasilan Hingga September

JAKARTA, Jowonews.com – Presiden Joko Widodo memastikan adanya pemberian insentif perpajakan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang beromzet di bawah Rp4,8 miliar per tahun, dengan pembebasan pajak penghasilan (PPh) Final selama April hingga September 2020. Presiden, dalam rapat terbatas melalui konferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, mengharapkan pembebasan pajak tersebut dapat meringankan beban UMKM di tengah dampak wabah virus Corona baru (COVID-19). “Menurunkan tarif PPh final dari 0,5 persen menjadi 0 persen selama periode enam bulan dimulai April sampai September 2020,” ujar Presiden saat membuka rapat terbatas “Lanjutan Pembahasan Program Mitigasi Dampak Covid-19 Terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah”. Insentif perpajakan itu merupakan salah satu dari lima skema bantuan bagi UMKM untuk bertahan di tengah pandemi COVID-19. Selain pembebasan pajak, pelaku UMKM juga bisa merestrukturisasi kredit, mendapatkan subsidi bunga kredit, serta memperoleh relaksasi dalam pembayaran angsuran. Pemerintah juga berencana memberikan tambahan kredit modal kerja untuk para UMKM, terutama bagi UMKM yang belum mendapat akses ke lembaga keuangan atau perbankan. Di samping itu, Kepala Negara juga meminta jajarannya untuk memastikan agar UMKM yang termasuk kategori miskin dan kelompok rentan dari dampak COVID-19, untuk menjadi bagian dari penerima bantuan sosial. “Baik itu bansos Program Keluarga Harapan, paket sembako, bansos tunai, Bantuan Langsung Tunai desa, maupun pembebasan pengurangan tarif listrik dan kartu pra kerja,” katanya. Sedangkan untuk menopang keberlanjutan usaha UMKM, Presiden Jokowi meminta jajaran kementerian, lembaga negara, BUMN dan pemerintah daerah untuk turut membantu konsolidasi usaha UMKM. “Harus menjadi buffer UMKM terutama pada tahap awal recovery (pemulihan), konsolidasi usaha ini penting sekali misalnya BUMN menjadi off taker (penjamin) bagi hasil produksi para pelaku UMKM,” ujar Presiden. (jwn5/ant)

Pemerintah Akan Rilis Regulasi Relaksasi dan Stimulus UMKM

JAKARTA, Jowonews.com – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu  mengatakan pemerintah segera merilis kebijakan relaksasi dan stimulus bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Febrio menuturkan relaksasi dan stimulus UMKM tersebut nantinya akan menggunakan dana Rp150 triliun yang merupakan anggaran untuk kegiatan pemulihan ekonomi nasional. “Ini sedang digodok, tapi diindikasikan ini adalah relaksasi dan stimulus untuk UMKM. Dalam waktu dekat akan kita rilis,” katanya dalam diskusi publik secara daring di Jakarta, Senin. Febrio menyatakan formulasi dari stimulus untuk UMKM tersebut akan disampaikan terlebih dahulu kepada Presiden Joko Widodo agar dapat dilihat terkait preferensinya. “Beliau akan melihat preferensinya seperti apa tapi ini memang untuk kelas menengah UMKM itu,” ujarnya. Febrio menjelaskan dana Rp150 triliun itu merupakan bagian dari tambahan belanja dalam APBN 2020 sebesar Rp405,1 triliun yang digunakan untuk penanganan dampak COVID-19. Sementara itu, Febrio merinci Rp405,1 triliun terdiri dari Rp75 triliun bidang kesehatan, Rp110 triliun perlindungan sosial, Rp75,1 triliun untuk insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat, serta Rp150 triliun untuk program pemulihan ekonomi. Ia mengatakan untuk program kredit usaha rakyat (KUR), program keluarga harapan (PKH), bantuan langsung tunai (BLT), dan usaha mikro (UMi) hingga kini telah menyasar 20 persen UMKM terbawah. “Ini yang akan kita kejar karena untuk KUR, UMi, PKH, BLT dan sebagainya sudah menyasar 20 persen paling bawah,” katanya. Oleh sebab itu Febrio menuturkan melalui stimulus Rp150 triliun nantinya dapat menjangkau masyarakat secara lebih luas khususnya dalam sektor UMKM. “Sekarang kita mau lihat bagaimana caranya supaya yang di atas 20 persen tadi juga dapat karena ini menyangkut sektor informal yang di level UMKM,” ujarnya. Ia pun berharap relaksasi dan stimulus UMKM yang akan segera dirilis mampu mengurangi beban UMKM yang tertekan pandemi COVID-19. “Ini yang ingin kita lihat bagaimana Rp150 triliun ini bisa efektif untuk mengurangi beban mereka yang di sana. Jadi, fokusnya memang ke UMKM,” katanya. (jwn5/ant)

