Jowonews

Menkes Sambangi RSD Wisma Atlet Serahkan 1.000 Alat Rapid Test

JAKARTA, Jowonews.com – Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto menyerahkan bantuan 1.000 alat rapid test kepada Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran, Sabtu. Menkes disambut langsung oleh Kepala Pusat Kesehatan TNI Mayor Jenderal TNI dr. Bambang Dwi Hasto, Wakil Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Wapangkogasgabpad) Brigadir Jenderal TNI M. Saleh Mustafa, Asisten Operasional TNI Kolonel Infanteri Prabowo S., Kolonel Corps Kesehatan Militer dr. Dony, dan Letnan Kolonel Marinir M. Arifin. “Kehadiran Menkes RI Terawan menyerahkan alat rapid test yang tiga setrip untuk penanganan pasien COVID-19 karena alat rapid test yang saat ini digunakan di RSD Wisma Atlet baru ada dua setrip,” ujar Kepala Puskes TNI Mayjen TNI dr. Bambang Dwi Hasto berdasarkan rilis yang diterima di Jakarta. Menkes RI disambut pertama kali di Tower III RSD Wisma Atlet Kemayoran. Di tower tersebut, dokter Terawan sempat menerima laporan singkat penanganan pasien COVID-19, meninjau sejumlah ruangan di Tower III RSD Wisma Atlet yang dijadikan sebagai tempat logistik, serta mengamati gambar yang terpampang di dinding tentang skema penanganan COVID-19 yang ada di RSD Wisma Atlet. Kepala Puskes TNI Mayjen TNI dr. Bambang Dwi Hasto mengatakan bahwa Menkes RI juga meninjau kesiapan lokasi Tower IV, Tower V, dan Tower VI RSD Wisma Atlet Kemayoran yang rencananya juga untuk antisipasi penanganan apabila jumlah pasien yang terinfeksi COVID-19 terus bertambah. Saat ini, baru satu tower yang digunakan untuk menampung pasien COVID-19, yaitu tower tujuh, sedangkan tower empat, lima, dan enam rencananya baru dipersiapkan untuk pengembangan apabila jumlah pasien tak kunjung menurun. Hingga Sabtu (25/4) pukul 08.00 WIB, pasien yang dirawat inap di RSD Wisma Atlet Kemayoran  mencapai 824 orang, ​​​​​​​terdiri atas 498 pasien pria dan 326 pasien wanita. Dari 824 orang pasien rawat inap tersebut, 701 di antaranya adalah pasien terkonfirmasi positif COVID-19, kategori pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 64 orang, dan pasien rawat inap berkategori orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 59 orang. Namun, RSD Wisma Atlet Kemayoran yang berada di Jakarta Pusat itu hanya menangani pasien ringan hingga sedang. Apabila ada pasien yang sakit berat, akan dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap fasilitasnya di wilayah DKI Jakarta. (jwn5/ant)

