Jowonews

Magelang Tetap Buka Objek Wisata

MAGELANG, Jowonews- Pemerintah Kota Magelang tetap membuka objek wisata pada masa Lebaran 2021. Namun pengunjung dibatasi 50 persen dari total kapasitas dan pengelola wajib menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19. “Objek wisata tetap kita buka. Tapi pengunjung hanya 50 persen dari kapasitas. Pasar juga. Kita ketatkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19,” ucap Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz di Magelang, Rabu (5/5), usai apel pasukan Operasi Ketupat Candi 2021 di Jalan Alun-Alun Selatan Kota Magelang. Ia mengharapkan kasus Covid-19 di Kota Magelang semakin menurun, termasuk dengan dukungan masyarakat di perantauan untuk menahan diri tidak mudik. Pada kesempatan itu, ia menyatakan dukungan pemkot setempat terhadap jajaran Polres Magelang Kota yang memulai Operasi Ketupa Candi 2021. Persiapan operasi itu, ujarnya dalam rilis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkot Magelang, sudah baik. “Kita lihat semua berjalan bagus, Kapolres Magelang Kota selaku penanggung jawab sudah sangat mantap melaksanakan Operasi Ketupat Candi 2021 ini,” kata dia sebagaimana dilansir Antara. Ia mengatakan operasi tersebut dalam rangka pengamanan perayaan Idul Fitri 1442 Hijriah di Kota Magelang dengan melibatkan TNI, Denpom, Satpol PP, Dinas Perhubungan, dan instansi terkait lainnya.  Dia menyebut titik konsentrasi menjelang Lebaran ini, di antaranya terminal, objek wisata, pasar, dan tempat keramaian lainnya. Pelaksana Tugas Kapolres Magelang AKBP R. Fidelis Purna Timoranto mengatakan dalam operasi itu pihaknya bersama intansi terkait menerjunkan 533 personel yang akan bertugas di pos-pos pengamanan, pos pelayanan, dan pos terpadu di wilayah itu. “Kita dirikan enam pos, di antaranya dua pos sekat imbangan di simpang Trio dan Kebonpolo, dan satu pos pantau sekat di Pakelan. Pos terpadu di terminal, pos pelayanan di Gardena, pos pengamanan di Shoping, termasuk di Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang,” katanya. Ia mengatakan titik prioritas di pos pelayanan sesuai instruksi Kapolri terkait dengan pengendalian persebaran Covid-19. Ia mencontohkan di Pos Gardena secara simultan akan bersinggungan dengan Pos Shoping yang melayani dan mengamankan pusat kerumunan masyarakat. “Nanti kita akan lakukan patroli bersinggungan dan satu pos pantau untuk imbangan sekat dari arah Kabupaten Purworejo di Pakelan,” katanya. Kendaraan Luar Kota Pihaknya juga akan mengecek administrasi pengendara bermotor, terutama dari arah luar kota. Apabila ditemukan pengendara yang tidak memiliki kelengkapan administrasi akan dites usap antigen dan GeNose. Pihaknya bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Magelang. “Kita sudah laksanakan itu sejak 25 April 2021 di tiga titik, titik penyekatan, dan di pos terpadu,” katanya. Ia mengatakan semua kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan akan dipantau.  Pihaknya melarang takbir keliling, termasuk prepegan (puncak keramaian masyarakat di pasar menyambut Lebaran) dan Shalat Idul Fitri yang tidak menerapkan prokes.

