Jowonews

Logo Jowonews Brown

Warga Desak Pabrik Semen Rembang Segera Dioperasikan

REMBANG, Jowonews.com – Warga daerah ring I pabrik PT Semen Indonesia di Rembang meminta Presiden RI Joko Widodo segera meresmikan pabrik semen itu agar jelas beroperasinya dan tidak terkatung-katung.

“‘Kapan ndang diresmikno. Ben cetho, ra samar-samar’ (kapan segera diresmikan, biar jelas dan tidak samar-samar, red.),” kata tokoh masyarakat Desa Timbrangan, Achmad Achid, di Kabupaten Rembang, Rabu (20/9/2017).

Setidaknya ada lima desa yang masuk ring I Pabrik Semen Rembang, yakni Desa Tegaldowo, Timbrangan, Pasucen, dan Kajar di Kecamatan Gunem, serta Desa Kadiwono di Kecamatan Bulu, Rembang.

Achid mengakui sudah sering mendapatkan pertanyaan dari banyak orang tentang manfaat yang didapatkan dari pembangunan Pabrik Semen Rembang, khususnya bagi warga sekitar lokasi pabrik.

“Lha manfaatnya saking banyak sekali. Bahkan, sebelum berdiri pabrik (pabrik dibangun, red.), warga pun sudah merasakan manfaatnya. Apalagi, kalau pabrik sudah resmi beroperasi nantinya,” katanya.

Dwi Joko Supriyanto, tokoh masyarakat Desa Tegaldowo membenarkan keinginan warga di ring I Pabrik Semen Rembang agar pabrik semen itu segera diresmikan sehingga bisa lebih merasakan manfaatnya.

“Kan tidak hanya bekerja di pabrik, tetapi warga bisa berwirausaha, industri kecil. Dari pabrik semen juga sudah memberikan pelatihan bagi warga, seperti pembuatan ‘snack’, dan sebagainya,” katanya.

Menurut dia, warga di desa ring I Pabrik Semen Rembang sampai sekarang juga masih adem ayem meski di Jakarta kabarnya ada demo, dan sebagainya, termasuk yang berkembang di media sosial.

“Dilihat saja sendiri. Masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa. Mau di medsos ramai atau bagaimana, tidak peduli. Yang jelas, warga pengen Pabrik Semen Rembang segera diresmikan,” katanya.

Ibarat orang yang berpacaran sudah lama, kata dia, tetapi hubungan itu tak kunjung diresmikan dalam perkawinan sehingga wajar jika masyarakat di desa ring I Pabrik Semen Rembang berharap segera diresmikan.

Senada, Faruk Fadian atau biasa disapa Dadang, warga Desa Timbrangan menjelaskan sebagian besar lahan pertanian di kawasan itu sudah banyak dibeli sejumlah perusahaan sejak 1996-1997, sebelum Semen Indonesia masuk.

“Lha kalau ada yang menolak pabrik semen karena ingin bertahan bertani, itu pakai rumus apa? Wong mereka sudah enggak punya lahan lagi. Sejak 1996 sudah dijual. Ada memang petani, tetapi tidak banyak,” katanya.

Selain itu, kata dia, saat masuknya sejumlah perusahaan sejak 1996 untuk menambang di desa itu tidak pernah diributkan, tetapi saat Semen Indonesia masuk justru ribut sehingga terkesan tidak masuk akal.

“Perusahaan-perusahaan itu menambangnya malah batu kapur mentah. Dari dulu tidak ada geger, kenapa sekarang Semen Indonesia masuk baru ribut? Makanya, warga sini sudah terbiasa dengan aktivitas penambangan,” pungkasnya. (JWN3/Ant)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...