Jubir: Cegah Penularan COVID-19 dengan Tidak Bepergian dan Mudik

JAKARTA, Jowonews.com – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengingatkan masyarakat harus tetap tinggal di rumah, menghindari bepergian, dan tidak mudik sebagai cara mencegah diri tertular atau menularkan penyakit COVID-19. “Untuk mencegah tertular COVID-19 yang pertama tetap tinggal di rumah, karena kita tidak pernah tahu siapa orang di luar rumah yang membawa virus,” kata Yurianto dalam konferensi video yang diadakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu. Yurianto menuturkan banyak sekali orang tanpa gangguan atau gejala membawa virus penyebab COVID-19 di dalam tubuhnya. Mereka sama sekali tidak memiliki keluhan sakit atau mungkin keluhannya hanya bersifat sangat ringan sehingga menganggap diri tidak sakit. Karena ketidakmampuan diri dalam mengenali orang-orang tanpa gejala secara kasat mata atau dengan mata biasa maka lebih baik tetap tinggal di rumah dan menghindari kontak atau bertemu langsung dengan orang lain selama pandemi COVID-19. “Kita tidak bisa membedakan orang-orang seperti ini dengan mata biasa. Oleh karena itu, jangan bepergian, jangan mudik,” ujar Yurianto. Dengan diam di rumah, menjaga jarak, menggunakan masker jika terpaksa harus keluar rumah, tidak bepergian, dan tidak mudik, setidaknya upaya ini dapat melindungi diri agar tidak tertular COVID-19 atau menularkan penyakit itu ke orang lain. “Kita harus memastikan kita tidak tertular atau malah mungkin kita yang menjadi sumber kita tidak menularkan ke orang lain,” tuturnya. Yurianto menuturkan tidak ada jaminan bahwa selama perjalanan yang dilakukan, seseorang aman dari COVID-19. Bahkan tidak ada yang bisa memastikan diri sendiri aman dari COVID-19 jika bepergian baik di dalam daerah epicenter COVID-19 ataupun antar daerah. Ketika bepergian, potensi penularan COVID-19 akan besar dan bisa saja terjadi di manapun seperti saat berada di kendaraan umum, terminal, stasiun, bandara, tempat peristirahatan (rest area) dan toilet umum sepanjang perjalanan. “Mungkin dan akan sangat mungkin kita akan bertemu dan terpaksa kontak dekat dengan orang lain yang tanpa gejala atau orang yang gejalanya sangat ringan di perjalanan,” ujarnya. Ketika sampai di rumah atau kampung halaman setelah bepergian atau melakukan perjalanan, maka yang dikhawatirkan adalah virus yang dibawa dari luar rumah menyebar ke anggota keluarga di rumah atau di kampung halaman. Selain diri sendiri, anggota keluarga dan kelompok rentan seperti orang tua dan mereka yang memiliki penyakit kronis juga harus dijaga dari potensi penularan COVID-19. Jika orang-orang yang rentan ini terkena COVID-19, maka mereka nantinya akan jatuh dalam kondisi sakit yang berat. “Saudara-saudara kita yang usia lanjut, saudara kita yang berpenyakit kronis semisal tekanan darah tinggi, kencing manis, gagal ginjal, asma dan TBC, mereka akan menjadi semakin berat kondisinya dan bisa berdampak fatal apabila terinfeksi COVID-19,” tuturnya. Selain itu, untuk melawan COVID-19, masyarakat harus tetap meningkatkan imunitas diri, sabar dan tenang, beristirahat cukup dan teratur, serta tidak panik. Untuk memutus mata rantai penularan dan penyebaran COVID-19, Yurianto menuturkan perlu tindakan gotong-royong dan saling peduli dari seluruh elemen masyarakat Indonesia dengan memperhatikan aturan dan mendukung upaya pemerintah, “Kami mengingatkan gotong royong, mari bersatu melawan COVID-19. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah sudah memiliki komitmen yang kuat. Mari kita yang berada di rumah tangga, mari kita yang berada di RT, di RW, di desa merespon ini dengan baik tetap berada di rumah dan produktif di rumah,” tutur Yurianto. (jwn5/ant)

