Jowonews

Kasus Kekerasan Orang Tua ke Anak Membuat Kapolres Kudus Prihatin

KUDUS, Jowonews.com – Kapolres Kudus AKBP Catur Gatot Efendi mengaku prihatin dengan aksi kekerasan yang dilakukan orang tua terhadap anaknya hingga mengakibatkan luka karena dapat mengganggu pertumbuhan psikologis dan karakter anak. “Kami memahami bahwa orang tuanya sibuk bekerja. Akan tetapi, mereka harus memiliki pakem dalam mendidik anak karena harus dibesarkan dengan semestinya agar memiliki masa depan yang lebih baik,” ujarnya di sela-sela mengunjungi SW, korban kekerasan ayah tirinya di indekos di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jumat (28/2). Korban yang saat ini masih duduk di bangku kelas III Sekolah Dasar tidak hanya mendapatkan motivasi melainkan juga mendapatkan bantuan peralatan sekolah dan sejumlah kebutuhan pokok. Ia berharap, kedatangannya bisa menambah semangat SW meneruskan belajarnya, meskipun sebelumnya mengalami kekerasan dari orang tuanya. Pelaku kekerasan, katanya, sudah diamankan dan saat ini masih dalam proses hukum. “Mudah-mudahan, bisa menjadi pembelajaran bagi masyarakat dan memberikan efek jera,” ujarnya. Terkait dengan alasan pelaku melakukan kekerasan, katanya, karena anaknya dianggap nakal, namun perilaku seorang yang masih anak-anak tentunya masih wajar dan butuh pengawasan. Hanya saja, lanjut dia, karena alasan jengkel sampai tega melakukan pemukulan hingga menyulut rokok serta perilaku lain sebagai hal yang kurang manusiawi. Ia berharap, orang tua tidak melakukan kekerasan terhadap anaknya, melainkan harus melindungi mereka dengan baik. Polres Kudus menahan NVS (40), warga Desa Ngetuk, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara atas dugaan penganiayaan terhadap anak tirinya, SW, yang berusia sembilan tahun pada Rabu (26/2) malam. Atas tindakan kekerasan terhadap anak tersebut, pelaku dijerat dengan Pasal 80 UU Nomor 35/2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman lima tahun penjara dan Undang-Undang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Nomor 23/2003 pasal 44 dengan ancaman 10 tahun penjara. Oleh karena pelaku orang tuanya, sesuai pasal 80 ayat (4) UU Nomor 35/2014, hukuman pelaku ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat sebelumnya. (jwn5/ant)

WHO Sebut Kunci Pengendalian Corona Ialah Memutus Rantai Penyebaran

JAKARTA, Jowonews.com – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan kunci dalam mengendalikan virus COVID-19 adalah memutus rantai penularan sehingga kasus terhenti. Tedros dalam keterangan pada media Jumat (28/2) petang waktu Swiss, sebagaimana dikutip dari laman resmi WHO di Jakarta, Sabtu, menegaskan bahwa belum ada bukti yang menunjukkan virus COVID-19 dapat menyebar secara bebas di tengah masyarakat luas. Dia menerangkan bahwa sebagian besar penularan terjadi melalui kontak dekat yang masih bisa ditelusuri riwayatnya atau pada kasus dalam kelompok tertentu. “Selama itu masalahnya, kita masih memiliki peluang untuk mengendalikan virus, jika tindakan tegas diambil untuk mendeteksi kasus lebih awal, mengisolasi dan merawat pasien, dan melacak riwayat kontak,” jelas Tedros. Sebelumnya Tedros menginformasikan laporan terbaru dari China yang menyebutkan bahwa virus ini tidak bisa menyebar secara langsung dalam komunitas masyarakat yang luas. Di Guangdong, para ilmuwan menguji lebih dari 320.000 sampel dari masyarakat dan hanya 0,14 persen yang positif COVID-19. Dia menyebut bahwa 24 kasus menyebar dari Italia ke 14 negara, dan 97 kasus menyebar dari Iran ke 11 negara. Peningkatan jumlah kasus yang terus menerus dan jumlah negara yang terkena dampak selama beberapa hari terakhir harus menjadi perhatian seluruh dunia. Ahli epidemologi WHO memantau perkembangan virus secara global terus menerus dan memutuskan untuk meningkatkan risiko penularan dan risiko dampak COVID-19 menjadi sangat tinggi dalam skala global. Tedros mengajak seluruh pemerintah untuk bersiap siaga dalam menghadapi COVID-19 apabila terjadi di negaranya. Dia menyerukan semua negara untuk mengedukasi masyarakatnya, memperluas pengawasan, berupaya menemukan kasus, mengisolasi dan merawat setiap kasus, melacak setiap riwayat kontak, dan berupaya melalui berbagai pendekatan masyarakat dan pemerintahan bahwa ini bukan hanya pekerjaan kementerian kesehatan saja. Di saat yang sama, Tedros juga menyampaikan sudah lebih dari 20 vaksin yang sedang dikembangkan secara global untuk mencegah virus ini. Sejumlah terapi pengobatan juga sedang dalam uji klinis yang diharapkan akan keluar hasilnya dalam beberapa minggu ke depan. Namun Tedros menekankan bahwa jangan hanya berfokus menunggu vaksin dan obat melainkan setiap individu harus melindungi diri sendiri dan orang lain, yaitu dengan melakukan pencegahan dan segera mengunjungi fasilitas kesehatan apabila sakit. Hingga saat ini pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan menyatakan tidak ada kasus positif virus corona COVID-19 di Indonesia. Dari 143 sampel yang dikirim dari 44 rumah sakit di 22 provinsi seluruhnya dinyatakan negatif COVID-19. (jwn5/ant)

