Jowonews

Kekerasan di Myanmar, 96 WNI Segera Pulang

JAKARTA, Jowonews- Sebanyak 96 warga negara Indonesia (WNI) telah memutuskan untuk segera meninggalkan Myanmar. Demonstrasi yang diwarnai kekerasan masih terus berlanjut menyusul kudeta yang dilakukan militer negara itu pada 1 Februari lalu. “Pada  Maret saja, tercatat  96 WNI yang sudah lapor ke KBRI (Yangon) akan pulang sampai akhir bulan ini,” kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha di Jakarta, Rabu malam (24/3). Jumlah tersebut, kata Judha, tidak termasuk 50 WNI yang sebelumnya telah pulang ke Tanah Air menggunakan penerbangan yang diperbantukan, di tengah demonstrasi anti kudeta di Myanmar. Berdasarkan data Kemlu RI, saat ini tercatat 362 WNI, yang mayoritas pekerja profesional, masih berada di Myanmar. Sebanyak 20 orang di antaranya telah berada di Sekolah Indonesia Yangon, yang diperuntukkan sebagai lokasi perlindungan sementara bagi para WNI. Judha mendesak para WNI yang merasa lokasi tempat tinggalnya tidak aman dan nyaman, untuk segera merapat ke Sekolah Indonesia Yangon yang situasinya relatif aman karena terletak di wilayah diplomatik. Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah Indonesia belum memutuskan untuk melakukan evakuasi karena berdasarkan penilaian di lapangan, tidak ada warga negara asing termasuk WNI yang menjadi sasaran kekerasan selama demonstrasi. Mengingat demonstrasi dan kekerasan masih terus berlangsung, pemerintah mengimbau WNI untuk terus waspada. Mereka diminta tidak keluar rumah jika tidak ada kepentingan mendesak, menyiapkan stok bahan makanan untuk satu hingga dua minggu ke depan, serta selalu menjalin kontak dengan KBRI. “Bagi WNI yang tidak memiliki kepentingan mendesak di Myanmar, kami minta untuk mempertimbangkan pulang ke Indonesia,” ujar Judha sebagaimana dilansir Antara. Lebih lanjut Judha menjelaskan bahwa saat ini tersedia dua penerbangan. Yaitu dengan maskapai Singapore Airlines dan Myanmar Airlines, yang merupakan bagian dari penerbangan yang diperbantukan untuk memfasilitasi warga negara asing keluar dari Myanmar. Sebelumnya pada Selasa (23/3) militer Myanmar mengumumkan 164 pengunjuk rasa dan sembilan anggota pasukan keamanan tewas dalam demonstrasi yang meluas di negara itu. Menyebut bahwa demonstran melakukan pembakaran dan kekerasan, militer menolak mengakui bahwa unjuk rasa tersebut dilakukan secara damai. Sementara itu, kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan sedikitnya 261 orang telah tewas akibat tindakan keras oleh pasukan keamanan selama unjuk rasa anti kudeta. Junta mencoba untuk membenarkan kudeta yang mereka lakukan dengan mengatakan bahwa pemilu pada November 2020, yang dimenangkan oleh Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi, curang. Para pemimpin militer telah menjanjikan pemilu ulang, tetapi belum menetapkan tanggal. Mereka juga memberlakukan keadaan darurat selama satu tahun di Myanmar.

