Jowonews

Ganjar Kirim 7.000 Paket Sembako untuk Warga Jateng di Jabodetabek

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Ganjar Pranowo mengirimkan 7.000 paket sembako untuk membantu warga Jawa Tengah yang tidak mudik dan tetap berada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, serta Bekasi saat pandemi COVID-19. “Alhamdulillah mulai kemarin kami laksanakan. Untuk tahap pertama ini, belum semua dari daftar yang menerima, baru mereka yang ada di Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi. Jakartanya baru mereka yang ada di Jakarta Timur,” kata Ganjar di Semarang, Minggu. Rincian 7.000 paket sembako yang dikirim melalui PT Pos Indonesia itu adalah 2.707 paket untuk warga Jateng di Jakarta Timur, di Bogor 990 paket, di Depok 1.027 paket, di Tangerang 967 paket, dan di Bekasi 1.309 paket. Dia mengatakan total warga Jateng yang tidak mudik dan sudah terverifikasi di Jabodetabek tercatat berjumlah 27.400 orang dan sampai saat ini, pendaftarannya masih naik terus dan kemungkinan jumlahnya bertambah. “Saya minta jangan ditutup pendaftarannya, kemungkinan ada yang belum terkaver dan datanya bertambah. Termasuk cadangan bagi mereka yang tercecer, tidak terdaftar dimanapun yang menghubungi saya langsung, ini harus terkaver,” ujarnya. Dari semua warga Jateng di Jabodetabek yang terdaftar itu, Ganjar memastikan semua akan mendapatkan bantuan berupa sembako dan bukan dalam bentuk uang tunai. “Bantuannya sembako, kalau uang saya khawatir dibelikan yang lain seperti rokok atau pulsa, makanya kami fokus ke makan dulu, minimal mereka tenang karena di rumah ada makanan. Kalau itu bisa, maka apapun bisa dilakukan dan mudah-mudahan mereka tetap bisa ‘survive’,” katanya. Selain Jabodetabek, Ganjar juga akan memperhatikan warganya yang ada di daerah lain, termasuk mereka yang di luar Jawa atau luar negeri. Beberapa yang sudah berkomunikasi, juga sudah direspons meskipun tidak terlalu bisa mencakup semuanya. “Kami tetap berusaha merespons meskipun tidak terlalu banyak. Kami tetap coba urus seoptimal mungkin,” ujarnya. Kepala Badan Penghubung Jateng di Jakarta Wachyu Alamsyah mengatakan bantuan paket sembako itu sudah dibagikan kepada masyarakat pada Sabtu (17/5) dan untuk tahap selanjutnya, bantuan akan diberikan usai Lebaran. “Total yang sudah mendaftar dan terverifikasi ada 28.000-an. Tahap pertama ini, 7.000 paket kami serahkan, sisanya nanti habis lebaran,” katanya. Paket sembako yang dibagikan itu terdiri atas beras, sarden, kornet, minyak goreng, kecap, dan lainnya. Untuk beras, langsung dikirim dari Jawa Tengah, sedangkan kebutuhan lainnya, dibeli di Jakarta oleh PT Pos Indonesia. (jwn5/ant)

Kapolres Batang Bagikan Ratusan Paket Zakat Fitrah Kepada Kaum Duafa

BATANG, Jowonews.com – Kepolisian Resor Batang membagikan 504 paket zakat fitrah kepada kaun duafa dan warga yang berhak menerima zakat itu sebagai upaya meringankan beban mereka memenuhi kebutuhan di tengah pandemi virus corona jenis baru (COVID-19).. Kepala Polres Batang AKBP Abdul Waras di Batang, Minggu, mengatakan pembagian zakat fitrah tersebut dipercepat pelaksanaannya seiring dengan pandemi COVID-10. “Kami sengaja mempercepat pembagian zakat fitrah agar warga dan kaum duafa terdampak COVID-19 dapat terbantu perekonomiannya,” katanya. Pembagian zakat fitrah itu lebih awal, kata dia, juga sebagai upaya meringankan beban mereka dalam menjalani kehidupan yang mungkin serba kekurangan. “Oleh karena, kami bagikan 504 paket zakat fitrah pada kaum duafa dan warga yang berhak. Adapun penerima zakat fitrah ini yaitu anak yatim piatu yang ada di Yayasan Aisyiah Karanganyar, Pondok Pesantren Darul Ulum Tragung, Ponpes Miftahul Ulum Cepoko Kuning, Ponpes Nasrul Huda Bawang, dan dai kamtibmas,” katanya. Abdul Waras pada kesempatan itu juga mengingatkan warga untuk terus waspada dan hati-hati terhadap penyebaran virus corona dengan menjalankan anjuran pemerintah dan protokol kesehatan. “Kami minta warga tidak melakukan berkerumun, lebih baik di rumah saja jika tidak ada keperluan yang penting. Selain itu, pakailah masker, cuci tangan dengan menggunakan sabun, dan jaga jarak,” katanya. Seorang penerima zakat, Rasmiyatun, mengaku dirinya bersama warga yang berhak merasa terbantu dengan adanya pembagian zakat dari polres. “Di tengah wabah COVID-19, kami kini kesulitan mencukupi kebutuhan hidup karena suaminya yang berprofesi sebagai buruh menganggur. Terima kasih Pak Kapolres, pemberian zakat ini sangat membantu,” katanya. (jwn5/ant)

