SEMARANG, Jowonews.com – Arya Nandhana Syariendrar, anak mantan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meraih medali perunggu pada ajang World Creativity Festival 2015 di Daejeon, Korea Selatan.
“Sempat ‘deg-degan’ juga karena pesertanya kan dari berbagai negara. Alhamdulillah, bisa meraih perunggu,” kata Arya, ditemui di kediamannya di Jalan Lempongsari Raya Nomor 372 Semarang, Kamis (22/10).
Pada kejuaraan pada 16-19 Oktober 2015 itu, Arya yang bersekolah di SD Islam Al Azhar 14 Semarang berpasangan dengan Sanika Putra Aminnula dari SD Pelita Cemerlang, Pontianak.
Sanika, kata Arya, merupakan keponakan dari sahabat ibundanya, Krisseptiana Hendrar Prihadi yang berpasangan dengannya mengikuti kejuaraan itu dengan temuan kreatifnya, yakni kulkas tanpa listrik.
Idenya untuk menciptakan kulkas tanpa listrik yang mampu menyimpan buah-buahan dan sayuran agar tetap segar sampai 6-7 hari yang dinamai C-Combat diawali dari “browsing” yang dilakukannya di dunia maya.
“Dari ‘browsing’ itu, ternyata sayuran dan buah-buahan bisa disimpan cukup lama menggunakan media pasir dan tanah liat yang kemudian dikembangkannya dalam wadah yang terbuat dari “styrofoam”.
“Mengusung konsep ramah lingkungan, saya gunakan ‘styrofoam’ bekas. Selama ini, kan banyak ‘styrofoam’ bekas yang terbuang sia-sia,” kata anak ketiga mantan orang nomor satu Kota Semarang itu.
Meski rekan satu timnya berasal dari Palembang, bungsu dari tiga bersaudara itu mengaku tidak menjadikan hambatan dalam berkomunikasi karena keponakan dari sahabat ibunya itu kerap menginap di rumahnya. “Kebetulan, sekolahnya Sanika (di Palembang, red.) kan lagi libur karena kabut asap. Jadi, dia sering ke sini dan menginap. Kami jadi bisa berdiskusi dan mengerjakan temuan ini,” katanya.
Berkat persiapan yang dilakukan selama sekitar satu bulan untuk menghadapi lomba, mereka berdua akhirnya menyabet medali perunggu mengalahkan para pesaingnya yang berasal dari berbagai negara.
Arya menyebutkan para peserta berasal dari berbagai negara, di antaranya Taiwan, Tiongkok, Arab Saudi, Malaysia, dan Korea Selatan, seraya menyebutkan pesaingnya terberat berasal dari Taiwan. “Ya, senang akhirnya karena bisa menyabet juara meski perunggu,” kata siswa kelas VI yang pernah memenangi beberapa kejuaraan, seperti medali perunggu pada Olimpade Sains Nasional (OSN) 2015.
Sementara itu, ibunda Arya, Krisseptiana Hendrar Prihadi mengaku sangat mendukung dan memperhatikan pendidikan sang anak di tengah kesibukan yang dijalaninya, apalagi ketika suaminya masih wali kota. “Saya melihat si bungsu ini bakatnya di bidang sains. Beda sama kakak-kakaknya, saya dukung dan dorong terus. Saya juga ikutkan berbagai lomba sains, termasuk WCF 2015 ini,” pungkasnya. (JN03/Ant)