Jowonews

Tari Tradisional Hibur Warga Merapi Pada Malam Tahun Baru

BOYOLALI, Jowonews.com – Ratusan warga lereng Gunung Merapi dan Merbabu menyambut pergantian tahun cukup sederhana dengan dihibur pentas seni tari tradisional reog yang digelar di halaman Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Selasa malam. Namun, ratusan warga di lereng Merapi dan Merbabu tetap menyambut dengan antusias datangnya Tahun Baru 2020 untuk lebih maju pembangunan dan sejahtera. Pentas seni tradisional reog yang ditampilkan tari-tari tradisional lokal yang berkembang di wilayah Selo, antara lain tari Campur Bawur dari Desa Tarubatang, Cambuk Mustiko (Samiran), Topeng Ireng (Selo), Buto Gedruk (Selo) dan Soreng (Lencong). Menurut Camat Selo Boyolali, Waluyo Jati pagelaran pentas seni tradisional dalam menyambut datangnya Tahun Baru 2020, di Selo, dengan harapan ingin menumbuhkan bibit seni budaya yang ada di wilayah ini, agar berkembang. “Tari tradisional asal Selo yang ditampilkan beberapa event di Boyolali, ternyata kami tidak pernah ketinggal sering mendapatkan juara 1. Sehingga, kami dengan menyambut adanya tahun baru ini, jika hanya lari ke kota maka tidak bisa berkembang. Namun, bagaimana menghidupkan budaya lokal ke masyarakat luas,” jelas Waluyo. Menurut dia, dengan menampikan pentas seni tradisional ini, dengan tujuan agar budaya lokal di Selo yang sebenarnya adi luhung tidak terpelihara dengan baik. Pihaknya berharap budaya lokal Merapi Merbabu dapat dikenal masyarakat luas atau nasional. “Kami apresiasi masyarakat Selo yang mencintai budaya sendiri dengan antusias warga yang hadir. Bagi saya harapannya ke depan akan lebih baik, pembangunan infrastruktur mulai tumbuh, UKM, dan budaya umum,” tambahnya. Jumali (45) selaku ketua panitia penyelenggara pentas seni tradisional Selo mengatakan Selo memiliki seni tari tradidional ada 60 jenis, tetapi pada menyambut tahun baru ini, hanya lima tarian yang ditampilkan. Tari Campur Bawur dari Desa Tarubatang, Cambuk Mustiko (Samiran), Topeng Ireng (Selo), Buto Gedruk (Selo) dan Soreng (Lencong). “Warga masyarakat dengan tampilnya seni tradisional lokal sangat antusias menyambut, dan mereka ternyata lebih menyenangi hiburan seni tradisional milik sendiri,” ujar Jumali. (jwn5/ant)