Jowonews

WHO Ingatkan, Tak Ada Waktu untuk Berpuas Diri

JAKARTA, Jowonews- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin mengatakan bahwa tidak ada waktu untuk berpuas diri dalam menghadapi virus corona meski ada kabar positif mengenai vaksin potensial. “Saat ini kami sangat prihatin dengan lonjakan kasus #COVID19, yang kami saksikan di sejumlah negara,” tulis Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Twitter, Senin (16/11). “Terutama di Eropa dan Amerika, #petugas medis dan sistem kesehatan sedang ditekan hingga mencapai titik puncak.” Lebih dari 54,44 juta orang di seluruh dunia dilaporkan terinfeksi Covid-19 dan 1.318.042 lainnya meninggal akibat penyakit tersebut, menurut hitungan Reuters sebagaimana dikutip Antara. Infeksi virus corona dilaporkan di lebih dari 210 negara dan wilayah sejak pertama kali terdeteksi di China pada Desember 2019.

Kasus Covid-19 Masih Mengganas di Benua Amerika

BRASILIA, Jowonews- Kasus Covid-19 masih mengganas di benua Amerika, dengan rata-rata 150.000 kasus per hari pekan lalu, menurut kantor regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (11/11). Amerika Serikat terus memecahkan rekor jumlah kasus, sementara wilayah Kanada dan sejumlah negara bagian di Meksiko, termasuk  ibu kota, mengalami lonjakan kasus, demikian diungkapkan Organisasi Kesehatan Pan-Amerika (PAHO). AS menjadi negara pertama di dunia yang melaporkan 10 juta infeksi Covid-19, menurut hitungan Reuters, saat gelombang ketiga virus corona meningkat di seluruh negeri. Keadaan di negara-negara lain di benua Amerika lebih baik. Argentina, Kosta Rika, dan Jamaika berhasil menekan wabah dengan pelacakan kontak yang efektif. Dan sebagian besar negara Karibia mampu menghindari lonjakan kasus dengan bertindak cepat, kata Asisten Direktur PAHO,Jarbas Barbosa. Eropa menjadi contoh peringatan mengenai bahaya kemunculan kembali virus corona ketika langkah pembatasan terlalu cepat diakhiri, katanya. Amerika Tengah mengalami penurunan secara stabil kasus Covid-19 berkat langkah pengendalian yang lebih baik, menurut direktur PAHO. Chile, Paraguay, serta Uruguay mencatat kurva datar, sementara kasus Covid-19 di Argentina menurun berkat koordinasi yang baik antara pemerintah provinsi dan federal, lanjutnya. Sistem pengawasan epidemi Chile yang efektif memungkinkan negara itu bangkit kembali setelah lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya awal tahun ini, kata Barbosa. Di Kuba dan Kosta Rika, sistem perawatan kesehatan universal memastikan bahwa pandemi Covid-19 tidak pernah lepas dari kontrol, katanya sebagaimana dilansir Antara.

WHO: Vaksin Covid-19 Pfizer Menjanjikan, Namun…

JENEWA, Jowonews- Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa mengatakan pihaknya berharap dapat memiliki vaksin Covid-19 akhir tahun ini. Vaksin eksperimental Pfizer disebutnya merupakan “salah satu yang sangat menjanjikan”, dengan banyak harapan. Namun vaksin tersebut, berdasarkan teknologi baru yang menggunakan mRNA sintesis untuk mengaktifkan sistem imun melawan virus, muncul dengan tantangan khusus karena harus disimpan pada suhu minus 70 derajat Celsius (-94 F) atau lebih rendah – setara dengan musim dingin Antartika. Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kembali menegaskan seruan pendistribusian merata vaksin oleh badan PBB tersebut. Saat mengungkapkan data awal sementara dari uji klinis berskala besar pada Senin, Pfizer mengklaim bahwa vaksin Covid-19 buatannya lebih dari 90 persen ampuh. Sedangkan untuk data keamanan vaksin buatannya dengan BioNTech SE dapat diperoleh akhir November ini. “Seperti yang telah kami prediksikan, kami akan mempunyai sebuah vaksin pada akhir tahun ini. Dan Pfizer merupakan salah satu yang sangat menjanjikan,” kata Tedros saat pertemuan tingkat menteri tahunan WHO. “Dan kami juga akan berharap lebih dan lebih,” lanjutnya sebagaimana dikutip Antara dari Reuters. Namun, keharusan menyimpan vaksin di tempat yang sangat dingin mempersulit program vaksinasi, terutama di kawasan Asia atau Afrika, yang memiliki cuaca panas, jarak yang sangat jauh dan infrastruktur yang disyaratkan mungkin tidak memadai. “Berita yang menggembirakan kemarin (pada Senin) tentang vaksin ampuh yang bakal tersedia memperingatkan mengenai tantangan bagi Afrika soal suhu yang  sangat dingin bagi jenis vaksin tersebut. Yang ini musti diperhitungkan dalam memberi dukungan,” kata Matshidiso Moeti,  direktur WHO kawasan Afrika pada pertemuan tingkat menteri .