Gempa 7,3 SR di Jepang, WNI Selamat

JAKARTA, Jowonews- Tidak ada warga negara Indonesia (WNI) di Jepang yang menjadi korban gempa yang berpusat di bawah permukaan laut dekat wilayah Fukushima, menurut Kedutaan Besar RI (KBRI) di Tokyo, Ahad (14/2). “KBRI Tokyo telah menjangkau simpul-simpul masyarakat dan sejauh ini tidak terdapat laporan WNI yang menjadi korban,” kata KBRI  Tokyo sebagaimana dilansir Antara. Gempa berkekuatan magnitudo 7,3 SR mengguncang kawasan timur laut Jepang pada Sabtu (13/2) pukul 23.08 waktu setempat. Gempa ini berlokasi yang sama dengan gempa besar 2011 yang mengakibatkan tsunami dan kecelakaan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Fukushima. “Pemerintah Jepang telah melakukan pemeriksaan atas Reaktor Nuklir Fukushima, dan sejauh ini tidak ada laporan kerusakan,” kata KBRI Tokyo. Menurut laporan Reuters, mengutip televisi nasional Jepang NHK pada Minggu pagi, setidaknya 104 orang  luka-luka dalam kejadian ini. Namun tidak ada laporan mengenai korban meninggal dunia. KBRI Tokyo menyebut bahwa jumlah WNI di Jepang tercatat 66.084 orang, berdasarkan data keimigrasian Jepang per Juni 2020. Sementara di wilayah yang paling terdampak gempa, tercatat sekitar 1.500 WNI, dengan rincian di Fukushima 540 orang dan di Miyagi 984 orang. KBRI menyatakan “akan terus berkomunikasi dengan simpul-simpul masyarakat” untuk memantau perkembangan dari peristiwa ini, serta menyediakan layanan telepon di +81 80 3506 8612 dan +81 80 4940 7419.

Hidayat Nur Wahid Imbau WNI di AS Tetap Waspada

JAKARTA, Jowonews.com – Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mengimbau warga negara Indonesia (WNI) di Amerika Serikat (AS) untuk tetap waspada usai terjadi kerusuhan dan penjarahan di Kota Minneapolis dan sejumlah kota lainnya di negara tersebut sebagai akibat dari terbunuhnya pria kulit hitam George Floyd oleh oknum kepolisian setempat. “Dari pemberitaan di sejumlah media internasional dan komunikasi langsung dengan sebagian WNI di AS, kerusuhan-kerusuhan di Kota Minneapolis telah berimbas ke kota-kota lainnya di Amerika Serikat, bahkan ke Gedung Putih,” kata HNW dalam keterangannya, di Jakarta, Senin. Selain itu, menurut dia, berdasarkan informasi tersebut, suasana di beberapa kota di AS sudah terjadi kerusuhan atau “chaos” karena kemarahan warga akibat tindakan represif diskriminatif dari oknum-oknum kepolisian AS, dan komentar Presiden Donald Trump. Ditambah lagi, menurut HNW, dengan sikap frustasi sebagian warga yang hilang mata pencahariannya akibat pandemi COVID-19, dan kekecewaan terhadap penanganan pandemi oleh Pemerintah AS yang dinilai tidak serius. Karena itu, HNW meminta agar WNI di AS terus waspada, menghindari kawasan yang rusuh, dan mencari tempat yang aman apabila terjadi kerusuhan. “WNI juga jangan ikut-ikutan dengan penjarahan. Selain itu, perlu ada penguatan komunikasi antara sesama WNI dan dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di AS,” ujarnya. Politisi PKS itu menilai, dalam keadaan seperti ini, negara via KBRI wajib melindungi semua WNI sehingga pihak KBRI di negara tersebut agar lebih proaktif memantau peristiwa itu dan memastikan keamanan serta keselamatan WNI yang tinggal di kota-kota yang terdampak kerusuhan. Komunikasi KBRI, kata HNW, perlu dibuka selebar-lebarnya untuk memberikan rasa aman bagi WNI di AS. Selain itu, informasi dari KBRI perlu disampaikan secara terukur dan akurat kepada para WNI di kota-kota yang terdampak kerusuhan. “Dan yang paling utama adalah menghadirkan keamanan dan keselamatan warga Indonesia di sana,” katanya lagi. Selain itu, HNW juga menilai peristiwa yang terjadi di AS tersebut bisa menjadi bahan refleksi bagi Pemerintah Indonesia. Menurut dia, tindakan represif yang diskriminatif oleh aparat keamanan dapat memancing kemarahan rakyat yang daya destruktifnya sangat tinggi, apalagi di era pandemi COVID-19 yang banyak membuat orang frustasi akibat kondisi sosial ekonomi yang semakin buruk. “Kita perlu mengambil pelajaran dari peristiwa di Minneapolis itu, agar kebijakan pemerintah dan penegakan hukum dilakukan secara baik, benar dan adil, tidak secara diskriminatif,” katanya. Langkah itu, menurut dia, penting agar kepercayaan rakyat kepada pemerintah tidak hilang agar rakyat masih bisa diajak untuk taat aturan dan melaksanakan hukum, dan tidak mudah terprovokasi serta menghadirkan kerusuhan yang sangat membahayakan kepentingan nasional dan eksistensi atau keberlangsungan kita sebagai bangsa dan negara. (jwn5/ant)