Gojek Gelar Hari Kuliner Nasional Upaya Bantu UMKM

SOLO, Jowonews.com – Perusahaan teknologi yang melayani jasa transportasi, Gojek, berupaya membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk tetap bertahan di tengah pandemi Virus Corona baru atau COVID-19 melalui pelaksanaan program Hari Kuliner Nasional. “Di tengah pandemi COVID-19, selain makin menempatkan prosedur keamanan dan higienitas sebagai prioritas, kami terus mencari jalan agar mitra merchant GoFood yang 96 persennya adalah UMKM bisa terus memperoleh penghasilan untuk menjalankan usahanya,” kata Head of Regional Corporate Affairs Gojek Jateng dan DIY Arum K Prasodjo di Solo, Jawa Tengah, Minggu. Ia mengatakan sejumlah inovasi dan inisiatif dilakukan untuk bisa mengurangi kecemasan para pelaku usaha UMKM, terutama saat pandemi COVID-19 di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). “Kami juga berharap melalui program Hari Kuliner Nasional, penjualan harian usaha kuliner UMKM dapat meningkat sehingga tetap menggerakkan roda ekonomi selama masa pandemi. Kami juga melihat pandemi ini menimbulkan pergeseran pola konsumsi di mana yang biasanya pemesanan dilakukan di tempat, sekarang berpindah ke online sejalan dengan imbauan pemerintah untuk beraktivitas dari rumah,” katanya. Menurut dia, peluang tersebut harus dimanfaatkan agar roda bisnis UMKM tetap bergerak sehingga memberikan ruang yang lebih luas bagi mitra dan driver Gojek terusmendapat penghasilan. “Kami percaya ini bisa membantu ketahanan ekonomi Indonesia di situasi yang sulit saat ini,” katanya. Program Hari Kuliner Nasional sendiri merupakan program unggulan GoFood yang telah memasuki tahun ketiga. Untuk tahun ini, Hari Kuliner Nasional dilaksanakan dari 1 April-5 Mei 2020 dan khusus di Jawa Tengah dan DIY, kata dia, program kali ini diikuti oleh lebih dari 5.000 pedagang. Ia mengatakan pada tahun ini GoFood menawarkan lebih dari 183.000 menu kuliner dengan harga khusus. Gojek mencatat setiap tahunnya program tersebut mampu meningkatkan pendapatan mitra pedagang. “Di Jawa Tengah dan DIY kami mencatat total dan pertumbuhan nilai transaksi pada gerai mitra merchant GoFood meningkat sebesar 40 persen serta rata-rata transaksi setiap mitra merchant GoFood meningkat sebesar 126 persen,” katanya. Terkait hal itu, Menteri Koperasi dan UMKM Republik Indonesia Teten Masduki mengapresiasi langkah proaktif Gojek dengan layanannya GoFood yang mendukung puluhan ribu UMKM. Menurut dia, selain menjadi platform untuk berjualan online, Gojek dan ekosistemnya bisa saling meringankan beban satu sama lain. Ia mengatakan melalui layanan pesan antar makanan, GoFood dapat mendorong arus permintaan terhadap UMKM sehingga mereka dapat terus bekerja dan berpenghasilan. (jwn5/ant)