Mensos Pastikan Penanganan Dampak COVID-19 Jangkau Kelompok Rentan

JAKARTA, Jowonews.com – Menteri Sosial Juliari P Batubara memastikan bantuan sosial (bansos) dari pemerintah akan menjangkau kelompok rentan yaitu disabilitas dan para lanjut usia (lansia) yang terkena dampak pandemi COVID-19. “Di samping masyarakat umum yang terdampak, kita juga harus perhatikan saudara-saudara kita yang memiliki kebutuhan khusus dan rentan terhadap COVID-19 di antaranya lansia dan penyandang disabilitas,” kata dia melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu malam. Sebelumnya pada Jumat (24/4) Kemensos meluncurkan bansos sembako dari Presiden bagi 4.763 lansia. Kemudian kementerian terkait kembali menyalurkan hal yang sama untuk 7.072 penyandang disabilitas. Total 11.835 paket sembako telah didistribusikan kepada lansia dan penyandang disabilitas yang terdampak pandemi COVID-19. Sesuai kebijakan Presiden RI Joko Widodo terkait larangan mudik untuk memutus mata rantai penyebaran virus, masyarakat termasuk kelompok akan diberi bansos untuk memenuhi kebutuhan dasar. “Bansos tersebut berupa sembako untuk wilayah Jabodetabek dan bansos tunai untuk luar Jabodetabek,” kata Mensos Juliari. Ia mengatakan penyaluran bantuan bagi masyarakat yang terdampak COVID-19 tidak bisa hanya difokuskan bagi kalangan umum saja sebab kelompok rentan yaitu disabilitas dan para lansia juga harus diperhatikan kebutuhannya. “Jadi, jangan luput dari perhatian kita,” katanya. Situasi pandemi COVID-19 berdampak besar bagi masyarakat terutama terhadap lansia dan kelompok disabilitas. Melalui bansos tersebut Kemensos berusaha selama bulan Ramadhan mereka mendapatkan bahan makanan yang baik dan bergizi agar terhindar dari virus dan penyakit lainnya. Bansos sembako senilai Rp300 ribu tersebut terdiri dari beras, minyak goreng, kecap, sambal, mi instan, kornet, sarden, susu, teh celup dan sabun mandi. Bantuan akan disalurkan dua kali dalam satu bulan. Sehingga total bansos sembako dari pemerintah yaitu senilai Rp600 ribu per kepala keluarga selama satu bulan. Terkait penyaluran akan diberikan selama tiga bulan terhitung April, Mei dan Juni 2020. Direktur Jenderal (Dirjen) Rehabilitasi Sosial Kemensos Harry Hikmat mengatakan penyaluran bansos bekerja sama dengan PT Pos Indonesia dalam hal pendistribusian langsung kepada penerima manfaat. “Ini merupakan bantuan yang akan diberikan sampai ke rumah-rumah dengan melibatkan armada PT Pos Indonesia untuk memastikan bantuan sampai ke rumah penerima manfaat,” kata dia. Bansos sembako untuk lansia disalurkan melalui 94 Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (LKS-LU). Sedangkan bansos bagi penyandang disabilitas didistribusikan melalui 20 LKS Penyandang Disabilitas (PD), 13 Organisasi Sosial penyandang Disabilitas (OPD) serta delapan kabupaten dan kota. Selain berupa sembako, Kemensos juga segera memberikan bansos tunai untuk 146.181 lansia dan 132.895 penyandang disabilitas di luar Jabodetabek. (jwn5/ant)

