Jowonews

Pemkot Surakarta Dirikan Tiga Posko Tanggap Bencana Alam

SOLO, Jowonews.com – Pemerintah Kota Surakarta mendirikan tiga Posko Tanggap Bencana alam untuk mengantisipasi ancaman bencana alam saat cuaca ekstrem meliputi wilayahnya. “Solo mendirikan Posko Tanggap Bencana dalam menghadapi cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi Januari ini,” kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo usai Apel Siaga Tanggap Bencana di Plaza Manahan Solo, Jumat. Hadi, yang juga menjabat sebagai Ketua Tanggap Bencana Kota Surakarta, Posko Tanggap Bencana ditempatkan di Pos Pemadam Kebakaran (Damkar) Kecamatan Banjarsari, Jebres, dan Pasar Kliwon yang rawan banjir. “Ketiga Posko Tanggap Bencana di Solo itu dikendalikan dari Posko Induk di Kantor Balai Kota Surakarta,” katanya. Menurut dia, petugas dari berbagai instansi termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), PMI, Dinas Kesehatan, dan SAR disiagakan di setiap Posko Tanggap Bencana. “Petugas tanggap bencana ini akan melakukan koordinasi menjadi satu, sehingga penanganan dapat dilakukan dengan cepat baik dari BPBD, TNI, Polri, PMI, dan instansi lainnya,” katanya. Posko Tanggap Bencana juga dilengkapi dengan peralatan seperti gergaji mesin portabel, mobil pemadam kebakaran, truk jungkit, ekskavator, tangki air bersih, dan perahu karet yang bisa dikerahkan sewaktu-waktu terjadi bencana. Menurut Wali Kota, area rawan banjir di Kota Solo meliputi wilayah Kampung Sewu, Kelurahan Puncang Sawit, Kecamatan Jebres serta Sangkrah, Semanggi, Kedung Lumbu, Joyontakan, dan Joyosuran di Kecamatan Pasar Kliwon. “Kecamatan Banjasari yang dianggap rawan bencana banjir yakni Kali Pepe Banyuanyar,” katanya. Menurut Kepala BPBD Kota Surakarta Eko Prajudhi, BPBD juga sudah mempersiapkan kebutuhan logistik untuk penanganan bencana dan dampaknya. Ia menjelaskan pula bahwa sampai sekarang wilayah Kota Solo masih tergolong aman dari banjir. Bencana banjir yang melanda wilayah Solo biasanya terjadi akibat luapan air Sungai Bengawan Solo. (jwn5/ant)

Mahasiswa UNS Ciptakan Robot Pencari Korban Bencana

SOLO, Jowonews.com – Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menciptakan alat penemu korban bencana di lokasi yang tidak terjangkau oleh manusia. “Kami menciptakan prototipe robot untuk mencari keberadaan korban ketika ada bencana,” kata salah satu mahasiswa Syaifullah Filard Latifah di Solo, Jumat. Ia mengatakan alat berbentuk robot yang diberi nama Rescue UGV ini bisa digunakan di zona-zona sulit, di antaranya gunung berapi yang masih aktif, zona yang terkena kebakaran hutan, dan zona yang terpapar radioaktif. Ia mengatakan Rescue UGV dilengkapi dengan kamera dan infra merah sehingga bisa mendeteksi suhu tubuh manusia. “Manusia akan terlihat berwarna merah kuning saat dideteksi menggunakan infra merah. Kemudian robot ini dikendalikan dengan jaringan internet. Scan pakai kamera infrared yang bisa melihat suhu tubuh sehingga bisa diketahui itu manusia apa bukan, masih hidup atau sudah meninggal,” katanya. Ia mengatakan alasan diciptakannya alat yang sudah dibuat sejak tiga bulan lalu tersebut karena banyak daerah di Indonesia yang sering terkena bencana alam. “Bencana bisa sewaktu-waktu datang, dari situlah kami memiliki ide untuk membuat alat pendeteksi atau pencari korban bencana. Apalagi selama ini kita terkadang terkendala untuk mendeteksi keberadaan korban,” katanya. Mahasiswa lain yang juga masuk dalam tim penemu, Taufik Widyastama mengatakan ke depan alat tersebut akan terus dikembangkan supaya kemampuannya bisa bertambah. “Nantinya kami akan memakai pemancar portabel agar bisa digunakan seluas-luasnya, karena masih prototipe maka saat ini masih pakai wifi handphone atau router, jadi hanya bisa 10 meter,” katanya. Ia mengatakan saat ini roda robot tersebut didesain seperti tank dan prototipe ini masih berukuran kecil. Nantinya, dikatakannya, robot akan dibuat lebih panjang agar lebih stabil ketika melintasi medan sulit, seperti saat berada di tanah longsor atau di jurang. “Ke depan robot juga akan dirancang supaya bisa digunakan berkomunikasi dua arah. Saat ini robot baru bisa mentransmisikan suara dari lapangan,” katanya. Sementara itu, selain Syaifullah dan Taufik, mahasiswa lain yang juga tergabung dalam tim yaitu Nada Syadza Azizah. Ketiganya merupakan mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik UNS. (jwn5/ant)

