Jowonews

Diundur, Vaksinasi Covid-19 di Banyumas

PURWOKERTO, Jowonews- Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tahap pertama bagi tenaga kesehatan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, diundur karena pasokan vaksin belum datang. “Belum datang vaksinnya, diundur,” kata Bupati Banyumas Achmad Husein.melalui layanan WhatsApp kepada wartawan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu (13/1) Dia mengaku belum bisa memberikan informasi pasti mengenai kapan pasokan vaksin Covid-19 akan tiba dan vaksinasi bisa mulai dilaksanakan di Kabupaten Banyumas. Bupati memperkirakan vaksinasi Covid-19 bisa dilaksanakan sekitar bulan Februai 2021 di Banyumas. “Coba tanya langsung ke Pak Sadiyanto (Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas),” katanya sebagaimana dilansir Antara. Hingga Rabu pukul 10.50 WIB, Kepala Dinkes Kabupaten Banyumas Sadiyanto belum merespons panggilan telepon serta pertanyaan perihal pelaksanaan vaksinasi yang dikirim melalui aplikasi WhatsApp. Pemerintah Kabupaten Banyumas sebelumnya berencana melaksanakan vaksinasi Covid-19 gelombang pertama mulai 14 Januari 2021. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto, vaksinasi tahap pertama akan menyasar 3.656 tenaga kesehatan atau lebih kurang sepertiga dari total tenaga kesehatan di Banyumas yang jumlahnya 10.039 orang. Pelaksanaan vaksinasi Covid-19, menurut dia, akan melibatkan 59 fasilitas pelayanan kesehatan yang terdiri atas 40 puskesmas, 16 rumah sakit, dan tiga klinik swasta di Banyumas.

Vaksin Covid-19 Dimulai, Indeks Saham Menguat

JAKARTA, Jowonews- Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi bergerak menguat seiring vaksinasi COVID-19 perdana yang digelar hari ini. IHSG dibuka menguat 44,27 poin atau 0,69 persen ke posisi 6.439,93. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 11,71 poin atau 1,18 persen ke posisi 1.008,15. “Hari ini kami memproyeksikan IHSG akan bergerak flat menanti vaksinasi yang akan mulai dilaksanakan hari ini, di mana Presiden Joko Widodo akan menjadi orang pertama yang diberi vaksin dan menunggu apakah ada efek samping yang serius atau tidak. Jika tidak ada, maka vaksinasi akan dilakukan masal kepada masyarakat Indonesia,” tulis Tim Riset Samuel Sekuritas dalam laporan yang dikutip Antara di Jakarta, Rabu (13/1). Hal tersebut diperkirakan dapat menjadi sentimen positif di tengah semakin banyaknya negara yang menyatakan negaranya dalam kondisi darurat Covid-19. Dari dalam negeri, IHSG kemarin masih mampu menguat 0,2 persen di tengah izin peredaran vaksin darurat yang sudah disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta tibanya 15 juta bahan baku vaksin. Hal itu menjadi angin segar di tengah masih tingginya penambahan kasus Covid-19 di Indonesia. Pada Selasa (12/2) kemarin tercatat penambahan kasus baru sebanyak 10.047 kasus serta kasus sembuh mencapai 7.068 kasus. Dengan demikian, kasus aktif kembali bertambah hingga mencapai 126.313 kasus. Dari eksternal, bursa saham AS semalam ditutup menguat tipis. Para pelaku pasar menunggu transisi kepemerintahan serta menunggu rincian rencana ekonomi dari pemerintah untuk tahun 2021 ini, termasuk tentang stimulus dan pajak. Para pelaku pasar juga memperhatikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah tenor 10 tahun AS yang sudah berada di atas level 1 persen. Dari pasar komoditas, harga minyak kembali mengalami peningkatan. Brent naik 1,94 persen dan minyak WTI terapresiasi 1,99 persen. Penguatan ditopang dari data stok minyak AS yang turun 5,82 juta barel minggu lalu, dimana konsensus hanya mengestimasi penurunan sebesar 3 juta barel saja. Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei menguat 87,14 poin atau 0,31 persen ke 28.251,48, Indeks Hang Seng naik 124,21 poin atau 0,44 persen ke 28.400,96, dan Indeks Straits Times meningkat 5,24 atau 0,18 persen ke 2.982,41.