Korban Virus Corona Capai 1027, WHO Tingkatkan Level Siaga Dunia

JAKARTA, Jowonews.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meningkatkan kesiagaan level risiko penularan dan risiko dampak dari virus COVID-19 untuk skala global menjadi sangat tinggi atau setara dengan China menyusul kasus baru per hari virus di dunia mencapai 1.027. Berdasarkan laporan situasi harian resmi WHO per 28 Februari 2020 yang dikutip di Jakarta, Jumat, total kasus COVID-19 secara global mencapai 83.652 dengan 1.358 penambahan kasus baru. Sebanyak 331 kasus baru terjadi di China sehingga totalnya menjadi 78.961 kasus dengan 2791 angka kematian (44 kematian baru). Sedangkan kasus terkonfirmasi baru di luar China sebanyak 1.027 kasus menjadi total 4.691 kasus di 51 negara dengan total 67 kematian (10 kematian baru). Jumlah kasus baru yang dilaporkan di luar China mencapai lebih dari 1.000 adalah untuk pertama kalinya semenjak virus COVID-19 ini diidentifikasi. Sementara penambahan 331 kasus baru di China merupakan yang terendah sejak lebih dari satu bulan yang lalu. Ini juga kali pertama WHO meningkatkan level kesiagaan atas risiko penularan dan risiko dampak dari COVID-19 untuk skala regional dan skala global menjadi risiko sangat tinggi atau setara dengan level siaga di China selama ini. Sebelumnya, level risiko skala regional dan global adalah risiko tinggi. Sebanyak lima negara melaporkan kasus COVID-19 pertamanya dalam 24 jam terakhir, yaitu Belarusia, Lithuania, Belanda, Selandia Baru, dan Nigeria. Di kawasan Pasifik Barat kasus terbanyak terjadi di Korea Selatan (2.337) dengan 571 kasus baru, Jepang (210) dengan 24 kasus baru, Singapura (96) bertambah tiga, Malaysia (24) bertambah dua, Australia (23), Vietnam (16), Filipina (3), Kamboja (1), Selandia Baru (1). Untuk wilayah Asia Tenggara tidak ada penambahan kasus baru yaitu Thailand (40), India (3), Nepal (1), Sri Lanka (1). Penyebaran di Benua Amerika terjadi di Amerika Serikat (59), Kanada (11) , dan Brasil (1). Wilayah Eropa paling banyak di Italia (650) bertambah 250 kasus, Prancis (38) bertambah 20, Jerman (26) bertambah lima, Spanyol (25) bertambah 13, Inggris (16) bertambah tiga, Swedia (7) bertambah lima, Swis (6) bertambah lima, Austria (4) bertambah dua, Norwegia (4) bertambah tiga, Yunani (3) bertambah dua, Israel (3) bertambah satu, Kroasia (3), Rusia (2), Finlandia (2), Belarusia (1), Lithuania (1), Belanda (1), Belgia (1), Denmark (1), Estonia (1), Georgia (1), Makedonia Utara (1), dan Rumania (1). Untuk wilayah Timur Tengah paling banyak dilaporkan terjadi di Iran (245) dengan penambahan 141 kasus baru, Kuwait (43), Bahrain (33), Uni Emirat Arab (19) bertambah enam, Irak (7) bertambah satu kasus, Oman (6) bertambah dua, Lebanon (2), Pakistan (2), Afghanistan (1), dan Mesir (1). Untuk wilayah Afrika adalah Aljazair (1), dan Nigeria (1). Sementara kasus COVID-19 di Kapal Diamond Princess yang berada di perairan Yokohama Jepang kini menjadi 705 kasus. Angka kematian paling banyak di luar China adalah Iran (26), Italia (17), Korea Selatan (13), Jepang (4), Kapal Diamond Princess (4), dan Filipina (1). Untuk Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan belum mengonfirmasi adanya kasus positif Covid-19. Pemerintah saat ini sedang berupaya memulangkan WNI yang berada di Kapal Diamond Princess Jepang setelah sebelumnya telah berhasil membawa 188 kru Kapal Dream World dari Selat Durian. Tim evakuasi yang merupakan gabungan dari sejumlah instansi dan kementerian telah diberangkatkan ke Jepang menuju Bandara Haneda menggunakan pesawat terbang milik Garuda Indonesia. Tim evakuasi bersama dengan 68 WNI dijadwalkan akan tiba di Tanah Air pada Minggu (1/3). Sebanyak 188 kru Kapal World Dream sudah sampai di Pulau Sebaru Kecil Kepulauan Seribu DKI Jakarta Jumat (28/2) untuk menjalani masa observasi selama 14 hari. (jwn5/ant)