Polisi Bekuk Dua Tersangka Pencurian Ponsel di RSUD Kraton

PEKALONGAN, Jowonews.com – Kepolisian Resor Pekalongan Kota, Jawa Tengah, melalui operasi rutin sejak awal Januari 2020 membekuk dua tersangka pencurian telepon seluler milik pasien Rumah Sakit Umum Daerah Kraton. Kepala Polres Pekalongan Kota AKBP Egy Andrian Suez di Pekalongan, Jumat, mengatakan bahwa penangkapan terhadap dua tersangka tersebut berawal dari laporan korban Sabrawi (46), warga Kabupaten Brebes, yang kehilangan telepon seluler di RSUD Kraton. “Saat itu, korban tertidur di kursi ruang tunggu RSUD karena lelah menunggu anak dan istrinya yang sedang dirawat di rumah sakit. Pada saat itu, korban mengecas ponselnya di sandaran kursi, lantas hilang,” katanya. Ia yang didampingi Kapolsek Pekalongan Utara Kompol Parimin mengatakan bahwa polisi yang menerima informasi, lalu melakukan penyelidikan melalui pengecekan kamera perangkat televisi nirkabel atau kamera closed circuit television (CCTV). Melalui pengecekan rekaman kamera CCTV, terlihat gerak-gerik dua tersangka dan satu pelaku di antara yaitu AR (30) masih berada di ruang tunggu. “Petugas pun kemudian bisa mengidentifikasi tersangka. Selanjutnya, dibantu warga, kami menangkap tersangka lainnya, KMR (29), di sebuah warnet, Kelurahan Bendan Kergon,” katanya. Tersangka akan dijerat Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara. Barang bukti kejahatan berupa satu unit telepon seluler merek Samsung J5 diamankan polisi untuk bahan penyidikan selanjutnya. Menurut tersangka AR, pencurian ini tidak direncanakan sebelumnya namun spontanitas karena melihat telepon seluler yang sedang dicas oleh pemilik yang sedang tidur pulas. “Kami mencuri baru pertama kali. Semula kami ke rumah sakit sekadar menumpang tidur. Namun, saat itu melihat telepon sedang dicas, sementara pemiliknya tidur,” katanya. (jwn5/ant)