Kemenkes Minta Warga Waspadai Malaria Saat Pandemi COVID-19

JAKARTA, Jowonews.com – Kementerian Kesehatan mengingatkan masyarakat yang berada di wilayah endemis malaria untuk mewaspadai penyakit tersebut di tengah pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini. Direktur Pencegahan dan Pengendalian penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Siti Nadia Tarmizi dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan pemerintah berupaya agar tidak terjadi peningkatan kasus malaria pada saat pandemi COVID-19. Dia mengatakan penyakit malaria memiliki beberapa gejala yang mirip dengan COVID-19 seperti demam, sakit kepala, dan nyeri otot. Prosedur layanan malaria mengacu pada protokol pencegahan COVID-19. Selain itu Nadia mengatakan penyakit malaria bisa memperberat kondisi seseorang yang juga terinfeksi COVID-19. “Penderita malaria dapat terinfeksi penyakit lainnya termasuk COVID-19,” kata dia. Penyebaran COVID-19 saat ini yang sudah semakin meningkat dan meluas hingga ke daerah endemis malaria, terutama di bagian Timur Indonesia seperti NTT, Maluku, dan Papua harus meningkatkan kewaspadaan agar tidak menjadi beban kesehatan ganda. Dalam upaya perlindungan terhadap petugas layanan malaria dari penularan COVID-19, setiap petugas yang melakukan layanan malaria diwajibkan menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai standar protokol pencegahan COVID-19. Bagi masyarakat harus tetap mengutamakan jaga jarak fisik, memakai masker, cuci tangan pakai sabun, dan menghindari kerumunan lebih dari 5 orang serta jangan lupa menggunakan kelambu untuk menghindari gigitan nyamuk. Pada masa pandemi COVID-19 seperti saat ini, pemeriksaan diagnostik malaria dilakukan dengan tes cepat (RDT) dan pasien dapat segera diberikan pengobatan bila hasil pemeriksaan positif. Pembuatan sediaan darah tetap dilakukan untuk konfirmasi hasil RDT dan evaluasi pengobatan Malaria. “Ingat klorokuin yang digunakan saat pandemi COVID-19 bukan obat Malaria lagi sehingga bila sakit malaria minum obat anti malaria sesuai aturan. Untuk itu perencanaan kebutuhan logistik terutama RDT dan obat anti malaria (OAM) disiapkan mencukupi sampai 2-3 bulan ke depan di fasilitas Pelayanan Kesehatan,” ujarnya. Petugas dinas kesehatan provinsi, kabupaten/kota wajib memantau dan mengantisipasi layanan malaria pada saat diberlakukan pembatasan sosial atau karantina wilayah. Peringatan Hari Malaria Sedunia (HMS) tahun 2020 kali ini yang diperingati tiap tanggal 25 April, tidak dilakukan peringatan seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Kebijakan pemerintah seperti pembatasan jarak fisik, karantina mandiri, dan juga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai upaya yang untuk pencegahan penularan virus corona akan berpengaruh terhadap upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit lain termasuk malaria. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang berdampak kepada penurunan kualitas sumber daya manusia, dapat menimbulkan berbagai masalah sosial dan ekonomi, bahkan berpengaruh terhadap ketahanan nasional. “Penyebaran malaria tidak mengenal batas wilayah administrasi, maka membebaskan masyarakat dari malaria (eliminasi malaria) memerlukan komitmen global, regional dan nasional,” ujar Nadia Pemerintah mentargetkan pada 2024 sebanyak 405 kabupaten/kota mencapai eliminasi malaria. Menurut dia periode 2020-2024 merupakan periode penting dan menentukan dalam upaya mencapai Indonesia Bebas Malaria Tahun 2030. Upaya pencapaian target Eliminasi Malaria Nasional tahun 2030, didahului dengan tahapan pencapaian daerah bebas malaria tingkat provinsi, setelah seluruh kabupaten/kota mencapai daerah bebas malaria. “Dalam wilayah regional Jawa-Bali sebagian besar kabupaten/kota telah mencapai Eliminasi Malaria,” kata Nadia. (jwn5/ant)

Belanja dari Rumah, Pasar Online Batang Bisa Pesan via WhatsApp

BATANG, Jowonews.com – Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kabupaten Batang, Jawa Tengah, merintis membuka pasar daring (online), yaitu konsumen bisa membeli kebutuhan pokok di pasar cukup melalui Whatsapp sebagai upaya mengantisipasi penyebaran COVID-19. “Konsumen cukup menggunakan aplikasi WhatsApp untuk membeli kebutuhan pokok atau lainnya dari rumahnya dan tidak perlu ke pasar,” kata Kepala Disperindagkop dan UKM Kabupaten Batang Subiyanto di Batang, Sabtu. Menurut dia, inovasi ini dilakukan pemkab sesuai dengan instruksi Pemerintah pusat agar masyarakat tidak perlu ke pasar sebagai upaya mengantisipasi penyebaran virus corona. Setelah mendapatkan persetujuan dan izin Bupati Batang, pihaknya bekerja sama dengan paguyuban pedagang menginisiasi pembentukan pasar daring. “Kami mendasari terkait surat Dirjen Perdagangan Dalam Negeri terkait pedagang online di Pasar Rakyat. Rintisan pasar daring ini sudah disetujui bupati untuk ditindaklanjuti,” katanya. Ia mengatakan disperindagkop telah memberikan instruksikan pada pedagang untuk mendata kelompok-kelompok pedagang yang nantinya kalau di pasar namanya ada RT. “Nah nantinya RT-nya ini akan berkomunikasi dengan pembeli secara daring, apa yang dibutuhkan oleh konsumen,” katanya. Ia yang didamping Kepala Bidang Pasar dan Pedagang Kali Lima (PKL) Adi Baskoro mengatakan sudah melakukan sosialisasi terkait program pasar daring. Pada sosialisasi tersebut akan dicantumkan nomor-nomor pedagang sesuai dengan kelompoknya untuk melakukan transaksi melalui aplikasi WhatsApp. “Baru jika sudah disepakati harganya maka pedagang akan bekerja sama dengan ojek online (ojol) melalui program pengiriman untuk mengirimkan barang kepada konsumen. Jadi di What’s App mereka bisa saling menawar harga,” katanya. (jwn5/ant)

