Jowonews

Menikmati Keajaiban di Pemandian Air Panas Bayanan Sragen

Pemandian Air Panas Bayanan Sragen

SRAGEN – Pemandian Air Panas Bayanan, yang terletak di Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, telah menjadi salah satu tujuan wisata unggulan. Tempat ini terkenal tidak hanya karena sumber air panasnya yang dipercaya memiliki khasiat penyembuhan, tetapi juga karena keindahan alam yang menawannya. Pemandian ini sering kali dipadati pengunjung, terutama saat akhir pekan, menjadikannya sebagai tempat pelarian yang sempurna dari rutinitas sehari-hari. Air Ajaib dengan Manfaat Luar Biasa Air di Pemandian Bayanan dijuluki “Air Dewa” atau “Hyang Tirto”. Konon, air ini memiliki khasiat luar biasa untuk meredakan berbagai penyakit, mulai dari rematik hingga masalah kulit. Dikutip dari Radar Semarang (28/10), “air ini memiliki khasiat penyembuhan luar biasa, mampu meredakan rematik, gatal-gatal, dan berbagai penyakit lainnya.” Hal ini menjadikan banyak pengunjung ingin merasakan sendiri keajaiban air panas ini. Fasilitas yang Memanjakan Selain keajaiban airnya, Pemandian Air Panas Bayanan juga menawarkan suasana yang tenang dan berbagai fasilitas menarik. Taman warna-warni yang menghiasi jalan setapak menuju Bukit Gong, patung satwa, serta puluhan gazebo dan wahana permainan untuk anak-anak menambah daya tarik tempat ini. Dengan adanya panggung hiburan dan area parkir yang luas, pengunjung dapat merasakan kenyamanan dan kesenangan selama berada di sini. Sejarah yang Kaya dan Menarik Pemandian ini dulunya dikenal dengan nama Umbul Tirta Nirmala, dan memiliki sejarah yang menarik yang tercatat sejak abad ke-19. Menurut cerita, air panas ini sempat disumbat dengan gong oleh Kyai Khasan dari Ponorogo, yang menambah daya tarik sejarah tempat ini. Air panas yang kaya akan belerang dikenal bermanfaat untuk kesehatan, memperlancar sirkulasi darah, dan banyak lagi. Akses yang Mudah dan Terjangkau Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Pemandian Air Panas Bayanan, aksesnya cukup mudah. Perjalanan dari Alun-Alun Sasono Langen Putro membutuhkan waktu sekitar 33 menit dengan jarak sekitar 18 kilometer. Rute yang disarankan adalah melalui Jalan Veteran, kemudian belok kiri ke Jalan Diponegoro, dan terus mengikuti petunjuk hingga mencapai lokasi. Biaya masuknya sangat terjangkau, hanya Rp 6000 per orang, ditambah sumbangan seikhlasnya untuk penggunaan kamar mandi. Pemandian Air Panas Bayanan adalah pilihan ideal untuk mereka yang ingin bersantai sambil menikmati manfaat kesehatan dari air panas. Suasana pedesaan yang damai dan keindahan alam sekitarnya menjadikannya tempat yang sempurna untuk melepas penat.

Ke Sragen, Jangan Lupa Mampir Sendang Kun Gerit

Sendang Kun Gerit

SRAGEN – Objek wisata milik Badan Usaha Milik Usaha Desa (BUMDes) Sendang Kun Gerit yang berlokasi di Desa Jatibatur, Kecamatan Gemolong diresmikan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Jumat (3/3/2023). Dengan diresmikannya Sendang Kun Gerit seluas 3.000 meter persegi ini, Yuni berharap bisa menjadi pilot project bagi desa-desa lainnya di Sragen. Yuni menyatakan Desa Jatibatur menjadi satu-satunya desa yang mampu mengembangkan wisata desa yang tidak hanya mengandalkan dana APBDes, tetapi bisa menghimpun dana dari masyarakat berupa investasi. “Seperti inilah sejatinya yang kami inginkan dari BUMDes yang bisa mengangkat ekonomi desa. BUMDes mampu mengelola wisata desa yang dibangun tidak hanya mengandalkan APBDes, tetapi bisa menghimpun dana masyarakat. Ini wujud kepercayaan masyarakat kepada BUMDes,” terangnya. Yuni juga mengapresiasi kekompakan warga Jatibatur diperantauan yang turut beriinvestasi untuk mengembangkan Sendang Kun Gerit. Pasalnya, penyertaan modal desa ke BUMDes hanya Rp110 juta dan dana dari APBDes Jatibatur sebanyak Rp350 juta. Angka tersebut relatif kecil mengingat total dana yang digelontorkan untuk membangun Sendang Kun Gerit mencapai Rp2,25 miliar. Kekurangan dana itu dibiayai dari warga melalui investasi. “Alhamdulillah, ini bukti gotong royong dan wujud Bali Desa Mbangun Desa. Yang bisa ditarik benang merah dari pengelolaan BUMDes ini adalah kepercayaan. Kalau pimpinan desanya mendapat amanah masyarakat mutlak, kemudian diberi kepercayaan untuk mengelola BUMDes-nya. Sendang Kun Gerit ini bisa masuk profilnya kabupaten, karena sebagian besar dananya dari masyarakat,” harap Yuni. Meski dibangun tanpa bantuan pemkab dan Kementerian, Sendang Kun Gerit bisa berkembang dengan potensi yang ada. “Ini salah satu bukti. Sendang Kun Gerit dibangun tanpa bantuan kementerian atau pemerintah, ternyata bisa dan ini luar biasa,” ungkap bupati. Yuni berharap Sendang Kun Gerit dikelola dengan penuh komitmen, tanggung jawab, dan semaksimal mungkin. “Pendapatannya sebulan sampai Rp200 juta. Sendang ini wajib dipromosikan jadi tempat wisata dan wajib dikunjungi bagi tamu-tamu yang ke Sragen. Promosikan lewat media sosial. Dengan bupati hadir di sini, insyaallah besok-besok lebih ramai lagi. Syaratnya harus dikelola secara profesional, karena urusannya dengan uang,” pesannya.