Pemprov Jateng Siapkan Antisipasi Dampak COVID-19 di Bidang Kesehatan dan Ekonomi

SEMARANG, Jowonews.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) melakukan langkah-langkah antisipasi dampak penyebaran virus COVID-19 pada bidang perekonomian dan kesehatan dengan menggelar Rapat Koordinasi “Penanggulangan Dampak Virus COVID-19 Terhadap Perekonomian Jawa Tengah,” bersama pihak terkait. “Antisipasi dibagi dalam dua klaster yakni strategis dan taktis, penanggulangan potensi terjadinya wabah di Jateng kita antisipasi. Kita membuat skenario, bagaimana penanggulangan penyakitnya dan secara ekonominya kita pertimbangkan masak-masak,” jelas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo usai memimpin rakor di Semarang, Jumat. Pada sektor perekonomian, Ganjar menyebutkan saat ini pihaknya tengah mencermati indikasi Jateng bakal terkena dampak akibat virus COVID-19 dan dampakNYA dari status negara maju yang dilabelkan Amerika Serikat kepada Indonesia. Dalam rakor yang juga melibatkan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Ditjen Bea dan Cukai, serta para ilmuwan tersebut diformulasikan kemungkinan para pengusaha bakal kesulitan bahan baku serta memerlukan kemudahan relaksasi. Pemprov Jateng, ujar Ganjar mencari negara-negara yang bisa memberikan bahan baku sebagai pengganti bahan baku yang sebagian besar bersumber dari Tiongkok. “Kita siapkan program relaksasi terutama dalam perizinan-perizinan,” tambahnya. Ganjar mengatakan, secara garis besar, merebaknya virus COVID-19 ke berbagai negara belum memberi dampak negatif terhadap perekonomian, khususnya dunia industri di Jateng. Kendati demikian, ia menyadari bahwa industri yang paling besar di wilayahnya yakni tekstil dan mebel karena sebagian besar bahan bakunya diimpor dari Tiongkok, dimana bahan baku seperti kapas hanya akan bertahan dalam dua bulan kedepan. “Minggu depan akan diformulasikan bagaimana kita mengantisipasi secara strategis atau jangka panjang maupun taktis jangka pendek. Untuk jangka pendek kita tadi bicara untuk mencari subtitusi kapas yaitu rayon dan di Indonesia sudah ada,” terangnya. Selain sektor perekonomian, dalam rakor tersebut juga dibahas skenario dari sisi kesehatan. Ganjar mengatakan telah menyiagakan seluruh rumah sakit dan menyiapkan tempat isolasi jika wabah tersebut masuk ke Jateng. “Kita juga sudah membuat skenario dari sisi kesehatan, jika terjadi rumah sakit mana yang siap?. Tadi usulannya menarik mesti ada tempat isolasi, baik itu di rumah sakit, pelabuhan dan bandara,” tambahnya. (jwn5/ant)