Jowonews

Kajati Jateng Targetkan Separuh Kejari di Jateng Raih Predikat Wilayah Bebas Korupsi

SEMARANG, Jowonews.com – Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah Priyanto menargetkan separuh dari 36 Kejaksaan Negeri yang tersebar di berbagai daerah di provinsi ini meraih predikat Wilayah Bebas Korupsi pada tahun 2020. “Di Jawa Tengah ini ada 36 kejari, paling tidak separuhnya bisa masuk dalam kategori Wilayah Bebas Korupsi,” kata Priyanto saat audiensi dengan Forum Wartawan Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, di Semarang, Kamis (16/1/2020). Menurut dia, terdapat sejumlah indikator yang harus dipenuhi untuk membangun zona integritas Wilayah Bebas Korupsi. Oleh karena itu, ia mengharapkan dukungan dan komitmen seluruh pegawai kejaksaan di Jawa Tengah.”Kerja ikhlas, tingkatkan integritas,” katanya. Ia juga memperingatkan para pegawai kejaksaan untuk tidak main-main dengan perbuatan tercela dalam bertugas. Ia menyebut Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah gagal memperoleh predikat Wilayah Bebas Korupsi karena adanya oknum-oknum yang tersangkut dalam dugaan tindak pidana korupsi. Ia juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif melaporkan jika ditemukan indikasi adanya oknum jaksa yang menyimpang. (JWN3/Ant)

Ganjar Belum Puas Penurunan Angka Kemiskinan di Jateng Tertinggi

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Ganjar Pranowo mengaku belum puas meskipun penurunan angka kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah menjadi yang tertinggi di seluruh Indonesia. “Mudah-mudahan ini hasil kerja keroyokan bersama yang kami lakukan, namun rasanya targetnya harus tetap dipicu untuk dinaikkan lagi dengan jumlah penurunan angka kemiskinan yang lebih besar,” katanya di Semarang, Kamis. Hal tersebut disampaikan Ganjar menanggapi data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah per Maret-September 2019 turun dari 3,74 juta menjadi 3,68 juta orang. Dengan demikian, sebanyak 63.830 penduduk miskin Jawa Tengah berhasil lepas dari garis kemiskinan. Di peringkat kedua dalam hal penurunan jumlah penduduk miskin yakni Jawa Timur (56.250 jiwa) dan disusul Nusa Tenggara Barat (30.280 jiwa) di peringkat ketiga nasional. Penurunan jumlah penduduk miskin juga tampak pada periode September 2018-September 2019, jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah berkurang 188.020 jiwa dari 3,867 juta menjadi 3,679 juta orang. Untuk semakin menurunkan angka kemiskinan, Ganjar telah menyiapkan sejumlah strategi seperti politik anggaran dan pembuatan kebijakan yang mengarah pada program prioritas pengentasan kemiskinan. Ganjar juga merencanakan untuk mengubah skema Musyawarah Perencanaan Pembangunan menjadi lebih menonjolkan tema, kreasi, dan inovasi dalam hal pemberantasan kemiskinan. “Kalau usulnya infrastruktur, silakan dikirim lewat elektronik saja, tapi saat musrenbang yang keliling itu, saya minta sesuai tema, kreasi dan inovasi yang dimiliki. Misalnya inovasi penurunan angka kemiskinan, pengelolaan desa, bumdes dan lainnya sehingga usulan-usulan dalam musrenbang itu dapat menyelesaikan kemiskinan,” ujarnya. Disinggung terkait peran Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen dalam program pengurangan angka kemiskinan, Ganjar menyatakan sangat puas. “Gus Yasin itu sangat rajin mengurusi kemiskinan. Kami memang sepakat untuk membagi tugas itu. Kami sering komunikasi dengan Kemensos dan Wapres terkait soal data. Kami ingin data ini pasti, ya dia miskin dan diberikan ‘treatment’ apa agar semua tepat sasaran,” katanya. Pemprov Jateng juga mendorong agar masyarakat yang mendapat program subsidi dari pemerintah atau yang sudah mampu dari sisi ekonomi bersedia mengundurkan diri dan diberikan kepada yang lebih berhak. (JWN3/Ant)