Presiden Setujui Asrama Haji jadi Tempat Isolasi WNI dari Luar Negeri

JAKARTA, Jowonews.com – Presiden Joko Widodo menyetujui rencana penggunaan asrama haji di Pondok Gede, Jakarta Timur, dan Bekasi, Jawa Barat, untuk tempat isolasi sementara bagi warga negara Indonesia yang baru tiba dari luar negeri. “Khusus pendatang, baik pekerja migran Indonesia, pelajar, jamaah tablig, anak buah kapal, untuk mendapatkan ruang isolasi sementara, Bapak Presiden Joko Widodo setujui asrama haji, sehingga bisa ditampung di satu kawasan, sehingga mudahkan pengawasan dan kontrol,” kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo dalam konferensi pers usai rapat  penanganan COVID-19 yang dilakukan lewat telekonferensi di Jakarta, Senin. Doni mengatakan bahwa selama ini warga negara Indonesia (WNI) yang baru tiba dari luar negeri, termasuk anak buah kapal dan pekerja kapal pesiar, menjalani isolasi di hotel. Namun, menurut dia, pengawasan kondisi kesehatan WNI sulit dilakukan saat isolasi dilakukan di hotel. Ia berharap penggunaan asrama haji sebagai fasilitas karantina bagi warga yang baru tiba dari luar negeri membuat tenaga medis lebih mudah melakukan pengawasan. “Dengan adanya izin dari Pak Presiden, baik di Pondok Gede dan Bekasi, maka kita harapkan kontrol dan pengawasan akan jauh lebih baik,” kata Doni, yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Selama menjalani isolasi  di asrama haji, ia menjelaskan, WNI yang baru tiba dari luar negeri akan menjalani pemeriksaan. WNI yang menurut hasil pemeriksaan tidak terinfeksi virus corona akan dipulangkan ke daerah asal dan WNI yang positif terserang COVID-19 menurut hasil pemeriksaan akan dirujuk ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Jakarta. “Sementara yang di Batam, mereka yang positif akan dirawat di Pulang Galang. Untuk di Surabaya, Jawa Timur, sedang dalam proses (penyediaan) ruang isolasi dari bantuan dan kerja sama Kementerian PUPR dan pemerintah provinsi,” kata Doni. (jwn5/ant)

