Jowonews

Kelelawar Jadi Pemicu Virus Corona, Pedagang Kelelawar di Solo Tidak Khawatir

SOLO, Jowonews.com – Pedagang kelelawar di Pasar Burung Depok Solo Jawa Tengah tidak merasa khawatir wabah virus corona yang banyak menelan korban jiwa di Provinsi Hubei China, isunya diduga penyebaran melalui kelelawar atau jenis codot (jawa). “Hewan kelelawar ini, justru warga banyak yang mencari karena diyakini bisa untuk pengobatan alternatif bisa menyebuhkan penyakit asma atau sesak nafas,” Haerulloh (40) salah satu pedagang kelelawar di Pasar Burung Depok Solo, Jateng, Senin. Haerulloh mengatakan para pedagang di pasar Depok sebenarnya sudah banyak yang mendengar soal berita kelelawar diduga menjadi penyebab virus corona di China itu, tetapi hingga sekarang belum ditemukan adanya kasus virus khususnya di wilayah Solo. “Pedagang di Solo tidak khawatir karena kasus virus itu, di Indonesia belum ada. Selain itu, cara mengonsumsi di Indonesia bukan untuk makanan seperti sop di China, tetapi untuk pengobatan alternatif penyakit asma,” kata Haerulloh yang mengaku berjualan kelelawar sudah lima tahun ini. Dia mengatakan kelelawar yang jenisnya kecil pemakan buah sering sebut “codot”, sedangkan yang jenis besar sering disebut “kalong”. Warga yang mencari kelelawar biasanya diyakini untuk pengobatan penyakit asma. Pedagang menjual kelelawar kecil  dengan harga Rp10.000 per ekor, sedangkan yang besar atau kalong bisa mencapai Rp100.000 per ekor. Jumlah kelelawar yang dijual kini mencapai 60 ekor, dan didatangkan dari penjaring lokal Solo. “Kami sejak berjualan kelelawar di Solo, belum ada pelanggannya yang terindikasi virus yang diduga berasal dari kelelawar ini,” katanya. Yanto (53) salah satu pengunjung di Pasar Burung Depok Solo mengatakan warga yang membeli kelelawar biasanya untuk pengobatan sesak nafas. Warga menyakini kelelawar bisa menyembuhkan penyakit sesak nafas. Dia mengatakan caranya kelelawar tersebut setelah dipotong dan dikuliti, tersisa dagingnya kemudian kemudian dikukus. Daging itu, kemudian diberikan mereka yang mempunyai penyakit asma. Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta Evi Nur Wulandari Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor telah mengambil sempel kotoran dari kelelawar di Pasar Burung Depok Solo. Menurut dia, kotoran kelelawar tersebut diambil dijadikan sampel oleh Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor, dan sekarang masih menunggu hasilnya tes penelitian laboratorium itu. (jwn5/ant)

PDIB Sebut Rendahnya Daya Tahan Tubuh Rentan Terinfeksi Virus

JAKARTA, Jowonews.com – Ketua Umum Perkumpulan Dokter Indonesia Bersatu (PDIB) James Allan Rarung mengatakan kondisi tubuh yang memiliki daya tahan tubuh rendah rentan terserang virus termasuk virus corona. “Yang terpenting adalah menjaga kebersihan makanan dan diri sendiri. Karena pola hidup yang tidak bersih serta daya tahan tubuh yang menurun sangat rentan terkena infeksi virus ini,” ujar James saat dihubungi di Jakarta, Sabtu. Virus corona jenis baru yang pertama kali muncul di pusat kota Wuhan, China, dapat ditularkan baik dari hewan ke manusia maupun antarmanusia. Virus itu dapat ditularkan lewat batuk dan bersin. Untuk itu, perlu menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi virus maupun yang diduga terjangkit virus. James menyebutkan masyarakat harus menjaga kebersihan dan mengkonsumsi makanan yang bersih agar terhindar dari penyakit. Ancaman terbesar penyebaran virus corona jenis baru yang ditemukan di China ke wilayah lain adalah lalu lintas antarmanusia dari tempat sumber penyakit ke wilayah atau negara yang mereka tuju. Misalnya, wisatawan dari wilayah terdampak virus yang lolos deteksi kemudian datang ke wilayah atau negara lain. Oleh karena itu, menurut James deteksi dini antara pusat-pusat karantina di pelabuhan udara dan laut perlu diperketat dengan bekerja sama penuh dengan pihak imigrasi. James menjelaskan perlu diwaspadai orang atau turis yang datang dari daerah terdampak atau terpapar virus ini, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan untuk memastikan ada tidaknya virus dalam tubuh turis tersebut. Masyarakat juga diminta tidak melakukan perjalanan ke wilayah yang terpapar virus tersebut. James menerangkan otoritas kesehatan perlu mengeluarkan informasi termasuk selebaran atau pamflet tentang tata laksana pelaporan baik dari masyarakat ataupun pusat-pusat pelayanan kesehatan, sehingga masyarakat maupun petugas kesehatan di lini pertama dapat dengan cepat melakukan pemeriksaan dan penanganan pertama dan merujuk ke fasilitas kesehatan yang tepat dan memiliki kemampuan menangani pasien yang dicurigai atau yang terdiagnosis terkena infeksi virus ini. Jumlah korban meninggal akibat virus corona baru bertambah menjadi 41 hingga Sabtu, dengan lebih dari 1.300 orang terinfeksi secara global. Sebagian besar kasus dan seluruh korban meninggal sejauh ini berada di Wuhan. Gejala yang ditimbulkan saat terjangkit virus tersebut antara lain batuk, demam dan sesak nafas. Bahkan virus dapat menyebabkan pneumonia berat, gagal nafas, gagal ginjal hingga kematian. Pasien positif terjangkit virus corona juga ditemukan di sejumlah negara yakni Vietnam, Thailand, Singapura, Prancis, Australia, Jepang, Korea Selatan dan Arab Saudi. (jwn5/ant)

