Jowonews

Akhir Maret, Bibit Vaksin Merah Putih Diserahkan

JAKARTA, Jowonews- Lembaga Biologi Molekuler Eijkman pada akhir Maret 2021 akan menyerahkan bibit vaksin Merah Putih ke PT Bio Farma selaku mitra yang akan menguji serta memproduksi vaksin Covid-19 tersebut.  “Batch pertama bibit vaksin akan diserahkan akhir Maret 2021,” kata Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio di Jakarta, Senin (15/3) Lembaga Eijkman menyatakan bahwa pengembangan bibit vaksin Merah Putih berjalan sesuai rencana dan bibit vaksin bisa diserahkan kepada PT Bio Farma sesuai jadwal yang direncanakan. Eijkman mengembangkan vaksin Merah Putih dengan platform sub-unit protein rekombinan. “Saat ini protein rekombinan sudah diperoleh dan sedang dalam proses transisi dari laboratorium ke industri,” kata Amin sebagaimana dilansir Antara. Bibit vaksin Merah Putih, ia menjelaskan, harus melalui uji pra-klinik serta uji klinik fase 1, 2, dan 3 sebelum digunakan. Vaksin Merah Putih adalah vaksin yang dikembangkan dari isolat virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang bersirkulasi di Indonesia. Bibit vaksin Merah Putih dikembangkan oleh para ahli dan peneliti Indonesia untuk diproduksi di Indonesia.

Pengembangan Vaksin Merah Putih Capai 60 %

JAKARTA, Jowonews- Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mengatakan pengembangan vaksin Merah Putih sudah mencapai kemajuan 60 persen dari skala laboratorium. “Kalau dihitung persentasenya sekitar 60 persen ya dalam arti kita masih dalam proses untuk mengisolasi dan mengarakterisasi protein rekombinan yang sudah kami desain, itu akan dihasilkan oleh sel mamalia maupun sel ragi,” kata Kepala Eijkman Amin Soebandrio sebagaimana dilansir Antara di Jakarta, Rabu (6/1). Amin menuturkan sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan, bibit vaksin Merah Putih akan diserahkan ke PT Bio Farma dalam kurun waktu hingga Maret 2021. Vaksin Merah Putih yang dikembangkan Eijkman berbasis subunit protein rekombinan dan menggunakan isolat virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang bersirkulasi di Indonesia. Amin mengatakan jika protein rekombinan berhasil diperoleh dari sistem ekspresi maka dapat dilanjutkan ke tahap uji praklinis pada hewan. “Setelah (mengisolasi dan mengkarakterisasi protein rekombinan) itu selesai maka akan dilakukan uji pada hewan dan setelah itu baru diserahkan ke Bio Farma,” tuturnya. Menurut Amin, uji praklinis pada hewan membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua bulan. Dia mengatakan dalam pengembangan vaksin tersebut, tantangan yang dihadapi adalah karena bekerja dengan sel maka harus berhadapan dengan kondisi sel. Ada sel yang tumbuh dengan cepat dan ada yang lambat sehingga prosesnya harus diikuti secara menyeluruh hingga diperoleh protein rekombinan yang ditargetkan. Setelah bibit vaksin diserahkan ke PT Bio Farma maka PT Bio Farma akan memformulasikan bibit vaksin agar bisa disiapkan untuk uji klinis pada manusia. Amin menuturkan uji klinis fase satu pada manusia akan bisa dilakukan pada trimester kedua tahun 2021.

Vaksin Merah Putih Diproduksi Massal Kuartal IV 2021

JAKARTA, Jowonews- Vaksin Merah Putih diperkirakan dapat diproduksi dalam jumlah besar pada kuartal IV 2021. Vaksin ini dikembangkan oleh peneliti dalam negeri “Perkiraannya triwulan IV 2021 kita bisa produksi dalam jumlah besar. Dan nantinya akan melengkapi vaksin Covid-19 yang awalnya akan didatangkan dari kerja sama pihak luar, terutama dengan Sinovac (China), dan G42 dari Uni Emirat Arab,” kata Menteri Riset dan Teknologi (Mensristek) Bambang Brodjonegoro yang juga merupakan Ketua Penanggung Jawab Tim Vaksin Merah Putih, usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/9). Bambang menjelaskan sebelum diproduksi secara besar pada triwulan IV 2021, terdapat beberapa proses yang harus dilewati. Yakni uji pada hewan di akhir 2020. Kemudian formulasi produksi untuk uji klinis tahap 1, 2 dan 3 di awal 2021. Setelah itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan menentukan keamanan dari vaksin tersebut. Jika BPOM menyatakan vaksin tersebut aman dan mampu untuk menjaga daya tahan tubuh, maka PT Bio Farma Persero akan melakukan produksi dalam jumlah besar. “Harapannya tentunya proses vaksinasi nantinya bisa segera dikerjakan,” katanya. Menristek menjelaskan bibit vaksin yang dikembangkan untuk menjadi vaksin Merah Putih itu menggunakan isolat virus yang beredar di Indonesia. Dengan begitu, vaksin diharapkan akan efektif dan aman untuk menjaga daya tahan tubuh warga negara Indonesia terhadap virus corona tipe baru SARS CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19. Saat ini, pengembangan bibit vaksin di dalam laboratorium oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman sudah mencapai 50 persen. Selain pengembangan vaksin oleh peneliti dalam negeri, pemerintah juga telah memperoleh komitmen pengadaan vaksin dari berbagai pihak di luar negeri untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek. Komitmen itu didapatkan dari Sinovac, perusahaan biofarmasi asal China, dan G42. perusahaan teknologi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, untuk 2020 dan 2021.