Jowonews

UNESCO Tetapkan Gamelan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda, Sertifikat Diserahkan Secara Simbolis Di Solo

Gamelan Warisan Budaya Tak Benda

SURAKARTA – Pertunjukan musik oleh berbagai kelompok gamelan mewarnai upacara sertifikasi Warisan Budaya Tak benda (Intangible Cultural Heritage) UNESCO, pada Jumat malam (16/9/2022).

Acara bertajuk Mahambara Gamelan Nusantara, Gamelan Indonesia untuk Dunia itu berhasil menarik perhatian ribuan penonton yang hadir malam itu.

Kegiatan yang dimulai pukul 20.00 WIB diawali dengan penampilan tim Gamelan Ageng melalui Tribute Rahayu Supangah sebagai tanda penghormatan kepada guru-guru ISI Solo.

Yakni empu gamelan sekaligus inisiator pengajuan gamelan sebagai warisan budaya ke UNSCO sejak beberapa tahun terkahir sampai bisa diakui pada 15 Desember 2021 lalu.

Tak berhenti sampai di situ, setidaknya lima grup gamelan dengan gaya berbeda terus menghibur hingga pukul 20.00 WIB. Direktur Pembinaan dan Pemanfaatan Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Restu Gunawan, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam memfasilitasi kegiatan malam itu.



Terutama tim ISI Solo dan lainnya hingga Gamelan akhirnya bisa diakui dunia melalui sertifikat Warisan Budaya Takbenda UNESCO.

“Terima kasih akhirnya seremonial penyerahan sertifikat bisa dilakukan hari ini. Kerja keras kami bersama kawan-kawan dari Solo akhirnya membuahkan hasil pengakuan ini,” ujarnya, dikutip dari Tribun Jateng.

Serah terima seharusnya dilakukan tahun lalu, katanya, namun hal itu tidak mengurangi makna kegiatan tersebut. “Ini juga merupakan penghormatan kepada Profesor Rahayu Supangah, yang mendedikasikan hidupnya untuk gamelan hingga hal seperti ini terjadi,” ungkapnya.

Tentu saja, perjuangan melestarikan gamelan tidak hanya berhenti pada pemberian sertifikat dari UNESCO. Upaya konservasi harus terus dilakukan, terutama oleh generasi muda masa depan.

Selain itu, Kota Solo memiliki program hibah gamelan untuk kelurahan dan sekolah yang dapat digunakan untuk konservasi di masa depan. Tentu saja, perjuangan untuk melestarikan gamelan tidak berhenti pada pemberian sertifikat UNESCO.

BACA JUGA  Pansus VIII Gali dan Melihat Pancasila dalam Tindakan di Desa Nglinggi

Upaya konservasi harus terus dilakukan, terutama oleh generasi muda untuk masa depan.

Selain itu, Kota Solo memiliki program hibah gamelan untuk kelurahan dan sekolah yang dapat digunakan untuk konservasi di masa depan.

“Sudah menjadi tugas kita bersama, mari kita bersama memanfaatkan gamelan yang ada saat ini. Terima kasih kepada ISI Surakarta dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini,” jelasnya.

Sementara itu, Rektor ISI Solo, I Nyoman Sukerna sengaja mengemas simbolisasi penyerahan sertifikasi Gemalan sebagai Warisan Budaya Takbenda melalui sebuah konser besar.



Dengan melibatkan berbagai grup gamelan dengan gaya yang berbeda di Indonesia. Semoga gamelan semakin dikenal masyarakat khususnya anak muda.

“Pengajuan ini diinisiasi oleh Prof Rahayu Supanggah (almarhum) sejak 2017. Setelah melalui proses cukup panjang akhirnya bisa diakui oleh UNESCO pada 15 Desember 2021 lalu,” tuturnya.

Sementara itu, Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, mendukung penuh agar gamelan lebih dikenal anak muda.

Salah satunya dengan menambah jumlah guru gamelan di Solo, hal ini mengingat ada banyak sanggar seni musik di kota Bengawan.

“Sekarang kita perlu menambah jumlah guru,” jelasnya.

Makanya, lanjutnya, saya minta bantuan Rektor ISI, agar mahasiswa yang mengajar gamelan diperbanyak. Minimal satu orang di setiap desa. Perlu diperbanyak, perlu didorong antusiasme adik-adik bermain gamelan.

Foto: doc. Tribun Jateng

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...

TERANYAR

TRENDING