WNI Baru Datang dari Luar Negeri, Langsung Berstatus ODP

JAKARTA, Jowonews.com – Pemerintah menetapkan setiap Warga Negara Indonesia (WNI) yang baru kembali dari luar negeri langsung berstatus sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan wajib menjalani isolasi mandiri selama 14 hari. “Bagi yang tidak ada gejala dibolehkan dipulangkan ke daerah masing-masing tapi statusnya adalah ODP, jadi sesampainya di daerah harus betul-betul menjalankan protokol isolasi secara mandiri dengan penuh disiplin,” kata Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa. Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam rapat terbatas dengan tema “Penanganan Arus Masuk WNI dan Pembatasan Perlintasan WNA” melalui “video conference” bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin, para menteri Kabinet Indonesia Maju serta kepala lembaga terkait. Menurut Presiden, akan ada jutaan pekerja migran Indonesia yang akan pulang dari Malaysia maupun Anak Buah Kapal (ABK) yang akan kembali ke tanah air. “Arus kembalinya WNI dari beberapa negara ini terutama dari Malaysia, ini betul-betul perlu kita cermati, ini menyangkut bisa ratusan ribu bisa jutaan WNI yang akan pulang,” ungkap Presiden. Presiden menerima laporan bahwa dalam beberapa hari ini setiap hari ada sekitar 3.000 pekerja migran yang kembali dari Malaysia. “Selain pekerja migran di Malaysia, kita juga harus mengantisipasi para kru kapal pekerja ABK di kapal, kita perkirakan 10-11 ribu ABK ini juga perlu dipersiapkan dan direncanakan tahapan-tahapan untuk ‘menscreening’ mereka,” tambah Presiden. Ia pun menekankan protokol kesehatan tetap harus ketat diberlakukan di bandara, pelabuhan maupun pos lintas batas. “Mereka yang memiliki gejala harus melakukan isolasi di rumah sakit misalnya di pulau Galang,” ungkap Presiden. Hingga Senin (30/3), jumlah positif COVID-19 di Indonesia mencapai 1.414 kasus dengan 75 orang dinyatakan sembuh dan 122 orang meninggal dunia. Kasus positif COVID-19 ini sudah menyebar di 30 provinsi di Indonesia yaitu DKI Jakarta (698), Jawa Barat (180), Banten (128), Jawa Timur (91), Jawa Tengah (81), Sulawesi Selatan (50), Yogyakarta (18), Kalimantan Timur (17), Bali (19), Sumatera Utara (13), Papua (9), Kalimantan Tengah (7), Kepulauan Riau (3), Sumatera Barat (8), Lampung (8). Selanjutnya Kalimantan Barat (8), Sulawesi Tenggara (3), Riau (2), Nusa Tenggara Barat (2), Sulawesi Utara (2), Aceh (5), Jambi (2), Sumatera Selatan (2), Kalimantan Selatan (5), Sulawesi Tengah (3), Maluku (1), Maluku Utara (1), Kalimantan Utara (2), Papua Barat (2), Sulawesi Barat (1), Bangka Belitung (1) dan yang masih dalam proses verifikasi di lapangan 37 kasus. Berdasarkan data dari situs Worldometers, hingga Selasa (31/3) siang terkonfirmasi di dunia ada 785.777 orang yang terinfeksi virus Corona dengan 37.815 kematian sedangkan sudah ada 165.607 orang yang dinyatakan sembuh. Kasus di Amerika Serikat mencapai 164.253 kasus, di Italia 101.739 kasus, di Spanyol 87.956 kasus, di China sebanyak 81.518 kasus, di Jerman 66.885 kasus. Jumlah kematian tertinggi bahkan saat ini terjadi di Italia yaitu sebanyak 11.591 orang, disusul Spanyol 7.716 orang, di China 3.305 orang, di Prancis 3.024 orang dan di Iran sebanyak 2.757 orang. Saat ini sudah ada lebih dari 186 negara yang mengonfirmasi kasus positif COVID-19 di negaranya. (jwn5/ant)

Ma’ruf Amin: WNI Pekerja Migran dari Malaysia Diawasi Ketat

JAKARTA, Jowonews.com – Para pekerja migran terdampak kebijakan kawalan pergerakan atau movement control order (MCO) dari Pemerintah Malaysia akan mendapat pengawasan ketat setibanya di Indonesia, termasuk karantina kesehatan jika terdeteksi membawa COVID-19, kata Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam telekonferensi pers dari Jakarta, Selasa. “Mereka mungkin tidak akan ditampung, seperti yang sebelumnya, tetapi dikembalikan ke daerah bagi mereka yang tidak bermasalah (secara kesehatan), tidak terindikasi. Kecuali kalau yang terindikasi (COVID-19), baru nanti akan dilakukan isolasi,” kata Wapres Ma’ruf. Sebelum menuju ke daerah asal masing-masing, para pekerja migran tersebut akan mendapatkan layanan tes cepat untuk mengetahui kondisi daya tahan tubuh mereka. Selanjutnya, ketika hasil tesnya dinyatakan baik dan diizinkan pulang ke daerah, para pekerja migran itu harus menjalani isolasi diri selama 14 hari. “Mereka yang terindikasi harus diisolasi, karena itu Pemerintah menyiapkan tempat seperti di Pulau Galang, Natuna, untuk mengantisipasi WNI yang pulang. Mereka yang sudah dinyatakan tidak bermasalah, baru boleh kembali ke kampung halamannya masing-masing,”  tuturnya menjelaskan. Wapres Ma’ruf juga meminta para kepala daerah untuk mempersiapkan protokol kesehatan lebih ketat untuk menyambut kedatangan para pekerja migran dari Malaysia. Kepulangan para pekerja migran tersebut, lanjut Wapres, dilakukan secara mandiri. Artinya, Pemerintah tidak memfasilitasi kepulangan mereka dari Malaysia. “Mereka ada yang pulang mandiri, tetapi Pemerintah menyiapkan andai kata terjadi evakuasi terhadap mereka. Kemungkinan-kemungkinan itu sudah disiapkan, berarti harus ada transportasi penjemputan,” ujarnya. (jwn5/ant)

