Jowonews

Penggunaan Branjang Apung di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Akan Ditindak Tegas

Branjang Apung Waduk Gajah Mungkur

WONOGIRI – Persoalan menjamurnya branjang apung di perairan Waduk Gajah Mungkur (WGM) dibahas dalam rapat dengar pendapat antar OPD di DPRD Kabupaten Wonogiri. Dalam forum tersebut, disepakati akan dilakukan operasi untuk penindakan jaring yang mengambang tersebut. “Ada pelanggaran dalam penggunaan alat tangkap, khususnya keranjang apung. Masalah ini harus disikapi bersama. Hal itu untuk menjaga kelestarian ikan di WGM. Dengan cara ini, dalam jangka panjang, nelayan kita masih bisa menangkap ikan,” kata Kepala Dislapernak Wonogiri, Sutardi, Selasa (20/9//2022). Dia menjelaskan, langkah-langkah pasti akan diambil untuk mengatasi persoalan branjang apung ini. Langkah tegas yang ditempuh adalah melakukan operasi penindakan branjang apung dengan pihak terkait. Pihaknya juga akan berkonsultasi dengan Bupati Wonogiri Joko Sutopo terkait hal tersebut. Ia menjelaskan, pendekatan lain, seperti sosialisasi peraturan alat tangkap, sudah ada sejak lama. Namun, branjang apung masih ada di perairan WGM. “Branjang apung ini menyalahi aturan. Kami akan mengambil tindakan,” katanya. Aturan yang dimaksud adalah Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Kelautan dan Perikanan. Pasal 71 mengatur bahwa penangkapan ikan berbasis budidaya dilakukan dengan memperhatikan umur pakan ikan dan kearifan lokal. Pasal tersebut juga mengatur bahwa penangkapan ikan harus memenuhi kriteria seperti tidak merusak lingkungan, tidak mencemari dan tidak mengganggu siklus reproduksi ikan. Kemudian, dalam Pasal 72 diatur bahwa penangkapan ikan berbasis pertanian dilakukan dengan menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan. Sedangkan penangkapan ikan dengan branjang apung akan merusak ekosistem. Sebab, ikan-ikan yang berukuran masih kecil juga ikut tertangkap di jaring branjang yang berukuran kecil. Selain itu, kata Sutardi, pihaknya juga sering melakukan penindakan keberadaan branjang apung di WGM. Timnya juga membuktikan bahwa benar-benar ada branjang apung di WGM. “Setiap kali kami beroperasi, meskipun tidak menemukan orang, alat tangkapnya ada di sana,” jelasnya. Ia mengungkapkan, sebelumnya pihaknya pernah menangkap orang yang memasang branjang. Ia menyerahkannya ke polisi karena masuk ke ranah hukum. Selama ini, pelepasan atau penebaran benih di WGM juga perlu dilakukan. Sutardi menjelaskan, pihaknya saat ini tidak menebar benih karena refocusing. Meski begitu, ada juga pendistribusian benih yang dilakukan oleh pihak lain seperti nelayan, Perum Jasa Tirta, dan lain-lain. “Menurut catatan Dislapernak Wonogiri, ada 1.412 nelayan yang menangkap ikan di WGM. Ribuan orang tergabung dalam puluhan kelompok nelayan,” tambahnya. Ketua DPRD Wonogiri, Sriyono mengatakan, pihaknya juga telah menerima laporan dan pengaduan masyarakat tentang keberadaan branjang apung di WGM. Keberadaan branjang apung dinilai berpotensi merusak ekosistem WGM dan melanggar aturan yang berlaku. “Kami mengadakan audiensi ini untuk mencari solusi atas masalah branjang apung di WGM. Kami menindak lanjuti pengaduan dari masyarakat,” katanya.

Fenomena Waterspout di Waduk Gajah Mungkur

SEMARANG, Jowonews- Fenomena angin langkisau atau puting beliung yang berada di atas permukaan air atau Waterspout terjadi di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri pada Rabu (20/1) sore. Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Iis Widya Satmoko di Semarang, Rabu, mengatakan Waterspout bisa terjadi di permukaan air, seperti danau atau laut. Menurut dia, Waterspout terhubung dengan sejumlah awan, seperti Cumulus Vongestus, Cumuliform, dan Cumulonimbus. “Analisa sementara, dinamika atmosfer menunjukkan adanya sirkulasi siklonik di selatan Indonesia yang memicu belokan angin dan pertemuan angin di wilayah Jawa Tengah,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Kondisi tersebut, lanjut dia, didukung dengan massa udara yang labil serta kelembapan yang cukup tinggi, dari bawah hingga atas. Selain itu, menurut dia, terdapat fenomena MJO aktif, tetapi tidak cukup berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan. Ia menyebut peringatan sini cuaca ekstrem sudah dikeluarkan, di mana wilayah Wonogiri termasuk dalam peringatan yang disampaikan itu.

Dewan Berharap Sektor Pariwisata Segera Pulih

WONOGIRI, Jowonews – Waduk Gajah Mungkur dan beberapa kawasan objek wisata di Wonogiri turut berdampak penurunan jumlah pengunjung yang sangat drastis. Hal tersebut mengemuka dalam tinjauan Komisi B DPRD Jawa Tengah ke Taman Rekreasi Sendang Asri Waduk Gajah Mungkur, Rabu (7/10/2020). Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga & Pariwisata Wonogiri Sentot Sujarwoko menuturkan, dampak kelesuan pariwisata karena penyebaran Covid-19 yang begitu masif. Terlebih beberapa event wisata baik berskala nasional hingga internasional terpaksa dibatalkan demi mencegah penularan yang begitu luas. Selain itu, beberapa sektor wisata yang dikelola swasta seperti water boom juga harus tutup total mematuhi protokol kesehatan pemerintah. Sebagai informasi, pendapatan asli daerah Kabupaten Wonogiri dari sektor pariwisata pada 2020 per Januari sampai Maret hanya menyumbang Rp 895.813.800. “Dampak Covid-19 sangat di sektor pariwisata sangat terasa. Penurunan jumlah wisatawan ditambah tutupnya tempat wisata awal Maret lalu sangat terasa sekali. Selain menutup sektor wisata yang dikelola pemerintah daerah, sektor milik swasta dan BUMDes juga mengalami hal sama. Ini mengakibatkan roda perekonomian bagi pegiat UMKM juga ikut tersendat,” tutur dia. Menanggapi, Wakil Ketua Komisi B Sri Maryuni berharap setelah Covid-19 mereda sektor wisata bisa dapat kembali bangkit, karena sangat berperan dalam meningkatkan pendapat daerah. Selain sektor wisata, UMKM nantinya dapat ikut bangkit lagi sebagai implus pergerakan ekonomi di tingkat daerah dengan potensi wisata yang dimiliki. Disisi lain, legislatif jateng terus mengkaji peraturan tentang penguatan ekonomi kreatif. “Kami sangat berharap, Jawa Tengah dapat segera bangkit dari Covid-19. Kami sangat paham, adanya penutupan karena dampak covid juga membuat lokasi wisata tidak terkelola dengan baik. Di sisi lain, kalangan legislatif tengah berupaya mengkaji peraturan daerah tentang penguatan ekonomi kreatif yang nantinya sangat punya peran mendorong pendapatan daerah. Pendapatan tersebut juga bagian dari penguatan sektor wisata yang saat ini menjadi primadona,” terang legislator PAN.