Data Baru Virus Corona : Lebih Dari 2.000 Orang Terinfeksi, 56 Meninggal Dunia

SHANGHAI, Jowonews.com – Lebih dari 2.000 orang di seluruh dunia tertular virus korona baru, yang sebagian besar di antaranya di China, dan sebanyak 56 orang di China meninggal karena wabah tersebut, menurut data-data yang dikeluarkan pada Minggu. Pada Minggu, China memastikan bahwa hingga 25 Januari ada 1.975 kasus pasien yang tertular virus corona baru sementara jumlah korban meninggal telah mencapai 56 orang, demikian dilaporkan stasiun penyiaran negara CCTV. Sementara itu pada Sabtu, Hong Kong menyatakan darurat virus, membatalkan berbagai perayaan serta melarang perjalanan ke China daratan. Di Hong Kong, ada lima kasus orang mengidap virus tersebut. Pemimpin kota, Carrie Lam, mengatakan penerbangan dan perjalanan kereta cepat antara Hong Kong dan Wuhan akan dihentikan. Sekolah-sekolah di Hong Kong, yang saat ini sedang diliburkan dalam rangka Tahun Baru Imlek, akan tetap ditutup sampai 17 Februari. Presiden Xi Jinping mengatakan dalam sidang politbiro, Sabtu (25/1), bahwa China sedang menghadapi “situasi berbahaya” sementara badan-badan kesehatan di seluruh dunia bergelut mencegah wabah itu. Virus itu diyakini muncul akhir tahun lalu di sebuah pasar ikan di pusat Kota Wuhan, China, dan berasal dari hewan-hewan yang dijual secara ilegal. Virus sudah menyebar ke kota-kota di China seperti Beijing dan Shanghai, juga ke negara-negara lain termasuk Amerika Serikat, Thailand, Korea Selatan, Jepang, Australia, Prancis dan Kanada. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pekan ini tidak menyebutkan wabah itu sebagai darurat kesehatan global, namun beberapa pakar kesehatan mempertanyakan apakah China bisa terus menahan penyebaran virus menular itu. (jwn5/ant)

Wabah Virus Corona, 93 WNI Kini Tertahan di Wuhan China

BEIJING, Jowonews.com – Sebanyak 93 warga negara Indonesia, berada di Wuhan, China, hingga Jumat pukul 11.00 waktu setempat (10.00 WIB) atau 25 jam setelah penutupan semua pintu keluar-masuk Ibu Kota Provinsi Hubei berlaku efektif pada 23 Januari 2020 pukul 10.00 untuk mencegah penyebaran virus corona jenis baru. “Sampai saat ini tidak ada laporan WNI di Kota Wuhan yang terjangkit virus corona. Semua mahasiswa rata-rata tinggal di asrama dan selalu dalam pantauan kampus,” kata Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT) Cabang Wuhan Nur Musyafak dalam keterangan tertulisnya, Jumat. Menurut dia, hampir seluruh pihak kampus di Wuhan melakukan berbagai upaya pencegahan dengan membagikan masker, sabun cair, dan termometer gratis kepada setiap mahasiswa. PPIT Wuhan selalu berkoordinasi dengan pihak Kedutaan Besar RI di Beijing dan Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI. Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun meminta semua WNI di Wuhan agar tidak panik. Pemerintah China memastikan kebutuhan hidup masyarakat Wuhan selama penutupan berlangsung. Sementara itu, otoritas kesehatan di China menyebutkan bahwa hingga Jumat terdapat 830 orang di 29 provinsi terpapar virus baru 2019-nCoV yang menyebabkan radang paru-paru (pneumonia) berat. Dari jumlah itu, terdapat 34 orang telah diizinkan meninggalkan rumah sakit dan 25 orang meninggal dunia. Dari 25 pasien yang tewas, sebanyak 24 berasal dari Provinsi Hubei dan satu lagi dari Provinsi Hebei. Sebelumnya KBRI Beijing mencatat 428 WNI yang tinggal di Provinsi Hubei dan 200 di antaranya di Wuhan. Namun sebagian besar sudah pulang ke Tanah Air untuk mengisi liburan musim dingin yang bertepatan dengan musim libur Tahun Baru Imlek dan libur semester. (jwn5/ant)

