
WONOGIRI, Jowonews.com – Tiga dusun di Desa Sirnoboyo Kecamatan Giriwoyo kebanjiran. Dusun tersebut adalah Mesir, Sumberejo dan Sirnoboyo. Akibatnya belasan penduduk di dusun tersebut mengungsi ke rumah warga yang aman.
Relawan Tanggap Bencana Srikandi Kecamatan Giriwoyo, Welas Handayani mengemukakan, penyebab banjir adalah hujan lebat. Sungai Sirnoboyo meluap dan mengalir ke rumah-rumah penduduk.
Ketinggian air mencapai 50 Cm sampai 1 meter. Sungai Sirnoboyo merupakan aliran pembuangan Waduk Nawangan. “Airnya tidak menggenang tapi mengalir. Ketinggian air sampai 1 meter. Ada 12 KK yang mengungsi,” jelas Welas Handayani.
Warga memilih mengungsi karena banjir membawa lumpur dan sampah. Selain itu warga khwatir jika hujan berkepanjangan banjir kian tinggi. Warga memilih mengungsi ke rumah tetangga dan kerabat dekatnya.
Kepala Desa Sirnoboyo Thohirin melaporkan, hujan terjadi hampir saban hari. Jumat dan Sabtu kemarin, hujan cukup lebat dan disertai angin kencang. Manyikapi banjir itu, pihaknya telah melaporkan ke Muspika dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri. BPBD telah mengirimkan bantuan bahan makanan siap saji dan lauk pauk. “Tidak ada korban jiwa, kerugian belum dapat dihitung,” kata Thohirin.
Sementara itu, tebing Gunung Pegat di Kecamatan Nguntoronadi longsor Jumat (13/2). Akibatnya jalur lintas Provinsi penghubung Wonogiri-Baturetno-Pacitan Jatim terputus akibat material dan pephonan menutup jalan.
Longsor terjadi pukul 18.00 WIB. Tim relawan tanggap bencana terdiri dari BPBD, SAR, dan organiassi kemasarakatan turun membersihkan material longsoran, dan pepohonan yang tumbang. Pada pukul 22.00 WIB jalur dua arah itu sudah dapat dilalui.
Sementara itu, hujan lebat di wilayah Pracimantoro WIB menyebabkan luweng di depan Kantor Urusan Agama (KUA) Pracimantoro meluap. Debit air memunculkan genangan di Jl Raya Pracimantoro- Gunung Kidul Wonosari DIY. Genangan juga muncul di depan masjid Agung.
Akibatnya, arus lalu lintas antar provinsi tersendat. Beruntung banjir yang menghampiri Desa Blindas dan Godang ini tidak sampai ke pemukiman warga. “Jalan itu sering banjir, mungkin karena sampah dan lumpur menutup luweng,” ujar Dwi Santoso warga Pracimantoro. (JN01)