Pertama di Indonesia, Presiden Jokowi Divaksin Covid-19

JAKARTA, Jowonews- Presiden Joko Widodo menjalani vaksinasi Covid-19 menggunakan vaksin Sinovac di teras Istana Merdeka Jakarta, Rabu (13/1). Vaksinator yang menyuntik adalah Wakil ketua dokter kepersidenan Prof Abdul Mutalib. “Tadi pertama menunjukkan vaksin Sinovac dan setelah disuntik tidak ada merasa sakit sedikit pun Alhamdulilah berhasil menyuntik bapak Presiden tanpa rasa sakit,” kata Abdul Mutalib sebagaimana dilansir Antara. Abdul Mutalib mengaku sedikit gemetar saat menyuntik Presiden Jokowi. “Menyuntik orang pertama di Indonesia ada rasa juga. Tapi tidak ada halangan bagi saya untuk menyuntikkan, pertama saja gemetaran tidak ada masalah tidak ada pendarahan sama sekali di bekas suntikannya,” ungkap Mutalib. Sebelum vaksin disuntikkan, Presiden lebih dulu melewati sejumlah tahapan pemeriksaan apakah layak atau tidak untuk disuntik vaksin. “Saya ukur tensinya ya Pak, kalau di atas 140 tidak boleh diberikan,” kata petugas vaksinasi. “Oh kalau tinggi tidak boleh ya,” kata Presiden. Sambil menunggu tensi darah keluar hasilnya, petugas juga mengukur suhu tubuh Presiden Jokowi. “Suhunya ya 36,3 (derajat) dan tekanan darah bapak 130/67,” kata petugas vaksin setelah menyodorkan thermo gun ke dahi Presiden Jokowi. “Apakah pernah terkonfirmasi Covid-19?” tanya vaksinator. “Tidak,” jawab Presiden. “Pernah mengalami batuk atau pilek 7 hari terakhir?” tanya vaksinator. “Tidak, batuk kecil saja,” jawab Presiden. “Di rumah ada anggota keluarga batuk?” tanya vaksinator. “Tidak ada,” jawab Presiden. “Pernah menderita penyakit jantung? Keluhan sesak? Ginjal? Diabetes?” tanya vaksinator. “Tidak,” jawab Presien. “Kalau hasil dari penapisan tidak ada masalah mudah-mudahan tindakannya berjalan baik. Di sini saya berikan layak untuk vaksinasi, bisa lanjut ke meja selanjutnya,” kata vaksinator. Selanjutnya Presiden Jokowi baru menuju meja 3, meja vaksinasi. Setelah itu Presiden Jokowi menuju meja 4 yaitu diberikan kartu tanda suntik pertama telah dilakukan. “Kalau vaksinasi kedua dibawa,” kata petugas. Selanjutnya Presiden Jokowi menunggu 30 menit apakah ada reaksi alergi. Rombongan lain yang disuntik adalah Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Muhammad Faqih, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020-2025 Amirsyah Tambunan, Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Ishomuddin, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol Idham Azis.

10 Tokoh Semarang akan Divaksin Covid-19 Pada Kesempatan Pertama

SEMARANG, Jowonews- Sebanyak 10 tokoh di Kota Semarang dijadwalkan akan menjalani vaksinasi pertama pada 14 Januari 2021. “Di antaranya wali kota, wakil wali kota, serta anggota Forkopimda,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam di Semarang, Senin (10/1). Menurut dia, ada kuota vaksin untuk 10 tokoh tersebut sebelum dilanjutkan vaksinasi terhadap pada tenaga kesehatan di Ibu Kota Jawa Tengah ini pada tahap pertama nanti. Setelah vaksinasi 10 tokoh tersebut, kata dia, vaksinasi akan dilanjutkan kepada para tenaga kesehatan yang tersebar di berbagai fasilitas kesehatan. Pada tahap awal, lanjut dia, ada 5.450 tenaga kesehatan yang akan divaksin. Para tenaga kesehatan tersebut tersebar di 37 puskesmas, 20 rumah sakit, dan 1 Balai Kesehatan Masyarakat, lansir Antara. Adapun terhadap orang-orang yang pernah terpapar C-19 dan dinyatakan positif, kata dia, masih tetap bisa divaksin.