Gugus Tugas COVID-19 Wonosobo Lakukan Rapid Tes di Pasar

WONOSOBO, Jowonews.com – Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, melakukan rapid test (tes cepat) di lingkungan Pasar Induk Wonosobo untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. “Rapid test secara massal ini untuk memastikan bahwa masyarakat wonosobo itu sehat, tetapi kita juga ingin tahu jangan-jangan yang kita anggap sehat itu malah terpapar,” kata Sekda Wonosobo One Andang Wardoyo di Wonosobo, Minggu. Ia menyampaikan jangan sampai yang terpapar virus corona nanti menularkan ke orang lain. Karena itu hari ini dilakukan tes cepat secara acak di lingkungan pasar itu. “Mereka yang dilakukan tes cepat dengan kriteria pertama kita melihat orang-orang yang paling sering berkontak dengan orang lain di toko, seperti kasir dan satpam, kemudian juga kami lihat kondisinya, kalau orang kelihatan sakit maka kami rapid test,” katanya. Ia menuturkan target rapid test hari ini baru 50 orang, karena keterbatasan alat rapid test. “Kemarin ada 300 unit rapid test, tetapi 250 unit sudah dikirim ke puskesmas-puskesmas dan tinggal 50 unit ini yang kami gunakan di pasar ini,” katanya. Menurut dia perkembangan kasus COVID-19 di Wonosobo ini lebih pada kontak erat dengan yang sudah membawa virus, klaster di lingkungan, tetapi tidak menutup kemungkinan karena yang sudah positif COVID-19 itu telanjur pergi ke pasar. Ia menyampaikan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Wonosobo terus berupaya melakukan pelacakan terhadap kontak erat mereka yang terpapar, kemudian juga melakukan upaya pencegahan. “Menjelang Lebaran ini dilakukan manajemen pasar, kemudian manajemen lalu lintas, jalan-jalan mulai kami minimalkan, selanjutnya nanti akan kami lakukan karantina di masing-masing desa,” katanya. Ia menuturkan nanti masing-masing desa selama sembilan hari dari H Lebaran sampai Syawal akan dilakukan karantina, orang di dalam desa tidak akan keluar, orang desa tidak perlu bersilaturahmi ke desa yang lain, kemudian juga tidak akan ada yang namanya halalbihalal, salam-salaman dan sebagainya. (jwn5/ant)

Tidak Kenakan Masker, Pedagang di Solo Disanksi Tiga Hari Tak Boleh Jualan

SOLO, Jowonews.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta memberikan sanksi tegas kepada para pedagang yang kedapatan berjualan tanpa menggunakan masker selama masa pandemi COVID-19 ini. “Kemarin ada 10 pedagang di Pasar Legi yang dipanggil ke kantor. Kami ada bukti foto jadi mereka tidak bisa mengelak,” kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi di Solo, Jawa Tengah, Minggu. Ia mengatakan para pedagang tersebut merupakan pedagang di zona oprokan yang biasa berjualan di Pasar Legi Solo. Sebagai sanksinya, kata dia, para pedagang yang berjualan tanpa menggunakan masker ini dilarang berjualan selama tiga hari. Pihaknya berharap sanksi tegas tersebut dapat memberikan efek jera kepada para pedagang. Dengan demikian, ke depan mereka lebih tertib dalam menerapkan protokol kesehatan untuk memutus rantai penularan COVID-19. Ia mengatakan telah melakukan sosialisasi terkait sanksi yang harus ditanggung pedagang bila tidak menggunakan masker saat berjualan di pasar. Bahkan, pada kegiatan sosialisasi tersebut Pemkot Surakarta membagikan sebanyak 44.000 masker secara gratis kepada para pedagang di seluruh pasar tradisional di Kota Solo. Menurut dia, untuk pedagang yang kedapatan memakai masker secara tidak benar dan yang tidak memakai masker saat berjualan akan difoto oleh petugas keamanan pasar. “Sanksi tidak boleh berjualan selama tiga hari ini bisa berlaku kelipatannya jika di lain hari ditemukan masih tidak menggunakan masker,” katanya. Meski saat ini seluruh pedagang yang kedapatan berjualan tanpa masker adalah mereka yang berjualan di zona oprokan, kata dia, sanksi yang sama juga diterapkan kepada para pedagang yang memiliki Surat Hak Penempatan (SHP). “Malah kalau maunya Pak Wali, untuk pedagang yang menempati kios los sanksi terberatnya dicabut izin penempatannya,” kata Heru Sunardi. (jwn5/ant)

