Jowonews

Dampak Corona, 1.362 Karyawan di Temanggung Dirumahkan

TEMANGGUNG, Jowonews.com – Sebanyak 1.362 karyawan dari tujuh perusahaan di Kabupaten Temanggung dirumahkan karena kondisi usaha yang lesu terdampak dari pandemi Virus Corona baru atau COVID-19. Selain itu, kata Kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi kabupaten Temanggung Agus Sarwono di Temanggung, Jumat, ada sebanyak 62 pekerja terkena Pemutusan Hubung Kerja (PHK) oleh perusahaan tekstil PT Sumber Makmur Anugerah. “Karena situasi dan kondisi pandemi COVID-19 ini maka sebanyak 62 karyawan di PT Sumber Makmur Anugerah di-PHK. Mereka yang di-PHK tersebut belum karyawan tetap,” katanya. Ia menuturkan dari tujuh perusahaan yang merumahkan karyawannya tersebut satu merupakan industri garmen yaitu PT Sumber Makmur Anugerah, sedangkan enam perusahaan lain bergerak di bidang perkayuan. “Di Temanggung ini sebagian besar perusahaan perkayuan skala ekspor sehingga ada ketergantungan dengan negara tujuan seperti China, maka perusahaan tersebut kini tidak berproduksi karena tidak ada permintaan dari negara tujuan,” katanya. Selain sejumlah perusahaan tersebut, katanya, ada satu perusahaan otobus dan beberapa kontraktor di Temanggung juga terkena dampak COVID-19, sehingga karyawannya tidak bekerja. Agus menyampaikan untuk para karyawan yang dirumahkan tersebut, perusahaan masih mempunyai tanggungan memberikan upah walaupun tidak sesuai dengan UMK. Menyinggung THR bagi karyawan yang dirumahkan, dia mengatakan karena statusnya dirumahkan dan belum di-PHK, maka mereka tetap seharusnya mendapat THR. “Perusahaan masih mempunyai kewajiban untuk memberikan THR kepada para pekerjanya. Harapan kami pada H-7 tetap diberikan THR termasuk pemberian upah walaupun tidak sesuai UMK,” katanya. Terkait hal tersebut, pihaknya telah memberikan surat edaran kepada perusahaan-perusahaan di Kabupaten Temanggung, antara lain berisi imbauan agar perusahaan tidak melakukan PHK meskipun di tengah pandemi COVID-19, selain itu perusahaan diharapkan bisa memberikan THR sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (jwn5/ant)

Enam Orang Reaktif Corona Hasil Rapid Test di Pasar Kliwon Kudus

KUDUS, Jowonews.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menyatakan hasil tes cepat (rapid test) corona terhadap sejumlah pengunjung Pasar Kliwon Kudus tercatat ada enam orang reaktif virus corona atau COVID-19. “Hari ini (8/5) tercatat ada dua lokasi yang disasar untuk pelaksanaan tes cepat corona, yakni Pasar Kliwon Kudus dan kompleks Menara Kudus. Hasilnya, untuk sementara ada enam orang di Pasar Kliwon Kudus yang dinyatakan reaktif,” Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Nasiban di Kudus, Jumat. Awalnya, kata dia, ada delapan orang, namun dua orang di antaranya ternyata masih meragukan sehingga yang dipastikan reaktif akhirnya enam orang. Untuk hasil tes cepat di kompleks Masjid Menara Kudus hingga kini belum diketahui hasilnya karena petugas di lapangan belum menyampaikan laporannya. Kegiatan tes cepat corona di sejumlah tempat keramaian, kata dia, memang menjadi program Pemkab Kudus untuk mendeteksi lebih dini dengan melakukan pemilahan masyarakat yang berpotensi terpapar corona karena rapid test hanyalah pemeriksaan penyaring atau skrining untuk mendeteksi keberadaan antibodi IgM (Immunoglobulin M) dan IgG (Immunoglobulin G) yang dihasilkan tubuh ketika terpapar virus corona. Bagi peserta tes cepat yang hasilnya dinyatakan reaktif virus corona, maka akan dilakukan swab (usap) atau tes PCR atau polymerase chain reaction untuk mendeteksi keberadaan material genetik virus corona. “Untuk sementara, orang tersebut diminta menjalankan isolasi mandiri atau di tempat yang disediakan oleh pemerintah daerah,” ujarnya. Hingga kini, tercatat sudah ada 500-an orang yang dilakukan tes cepat corona, termasuk tenaga kesehatan yang jumlahnya 400-an orang. Nantinya, lanjut dia, rapid test akan dilakukan secara berkelanjutan menyusul tersedianya 1.500 hingga 2.000 alat rapid test.  (jwn5/ant)