Jelang Perayaan Imlek, Pasar Gede Surakarta Jadi Destinasi Wisata Baru

SOLO, Jowonews.com – Kawasan Pasar Gede Surakarta menjadi destinasi wisata baru seiring dengan dinyalakannya ribuan lampion dan wisata perahu di Kali Pepe menjelang perayaan Imlek tahun ini. “Perahu ini akan beroperasi dari tanggal 15-25 Januari,” kata Ketua Panitia Grebeg Sudiro Arga Dwi Setyawan di Solo, Rabu. Ia mengatakan wisata perahu yang diluncurkan pada tanggal 14 Januari 2020 ini akan dioperasikan sejak petang hingga menjelang tengah malam. Untuk tarifnya yaitu Rp10.000/orang. Dengan besaran tarif tersebut, para penumpang bisa menikmati perjalanan dengan perahu selama 15 menit. Untuk jarak tempuhnya tidak terlalu panjang, yaitu sekitar 700 meter lantas perahu putar balik dan berhenti di titik keberangkatan. “Sebetulnya setiap perahu berkapasitas 11 penumpang, tetapi agar lebih aman kami hanya mengisinya dengan 7 penumpang sekali jalan,” katanya. Sementara itu, di sepanjang perjalanan para penumpang bisa sekaligus menikmati lampion yang dipasang di sepanjang Kali Pepe. Terkait hal itu, Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo yang sempat mencoba perahu tersebut mengaku cukup puas. Meski demikian, dikatakannya, jumlah lampion perlu ditambah. “Termasuk penerangan juga perlu ditambah karena ada beberapa titik yang kurang terang,” katanya. Sedangkan untuk wisata lampion, terpasang di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman mulai dari perempatan Gladak hingga depan Pasar Gede. Saat ini lampion dengan bentuk bulat, lonjong, dan boneka tersebut sudah dialiri oleh listrik sehingga terlihat indah pada saat malam hari. “Imlek telah terbukti mampu menggeliatkan wisata di Kota Solo selama beberapa tahun terakhir. Bukan hanya warga Solo tetapi juga banyak warga luar kota yang ingin menikmati suasana Imlek di sini,” katanya. (jwn5/ant)

Klarifikasi Pemkot Surakarta Kasus Siswi SMP Dikeluarkan

SOLO, Jowonews.com – Pemerintah Kota Surakarta melakukan klarifikasi kasus siswi SMP di Surakarta yang dikabarkan dikeluarkan oleh pihak sekolah akibat memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada salah satu siswa. “Memang ini sekolah swasta, tetapi Pemkot juga kena, minimal kepala dinasnya (Dinas Pendidikan). Oleh karena itu, Dinas Pendidikan melakukan klarifikasi,” kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo di Solo, Rabu. Ia mengatakan belum lama ini Dinas Pendidikan sudah melakukan verifikasi ke sekolah tersebut dan hasilnya sudah dilaporkan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Kementerian Pendidikan dan Kementerian Sosial. “Intinya persoalan yang sebenarnya tidak bisa saya sampaikan. Permasalahan kemarin adalah dampak dari akumulasi (kesalahan siswa). Dalam hal ini sekolah juga sudah melakukan pembinaan,” katanya. Mengenai pemberitaan dikeluarkannya siswi tersebut dari salah satu SMP swasta Surakarta, dikatakannya, pihak sekolah mengaku tidak mengeluarkan namun orang tua siswi berinisiatif untuk memindahkan anak mereka ke sekolah lain. “Orang tua siswa sudah dipanggil sekolah dan ada upaya pembinaan. Sudah diberikan pemahaman juga alangkah baiknya dipindahkan ke sekolah lain,” katanya. Ia juga meminta kepada seluruh pihak termasuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk tidak menyampaikan informasi yang salah kepada publik. “Pada prinsipnya SMP IT tersebut sudah melakukan kegiatan sesuai dengan kurikulum yang ada. Saat ini masalah juga sudah selesai. Meski demikian, jika butuh ada klarifikasi lagi dari Dinas Pendidikan, maka saya akan mendampingi,” katanya. Sementara itu, ia juga meminta kepada seluruh sekolah mulai dari TK, SD, hingga SMP baik negeri maupun swasta yang berada di bawah naungan Pemerintah Kota Surakarta untuk aktif berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan. “Kalau swasta memang mestinya dengan yayasannya, di sini kepala dinas hanya memonitor. Tidak punya kewenangan untuk menegur,” katanya. Sebelumnya, kabar dikeluarkannya salah satu siswi dengan inisial AN dari sekolah sempat viral di media sosial sehingga menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat luas. (jwn5/ant)