Pemprov Jateng Dorong Pelaku UMKM Kuasai Teknologi

SEMARANG, Jowonews.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Koperasi dan UKM terus mendorong serta membina para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergerak di berbagai sektor untuk melek teknologi sehingga bisa berkembang serta bersaing. “Hampir semua pelatihan UMKM kita isi materi teknologi informasi dan digitalisasi, dengan harapan para pelaku UMKM melek teknologi,” kata Kepala Balai Pelatihan Koperasi dan UKM Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah Hatta Hatnansya Yunus di Semarang, Senin. Ia menyebut jumlah pelaku UMKM di Jawa Tengah mencapai empat juta orang, namun pihaknya baru mampu memberikan pendampingan kepada 160 ribu pelaku UMKM saja. Oleh karena itu, dirinya ingin adanya sinergi yang baik antara para pemangku kepentingan dengan pelaku UMKM agar jumlahnya dapat bertambah serta efektif guna pengembangan. “Kami berikan pelatihan terkait dunia digital dan mengajarkan diversifikasi agar mereka bisa memasarkan produk secara ‘online’, sekaligis mempererat komunikasi secara intens dengan para pelaku UMKM yang sudah dijalankan sejak tahun lalu,” ujarnya. Hal tersebut disampaikan Hatta saat menjadi salah seorang pembicara pada Dialog Terbuka dengan tema “Digitalisasi UMKM, Siapkah Merajai Pasar Tanpa Batas”. Pembicara lainnya, Andang Wahyu Triyanto selaku anggota Komisi B DPRD Jawa Tengah mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini pihaknya sedang menyusun rancangan peraturan daerah tentang pembinaan ekonomi kreatif untuk melindungi dan mengembangkan para pelaku UMKM. “(Setelah disahkan) raperda ini diharapkan bisa menjadi payung hukum dalam melindungi dan mengembangkan para pelaku UMKM,” katanya. Menurut dia, dengan adanya payung hukum tersebut, maka diharapkan pembinaan terhadap para pelaku UMKM di Jateng bisa berjalan lebih efektif. “Dibutuhkan sinergi antara pemerintah dan pelaku UMKM, apalagi banyak pelaku UMKM di Jateng yang terbagi menjadi beberapa kelompok,” ujarnya. Sementara itu, Master of Chain Impala Space Khalid Pranowo berpendapat adanya teknologi ini, membuat para generasi milenial dapat menciptakan inovasi dan memanfaatkan fasilitas teknologi tersebut. Impala space itu sendiri merupakan “co-working space” atau wadah untuk mengembangkan usaha dalam industri kreatif di Kota Semarang dan sekitarnya. Pelaku bisnis menjadikan pemerintah sebagai partner harus bisa memposisikan diri untuk bisa memberi manfaat pada masyarakat. Dari digitalisasi, ‘casual is the king’, media hanya sebagai wadah, yang utama adalah bisnisnya,” katanya. (jwn5/ant)

Jateng Sebarkan Virus Hetero Space

SEMARANG, Jowonews.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengajak seluruh pihak bersama-sama menyebarkan virus Hetero Space (ruang kerja bersama atau co-working space untuk para industri kreatif serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di sela-sela peresmian Hetero Space di UMKM Center, Banyumanik, Semarang, Jumat (31/1) malam yang dihadiri seluruh stakeholders terkait baik itu dari BUMN, BUMD, para pelaku industri kreatif, pelaku UMKM, serta kaum muda. Ganjar berharap Hetero Space akan menjadi magnet baru di UMKM Center dan menjadi virus, sehingga semakin banyak yang memanfaatkannya karena akan banyak solusi bagi para industri kreatif serta UMKM. “Ini baru mulai. Dugaan saya setelah jalan 1 tahun, akan ada perubahan sangat dahsyat. Dulu gedung ini tidak berfungsi, nanti ini akan jadi magnet baru untuk orang datang ke sini,” kata Ganjar yang mengaku sudah dua tahun lalu membayangkan Jateng memiliki tempat yang saat ini diberi nama Hetero Space. Pemprov Jateng, lanjut Ganjar, berharap nantinya akan ada banyak Hetero Space tidak hanya di Kota Semarang, tetapi juga kabupaten dan kota di Jateng yang lain seperti di Solo, Banyumas, dan Pekalongan. Adanya Hetero Space (tempat yang berlokasi strategis, dilengkapi akses internet, gedung berlantai tiga, dapat dimanfaatkan untuk rapat dan pelatihan) serta bisa memberikan solusi bagi para industri kreatif dan UMKM, Ganjar optimistis akan menaikkan minat anak muda untuk memiliki usaha kreatif, sehingga dapat mengangkat perekonomian Jawa Tengah. Ganjar menjelaskan Pemerintah Provinsi Jateng sebagai jembatan, dapat memanfaatkan data yang ada untuk mengambil kebijakan serta gerakan salah satunya gerakan membeli produk lokal, apalagi ada banyak instansi dan organisasi perangkat daerah (OPD) yang setiap menggelar kegiatan selalu melakukan pengadaan seragam (dapat diperoleh dari teman-teman yang tergabung dalam Hetero Space). Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah Ema Rachmawati dalam kesempatan tersebut menjelaskan Hetero Space dimaksudkan untuk membantu para pelaku industri kreatif dan UMKM untuk lebih berkembang dengan cara berkolaborasi. Ema menambahkan Hetero Space digagas Pemprov Jateng bersama dengan Impala Space sebagai pengelola harian karena ke depannya tidak sekadar tempat, tetapi akan ada banyak kegiatan untuk terus mengenjot industri kreatif dan UMKM untuk lebih maju di antaranya dengan berbagai pelatihan. “Tujuannya adalah menjadikan mereka naik kelas tanpa harus mengeluarkan uang banyak. Di sini ada banyak yang terlibat untuk membantu mereka berkembang,” kata Ema sembari menyebutkan stakeholder terkait yang mendukung Hetero Space. (jwn5/ant)