Libur Lebaran, Obyek Wisata di Kudus Ditutup

KUDUS, Jowonews- Semua objek wisata di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, diwacanakan untuk ditutup selama libur Lebaran untuk menghindari terjadinya kerumunan sebagai antisipasi penyebaran penyakit virus Covid-19. “Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus terkait rencana penutupan semua objek wisata, baik yang dikelola pemerintah maupun swasta,” kata Bupati Kudus Hartopo di Kudus, Selasa (4/5).. Pengalaman tahun sebelumnya, kata dia, setelah Lebaran justru terjadi lonjakan kasus Covid-19 Untuk itulah, perlu diambil langkah-langkah antisipasi mencegah penyebaran virus corona dengan menutup objek wisata selama libur Lebaran. Apalagi, kata dia, pemudik ternyata sudah banyak yang masuk, meskipun sudah ada upaya pengetatan di wilayah perbatasan. Dengan ditutupnya objek wisata, diharapkan para pemudik dari luar kota tidak berupaya mencari objek wisata untuk berlibur. Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus Bergas Catursasi Penanggungan mengungkapkan sesuai surat edaran dari Kementerian Dalam Negeri, objek wisata memang masih boleh buka dengan pengetatan protokol kesehatan. “Untuk surat edaran dari Pemprov Jateng justru ada pembatasan kapasitas pengunjung hingga 30 persen dengan tetap mematuhi protokol kesehatan,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Bagi pengelola objek wisata yang melanggar, maka ancamannya penutupan tempat usaha. Sedangkan instruksi Bupati Kudus terkait penutupan tentunya akan ditindaklanjuti ketika sudah ada surat resminya. 

Pemerintah Minta Masyarakat Patuhi Larangan Mudik

JAKARTA, Jowonews- Pemerintah meminta masyarakat patuhi larangan mudik Lebaran. Hal ini untuk menghindari peningkatan kasus usai periode libur panjang. “Seperti sudah beberapa kali kami sampaikan bahwa dalam libur panjang selama ini selalu diikuti dengan peningkatan kasus sejak tahun lalu,” tegas Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (23/4). Karena itu pemerintah mengeluarkan larangan mudik yang berlaku pada periode 6-17 Mei 2021 dan pengetatan mobilitas perjalanan dalam negeri pada periode sebelum masa larangan mudik dan sesudahnya. Yaitu 22 April hingga 5 Mei 2021 dan 18 Mei hingga 24 Mei 2021. Ketentuan larangan mudik dan pengetatan mobilitas itu tertuang dalam Surat Edaran Nomor 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idul Fitri dan Upaya Pengendalian Penyebaran Covid-19 selama Ramadhan serta addendum yang mengaturnya. “Pemerintah ingin betul-betul menjaga pada saat Ramadhan dan Idul Fitri ini tidak memicu peningkatan kasus setelah Bulan Ramadhan dan juga dengan libur Idul Fitri,” ujar Wiku sebagaimana dilansir Antara. Dalam konferensi pers tersebut Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan juga mengatakan MUI bersama organisasi kemasyarakatan lain akan terus mendorong literasi, sosialisasi dan edukasi pentingnya protokol kesehatan. “Sehingga dengan mementingkan protokol kesehatan ini maka kita akan merasa nyaman, aman dan diri kita termasuk sudah memberikan kontribusi kepada masyarakat tidak menimbulkan penularan atau kasus-kasus penyebaran Covid-19,” katanya. Amirsyah juga menegaskan protokol kesehatan sangat penting untuk dilakukan dan merupakan bagian dari ibadah.