Bantuan Dana Terdampak COVID-19 di Pati Ditransfer ke Rekening Penerima

PATI, Jowonews.com – Pemerintah Kabupaten Pati, Jawa Tengah, bakal mentransfer langsung dana bantuan kepada warga terdampak penyakit virus corona (COVID-19) ke rekening tabungan masing-masing penerima demi menghindari kemungkinan adanya potongan. “Kami tak ingin ada oknum-oknum yang tak bertanggung jawab yang memotong bantuan tersebut, sehingga penyalurannya dilakukan dengan cara mentransfer langsung ke rekening penerima,” kata Bupati Pati Haryanto di Pati, Jumat. Ia mengakui beberapa waktu lalu sempat beredar kabar bahwa bupati dan pejabat di bawahnya melakukan manipulasi terhadap bantuan COVID-19. Ada anggapan, bahwa seolah-olah ada skenario dari pemerintah terkait penerimaan bantuan tersebut. Padahal, lanjut dia, faktanya saat itu Pemkab Pati baru mengirim usulan bantuan ke Pemerintah Provinsi Jateng sebanyak 35.000 penerima bantuan, kemudian disetujui 4.000 orang. “Saat dilakukan seleksi oleh Pemprov Jateng, hanya tinggal 2.000 penerima,” jelasnya. Sementara banyaknya bantuan-bantuan dari donatur, kata Haryanto, telah menyiapkan para pejabat beserta stafnya untuk mengawal bantuan donatur itu hingga ke tingkat kecamatan dan desa. “Tujuannya agar bisa tepat sasaran,” ujarnya. (jwn5/ant)

4.320 Pemudik Tercatat Pulang ke Magelang

MAGELANG, Jowonews.com – Jumlah pemudik di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah berdasarkan data Dinas Perhubungan sejak 28 Maret 2020 hingga hari Jumat ini mencapai 4.320 orang, kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Magelang Nanda Cahyadi Pribadi. Nanda di Magelang, Jumat, mengatakan meskipun sudah ada imbauan dari pemerintah untuk tidak mudik saat pandemi COVID-19, namun berdasarkan rekapitulasi data sudah banyak pemudik yang sampai di Kabupaten Magelang melalui Terminal Secang, Muntilan dan Salaman. Ia menuturkan dari jumlah tersebut, terbanyak berasal dari wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) mencapai 1.342 orang. Selain dari Jabodetabek, ada dari wilayah Bandung sebanyak 58 orang. Sisanya lebih dari 2920 berasal dari sejumlah kota lain, seperti dari beberapa kota dan kabupaten di Jawa Timur dan beberapa di Pulau Kalimantan serta lainnya. Sebanyak 4320 pendatang tersebut, paling banyak tujuannya ke Kecamatan Secang sebanyak 1.053 dan Muntilan 1.050 orang. Kemudian ke Kecamatan Salaman 345 orang dan Grabag 241 orang. “Selain empat kecamatan itu, pemudik tersebar merata hampir di setiap kecamatan. Namun untuk jumlahnya, rata-rata hanya berkisar 100an pemudik. Dari catatan kami, pada tanggal 31 Maret juga ada 293 pemudik dari Pondok Pesantren Lirboyo dan 8 April2020 dari Ponpes di Banyuwangi sebanyak 22 orang. Ia menyampaikan meskipun di sejumlah kota telah melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai April 2020, namun tercatat hingga tanggal 7 Mei 2020 masih ada pendatang yang berasal dari kota-kota yang melakukan PSBB tersebut. “Pada tanggal 1 hingga 7 Mei 2020 ada 408 orang, mereka ada yang berasal dari wilayah Jabodetabek dan Bandung yang melakukan PSBB. selain dilakukan pendataan, pemeriksaan kesehatan terhadap para pendatang kami minta untuk langsung lapor ke satgas desa dan petugas kesehatan serta melakukan isolasi mandiri,” katanya. Berdasarkan update data COVID-19 di Kabupaten Magelang terdapat tambahan dua terkonfirmasi positif dari Kecamatan Salaman dan Borobudur. Mereka diketahui eks peserta ijtima ulama dari Gowa Sulawesi Selatan. Namun demikian, mereka saat ini menjalani isolasi mandiri dengan pengawasan ketat dari petugas kesehatan dan satgas di desa serta kecamatan setempat. “Yang mempunyai riwayat sebagai peserta ijtima ulama yang terpapar COVID-19 hingga saat ini di Kabupaten Magelang ada 18 orang terkonfirmasi positif, satu di antaranya meninggal. Total terkonfirmasi positif seluruhnya saat ini ada 30 orang. Sebanyak 16 orang di antaranya dirawat di beberapa rumah sakit dan 14 menjalani isolasi mandiri serta tiga lainnya sudah sembuh,” kata Nanda. (jwn5/ant)