Kepolisian Jateng Olah TKP Keraton Agung Sejagat

PURWOREJO, Jowonews.com – Tim Kepolisian Daerah Jawa Tengah melakukan olah tempat kejadian perkara di lokasi Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Kabupaten Purworejo yang saat ini akses masuk ke tempat tersebut dipasang garis polisi. Kapolres Purworejo AKBP Rizal di Purworejo, Rabu, mengatakan garis polisi yang terpasang ini untuk kepentingan penyidikan. “Kita lakukan olah TKP, setelah nanti kepentingan olah TKP selesai garis polisi akan dibuka lagi,” katanya usai meninjau lokasi Keraton Agung Sejagat. Ia menuturkan masyarakat di sini tidak mengetahui kegiatan keraton ini, mungkin hanya melihat semacam arak-arakan, kirab budaya kemarin. Kapolres menyampaikan tugas kepolisian menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif. “Kita menghindari terjadinya konflik sesuai program Kapolda juga Presiden mengharapkan polisi hadir di tengah masyarakat untuk menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif tadi,” katanya. Jadi begitu ada laporan dari masyarakat, katanya terkait dengan kegiatan-kegiatan yang tidak seperti biasanya, ada indikasi- indikasi yang mungkin aliran tertentu atau ormas tertentu yang meresahkan masyarakat sehingga polisi melakukan langkah-langkah antisipasi. “Di bawah pimpinan Kapolda membuat tim khusus penanggulangan atau penindakan terhadap permasalahan yang meresahkan masyarakat ini,” katanya. Ia mengimbau kepada masyarakat khususnya masyarakat Purworejo untuk selalu menjaga kamtibmas yang kondusif. Ia mengatakan polisi sudah hadir di sini bersama TNI dan pemerintah daerah untuk menciptakan situasi kamtibmas di Purworejo ini agar terus kondusif. “Percayakan pada kami dan kami segera menyelesaikan permasalahan ini apabila butuh penegakan hukum yang harus kita tegakkan akan kita laksanakan,” katanya. (jwn5/ant)

BPS: Masih Ada 3,68 Juta Penduduk Miskin di Jateng

SEMARANG, Jowonews.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat hingga September 2019 masih terdapat 3,68 juta penduduk miskin atau penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. “Jumlah penduduk miskin Jawa Tengah mencapai 3,68 juta atau 10,58 persen dari total penduduk provinsi ini,” kata Kepala BPS Jawa Tengah Sentot Bangun Widoyono di Semarang, Rabu. Jumlah tersebut, lanjut dia, sudah mengalami penurunan 63 ribu orang dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada Maret 2019. Dia mengatakan penurunan jumlah penduduk miskin terjadi di wilayah perkotaan maupun perdesaan. Jumlah penduduk miskin di perkotaan turun dari sebelumnya 1,63 juta menjadi 1,60 juta orang, sedangkan penduduk miskin di perdesaan turun dari 2,11 juta menjadi 2,08 juta orang. Ia menjelaskan komoditas makanan memiliki peran yang lebih dominan terhadap garis kemiskinan dibanding dengan komoditas lainnya. Sumbangan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan pada September 2019 mencapai 74,14 persen. Sejumlah komoditas yang memberi pengaruh terhadap garis kemiskinan di antaranya beras, rokok, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir. (jwn5/ant)