Ratusan Warga Terdampak Banjir di Demak Bertahan di Tanggul Sungai

DEMAK, Jowonews.com – Jumlah warga Desa Trimulyo, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, yang mengungsi semakin bertambah karena saat ini jumlahnya mencapai 2.677 orang di sejumlah tempat, termasuk ada ratusan warga yang masih tetap bertahan di tanggul sungai setempat. “Warga yang bertahan di Tanggul Sungai Tuntang memang cukup banyak, sedangkan jumlahnya belum bisa dipastikan,” kata Kepala Desa Trimulyo Suwandi di Demak, Jumat. Sebetulnya, kata dia, mereka ditawarkan untuk mengungsi di tempat yang lebih representatif, seperti di Kantor Kecamatan Guntur atau tempat lain yang tidak terlalu jauh, namun menolak. Kalaupun dipindahkan ke bagian barat tanggul yang lokasinya lebih dekat, katanya, mereka juga menolak dengan alasan khawatir ketika air sungai yang kebetulan berada di dekat lokasi pengungsian juga melimpas sehingga harus pindah lagi. Oleh karena itu, mereka memilih bertahan di tanggul sungai yang dianggap aman dari genangan banjir. Untuk jumlah warga yang mengungsi hingga saat ini diperkirakan mencapai 2.677 orang yang berasal dari sejumlah pedukuhan. Meskipun bertahan di tanggul dengan hanya menggunakan tenda secara swadaya, mereka juga sudah mendapatkan bantuan makanan dari BPBD yang bekerja sama dengan PMI setempat dan sejumlah relawan. “Kami berterima kasih karena sejumlah pihak terkait bertindak cepat, sehingga kebutuhan logistik warga terdampak banjir terpenuhi. Termasuk untuk tim medis juga siap ketika ada warga yang mengeluhkan kesehatannya,” ujarnya. Banjir yang terjadi di Desa Trimulyo, disebabkan karena tanggul Sungai Tuntang jebol Kamis (9/1) pukul 09.00 WIB sehingga air masuk ke pemukiman warga. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak pada Kamis (9/1) malam, jumlah warga yang mengungsi berkisar 160-an keluarga. Di antaranya, ada yang mengungsi ke tempat saudaranya, serta ada yang mengungsi ke masjid, balai desa serta kantor Kecamatan Guntur. BPBD Demak sendiri sudah menyiapkan kebutuhan logistik untuk para pengungsi serta sejumlah relawan maupun PMI juga siap memberikan bantuan.  (jwn5/ant)

Polda Jateng Pelopori Peduli Lingkungan Melalui Taman Bibit Pohon

SEMARANG, Jowonews.com – Dalam rangka Program Go Green untuk satu juta lima ratus pohon di Jawa Tengah, Polda Jateng menggelar aksi peduli lingkungan dengan menanam bibit pohon di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang atau lebih dikenal dengan RS Prof Dr Awaludin Djamin, Jumat (10/1). Aksi yang bertajuk Polri Peduli Penghijauan ini dipimpin langsung oleh Kapolda Jateng Irjen. Pol. Dr. H. Rycko Amelza Dahniel MSi diikuti Pejabat Utama Polda Jateng, Bhayangkari Daerah Jawa Tengah serta Mahasiswa dan warga sekitar. Kapolda Jateng mengatakan, kegiatan ini didukung oleh PT. Djarum, Perhutani, Bapedas, BPBD Jawa Tengah yang mana sebelumnya program serupa telah dilaksanakan pada bulan November lalu, kemudian telah dilaporkan kepada Mabes Polri dan hasilnya program Polda Jawa Tengah diangkat sebagai Program Nasional ditingkat Kepolisian di seluruh Indonesia. “Penanaman pohon kali ini merupakan program lanjutan dari penanaman pada bulan Nopember sebelumya yaitu sebanyak 12.000 pohon. Hari ini telah ditanam 32.000 pohon oleh Polda Jawa Tengah dan seluruh Polres Jajaran Polda Jawa Tengah. Target Polda Jawa Tengah pada Tahun 2020 ini dapat menanam 1,5 juta pohon,” imbuhnya. Pohon yang ditanam meliputi pohon keras dan pohon buah-buahan. Pohon keras diantaranya pohon jati, pohon trembesi, dan pohon tule. sedangkan pohon buah diantaranya pohon rambutan, pohon mangga, ada juga pohon pete. Pada akhir bulan ini Polda Jawa Tengah berencana akan melanjutkan menanam pohon bakau di Pantai Jepara sebanyak 10.000 bibit, diketahui sebelumya Polda Jateng telah menanam sebanyak 3000 bibit pohon bakau. “Mari kita galakan kegiatan menanam dan merawat pohon untuk lingkungan dan untuk anak cucu kita semuanya,” pungkas Irjen Rycko.(jwn5)