BPK akan Periksa Proyek Pengadaan Vaksin

JAKARTA, Jowonews- Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan melakukan pemeriksaan proses pengadaan dan distribusi vaksin Covid-19 untuk menjaga agar implementasi kebijakan tersebut berjalan sesuai dengan regulasi dan tata kelola. “Sesuai dengan mandat, kami akan melaksanakan pemeriksaan untuk memastikan bahwa kegiatan pengadaan dan distribusi vaksin Covid-19 telah dilaksanakan secara transparan dan akuntabel sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan,” kata Ketua BPK Agung Firman Sampurna dalam pernyataan di Jakarta, Sabtu (9/1). Agung mengungkapkan hal tersebut usai melakukan pertemuan dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk membahas pengadaan dan distribusi vaksin Covid-19, pada Jumat (8/1). Diskusi dalam pertemuan yang diselenggarakan atas permohonan audiensi dari Kementerian BUMN ini, juga meliputi berbagai permasalahan yang terindikasi sebagai risiko dalam kegiatan pengadaan dan distribusi vaksin. “Permasalahan tersebut meliputi antara lain risiko finansial dalam pengadaan dan distribusi vaksin serta isu-isu yang berkembang di masyarakat terkait keamanan, efikasi, dan efek samping, serta pelaksanaan distribusi vaksin kepada masyarakat melalui kerja sama dengan Pemerintah Daerah dan Rumah Sakit,” kata Ketua BPK sebagaimana dilansir Antara. Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan pemerintah sudah menyiapkan 426 juta vaksin Covid-19 untuk sekitar 181 juta jiwa penduduk Indonesia. Pengadaan vaksin itu antara lain berasal dari perusahaan farmasi Tiongkok Sinovac sebanyak 125,5 juta dosis, pabrikan vaksin Amerika Serikat-Kanada Novavax sebanyak 50 juta dosis serta kerja sama multilateral WHO dan Aliansi Vaksin Dunia (Covax-GAVI) sebanyak 50 juta dosis. Menurut rencana, gelombang pertama vaksinasi dilakukan pada Januari-April 2021. Rinciannya, untuk 1,3 juta orang petugas kesehatan di 34 provinsi, 17,4 juta petugas publik dan lansia sebanyak 21,5 juta orang. Selanjutnya, pada gelombang kedua pada April 2021-Maret 2022 yaitu 63,9 juta masyarakat di daerah dengan risiko penularan tinggi. Sementara sebanyak 77,4 juta bagi masyarakat lain dengan pendekatan klaster sesuai ketersediaan vaksin.

Semarang Cadangkan 50 Milyar untuk Beli Vaksin Covid-19

SEMARANG, Jowonews- Pemerintah Kota Semarang mencadangkan anggaran sekitar Rp50 miliar yang bisa digunakan untuk membeli vaksin Covid-19 jika dimungkinkan secara mandiri. “Belum tahu kalau beli mandiri bisa atau tidak? Tetapi kami sudah siapkan dana cadangan Rp50 miliar yang bisa difungaikan untuk pembelian vaksin secara mandiri,” kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Jumat (8/1). Menurut dia, Kota Semarang memperoleh alokasi 5.450 dosis vaksin pada tahap pertama. Vaksinasi tahap pertama, kata dia, akan dilakukan terhadap para tenaga kesehatan di Ibu Kota Jawa Tengah ini. Adapun total tenaga kesehatan di Kota Semarang berdasarkan data Sistem Aplikasi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SISDMK) mencapai 15.488 orang. Setelah tenaga kesehatan, lanjut dia, vaksinasi rencananya akan dilakukan terhadap petugas di pos-pos pelayanan publik. Sementara itu, wali kota yang akrab disapa Hendi ini menyatakan siap untuk menjadi orang pertama di Kota Semarang jika akan divaksin COVID-19. “Prinsipnya, kalau seorang wali kota harus divaksin yang pertama, kami siap. Dan kalau harus yang lain dulu, kami juga siap,” katanya.