Polisi Ungkap Kasus Penggelapan Mobil Rental di Solo

SOLO, Jowonews.com – Anggota Polres Kota Surakarta berhasil mengungkap kasus penipuan dan penggelapan sebuah mobil rental dengan penangkap pelakunya, di Basement Hotel Paragon Banjarsari Solo. Kepala Polresta Surakarta Kombes Pol Andy Rifai melalui Kapolsek Banjarsari Kompol Demianus Palulungan, di Solo, Rabu, mengatakan, pelaku kasus penggelapan mobil rental Honda Brio Satya nomor polisi L-1956-AO, yakni tersangka Sriyono (29) warga Selo Boyolali kini masih menjalani pemeriksaan di Polsek Banjasari untuk proses hukum. Demianus Pululungan mengatakan tersangka Sriyono melakukan kejahatan dengan modus menyewa mobil rental kemudian dijual kepada orang lain, pada 2 Juni 2019. Tersangka kemudian ditangkap oleh petugas, di rumahnya Selo Boyolali, pada Senin (6/1), siang. Selain itu, polisi juga berhasil menemukan sejumlah barang bukti berupa surat sewa mobil rental, buku rekening atas nama tersangka, Surat keterangan dari BCA finance menerangkan milik BBKB kendaraan milik korban. Polisi masih melakukan pencarian keberadaan mobil rental yang dijual tersangka kepada orang lain, dengan harga Rp20 juta. Demianus mengatakan tersangka melakukan kejahatan dengan modus penipuan dengan penggelapan berawal meminjam mobil rental Honda Vario. Namun, dia saat meminjam dengan identitas kartu tanda penduduk (KTP) milik mantan pacarnya CM warga Solo. CM ini diakui sebagai istrinya. Pemilik perusahaan rental kemudian melaporkan kejadian tersebut ke polisi dengan menyerahkan surat identitas milik CM. Polisi kemudian melakukan penyelidikan dan menemui alamat rumah CM. Polisi meminta keterangan CM untuk menunjukan rumah tersangka di Selo Boyolali. “Kami kemudian mengamankan tersangka Sriyono, dan dibawa ke Polsek Banjasari Solo untuk diperiksa,” katanya. Menurut dia, dari hasil pemeriksaan tersangka mengaku mobil rental yang disewa tersebut sudah dijual kepada seorang warga Wonosobo, dengan harga Rp20 juta. Pembeli awalnya memberikan uang muka Rp1 juta kepada pelaku dan sisa pembayaran Rp19 juta ditrasfer melalui nomor rekening milik tersangka yang kini bisa dijadikan barang bukti. “Dari hasil pengembangan tersangka ini, sebelumnya juga pernah menipu CM mantan pacarnya, dengan menggadaikan sepeda motornya. Tersangka kini justru dengan menggunakan identitas CM untuk menggelapkan mobil rental,” ungkapnya. Atas perbuatan tersangka akan dijerat dengan pasal 372 jo 378 KUHP, tentang Tindfak Pidana Penipuan dan atau Penggelapan, dengan ancaman maksimal empat tahun penjara. (jwn5/ant)

Kepala BNPB Imbau Semua Daerah Ikuti Info BMKG

KUDUS, Jowonews.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau semua daerah di Tanah Air untuk mengikuti perkembangan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) agar lebih siap siaga ketika terjadi bencana alam, kata Kepala BNPB Doni Monardo. “Seandainya terjadi hujan cukup lebat, maka warga yang berada di daerah rawan bencana tentunya lebih aman untuk diungsikan sementara,” katanya ketika menghadiri acara penanaman pohon di Pegunungan Patiayam, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Rabu. Ia juga menyarankan masyarakat untuk mengikuti instruksi kepala desa yang meminta warganya mengungsi pada kondisi tertentu. Terutama, kata dia, warga yang rumahnya berada di dekat tebing-tebing, di tepi tebing, maupun di bawah tebing untuk mewaspadai bencana tanah longsor. “Antardaerah juga diminta untuk saling berkoordinasi untuk saling memberikan informasi. Jika hujan di hulu tinggi, maka di bagian hilir harus mengikuti perkembangan,” katanya. Ketika di bagian hilir tidak ada hujan, sedangkan di bagian hulu hujan lebar, katanya, maka harus terinformasikan dengan baik. Masyarakat juga disarankan untuk mengecek anak sungai serta susur sungai guna mendeteksi kemungkinan adanya anak sungai yang tersumbat sehingga ketika debit air meningkat berpotensi menimbulkan permasalahan, seperti air melimpas ke pemukiman warga. Ia mengingatkan bahwa hampir semua daerah di Indonesia memiliki potensi bencana alam, seperti banjir karena adanya alih fungsi lahan. “Hampir semua daerah di Indonesia juga mengalami banjir bandang dan tanah longsor selama dua tahun terakhir, sehingga semua harus waspada,” demikian Doni Monardo. (jwn5/ant)