Jowonews

Enam Warga Pekalongan Positif COVID-19 Klaster Ijtima Ulama Gowa

PEKALONGAN, Jowonews.com – Sebanyak enam warga Kota Pekalongan, Jawa Tengah dinyatakan positif terpapar virus corona jenis baru (COVID-19) setelah mereka mengikuti kegiatan ijitima ulama di Gowa, Sulawesi Selatan, belum lama ini. Wali Kota Pekalongan Saelany Machfudz di Pekalongan, Kamis mengatakan bahwa berdasar hasil swab tim kesehatan sudah ada enam orang yang terpapar virus corona. “Saat ini tercatat 196 orang dalam pantauan (ODP), empat pasien dalam pengawasan (PDP), dan enam orang positif terpapar virus corona,” katanya. Saat ini, kata dia, sebanyak enam pasien positif virus corona ini menjalani karantina di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM), Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara. Ia mengatakan pemkot telah memberlakukan jam malam dan menutup sejumlah ruas jalan dan fasilitas publik sebagai upaya mencegah kerumunan massa. “Oleh karena, kami berharap masyarakat semakin sadar untuk menjaga jarak, tidak berkerumun, mengenakan masker, cuci tangan dengan memakai sabun, serta menjaga perilaku hidup bersih dan sehat,” katanya. Wakil Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid mengatakan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 telah melakukan penjemputan terhadap klaster jemaah Ijtima Gowa, Rabu (29/4). Penjemputan dilakukan di kediaman masing-masing pasien dan selanjutnya mereka dibawa ke tempat isolasi yang berada di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM), Kelurahan Panjang Wetan. “Penjemputan dilakukan setelah hasil tes swab terhadap peserta ijtima ulama untuk dilakukan isolasi ke tempat yang sudah disiapkan yaitu di gedung BKPM Panjang Wetan,” katanya. Mengenai kondisi kesehatan para ijtima ini, kata dia, seluruhnya dalam kondisi yang baik dan sehat sehingga mereka masuk dalam kategori orang tanpa gejala (OTG). “Mereka semua sehat, kategori OTG sehingga semoga dengan menjalani isolasi mandiri yang disiapkan oleh Pemkot Pekalongan bisa kembali tetap sehat,” katanya. (jwn5/ant)

Empat Ruko di Batang Terbakar, Kerugian Ditaksir Ratusan Juta Rupiah

BATANG, Jowonews.com – Empat rumah dan toko (ruko) milik warga di Desa Karangasem, Kabupaten Batang, Jawa Tengah ludes terbakar, Kamis, sekitar pukul 17.30 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Kepala Kepolisian Sektor Batang Kota AKP Sukamto, di Batang, Kamis, mengatakan bahwa polisi belum bisa memastikan penyebab kebakaran tersebut karena masih dalam penyelidikan. Kasus kebakaran itu, diduga karena arus pendek listrik. “Kami masih menyelidiki kasus tersebut,” katanya pula. Kebakaran rumah dan toko di kawasan padat penduduk dan berada di dekat Pasar Induk Batang itu menyebabkan kepanikan warga yang sedang berbelanja untuk persiapan berbuka puasa. Warga yang melihat kebakaran itu, langsung melakukan pemadaman, namun kobaran api makin membesar dan merambat ke rumah warga lainnya. Dengan menggunakan alat seadanya seperti ember, warga bahu-membahu memadamkan kobaran api yang makin membesar. Kobaran api akhirnya dapat dipadamkan, setelah petugas pemadam kebakaran datang ke lokasi kejadian untuk melakukan pemadaman. Pemilik rumah Yanuar mengatakan dirinya tidak menduga dan kaget saat melihat kobaran api di depan bangunan depan rumahnya. “Saya kaget saat mendadak melihat api membesar dan membakar barang dagangan yang mudah terbakar di bagian depan rumah. Kami menduga, kasus kebakaran ini karena arus pendek listrik,” katanya pula. (jwn5/ant)

Bupati Purbalingga Minta Warga Patuhi Anjuran Pemerintah Terkait COVID-19

PURBALINGGA, Jowonews.com – Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengingatkan warga untuk mematuhi anjuran pemerintah dalam rangka pencegahan penyebaran COVID-19. “Kami senantiasa mengingatkan warga untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan kedisiplinan serta mengikuti arahan dan anjuran pemerintah terkait upaya mencegah COVID-19,” katanya di Purbalingga, Jawa Tengah, Kamis. Bupati menambahkan hingga hari ini, jumlah pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Purbalingga ada sebanyak 32 orang. Dari 32 pasien positif tersebut kata dia, 22 di antaranya berasal dari klaster Ijtima Gowa. Dia menambahkan pada saat ini ada 37 orang yang masih dirawat dan menunggu hasil swab. Bupati berharap masyarakat Purbalingga dapat terus menjaga kesehatan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. “Jangan lupa untuk cuci tangan sesering mungkin serta menggunakan masker ketika terpaksa harus keluar rumah, namun jika tidak ada hal mendesak diharapkan tetap di dalam rumah,” katanya. Bupati juga menambahkan bahwa dirinya telah meninjau sejumlah gedung milik pemerintah yang rencananya akan dimanfaatkan sebagai rumah karantina bagi pemudik. “Kami telah meninjau sejumlah gedung yang nantinya akan disulap menjadi rumah karantina bagi pemudik yang baru tiba di Purbalingga,” katanya. Bupati menjelaskan bahwa rencana untuk mendirikan rumah karantina tersebut merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di wilayah setempat. “Pembuatan rumah karantina merupakan langkah yang harus dilakukan pemerintah kabupaten untuk mengantisipasi adanya pemudik dan juga mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus positif COVID-19,” katanya. Kendati demikian dia kembali mengimbau warga asal kabupaten ini yang berada di perantauan untuk sementara menunda mudik guna mencegah penyebaran COVID-19. “Kepada masyarakat Purbalingga yang berada di perantauan kembali kami imbau untuk tidak mudik dulu ya, namun bagi yang terlanjur mudik diharapkan dapat mengikuti prosedur kesehatan yang berlaku,” katanya. Bupati menambahkan pemudik bisa saja melakukan karantina di rumah masing-masing selama memiliki komitmen yang tinggi untuk tidak keluar rumah. Namun bagi yang masih bersikeras keluar rumah maka akan diminta untuk melakukan karantina di tempat karantina yang disediakan pemerintah. (jwn5/ant)