Pengembangan Vaksin Merah Putih Capai 60 %

JAKARTA, Jowonews- Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mengatakan pengembangan vaksin Merah Putih sudah mencapai kemajuan 60 persen dari skala laboratorium. “Kalau dihitung persentasenya sekitar 60 persen ya dalam arti kita masih dalam proses untuk mengisolasi dan mengarakterisasi protein rekombinan yang sudah kami desain, itu akan dihasilkan oleh sel mamalia maupun sel ragi,” kata Kepala Eijkman Amin Soebandrio sebagaimana dilansir Antara di Jakarta, Rabu (6/1). Amin menuturkan sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan, bibit vaksin Merah Putih akan diserahkan ke PT Bio Farma dalam kurun waktu hingga Maret 2021. Vaksin Merah Putih yang dikembangkan Eijkman berbasis subunit protein rekombinan dan menggunakan isolat virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang bersirkulasi di Indonesia. Amin mengatakan jika protein rekombinan berhasil diperoleh dari sistem ekspresi maka dapat dilanjutkan ke tahap uji praklinis pada hewan. “Setelah (mengisolasi dan mengkarakterisasi protein rekombinan) itu selesai maka akan dilakukan uji pada hewan dan setelah itu baru diserahkan ke Bio Farma,” tuturnya. Menurut Amin, uji praklinis pada hewan membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua bulan. Dia mengatakan dalam pengembangan vaksin tersebut, tantangan yang dihadapi adalah karena bekerja dengan sel maka harus berhadapan dengan kondisi sel. Ada sel yang tumbuh dengan cepat dan ada yang lambat sehingga prosesnya harus diikuti secara menyeluruh hingga diperoleh protein rekombinan yang ditargetkan. Setelah bibit vaksin diserahkan ke PT Bio Farma maka PT Bio Farma akan memformulasikan bibit vaksin agar bisa disiapkan untuk uji klinis pada manusia. Amin menuturkan uji klinis fase satu pada manusia akan bisa dilakukan pada trimester kedua tahun 2021.

Presiden Pastikan Ketersediaan 329,5 Juta Vaksin untuk Rakyat

JAKARTA, Jowonews- Presiden Joko Widodo memastikan ketersediaan 329,5 juta vaksin Covid-19 tersedia yang bersumber dari berbagai produsen. “Juga perlu saya sampaikan mengenai jumlah dosis vaksin yang telah kita pesan, yang ‘firm order’ dari Sinovac itu 3 juta plus 122,5 juta (dosis). Kemudian dari Novavax 50 juta, dari Covax GAVI 54 juta, AstraZeneca 50 juta, dari Pfizer 50 juta vaksin. Artinya jumlah total yang ‘firm order’ 329,5 juta vaksin,” kata Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Rabu (6/1). Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam rapat terbatas dengan topik “Penanganan Pandemi Covid-19 dan Rencana Pelaksanaan Vaksinasi” yang dihadiri oleh para menteri kabinet Indonesia Maju serta diikuti para gubernur melalui “video conference”. Sebanyak 3 juta dosis vaksin Covid-19 buatan pabrikan Tiongkok Sinovac telah tiba di Indonesia. Vaksin tersebut tiba dalam 2 kloter yaitu sebanyak 1,2 juta dosis pada 6 Desember 2020 dan 1,8 juta dosis pada 31 Desember 2020. Vaksin tersebut telah didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia. Sedangkan Novavax adalah pabrikan vaksin dari Amerika Serikat-Kanada. Selanjutnya AstraZeneca merupakan produsen dari Inggris. Sedangkan Pfizer adalah vaksin dari perusahaan farmasi gabungan Jerman dan Amerika Serikat. Sementara Covax GAVI adalah kerja sama multilateral antara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Aliansi Vaksin Dunia (GAVI) yang terdiri dari 171 negara dengan targetnya menyediakan 2 miliar vaksin hingga akhir 2021. “Pengaturannya akan dilakukan oleh menteri kesehatan. Oleh sebab itu saya minta kesiapan-kesiapan kita dalam rangka menuju vaksinasi itu agar dicek dan dikontrol oleh para gubernur,” tambah Presiden sebagaimana dilansir Antara. Presiden Jokowi pun meminta agar para menteri dan gubenur harus bekerja keras agar “3T” dan “3M” betul-betul dilakukan di lapangan. “Sekali lagi di lapangan, karena dari survei yang kita lakukan saat ini motivasi disiplin terhadap prokokol kesehatan di masyarakat berkurang, pakai masker, jaga jarak, cuci tangan ini berkurang. Oleh sebab itu saya minta kepada para gubernur agar menggencarkan kembali masalah kedisiplinan protokol kesehatan karena surveinya tadi memang disiplin terhadap protokol kesehatan menurun,” tegas Presiden.