JAKARTA, Jowonews- Vaksin Merah Putih diperkirakan dapat diproduksi dalam jumlah besar pada kuartal IV 2021. Vaksin ini dikembangkan oleh peneliti dalam negeri
“Perkiraannya triwulan IV 2021 kita bisa produksi dalam jumlah besar. Dan nantinya akan melengkapi vaksin Covid-19 yang awalnya akan didatangkan dari kerja sama pihak luar, terutama dengan Sinovac (China), dan G42 dari Uni Emirat Arab,” kata Menteri Riset dan Teknologi (Mensristek) Bambang Brodjonegoro yang juga merupakan Ketua Penanggung Jawab Tim Vaksin Merah Putih, usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/9).
Bambang menjelaskan sebelum diproduksi secara besar pada triwulan IV 2021, terdapat beberapa proses yang harus dilewati. Yakni uji pada hewan di akhir 2020. Kemudian formulasi produksi untuk uji klinis tahap 1, 2 dan 3 di awal 2021.
Setelah itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan menentukan keamanan dari vaksin tersebut. Jika BPOM menyatakan vaksin tersebut aman dan mampu untuk menjaga daya tahan tubuh, maka PT Bio Farma Persero akan melakukan produksi dalam jumlah besar.
“Harapannya tentunya proses vaksinasi nantinya bisa segera dikerjakan,” katanya.
Menristek menjelaskan bibit vaksin yang dikembangkan untuk menjadi vaksin Merah Putih itu menggunakan isolat virus yang beredar di Indonesia.
Dengan begitu, vaksin diharapkan akan efektif dan aman untuk menjaga daya tahan tubuh warga negara Indonesia terhadap virus corona tipe baru SARS CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Saat ini, pengembangan bibit vaksin di dalam laboratorium oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman sudah mencapai 50 persen.
Selain pengembangan vaksin oleh peneliti dalam negeri, pemerintah juga telah memperoleh komitmen pengadaan vaksin dari berbagai pihak di luar negeri untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek.
Komitmen itu didapatkan dari Sinovac, perusahaan biofarmasi asal China, dan G42. perusahaan teknologi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, untuk 2020 dan 2021.