Peringati May Day, Ganjar Minta Buruh Tak Buat Kerumunan Massa

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta para buruh tidak membuat kerumunan massa saat Hari Buruh (May Day) yang diperingati tiap 1 Mei guna mengantisipasi meluasnya penyebaran COVID-19. “Saya berharap teman-teman buruh merayakan ‘May Day’ dengan sesuatu yang kreatif. Tolong jangan mengumpulkan massa yang banyak karena itu bahaya (saat pandemi COVID-19),” katanya di Semarang, Kamis. Ganjar mengusulkan agar peringatan Hari Buruh dapat dilakukan secara virtual, apabila ada tuntutan yang ingin disampaikan pada pemerintah, maka bisa dilakukan secara tertulis atau audiensi perwakilan buruh. “Kemarin perwakilan federasi buruh sudah menyampaikan pada kami dan menyampaikan beberapa tuntutan. Kalau memang masih ada tuntutan, silakan sampaikan dengan surat atau lainnya,” ujarnya. Ia menyebut isu yang sedang santer di kalangan buruh adalah Omnibus Law yang saat ini pembahasannya sudah ditunda oleh pemerintah karena adanya pandemi COVID-19. “Jadi buruh bisa tenang, kemungkinan isu yang agak aktual soal Tunjangan Hari Raya (THR) atau kondisi ekonomi hari ini, maka lebih baik besok dirayakan tanpa berkerumun dan saya mengajak para perusahaan untuk bersama kami membantu buruh. Minimal, sebulan di bulan Ramadhan ini logistik rumah tangga mereka aman,” kata Ganjar. Orang nomor satu di Jateng itu mengungkapkan akan memberikan bantuan berupa sembako kepada para buruh yang terdampak COVID-19 yakni yang terkena PHK atau dirumahkan. “Kami dari Pemprov Jateng besok akan mendatangi empat tempat yakni Kota Semarang, Grobogan, Boyolali, dan Demak. Kami akan memberikan bantuan kepada kawan-kawan buruh yang di-PHK atau dirumahkan,” katanya. Bantuan itu, lanjut Ganjar, diberikan sebagai bentuk kepedulian kepada para buruh yang terdampak COVID-19. “Ini bentuk bantuan pada mereka yang sedang nyandang susah (kesulitan), mudah-mudahan bisa meringankan beban kawan-kawan kami,” ujarnya. (jwn5/ant)

Gubernur Jateng Usul ke Jokowi, Pendapatan ASN Golongan III ke Atas Dipotong 50 Persen

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengusulkan kepada pemerintah pusat agar melakukan pemotongan total pendapatan aparatur sipil negara (ASN) golongan III ke atas di seluruh Indonesia sebesar 50 persen untuk membantu penanganan wabah COVID-19. “Saya minta ke pemerintah pusat agar secara nasional tolong diperhitungkan. Seluruh pegawai kita minimal yang ‘gradenya’ di atas atau sudah menduduki jabatan, pendapatannya dipotong 50 persen. Pendapatan lho, bukan gaji,” katanya di Semarang, Kamis. Usulan itu disampaikan Ganjar saat mengikuti rapat terbatas tentang Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2020 secara virtual yang dipimpin Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, serta diikuti jajaran menteri kabinet dan sejumlah kepala daerah. Menurut Ganjar, pemotongan total pendapatan ASN itu cukup penting untuk menunjukkan sensitivitas pegawai pemerintahan kepada masyarakat, apalagi banyak pihak yang mengalami kesulitan akibat terdampak COVID-19. “Para buruh di PHK, pekerja informal tidak bisa bekerja dan banyak lagi masyarakat yang mengalami kesulitan hidup akibat wabah pandemi ini. Mari kita ikut peduli bahwa kita saat ini semua sedang dalam masa kesulitan,” ujarnya. Selain itu, pemotongan pendapatan ASN di tengah wabah COVID-19 dapat membantu meringankan beban keuangan negara, apalagi kondisi ekonomi Indonesia masih belum menentu tahun depan. “Gambarannya masih buram, ekonomi kita masih buram, maka kalau itu (gaji ASN, red) bisa dipotong minimum 50 persen, akan bisa menunjukkan sensitivitas dan anggarannya bisa dialokasikan untuk merescue masyarakat kecil yang saat ini sangat membutuhkan,” tegasnya. Kendati demikian, Ganjar menjelaskan bahwa usulan itu tidak diperuntukkan bagi seluruh golongan ASN di Indonesia sehingga para ASN yang ada di golongan I atau II harus tetap diberikan pendapatannya secara utuh. “Yang harus dipotong saya kira yang sudah golongan III ke atas, apalagi mereka yang sudah menempati jabatan penting. Saya minta usulan ini benar-benar dipertimbangkan agar secara nasional kita aware terhadap persoalan ini,” katanya. (jwn5/ant)