Jowonews

Merebaknya Virus Corona, WHO Umumkan Sebagai Darurat Internasional

JENEWA, Jowonews.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan pada Kamis bahwa wabah virus corona di China saat ini melahirkan darurat kesehatan masyarakat atas keprihatinan internasional. Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal WHO, mengumumkan keputusan itu setelah sidang Komisi Darurat, sebuah panel para ahli independen di tengah meningkatnya bukti penyebaran virus ke 18 negara. Tedros mengatakan dalam konferensi pers di Jenewa bahwa pekan-pekan belakangan ini memperlihatkan sebuah persebaran yang luar biasa yang dihadapi dengan tanggapan yang luar biasa. “Izinkan saya menjelaskan, pengumuman ini bukan merupakan pemungutan suara tanpa kepercayaan di China,” katanya. “Keprihatinan terbesar kami adalah potensi virus itu menyebar ke negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah,” tambahnya. Panel WHO, yang diketuai Didier Houssin dari Prancis, terdiri atas 16 para ahli independen. Dua pekan lalu para ahli itu memutuskan tak mengumumkan keadaan darurat saat mereka mencari informasi lebih banyak dari China dan menunggu bukti tentang penyebaran virus dari manusia ke manusia yang terkonfirmasi dari negara-negara lain, sehingga memenuhi kriteria mereka untuk menyatakan darurat global. Deklarasi darurat global mendorong rekomendasi bagi semua negara berupaya mencegah atau mengurangi penyebaran penyakit lintas batas, seraya menghindarkan campur tangan yang tak perlu dalam perdagangan dan perjalanan. Hal ini mencakup rekomendasi sementara bagi otoritas kesehatan nasional seluru dunia yang mencakup mempercepat langkah-langkah pemantauan, persiapan dan penanganan. Meski WHO tak punya otoritas legal untuk memberikan sanksi pada negara-negara, badan itu dapat meminta pemerintah untuk memberikan pembenaran ilmiah untuk pembatasan setiap perjalanan dan perdagangan yang mereka terapkan dalam kejadian darurat internasional. (jwn5/ant)

Virus Corona Sebabkan 10 Ribu Wisatawan China Batal Berkunjung Ke Bali

JAKARTA, Jowonews.com – Penyebaran virus corona berimbas pada industri pariwisata Indonesia, sebanyak 10.000 wisatawan China pun batal berkunjung ke Bali. Ketua Umum Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo), Elly Hutabarat mengatakan bahwa wabah virus corona sangat mempengaruhi pertumbuhan pariwisata Indonesia dan dunia. Sebab, semua penerbangan dari dan menuju Wuhan dibatalkan. “Tentu ada efeknya virus ini. 10.000 wisatawan China batal ke Bali. Terus dari sini ke China juga pada dibatalin semua. Kalau kita kan baru ke Wuhan aja himbauannya. Pokoknya ke mana-mana lah, China juga akan menderita juga sih,” ujar Elly ditemui dalam bincang-bincang bersama Travelport di Jakarta, Kamis. Elly menjelaskan pembatalan perjalanan wisata hanya terjadi dari dan menuju China saja. Namun untuk tujuan negara lain seperti Singapura yang sudah terdeteksi virus corona, tidak ada perubahan. “Konsumen Indonesia ke Singapura enggak ada pembatalan, jalan terus,” kata Elly. Menurut Elly penurunan jumlah wisatawan ini tidak akan berlangsung lama. Sebab sebelumnya, masalah serupa pernah terjadi pada 2003. “Sekarang ini kita serahkan aja kepada pemerintah China untuk mendapatkan obat yang tepat dan berapa lama, kita enggak tahu. Dulu 2003 itu ada SARS dari China juga, itu juga memakan waktu lama. Saya ingat di Singapura, bandara Changi yang ramai itu kayak kuburan cuma sekitar 10-20 orang aja yang ada di sana, itu kan menyeramkan,” jelas Elly. “Saya kira mungkin karena kita sudah makin maju, farmasi juga sudah makin maju, mungkin mendapatkan obat juga lebih cepat. Nanti kita akan kembali normal lagi, itu cepat kok, seluruh dunia juga akan membantu mencari obat.” lanjutnya. (jwn5/ant)