Mal di Solo Tetap Tingkatkan Protokol Kesehatan Usai Lebaran

SOLO, Jowonews.com – Sejumlah mal di Kota Solo tetap meningkatkan protokol kesehatan setelah lebaran untuk memutus rantai penyebaran COVID-19. “Setelah pelaksanaan rapid test beberapa waktu lalu, kami lebih intens dalam mengimbau pengunjung dan karyawan tenant untuk jaga jarak,” kata Chief Marcomm Solo Paragon Lifestyle Mall Veronica Lahji di Solo, Rabu. Ia mengatakan untuk saat ini jumlah kunjungan di Mal Paragon masih jauh dari kondisi normal. Menurut dia, untuk saat ini jumlah kunjungan setiap harinya di kisaran 3.000-4.000 orang, sedangkan di hari biasa bisa mencapai 10.000 orang. Sebagaimana diketahui, beberapa waktu yang lalu Mal Solo Paragon bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surakarta menggelar sampling rapid test yang diikuti oleh 20 orang. Dari hasil rapid test tersebut diketahui satu orang “sales promotion girl” (SPG) reaktif dan saat ini oleh Dinas Kesehatan Kota (DKK) telah diminta berhenti bekerja untuk menjalani karantina mandiri di rumah. “Oleh karena itu, saat ini kami lebih intens dalam memastikan pengunjung maupun karyawan tenant agar menjaga jarak sesuai protokol kesehatan,” katanya. Sementara itu, Staf Public Relations Solo Grand Mal (SGM) Ni Wayan Ratrina mengatakan saat ini tingkat kunjungan di pusat perbelanjaan tersebut mulai mengalami penurunan. Menurut dia, jika seminggu sebelum Lebaran jumlah kunjungan bisa mencapai 15.000 orang/hari untuk saat ini turun menjadi sekitar 10.000 orang/hari. “Meski demikian, kami tetap memastikan penerapan protokol kesehatan berjalan dengan baik,” katanya. Ia mengatakan beberapa protokol kesehatan yang dijalankan di mal tersebut di antaranya di setiap pintu masuk para pengunjung mengikuti cek suhu tubuh, cuci tangan dengan hand sanitizer, dan setiap pengunjung wajib mengenakan masker. “Kalau tidak pakai masker tidak boleh masuk mal. Untuk penerapan jaga jarak juga masih kami terapkan di antaranya di lift, eskalator, dan antrean kasir,” katanya. (jwn5/ant)

ASN di Temanggung Langsung Masuk Kerja Usai Lebaran Tanpa Halalbihalal

TEMANGGUNG, Jowonews.com – Para pegawai Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, baik berstatus ASN maupun non-ASN masuk kerja setelah Lebaran tanpa tradisi halalbihalal seperti tahun-tahun sebelumnya guna mengantisipasi penyebaran virus corona. Kepala Bagian Humas Setda Kabupaten Temanggung Sumarlinah di Temanggung, Selasa, mengatakan suasana hari pertama masuk kerja para pegawai tahun 2020 ini terasa berbeda bila dibandingkan tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya. Para pegawai begitu masuk kerja tiba di kantor langsung beraktivitas mengerjakan tugas-tugas kedinasan, tidak lagi melaksanakan apel pagi ditandai saling berjabat tangan bersalam-salaman baik dengan unsur pimpinan maupun antarstaf dan dilanjutkan halalbihalal di Graha Bumi Phala sebagaimana tahun 2019. “Sudah menjadi tradisi Pemkab Temanggung setiap kali masuk kerja hari pertama setelah Lebaran menyelenggarakan halalbihalal dengan saling berjabat tangan dan bermaaf-maafan. Akan tetapi tahun ini acara tersebut tidak diselenggarakan mengingat masih keadaan darurat pandemi COVID-19 sehingga para pegawai langsung bekerja,” katanya. Sumarlinah menyampaikan meskipun tanpa halalbihalal, tidak mengurangi semangat pegawai dalam bekerja baik sebagai abdi negara maupun abdi masyarakat dengan mentaati aturan kepegawaian. Halalbihalal hanya dilakukan secara sederhana di internal OPD masing-masing yakni saling bermaaf-maafan antarpegawai tanpa berjabat tangan dan tidak ada ceramah uraian hikmah halalbihalal seperti lazimnya dalam situasi dan kondisi normal. “Para pegawai dalam bekerja tetap mematuhi protokol kesehatan yakni memakai masker, cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer dan disiplin menerapkan social distancing dan phisical distancing,” katanya. Sesuai kebijakan pemerintah, cuti bersama Lebaran 2020 yakni pada 22, 26 dan 27 Mei 2020 ditiadakan sehingga menjadi hari kerja biasa dan akan diganti pada cuti bersama akhir tahun. Dengan demikian para pegawai baik yang berstatus ASN atau non-ASN hanya menikmati libur Idul Fitri 2 hari yaitu pada 24-25 Mei 2020, sehingga pada hari Selasa (26/5) sudah harus masuk kerja untuk melaksanakan tugas-tugas kedinasan sesuai bidang tugas masing-masing. Marlinah menyampaikan hasil sidak hari ini dari 8 OPD yang didatangi rata-rata ASN disiplin untuk masuk kerja, bahkan ada beberapa OPD yang pegawainya seharusnya bekerja di rumah (WFH) juga masuk kerja dengan alasan ada rapat koordinasi dan halalbihalal intern. (jwn5/ant)

