Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Walhi Protes Penebangan Pohon Peneduh

Logo Walhi

Semarang, Jowonews.com – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Tengah menyatakan kesal atas tindakan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menebangi pohon peneduh di pinggi-pinggir jalan. Penebangan untuk proyek pembangunan trotoar itu dinilai membuat kota ini jadi semakin panas dan gersang.

Manajer Program Walhi Jateng Arief Zayyin mengatakan, Kota Semarang masih kekurangan pohon, tapi malah ditebangi. Pembangunan trotoar di sepanjang Jalan MH Thamrin, Jalan Mgr Soegijapranata, Jalan Jendral Sudirman, sekitar GOR Mugas, sangat merusak alam.

Padahal dulu, sewaktu trotoar model sama dibangun di Jalan Ahmad Yani dan Jalan Pandanaran, pohon-pohon dibiarkan tetap rindang bahkan dilindungi. Yakni diberi tembok pembatas dengan memberi rongga tanah agar pohon tetap bisa tumbuh berkembang. Juga ditambah pohon baru yang dilindungi besi kurung.

‘’Di Jalan Ahmad Yani dan Pandanaran, pohon-pohon masih rindang dan diberi pembatas. Sehingga estetika trotoar ada dan pohon tetap bisa tumbuh,’’ ujarnya.

Dia mengapresiasi penambahan pohon asam di dua jalan tersebut, dan pohon Trembesi di jalan Pahlawan. Namunsayangnya, sebagian pohon ditutup rapat batangnya dengan adonan semen, sehingga tak menyisakan ruang untuk tumbuh.

Pegiat kelestarian air ini mengritik model trotoar yang memakai keramik lantai. Menurutnya, hal itu bertentangan dengan upaya Pemkot Semarang mengampanyekan perlunya resapan air dan pori-pori tanah. Trotoar yang bagus, justru model lama yang berbahan paving.

‘’Trotoar model lantai keramik, membuat pohon terjepit permanen oleh semen serta tidak bisa meresapkan air ke dalam tanah. Alih-alih malah bisa membuat celaka pejalan kaki karena licinnya. Lebih berbahaya jika sedang basah oleh air hujan,’’ terangnya.

Menurutnya Pemkot tidak boleh beralasan penebangan itu akan diganti penanaman pohon baru. Lebih-lebih, alasan mempercantik kota sangat tidak bisa diterima. Sebab di trotoar yang baru dibangun juga tidak ada lubang atau rongga untuk calon pohon baru.

Menanam pohon baru, menurutnya, tidak boleh dengan cara menebang pohon yang ada. Pohon hanya boleh ditebang jika memang sudah terlalu tua, keropos, dan rawan tumbang. Untuk menilai layak tebang atau belum, harus melibatkan pecinta lingkungan.

BACA JUGA  Pemkot Didesak Bentuk BUMD Pengelola Pasar Tradisional

‘’Tidak boleh hanya satu pihak saja semisal Dinas Pertamanan. Lebih buruk lagi jika keputusan menebang hanya di tangan mandor pelaksana proyek,’’ tegasnya.

Mempercantik kota juga mestinya justeru dengan semakin memperbanyak pohon. Bukan dengan menebangi dan mengganti pohon baru. Dan semestinya, pohon pengganti itu sudah ada minimal satu tahun sebelum pohon yang akan diganti ditebang.

Dia menegaskan, manusia harus menjaga lingkungan tetap asri agar hidup nyaman dan tentram. Jika lingkungan dirusak, pohon-pohon ditebangi, suhu udara menjadi panas. Lingkungan jadi gersang dan orang akan mudah tersulut emosinya. Akibat berikutnya, warga akan mudah berkonflik atau berbuat kriminal.

‘’Saya sebenarnya percaya, Wali Kota Hendrar Prihadi orang yang peduli alam, gemar membuat taman. Akan tetapi, saya menenduga, ada aparat pemkot yang tidak mengikuti irama pemimpinnya. Sehingga melakukan penebangan pohon secara ngawur,’’ tandasnya.

Wali Kota Semarang Hendarar Prihadi mengatakan, penebangan pohon dilakukan lantaran usianya sudah tua dan akarnya merusak jalan. Pohon angsana tersebut akan diganti dengan pohon asem. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir karena penebangan ini hanya untuk peremajaan.

‘’Pemkot akan menanam lagi dengan jenis pohon yang lebih kuat, masyarakat harus bersabar karena panas ini hanya sementara,’’ katanya.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Semarang Ulfi Imran Basuki menegaskan, pihaknya tidak sembarangan ketika melakukan penebangan pohon itu. Namun sesuai syarat di antaranya sudah lapuk dan untuk kepentingan umum.

‘’Saat ini kami juga sedang menggalakan pembangunan hutan kota di beberapa titik, agar susana Kota Semarang sejuk, asri dan hijau,’’ katanya.

Pihaknya menyiapkan penggantu untuk setiap pohon yang ditebang. Bahkan ada penanaman di titik-titik baru sehingga di kawasan yang ada penebangan itu nantinya akan semakin asri dan rindang. Namun begitu, masyarakat dilarang keras untuk ikut melakukan penebangan tanpa izin. (JN03)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...