Korban Tewas Akibat Virus Corona di China Bertambah Jadi 25 Orang

BEIJING, Jowonews.com – Virus corona baru telah menewaskan 25 orang di China dan menjangkiti lebih dari 800 orang, kata pemerintah Jumat. Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan keadaan tersebut darurat tapi tidak menyebutkan bahwa wabah itu sebagai darurat internasional. Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan bahwa hingga Kamis (23/1) ada 830 kasus orang terpapar virus tersebut dan 25 orang meninggal. Sebagian besar kasus muncul di kota penting China, Wuhan, tempat virus itu diyakini berasal akhir tahun lalu. Tidak ada laporan mengenai korban jiwa di sedikitnya tujuh negara lainnya dalam kasus tersebut. Para pejabat kesehatan khawatir bahwa tingkat penularan bisa meningkat dengan cepat karena ratusan ribu warga China pulang kampung dan melakukan perjalanan ke luar negeri selama liburan sepekan dalam rangka Tahun Baru Imlek, yang dimulai pada Sabtu (25/1). Walaupun demikian, “agak terlalu dini” untuk menganggap wabah itu sebagai “Kekhawatiran Internasional Darurat Kesehatan Masyarakat”, kata ketua panel Komite Kedaruratan WHO Didier Houssin. Houssin berbicara setelah panel tersebut mengelar pertemuan di Jenewa. Jika dinyatakan sebagai darurat internasional, negara-negara akan diharuskan meningkatkan penanganan internasional. “Tapi jangan salah, di China ini adalah keadaan darurat,” kata Houssin. (jwn5/ant)

Waspada Virus Corona, Bandara Adi Soemarmo Perketat Pemeriksaan

SOLO, Jowonews.com – Bandara Adi Soemarmo Surakarta berupaya mengantisipasi penyebaran virus Corona dengan menyiapkan alat thermal scan di jalur menuju gerbang imigrasi. “Sejak ramai pemberitaan wabah virus Corona, sampai sejauh ini belum ada temuan indikasi pendatang yang terjangkit virus masuk ke Solo,” kata Airport Operation and Safety Senior Manager Bandara Adi Soemarmo Goentoro di Solo, Kamis. Meski demikian, pihaknya tetap memantaunya sesuai dengan prosedur. Sebagaimana diketahui, virus Corona tengah merebak di Tiongkok. Sedangkan Bandara Adi Soemarmo sendiri memiliki penerbangan langsung dengan rute Solo-Kunming, Tiongkok. “Meski demikian, pemasangan alat thermal scan tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi penumpang dari Kunming tetapi juga untuk memastikan suhu tubuh seluruh penumpang dari penerbangan internasional secara keseluruhan,” katanya. Ia mengatakan pemasangan alat thermal scan sendiri sudah dilakukan sejak lama sebagai bagian dari prosedur kekarantinaan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Menurut dia, alat tersebut selalu aktif untuk memantau penyebaran virus dari luar negeri. Sementara itu, jika pada prosesnya diketahui ada penumpang yang terindikasi terjangkit virus tersebut, upaya yang dilakukan oleh pihak bandara adalah melakukan isolasi terhadap penumpang terkait untuk selanjutnya dibawa ke rumah sakit terdekat. “Kalau terdekat dari sini ada Rumah Sakit Jogja Internasional Hospital (JIH). Yang pasti rumah sakit tersebut harus memiliki ruang isolasi,” katanya. Pada kesempatan yang sama, Epidemiolog KKP Semarang wilayah Adi Soemarmo Aziza Amalia mengatakan gejala utama seseorang terjangkit virus Korona, yaitu mengalami demam tinggi atau di atas 38 derajat celcius, sesak napas, dan batuk. “Jika penumpang terdeteksi suhu tubuhnya tinggi, maka akan dikarantina seluruhnya, jadi tidak hanya penumpang yang terdeteksi saja. Selanjutnya, penumpang yang terdeteksi tersebut akan dilakukan pengujian lebih lanjut,” katanya. Ia mengatakan sesaat sebelum pesawat mendarat, penumpang internasional juga dibagikan health alert card. Ia berharap jika penumpang tersebut merasa mengalami gejala utama virus Corona agar segera memeriksakan diri. “Sejauh ini penumpang juga sangat menyadari dan tidak merasa terganggu dengan pemeriksaan ini. Bahkan mereka kooperatif saat dilakukan pemeriksaan,” katanya. (jwn5/ant)