Harga Daging Sapi di Temanggung Turun Usai Lebaran

TEMANGGUNG, Jowonews.com – Harga daging sapi di pasar tradisional Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, setelah Lebaran 2020 mengalami penurunan sebesar Rp5.000 per kilogram. Berdasarkan pantauan di Pasar Kliwon Temanggung, Selasa, harga daging sapi yang semula Rp125 ribu/kilogram turun menjadi Rp120 ribu/kg. Padagang daging sapi di Pasar Kliwon Isrona mengatakan, “Saya baru mulai berjualan pada hari ini karena pasar tutup selama 2 hari.” Menurut dia, pasca-Lebaran 2020 kondisi pasar masih sepi sehingga banyak pedagang daging sapi yang pulang lebih awal. “Biasanya berjualan sampai sore. Akan tetapi karena pembeli masih sepi, banyak yang pulang lebih awal. Dari belasan pedagang daging sapi, tinggal kami berdua yang berjualan di atas pukul 12.00 WIB,” katanya. Ia menuturkan bahwa harga daging sapi pasca-Lebaran biasanya akan berangsur-angsur kembali ke harga normal di angka Rp110 ribu sampai Rp115 ribu/kg. Sementara itu, harga daging ayam di Pasar Kliwon masih bertahan tingggi seperti harga menjelang Lebaran sebesar Rp28 ribu/kg. Ana, pedagang daging ayam, mengatakan bahwa harga daging ayam masih bertahan tinggi karena pasokan masih terbatas. Ia menyebutkan puncak permintaan daging ayam pada H-2 Lebaran, sedangkan pada H-1 Lebaran permintaan sudah turun. “Pada tahun-tahun lalu permintaan daging ayam paling ramai sehari menjelang Lebaran. Setelah tengah hari, biasanya makin ramai permintaan. Akan tetapi, kemarin cenderung sepi,” katanya.  (jwn5/ant)

Jumlah Kasus COVID-19 di Solo Meningkat Usai Lebaran

SOLO, Jowonews.com – Jumlah kasus COVID-19 di Kota Solo melonjak sehingga setelah Lebaran 2020 membuat Pemerintah Kota Surakarta harus menjemput beberapa warganya yang sudah dinyatakan positif terinfeksi virus corona. “Tiga warga Joyotakan akan dijemput, sebelumnya, ketiganya mengikuti tes cepat bersama 247 warga lainnya di dua RT Kelurahan Joyotakan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih di Solo, Selasa. Dari seluruh warga yang mengikuti tes cepat tersebut, enam di antaranya diketahui reaktif sehingga dilanjutkan dengan tes swab. Ia mengatakan rencananya ketiga warga yang hasil tes swabnya sudah keluar dan dinyatakan positif terjangkit COVID-19 ini akan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bung Karno, Pasar Kliwon, Surakarta. Sementara itu, selain tiga warga Joyotakan, ada satu lagi warga Kelurahan Semanggi yang juga terkonfirmasi positif corona. Meski demikian, dikatakannya, pasien tersebut selama ini sudah menjalani perawatan di RSUD Bung Karno karena penyakit lain. Dengan penambahan empat pasien, hingga Selasa siang, jumlah pasien positif COVID-19 di Kota Solo yang dirawat di rumah sakit ada tujuh orang. “Untuk yang Semanggi baru kita lacak, kelihatannya transmisi lokal. Untuk di Joyotakan juga transmisi lokal,” katanya. Sebelumnya, sebelum Lebaran 2020, Pemerintah Kota Surakarta aktif melaksanakan tes cepat secara massal di sejumlah pusat keramaian, di antaranya di mal, pasar tradisional, posko Graha Wisata, tempat pelayanan kesehatan dan puskesmas. Untuk meminimalkan jumlah kasus COVID-19 di Kota Solo, DKK Surakarta terus aktif memberikan imbauan kepada masyarakat agar tetap patuh pada protokol kesehatan dan tidak meremehkan anjuran pemerintah. “Karena kunci keberhasilan memutus mata rantai penyebaran virus corona tergantung dari masyarakat itu sendiri. Dalam hal ini kami berupaya mengatur masyarakat agar tidak tertular,” katanya. (jwn5/ant)