Kasus Virus Covid-19 Dunia Tembus Angka 50 Juta

ANKARA, Jowonews- Kasus virus covid-19 baru di dunia menembus angka 50 juta pada Ahad (9/11), menurut hitungan Universitas Johns Hopkins yang berbasis di Amerika Serikat. Data menunjukkan bahwa lebih dari 1,25 juta orang meninggal karena covid-19. Sementara pasien sembuh hampir berjumlah 32,9 juta pasien. Negara yang paling parah terdampak pandemi covid-19 , AS, melaporkan hampir 9,9 juta infeksi dan 237.000 lebih kematian,. Kemudian disusul oleh India dan Brazil. India mencatat jumlah kasus covid-19  tertinggi kedua di dunia, dengan 8,5 juta lebih kasus. Sementara itu, Brazil melaporkan kematian tertinggi setelah AS dengan hampir 162.300 kematian. Secara keseluruhan virus covid-19 telah menyebar ke 190 negara dan wilayah sejak pertama kali muncul di China pada Desember lalu, lapor Anadolu sebagaimana dilansir Antara. Salah satu solusi medis yang dinanti-nanti adalah vaksin yang ampuh dan aman dalam mengatasi covid-19. Sampai saat ini beberapa perusahaan farmasi di beberapa negara telah menghasilkan vaksin yang telah diuji klinis. Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum memberikan persetujuan pemakaian vaksin tersebut.

Angka Kesembuhan Pasien Covid-19 di Indonesia di Atas Standar WHO

JAKARTA, Jowonews- Angka kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia diklaim terus membaik. Meski demikan, angka kematiannya masih berada di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). “Angka kesembuhan dari tanggal 20 September pada posisi 72,5 persen dan kita di bawah standar WHO waktu itu. Kalau tidak salah WHO sekitar 74-75 persen. Tanggal 21 Oktober itu berada pada posisi 79,73 persen. Berarti ada penambahan kasus sembuh mencapai lebih dari 7,20 persen,” kata Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo  dalam diskusi Satgas Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (22/10,), sebagaimana dilansir Antara. Doni menegaskan kenaikan angka kesembuhan itu merupakan sebuah prestasi yang luar biasa. Indonesia harus berbangga karena jumlah pasien yang sembuh sangat banyak. Dengan per hari ini terdapat 301.006 orang telah dinyatakan sembuh dari total kasus 377.541 orang. Pencapaian tersebut berarti tenaga kesehatan di Indonesia terutama dokter semakin banyak pengalaman dalam merawat pasien Covid-19. Dalam kesempatan tersebut Doni mengucapkan terima kasih atas usaha yang dikeluarkan tenaga kesehatan yang telah bekerja keras membuat angka kesembuhan di seluruh daerah mengalami peningkatan. Tapi dia juga mengakui bahwa angka kematian pasien Covid-19 di Indonesia masih berada di atas standar WHO yaitu 3,45 persen. Atau berada di atas standar global 2,8 persen. Doni mengatakan angka kematian tertinggi ditemukan pada pasien yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid seperti hipertensi, diabetes, kanker dan penyakit paru-paru. “Kami sekali lagi mengingatkan kepada saudara-saudara semuanya yang memiliki penyakit atau gejala penyakit yang sudah kami sampaikan tadi itu harus betul-betul berhati-hati,” tegas pria yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu.