Empat Kecamatan di Batang Jadi Zona Merah COVID-19

BATANG, Jowonews.com – Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menetapkan empat dari 15 kecamatan masuk kategori zona merah penyebaran COVID-19. Bupati Batang Wihaji di Batang, Sabtu, mengatakan bahwa penyebaran virus corona terus bertambah, semula hanya terkonsentrasi di Kecamatan Batang, kini meluas ke wilayah Kecamatan Limpung, Kandeman, dan Tulis. “Oleh karena itu, kami berpesan kepada warga terus berdisiplin mengantisipasi penyebaran virus corona dengan menerapkan pola hidup sehat, cuci tangan dengan menggunakan sabun, jaga jarak, dan tidak melakukan kerumunan,” kata Bupati. Ia menyebutkan jumlah kasus pasien positif COVID-19 di Kecamatan Batang ada tiga kasus, Kecamatan Kandeman satu kasus, Kecamatan Limpung satu kasus, dan Kecamatan Tulis satu kasus. Jumlah keseluruhan, lanjut dia, ada enam pasien positif terpapar virus corona yang tersebar di empat kecamatan tersebut, orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 132 orang, serta pasien dalam pengawasan (PDP) ada dua orang. Tren kasus ODP dan PDP, menurut dia, terus menunjukkan penurunan. Akan tetapi, secara persebaran kasus pasien positif COVID-19 di daerah itu justru cenderung bertambah. “Semula kasus positif COVID-19 hanya ditemukan di Kecamatan Batang, kini sudah meluas hingga Kecamatan Limpung, Kandeman, dan Tulis. Oleh karena itu, hal ini menjadi perhatian bagi pemkab dan Tim Gugus Tugas untuk berupaya menekan angka kasus tersebut,” katanya. Bupati Wihaji mengimbau seluruh warga bisa memperhatikan dan mempedomani kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah, termasuk imbauan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan ormas Islam terhadap kegiatan keagamaan yang melarang pelaksanaan salat berjemaah di masjid untuk sementara waktu. “Maklumat MUI, Muhammadiyah, NU, hingga Pemkab Batang sudah jelas, yaitu menganjurkan masyarakat meniadakan jumatan sementara waktu dan menjalankan tarawih di rumah saja,” katanya. (jwn5/ant)