Usai Lebaran, Ganjar Perintahkan Rapid Test Massal di Seluruh Jateng

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginstruksikan pelaksanaan tes cepat COVID-19 secara massal di 35 kabupaten/kota setelah adanya pergerakan yang cukup tinggi warga pada akhir Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1441 H/Lebaran 2020. “Pelaksanaan ‘rapid test’ secara massal tersebut sudah mendesak untuk melihat perkembangan pasca-Ramadhan dan Lebaran kemarin, terlebih laporan data dari Universitas Indonesia yang menyebutkan pergerakan masyarakat Jawa Tengah versi Google sangat tinggi,” kata Ganjar di Semarang, Selasa. Untuk menunjang hal tersebut, sampai saat ini Pemprov Jateng telah mendistribusikan 38.111 alat tes cepat COVID-19 ke seluruh kabupaten/kota. Menurut Ganjar, tes cepat COVID-19 itu bakal menyasar pusat-pusat keramaian yang kemungkinan jadi episentrum baru, dan kemungkinan menjadi sumber transmisi lokal. Selain pusat-pusat keramaian tersebut, Ganjar menyebutkan jajarannya sampai saat ini terus melakukan penelusuran satu per satu orang dari daerah episentrum seperti dari Jakarta, Bogor, Gowa, dan Jawa Timur termasuk setelah wabah yang terjadi di RSUP dr Kariadi, Salatiga, Purworejo, serta di Kota Semarang. “Kalau ini dilakukan ‘rapid test’ lebih banyak lagi kita akan tahu sebenarnya persebarannya di masyarakat seperti apa representasinya,” ujarnya. Ganjar mengungkapkan sampai saat ini 35 kabupaten/kota di seluruh Jawa Tengah telah menerima distribusi alat tes cepat yang ditujukan ke Dinas Kesehatan kabupaten/kota dan rumah sakit rujukan COVID-19. Totalnya sampai saat ini sebanyak 38.111 alat tes cepat telah terbagi dalam dua tahap yakni tahap pertama, jumlah tes cepat yang terdistribusi sebanyak 27.011 unit. Untuk dinas kesehatan kabupaten/kota sebanyak 24.641, sementara untuk rumah sakit sejumlah 2.370 dan dari jumlah tersebut yang sudah dilakukan pemeriksaan atau tes sebanyak 22.337, yang reaktif terdapat 809 orang, nonreaktif ada 21.528 orang. Untuk tahap kedua, yang didistribusikan ke 35 kabupaten/kota sejumlah 11.100 dan sampai saat ini sudah dilakukan pemeriksaan sebanyak 3.411 dan 94 di antaranya reaktif serta 3.317 nonreaktif, dan saat ini alat tes cepat yang tersisa sebanyak 12.363. “Sekarang kita tinggal meminta tempat kerumunan dilakukan ‘rapid test’, selain mereka yang pasti ‘rapid test’ seperti pemudik, pekerja migran, di pasar, mal atau berasal dari daerah episentrum COVID-19,” kata Ganjar. (jwn5/ant)