Korban Tewas Virus Corona di China Terus Bertambah, Kini Tembus 170 Orang

BEIJING, Jowonews.com – Korban tewas akibat wabah virus corona di China bertambah 38 orang sehingga total menjadi 170 orang pada Kamis pagi. Sebanyak 38 kasus kematian baru wabah 2019-nCoV itu terdiri dari 37 orang berasal dari Provinsi Hubei dan satu lagi dari Provinsi Sichuan, demikian Jiangkang Zhongguo, media resmi kesehatan setempat berbahasa Mandarin, yang dipantau Antara di Beijing. Sampai saat ini pula terdapat 7.736 kasus positif terkena 2019-nCoV dan 12.167 terduga serta 124 orang dinyatakan sembuh. Sebanyak 7.736 kasus positif 2019-nCoV itu termasuk 10 kasus di Hong Kong, tujuh di Makau, dan delapan di Taiwan. Provinsi Hubei masih menjadi penyumbang terbesar dengan 4.586 kasus dan 162 meninggal dunia serta 90 orang dinyatakan sembuh. Kota Wuhan sebagai titik episentrum wabah virus mematikan itu memberikan andil yang cukup besar dengan 2.261 kasus dan 129 tewas serta 54 sembuh. Jauh melampaui kabupaten/kota lainnya di Provinsi Hubei. Di Wuhan terdapat 102 warga negara Indonesia yang sudah tidak bisa keluar sejak Ibu Kota Provinsi Hubei itu ditutup pada Kamis (23/1) pukul 10.00 waktu setempat (09.00 WIB). Sementara di beberapa kota lainnya di Provinsi Hubei yang diblokade juga terdapat WNI, yakni Xianning (55), Huangshi (52), Jingzhou (20), Xiangyang (3), Enshi (10), dan Yinchang (2). Sejauh ini belum ada laporan mengenai WNI yang di Provinsi Hubei dan daerah-daerah lain di China yang positif atau terduga terpapar virus 2019-nCoV. Kedutaan Besar RI di Beijing terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Wuhan, Pemerintah Provinsi Hubei, dan pemerintah China mengenai rencana penarikan WNI dari wilayah yang diisolir itu. (jwn5/ant)

Terus Bertambah, Korban Tewas Virus Corona di China Capai 132 Orang

BEIJING, Jowonews.com – Wabah virus corona jenis baru di China hingga Rabu pagi telah mengakibatkan 132 orang tewas dan 103 lainnya diizinkan meninggalkan rumah sakit. Data pemerintah setempat menyebutkan bahwa terdapat 5.997 orang di China dinyatakan positif 2019-nCoV, termasuk delapan orang di Hong Kong, tujuh di Makau, dan delapan di Taiwan. Selain itu, terdapat pula 9.239 orang dinyatakan sebagai terduga terinfeksi 2019-nCoV. Satu kasus baru ditemukan di Daerah Otonomi Tibet di wilayah baratdaya China. (jwn5/ant)

WHO Sebut Penyebaran Virus Corona Terus Bertambah ke 14 Negara

JAKARTA, Jowonews.com – Penyebaran virus corona tipe baru atau novel coronavirus (2019-nCov) terus bertambah ke 14 negara dengan jumlah yang melonjak hampir dua kali lipat dibanding hari sebelumnya sebanyak 2.798 menjadi 4.593 kasus positif, sebut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Berdasarkan laporan resmi WHO terkait perkembangan situasi virus corona per tanggal 28 Januari 2020 yang dikutip di Jakarta, Rabu, sebanyak 4.537 kasus positif virus corona terjadi di China dengan 976 di antaranya dalam kondisi kritis, 106 meninggal dunia, dan 6.973 orang lainnya diduga terjangkit virus tersebut. Sementara kasus positif virus corona di luar China bertambah dibandingkan hari sebelumnya dari 37 kasus di 11 negara menjadi 56 kasus di 14 negara. Tiga negara baru yang melaporkan kasus baru positif virus corona adalah Kamboja satu kasus, Sri Lanka satu kasus, dan Jerman satu kasus. Jerman menjadi negara kedua di Benua Eropa yang melaporkan adanya kasus positif virus corona setelah Prancis. Sejumlah negara di luar China juga melaporkan kasus positif virus corona yang terus bertambah di antaranya Thailand yang melonjak sembilan kasus menjadi 14 kasus, Singapura bertambah tiga kasus menjadi tujuh kasus, dan Jepang bertambah dua orang menjadi enam kasus. Dua negara melaporkan adanya tambahan satu kasus baru antara lain Australia menjadi lima kasus, dan Kanada menjadi dua kasus. Sementara negara-negara yang tidak ada penambahan kasus baru positif corona adalah Korea Selatan (4), Vietnam (2), Malaysia (4), Nepal (1), AS (5), dan Prancis (3). WHO menyebut sebagian besar pasien yang terjangkit virus corona hanya mengalami gejala penyakit yang ringan. Sekitar 20 persen dari seluruh kasus berkembang menjadi penyakit yang lebih serius seperti pneumonia, sesak napas, dan beberapa kasus mengalami kematian. Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus telah bertemu dengan Presiden China Xi Jinping Selasa (28/1) untuk membicarakan beberapa hal terkait penanganan virus corona di antaranya kerja sama berkelanjutan dalam peningkatan tindakan karantina di Wuhan, peningkatan kesehatan masyarakat di provinsi dan kota lain, penelitian lebih lanjut tentang penularan dan tingkat keparahan virus, berbagi data antara China dan WHO, dan agar China membagi materi biologis terkait virus corona kepada WHO. Tindak lanjut ini diharapkan dapat meningkatkan perkembangan penelitian terkait virus dan berkontribusi pada pengembangan vaksin dan penanganan virus corona. (jwn5/ant)