WHO Tegaskan Anak-anak Harus Pakai Masker

ZURICH, Jowonews-– Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan anak berusia 12 tahun ke atas harus menggunakan masker seperti orang dewasa. Sedangkan anak usia 6 – 11 tahun harus menggunakan masker dengan prosedur berbasis risiko. Hal tersebut termuat dalam dokumen WHO dan Badan Anak-anak PBB (UNICEF) di situs WHO bertanggal 21 Agustus. Demikian Reuters, sebagaimana dikutip Antara, Ahad (23/8). Anak-anak berusia 12 tahun ke atas secara khusus harus menggunakan masker ketika menjaga jarak satu meter dengan yang lainnya. Sementara keharusan anak-anak usia 6-11 tahun menggunakan masker tergantung pada sejumlah faktor. Antara lain intensitas penularan di area tersebut, kemampuan anak untuk menggunakan masker, akses mendapatkan masker, dan pengawasan orang tua yang memadai. Potensi dampak pada pembelajaran dan perkembangan psikososial, serta interaksi anak dengan orang yang berisiko tinggi mengembangkan penyakit serius, juga harus menjadi dasar pertimbangan. Anak-anak berusia di bawah lima tahun tidak diharuskan menggunakan masker berdasarkan keamanan dan keinginan sepenuhnya dari anak, lanjut mereka. Riset menunjukkan bahwa anak-anak yang lebih tua berpotensi memiliki peran yang lebih aktif dalam penularan Covid-19 ketimbang anak-anak yang lebih muda, kata WHO dan UNICEF. Keduanya mengatakan perlu lebih banyak data untuk memahami lebih baik peran anak-anak dan remaja dalam penularan corona jenis baru, virus yang menyebabkan Covid-19 WHO pertama kali mengimbau masyarakat agar menggunakan masker di depan publik pada 5 Juni guna membantu mengurangi penyebaran virus corona. Namun terlebih dahulu belum mengeluarkan pedoman spesifik untuk anak-anak. Sejak pertama kali muncul di China tahun lalu, virus corona telah menjangkiti lebih dari 23 juta orang di dunia. Sebanyak 798.997 orang telah meninggal dunia menurut hitungan Reuters.

Ratusan Ilmuan Sebut Virus Corona Menyebar Lewat Udara, Desak WHO Ralat Saran

NEW YORK, Jowonews.com – Ratusan ilmuwan mengatakan terdapat bukti bahwa virus corona dalam partikel yang lebih kecil di udara dapat menginfeksi orang dan mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agar meralat rekomendasi mereka, seperti dilansir New York Times pada Sabtu. WHO mengatakan penyakit virus corona menyebar terutama dari orang ke orang melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut, yang dikeluarkan ketika penderita COVID-19 batuk, bersin atau berbicara. Dalam surat terbuka kepada badan tersebut, yang rencananya bakal diterbitkan di jurnal ilmiah pekan depan oleh para peneliti, disebutkan 239 ilmuwan di 32 negara menggarisbawahi bukti yang menunjukkan bahwa partikel yang lebih kecil mampu menginfeksi orang, lapor NYT. WHO tak langsung menanggapi permintaan Reuters untuk berkomentar. Apakah terbawa oleh tetesan yang lebih besar yang meningkat melalui udara setelah bersin, atau melalui tetesan yang diembuskan yang jauh lebih kecil, yang mungkin mengisi ruangan, virus corona ditularkan melalui udara dan mampu menginfeksi orang ketika bernapas, kata para ilmuwan, menurut NYT. Namun badan kesehatan itu mengatakan bahwa bukti virus mengudara tidak meyakinkan, demikian NYT. “Secara khusus dalam beberapa bulan terakhir, kami berulang kali menyatakan bahwa kami menganggap penularan melalui udara sebagai hal yang mungkin namun tentu saja tidak didukung oleh bukti yang kuat bahkan jelas,” kata Dr. Benedetta Allegranzi, kepala teknis pencegahan dan pengendalian penyakit WHO, seperti dilansir NYT. (jwn5/ant)

Vaksin COVID-19 Masih Tidak Pasti, WHO Sebut Perlu Waktu Satu Tahun

BRUSSELS, Jowonews.com – Belum dipastikan bahwa para ilmuwan akan mampu membuat vaksin yang efektif melawan virus corona penyebab pandemi COVID-19, namun penemuan vaksin kemungkinan membutuhkan waktu satu tahun, menurut kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ketika berbicara melalui konferensi video dengan para wakil komite kesehatan Parlemen Eropa, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan bahwa jika menjadi kenyataan, vaksin tersebut harus menjadi barang publik bagi yang tersedia bagi masyarakat. “Akan sangat sulit untuk mengatakan kepastian bahwa kita akan memiliki vaksin,” kata Tedros. “Kita tidak pernah mempunyai vaksin untuk virus corona. Maka, ketika ditemukan, diharapkan vaksin ini akan menjadi yang pertama,” katanya. Menurutnya, WHO sudah mendata lebih dari 100 calon vaksin, yang salah satunya sudah dalam tahap pengembangan lebih lanjut. “Berharap akan ada sebuah vaksin, perkiraannya mungkin kita akan mempunyai vaksin dalam kurun waktu satu tahun. Jika dipercepat, bisa jadi kurang dari itu, namun dalam hitungan bulan. Itulah yang dikatakan oleh para ilmuwan,” katanya. (jwn5/ant)