PKS Jateng Ajak Masyarakat Terus Dukung Tenaga Medis Tangani COVID-19

SEMARANG, Jowonews.com – DPW Partai Keadilan Sejahtera Provinsi Jawa Tengah mengajak masyarakat terus memberikan dukungan dan bantuan kepada tenaga medis di rumah sakit yang menjadi garda terdepan dalam menghadapi pandemi COVID-19. “Bantuan yang kami berikan hanya stimulus untuk mendorong masyarakat semakin peduli (kepada tenaga medis, red),” kata Ketua DPW PKS Jateng Abdul Fikri Faqih usai menyerahkan bantuan berupa 400 paket makanan untuk tenaga medis di RSUP dr.Kariadi Semarang, Jumat. Menurut dia, tenaga medis perlu mendapatkan dukungan dari masyarakat secara luas dan salah satu dukungan kepada yang bersangkutan adalah dengan mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan. “Pejuang medis harus kita ‘support’, salah satunya dengan mengikuti protokol kesehatan yang ada,” ujarnya. Pria yang juga merupakan Wakil Ketua Komisi X DPR RI ini juga berharap seluruh DPD PKS di Jawa Tengah dapat melakukan kegiatan serupa, terutama DPD yang dekat dengan rumah sakit. Hal itu sangat mungkin dilakukan mengingat sudah terbentuknya tim penanganan COVID-19 PKS yang tersebar di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. “Harapan saya DPD (PKS) juga ikut bergerak membantu pejuang medis dan mereka yang terdampak pandemi ini,” katanya. Kedepannya, jajaran DPW bersama dengan tim penanganan COVID-19 PKS yang tersebar di 35 kabupaten/kota merancang beberapa program untuk menghadapi pandemi yang masih belum terprediksi kapan berakhirnya. “Kemarin kami sudah rapat dengan tim penanganan COVID-19 untuk merancang program tiga bulan kedepan,” ujarnya. (jwn5/ant)

KPK tak Mematok Waktu Menangkap Buronan Kasus Korupsi

JAKARTA, Jowonews.com — Plt Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ali Fikri menyatakan lembaganya tidak mematok batas waktu untuk menangkap para buronan kasus tindak pidana korupsi. “Kami tidak mematok batas waktu akan tetapi tetap yakin untuk bisa segera menangkap para DPO (Daftar Pencarian Orang (DPO) ini,” kata Ali melalui keterangannya di Jakarta, Jumat (8/5) malam. Ia mengatakan KPK sampai saat ini masih berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) untuk menemukan pada buronan tersebut. “KPK hingga saat ini tetap berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, khususnya Kepolisian untuk tetap memantau keberadaan para buronan tersebut dan segera melakukan penangkapan,” tuturnya. Untuk diketahui, terdapat lima tersangka yang masuk dalam status DPO sejak Firli Bahuri cs menjabat, yakni eks caleg PDI Perjuangan Harun Masiku yang merupakan tersangka kasus suap pengurusan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI periode 2019-2024. Harun ditetapkan dalam status DPO sejak 17 Januari 2020. Kemudian, tiga tersangka kasus suap dan gratifikasi perkara di Mahkamah Agung (MA) 2011-2016, yakni mantan Sekteraris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi, Rezky Herbiyono swasta atau menantunya, dan Direktur PT Multicon Indrajaya Terminal Hiendra Soenjoto. Ketiganya dimasukkan dalam status DPO sejak 11 Februari 2020. Selanjutnya, pemilik perusahaan pertambangan PT Borneo Lumbung Energi dan Metal (BLEM) Samin Tan, tersangka kasus suap pengurusan terminasi kontrak Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) PT Asmin Koalindo Tuhup di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Samin Tan ditetapkan dalam status DPO sejak 17 April 2020. Sebelum Firli menjabat, tercatat terdapat tiga tersangka yang juga telah masuk status dalam DPO, yaitu Sjamsul Nursalim dan istrinya Itjih Nursalim serta Izil Azhar. Diketahui, Sjamsul dan istrinya telah dimasukkan dalam status DPO sejak September 2019. Keduanya merupakan tersangka kasus korupsi terkait pemenuhan kewajiban pemegang saham Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI) selaku obligor Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Sedangkan Izil telah masuk dalam DPO sejak Desember 2018. Izil merupakan merupakan orang kepercayaan mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dan tim sukses Pilkada Gubernur Aceh Tahun 2017. Izil juga telah ditetapkan sebagai tersangka terkait penerimaan gratifikasi bersama-sama dengan Irwandi. (JWN3/Ant)