China Laporkan Hingga Kini Jumlah Korban Meninggal Akibat Virus Corona Menjadi 106

SHANGHAI, Jowonews.com – China pada Selasa melaporkan bahwa hingga kini 106 orang meninggal akibat virus corona baru yang menyebar di seluruh negara tersebut. Jumlah itu naik dari jumlah sebelumnya,.yakni 81orang. Hingga 27 Januari, jumlah total kasus terkonfirmasi di China juga bertambah menjadi 4.515 dari 2.835 yang dilaporkan sehari sebelumnya, demikian dinyarakan Komisi Kesehatan Nasional. Sementara itu, otoritas Kota Tangshan di China mengumumkan pada Selasa bahwa semua alat transportasi umum di dalam kota dihentikan sebagai upaya untuk mencegah virus corona baru menyebar lebih lanjut.  Pernyataan itu diunggah di dalam akun resmi pemerintah kota di Weibo.  Tangshan, di Provinsi Hubei utara, adalah kota terbesar yang memproduksi baja di China.  (jwn5/ant)

Bupati Sebut Pemkab Banyumas Lakukan Upaya Antisipasi Penyebaran Virus Corona

PURWOKERTO, Jowonews.com – Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, melakukan upaya antisipasi kemungkinan terjadinya penyebaran virus corona di wilayah itu, kata Bupati Banyumas Achmad Husein. “Sebagai langkah antisipasi dengan membuat posko dan memasang petugas Dinas Kesehatan selama 24 jam di dua pintu (Stasiun Purwokerto) untuk mengecek seluruh penumpang dengan termometer infra red,” katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa. Menurut dia, posko tersebut juga didirikan di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyumas dan rumah sakit. Selain itu, kata dia, petugas Dinkes Banyumas juga memonitor dan memberikan imbauan kepada warga untuk melapor serta cek kesehatan apabila dalam 14 hari sebelumnya pergi ke China, Jepang, dan Singapura. “Kami juga mengimbau semua warga untuk hidup bersih dan sehat, selalu cuci tangan pakai sabun, serta memakai masker bila sedang menderita batuk,” katanya. Husein mengatakan langkah antisipasi tersebut dilakukan karena adanya kabar tentang seorang warga negara China yang diduga terkena virus corona dan saat ini menjalani perawatan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto. Terkait dengan kabar tersebut, dia mengaku langsung mengecek ke RSUD Prof. Margono Soekarjo dan mendapat informasi jika berdasarkan pengecekan, hasilnya negatif. “Betul ada yang suspect, orang China dari Tiongkok kerja di PLTU Cilacap, tapi setelah dicek hasilnya negatif,” katanya. Dalam kesempatan terpisah, Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 5 Purwokerto Supriyanto mengatakan Dinkes Kabupaten Banyumas telah menempatkan sejumlah petugas untuk memeriksa kesehatan penumpang KA di Stasiun Purwokerto. “Hal itu dilakukan oleh Dinkes Kabupaten Banyumas untuk mengantisipasi kemungkinan adanya penumpang KA yang terjangkit virus corona,” katanya. Seperti diwartakan, Dinkes Kabupaten Cilacap melakukan observasi terhadap seorang anak dari salah seorang tenaga kerja asing (TKA) asal China yang bekerja di PLTU Cilacap karena mengalami demam, batuk, pilek, dan lemas, sehingga yang bersangkutan akan dirujuk ke RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto. “Yang bersangkutan belum bisa disebut diduga terkena virus corona ya, masih diobservasi jenis infeksinya,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Cilacap Pramesti Griana Dewi saat dihubungi dari Purwokerto, Senin (27/1) malam. Dia mengatakan observasi tersebut dilakukan setelah adanya informasi dari karyawan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap yang menyebutkan jika ada anggota keluarga dari salah seorang TKA asal China yang bekerja di PLTU Cilacap yang menderita demam, batuk, pilek, dan lemas sejak hari Minggu (26/1/). “Berdasarkan informasi tersebut, Tim Penyelidikan Epidemiologi dari Dinas Kesehatan dan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Cilacap melakukan investigasi,” kata mantan Direktur RSUD Cilacap itu. Dari hasil investigasi, kata dia, diketahui bahwa TKA tersebut pada tanggal 28 Desember 2019 cuti untuk pulang ke Wuhan, China. Selanjutnya, pada hari Selasa (21/1), TKA tersebut mengajak istrinya ke Indonesia. Bahkan, anaknya yang bermukim di Shanghai, China, juga ikut ke Indonesia. “Mereka janjian ketemuan di Bandara Soekarno-Hatta sebelum melanjutkan perjalanan menggunakan kereta api menuju Stasiun Purwokerto. Sesampainya di Purwokerto pada hari Rabu (22/1), mereka dijemput oleh sopir perusahaan dan diantar ke hotel,” katanya. Akan tetapi pada hari Minggu (26/1), kata dia, anak dari TKA asal China itu mengeluh demam, batuk, pilek, dan lemas sehingga minum antibiotik dan obat batuk. Ia mengatakan kondisi anak tersebut pada hari Senin (27/1) sudah membaik, suhunya 36,5 derajat Celcius, masih sedikit batuk dan pilek serta lemas.  (jwn5/ant)