Pekalongan Jamin Stok Beras Mencukupi hingga Lebaran

PEKALONGAN, Jowonews.com – Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, menjamin ketersediaan beras masih mencukupi kebutuhan warga hingga Lebaran 2020,’ kata Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian setempat Edi Harsoyo. “Meski Kota Pekalongan bukan wilayah produsen beras namun kami jamin ketersediaan bahan kebutuhan pokok ini masih aman mencukupi kebutuhan warga hingga Lebaran 2020, bahkan beberapa bulan ke depan,” katanya di Pekalongan, Minggu. Ia mengatakan dengan jumlah penduduk 361 ribu jiwa, kebutuhan warga terhadap beras pada April 2020 dan Mei 2020 hanya mencapai 2,571 ton, padahal stok beras di lapangan sebanyak 2.828 ton. “Ini menunjukkan ada kelebihan ketersediaan beras sehingga masyarakat tidak perlu khawatir adanya kelangkaan komoditas itu karena pasokan kebutuhan pangan, khususnya beras masih mencukupi,” katanya. Menurut dia, pemkot terus melakukan pantauan ketersediaan beras, kebutuhan pokok lainnya dan harga komoditi menjelang Lebaran 2020 secara rutin setiap 2 kali dalam seminggu pada pedagang besar maupun eceran di pasar. Meski saat wabah pandemi COVID-19 belum reda, kata dia, pemkot memastikan ketersediaan kebutuhan pokok, terutama beras dijamin cukup. “Saya jamin stok beras masih surplus hingga beberapa bulan ke depan sehingga tidak akan terjadi kelangkaan komoditi itu maupun kenaikan harga beras menjelang Lebaran 2020,” katanya. Ia menambahkan ketersediaan beras untuk mencukupi kebutuhan warga setempat dipasok dari Kabupaten Pekalongan, Batang, dan Pemalang. (jwn5/ant)

Gubernur Tegaskan Warga Jateng Shalat Id di Rumah

SEAMRANG, Jowonews.com – Gubernur Jwa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan bahwa Shalat Idul Fitri 1441 Hijriah dilaksanakan di rumah masing-masing warga provinsi itu guna mengantisipasi meluasnya penyebaran COVID-19. “Sebaiknya ikuti saja ketentuan yang sudah dikeluarkan oleh Kementerian Agama dan Majelis Ulama, terus kemudian dari organisasi besar keagamaan,” katanya di Semarang, Minggu. Ia menyebutkan MUI Jawa Tengah bahkan telah mengeluarkan tuntunan bahkan teks khotbah yang bisa digunakan masyarakat untuk melaksanakan Shalat Idul Fitri di rumah. “Kalau kemudian ini bisa dilaksanakan di tempat masing-masing, menurut saya akan lebih bagus, maksudnya di rumah. Saya juga Shalat Idul Fitri di rumah,” ujarnya. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Heru Setiadhie juga menegaskan adanya informasi mengenai pemberian izin bersyarat untuk pelaksanaan Shalat Idul Fitri di Jawa Tengah pada Minggu (24/5) itu tidak benar atau hoaks. Informasi yang beredar melalui pesan berantai di media sosial itu menyebut Pemprov Jateng memberi izin pelaksanaan Shalat Idul Fitri di masjid atau di lapangan asal menepati beberapa syarat, seperti mengenakan masker sampai pengaturan shaf atau barisan shalat. Pada informasi tersebut juga tertulis, peraturan itu ditandatangani oleh Sekda Jateng Heru Setiadhie atas nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. “Terkait berita tersebut saya tidak pernah merasa tanda tangan surat itu,” kata Heru. Sebelumnya, MUI Jateng mengeluarkan tuntunan atau tata cara melaksanakan Shalat Idul Fitri 1441 Hijriah di rumah secara berjamaah bersama anggota keluarga, sebagai salah satu cara untuk “bersahabat” dengan COVID-19. MUI Jateng juga mengeluarkan Tausiyah 40 Tahun 2020 yang terbit 7 Mei 2020. Ketua MUI Jateng Kiai Haji Ahmad Darodji menjelaskan tausiyah tersebut berisi seruan atau anjuran agar Shalat Idul Fitri di rumah bisa dilakukan sendiri tanpa ada khotbah, serta dapat dilakukan secara berjamaah dengan anggota keluarga. (jwn5/ant)