Dua Lagi WNI Positif Corona di Indonesia

JAKARTA, Jowonews.com – Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan selaku juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan bahwa ada dua lagi warga negara Indonesia yang dikonfirmasi positif terserang COVID-19. “Kita dapatkan dua orang confront positif, yang kita sebut sebagai kasus nomor tiga dan empat,” katanya di Jakarta, Jumat. Sebelumnya pemerintah mengumumkan dua kasus positif COVID-19 di Indonesia. Kasus COVID-19 pertama dan kedua di Indonesia dilaporkan terjadi pada seorang ibu berusia 64 tahun dan anaknya yang berusia 31 tahun di Depok. Dua warga Indonesia yang sebelumnya dinyatakan positif terinfeksi virus corona itu kini menjalani perawatan di Rumah Sakit Sulianti Saroso, Jakarta Utara. (jwn5/ant)

Pemerintah Fokus Pantau WNI di Negara Terdampak Corona

JAKARTA, Jowonews.com – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi mengatakan pemerintah tengah fokus memantau warga negara Indonesia di negara-negara yang paling signifikan terkena dampak virus corona (Covid-19). “Kita terus-menerus memonitor kondisi warga negara Indonesia. Semuanya kita monitor. Tetapi perhatian kita berikan kepada negara-negara yang saat ini sedang mengalami perkembangan kasus yang signifikan,” kata Menlu usai menggelar diskusi tingkat menteri terkait isu aktual terutama terkait virus corona di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan pemantauan dilakukan dengan mengamati perkembangan situasi di negara-negara yang mencatat peningkatan kasus seperti di Iran, Jepang, Korea Selatan dan Italia. “Berdasarkan Situation Report Nomor 42 dari WHO kemarin, maka angkanya menunjukkan bahwa perkembangan yang ada di Tiongkok menurun, sementara terjadi perubahan atau peningkatan di negara-negara di luar Tiongkok. Termasuk di antaranya empat negara, yaitu Iran, Jepang, Korea Selatan dan Italia,” katanya. Perkembangan situasi di negara-negara itu, katanya, menjadi panduan bagi pemerintah untuk melakukan tugas perlindungan WNI. “Sekali lagi basis informasi kita adalah informasi dari WHO sehingga kita tidak perlu lagi mencari data-data lain, karena WHO memang institusi atau lembaga yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan dunia,” katanya. Dalam upaya pemantauan tersebut, pemerintah menjalin komunikasi secara intensif melalui perwakilan-perwakilan Indonesia kepada para WNI di luar negeri. “Semua setiap hari saya dapat laporan. Tetapi kali ini fokus kita adalah empat negara tersebut,” kata Menlu Retno. Sejauh ini, ia mengatakan kondisi warga negara Indonesia yang berada di keempat negara tersebut dalam kondisi baik. “Yang di Jepang, kemarin sudah selesai dengan adanya evakuasi. Lima masih ada di dalam rumah sakit tetapi dengan kondisi yang stabil,” katanya. Sementara itu, WNI yang berada di Korea Selatan, Italia dan Iran juga kondisinya baik dan komunikasi intensif terus dilakukan dengan KBRI di negara-negara tersebut. (jwn5/ant)