Pemerintah Tegaskan Saat Ini Tidak Ada Kasus Positif Virus Corona di Indonesia

JAKARTA, Jowonews.com – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menegaskan tidak ada kasus positif virus corona hingga saat ini di Indonesia walaupun ada beberapa orang yang dalam pengawasan di beberapa rumah sakit. “Sampai hari ini tidak ditemukan novel coronavirus di Indonesia,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono dalam konferensi pers di Jakarta, Senin. Anung melaporkan saat ini hanya tercatat 13 orang yang dalam pengawasan di beberapa rumah sakit di Indonesia. Dari keseluruhan tersebut sebanyak 11 orang negatif terjangkit virus corona berdasarkan hasil laboratorium, sementara dua lainnya masih diteliti di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes. Ia menegaskan ke-13 orang tersebut bukan diduga terjangkit virus corona, melainkan dalam kategori masih dalam pengawasan yang levelnya di bawah suspect. Anung menjelaskan tahapan pemeriksaan kasus melalui observasi hingga benar-benar terkonfirmasi melalui laboratorium. Untuk orang yang mengalami gejala batuk, pilek, dan sesak napas namun tidak pernah kontak langsung dengan orang yang positif virus corona dan pernah ke Wuhan dinyatakan sebagai people under observation. Sementara jika mengalami gejala klinis dan terdapat riwayat kontak langsung dengan orang yang positif terjangkit virus corona disebut sebagai suspect atau terduga. Status tersebut kemudian akan meningkat menjadi probable apabila dalam pemeriksaan laboratorium ditemukan virus corona secara umum. Sedangkan jika dalam pemeriksaan ditemukan virus corona jenis novel coronavirus baru ditetapkan sebagai kasus yang terkonfirmasi. Saat ini pemerintah melalui Kementerian Kesehatan meningkatkan kewaspadaan dengan lebih menyiagakan sumber daya manusia dan fasilitas dibandingkan hari-hari sebelumnya. Petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) akan lebih memperketat pengawasan dengan lebih aktif memantau kondisi suhu tubuh setiap orang yang datang melalui berbagai pintu masuk Indonesia, khususnya yang berasal dari China. Petugas tidak lagi hanya menggunakan alat pemindai suhu tubuh yang terpasang di bandara, melainkan menggunakan thermal gun untuk mengecek suhu tubuh setiap orang satu per satu. Bahkan, petugas KKP yang akan mengecek langsung suhu tubuh penumpang sebelum turun dari pesawat. Selain itu pemerintah menyiagakan 21 capsul transport atau alat karantina untuk evakuasi orang yang terduga terinfeksi virus untuk dirujuk ke rumah sakit, 100 rumah sakit rujukan, dan menyiagakan 49 KKP di 143 pintu masuk negara. (jwn5/ant)