Penumpang Kendaraan yang Akan Masuk ke Banyumas Diperiksa

PURWOKERTO, Jowonews.com – Petugas gabungan yang terdiri atas anggota Polri/TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Kesehatan, dan Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, melakukan pemeriksaan terhadap penumpang seluruh kendaraan dari luar daerah yang memasuki wilayah itu. “Pemeriksaan tersebut dilaksanakan di Posko Check Point yang berlokasi di Unit Pelaksanaan Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Ajibarang atau Jembatan Timbang Ajibarang,” kata Kepala Kepolisian Resor Kota Banyumas Komisaris Besar Polisi Whisnu Caraka didampingi Kepala Satuan Lalu Lintas Komisaris Polisi Davis Busin Siswara di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu malam. Ia mengatakan pemeriksaan tersebut berkaitan dengan Operasi Ketupat Candi 2020 yang dilaksanakan mulai tanggal 24 April hingga “H+7” Lebaran guna mengawal larangan mudik Lebaran 2020 selama masa pandemik COVID-19. Sebelum menjalani pemeriksaan, kata dia, petugas Satlantas Polresta mengarahkan seluruh kendaraan berpelat nomor luar wilayah Banyumas untuk masuk ke Posko Check Point. Selanjutnya, petugas BPBD Kabupaten Banyumas dan anggota TNI menyemprotkan cairan disinfektan terhadap kendaraan tersebut. Menurut dia, petugas Dinkes Kabupaten Banyumas kemudian melakukan pengecekan suhu tubuh seluruh penumpang kendaraan tersebut, sedangkan petugas Dishub Kabupaten Banyumas melakukan pendataan.“Jika ada penumpang yang suhu tubuhnya lebih dari 38 derajat Celcius, akan langsung kami bawa ke tempat karantina massal yang sudah disiapkan Pemkab Banyumas di GOR Satria, Purwokerto,” ucapnya. Kendati demikian, dia mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap seluruh penumpang dari 573 kendaraan luar daerah tersebut, pihaknya belum menemukan adanya penumpang yang suhu badannya lebih dari 38 derajat Celcius atau menunjukkan gejala terpapar COVID-19. “Pemeriksaan seperti ini juga dilaksanakan di posko-posko yang berada di seluruh perbatasan atau pintu masuk wilayah Banyumas,” ujarnya menjelaskan. Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dishub Kabupaten Banyumas Agus Nur Hadie mengatakan pemeriksaan tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Musim Mudik Idul Fitri 1441 H dalam rangka Pencegahan Penyebaran COVID-19 Dalam Permenhub Nomor 25 Tahun 2020 yang berlaku mulai tanggal 24 April 2020, kata dia, disebutkan bahwa semua alat transportasi, baik darat, udara, dan laut dihentikan sementara terutama di daerah yang memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan daerah yang telah ditetapkan sebagai zona merah COVID-19. Selain itu, kata dia, semua kendaraan dan alat transportasi dilarang masuk maupun meninggalkan wilayah yang menerapkan PSBB maupun telah ditetapkan menjadi zona merah. “Kebetulan Kabupaten Banyumas tidak termasuk daerah yang melaksanakan PSBB ataupun ditetapkan sebagai zona merah. Namun, bagi pemudik yang sampai ke Purwokerto itu harus dicek kesehatannya dan didata KTP-nya,” kata dia menjelaskan. (jwn5/ant)

Kasus Positif COVID-19 di Temanggung Bertambah 10 Orang

TEMANGGUNG, Jowonews.com – Kasus positif COVID-19 di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, bertambah 10 orang menjadi 21 orang, kata Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupateh Temanggung Gotri Wijianto. “Berdasarkan informasi yang kami terima hari ini dari Dinkes Kabupaten Temanggung telah keluar hasil swab tes dari klaster Gowa yang kedua dengan hasil 10 orang positif COVID-19,” katanya di Temanggung, Sabtu. Ia mengatakan sebanyak 10 orang positif COVID-19 baru tersebut kini telah dirawat di ruang isolasi Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Temanggung. “Tracking juga telah dan sedang dilakukan kepada kontak dekat dari klaster Gowa (peserta ijtima ulama Gowa Sulawesi Selatan) dengan hasil sementara 19 orang dinyatakan reaktif rapid test,” katanya. Ia menuturkan selanjutnya akan dilanjutkan dengan tes swab terhadap 19 orang tersebut. “Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Temanggung khususnya yang telah melakukan kontak dekat dengan klaster Gowa untuk jujur dan segera melaporkan ke puskesmas terdekat apabila merasakan gejala sakit,” katanya. Ia meminta masyarakat agar lebih disiplin lagi untuk melaksanakan protokol kesehatan dan tentunya mentaati imbauan dari pemerintah. “Hanya dengan cara ini kita dapat memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Kabupaten Temanggung,” katanya. Ia menegaskan kembali tetap disiplin jaga jarak, tidak keluar rumah jika tidak sangat mendesak, rajin mencuci tangan pakai sabun terutama setelah bepergian, sebelum makan dan minum serta menyentuh wajah. “Pakailah masker setiap keluar rumah, sementara untuk beribadah di rumah masing-masing saja,” katanya. Berdasarkan data yang dikeluarkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Kabupaten Temanggung jumlah ODP 134 orang, PDP 29 orang, dan positif COVID-19 sebanyak 21 orang. (jwn5/ant)