Jowonews

Berstatus PDP, Perawat RSUD Kartini Jepara Meninggal Dunia

JEPARA, Jowonews.com – Seorang perawat RSUD RA Kartini Jepara, Jawa Tengah, yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 dinyatakan meninggal dunia sehingga menambah daftar tenaga kesehatan yang meninggal menjadi dua orang. “Tenaga kesehatan RSUD RA. Kartini Jepara tersebut, meninggal dunia hari ini (Rabu, 24/6) dan hendak dimakamkan malam ini dengan protokol COVID-19,” kata Anggota Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Kabupaten Jepara Muhammad Zainuddin di Jepara, Rabu. Ia mengungkapkan almarhumah yang merupakan warga Kecamatan Kalinyamatan, Jepara, dengan usia 56 tahun meninggal pada Rabu pukul 16.45 WIB saat menjalani perawatan di RSUD RA. Kartini Jepara. Sebelumnya, pasien tersebut menjalani tes diagnostik cepat (rapid diagnostic test/RDT) untuk COVID-19 dengan hasil reaktif. “Kemudian, dilanjutkan dengan tes usap (swab) tenggorokan dan hasilnya belum diketahui,” ujarnya. Sebelum dimakamkan dengan protokol COVID-19, pihak keluarga diberikan edukasi untuk pemulasaran dan pemakaman COVID-19. Humas GTPP COVID-19 Kabupaten Jepara Budi Erje Santoso juga membenarkan bahwa warga Kecamatan Kalinyamatan berinisial SF (56) merupakan tenaga kesehatan dari RSUD RA. Kartini Jepara. Dengan meninggalnya tenaga kesehatan RSUD RA. Kartini tersebut, maka total di Jepara sudah dua tenaga kesehatan yang meninggal dunia, setelah sebelumnya juga ada nakes dari Puskesmas Nalumsari I pada tanggal 11 Juni 2020. Sementara itu, Direktur RSUD RA. Kartini Jepara Dwi Susilowati ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa warga Kecamatan Kalinyamatan berinisila SF yang meninggal dengan penyakit penyerta atau komorbid merupakan perawat di RSUD RA. Kartini. “Almarhumah memiliki penyakit hipertensi dan diabetes mellitus (DM),” ujarnya. Sebelum meninggal, katanya, sudah dilakukan tes usap dan saat ini tengah menunggu hasilnya. Berdasarkan data COVID-19 dari website https://corona.jepara.go.id/ hari ini (24/6) pukul 18.00 WIB, tercatat jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 239 kasus, sebanyak 211 kasus masih menjalani perawatan. Dari 211 pasien terkonfirmasi positif COVID-19 tersebut, sebanyak 196 pasien dari dalam wilayah, sedangkan 15 pasien dari luar daerah. Pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yang dinyatakan sembuh sebanyak 11 orang, sedangkan meninggal dunia sebanyak 11 orang. (jwn5/ant)

Pemkab Kudus Izinkan Warga Gelar Acara Pernikahan dengan Syarat

KUDUS, Jowonews.com – Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai memperbolehkan warga menggelar acara pernikahan dengan mematuhi sejumlah aturan mulai dari pemberitahuan adanya pernikahan hingga mematuhi protokol kesehatan. “Syarat yang harus dipenuhi, harus dilaporkan terlebih dahulu acara pernikahan tersebut ke tim Gugus Tugas COVID-19 Kudus serta menggelar simulasi protokol kesehatan terlebih dahulu,” kata Pelaksana tugas Bupati Kudus M. Hartopo di Kudus, Rabu. Dari tim Gugus Tugas COVID-19 Kudus, kata dia, akan melakukan survei guna memastikan apakah pemilik acara tersebut mematuhi protokol kesehatan atau tidak. “Nantinya akan diputuskan berapa kapasitas undangan yang ideal dalam menggelar resepsi pernikahan di tempat yang disediakan,” ujarnya. Pemilik hajatan, kata dia, harus berani memastikan bahwa semua tamu undangan mau mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah potensi penularan COVID-19. Sementara itu, Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Kudus AKP Catur Kusuma Adhi mengakui belum mengetahui hal tersebut, apakah sebelumnya sudah pernah ada rapat koordinasi terkait hal itu atau belum. “Kami tetap jalankan perintah atasan soal perizinan,” ujarnya. Ia menegaskan selama ini tidak melarang adanya pernikahan, kalaupun masyarakat hendak melaksanakan acara pernikahan maka harus mematuhi aturan jumlah personelnya maksimal 10 orang. Sepanjang belum ada perintah dari atasan soal kebijakan baru dari pemkab, kata dia, pihaknya tetap akan melaksanakan maklumat Kapolri. Berdasarkan isi maklumat Kapolri, salah satunya disebutkan agar tidak mengadakan kegiatan sosial kemasyarakatan yang menyebabkan berkumpulnya massa dalam jumlah banyak, baik ditempat umum maupun di lingkungan sendiri, yaitu, salah satunya resepsi keluarga dalam rangka menghindari penyebaran virus corona. (jwn5/ant)

Pimpinan DPRD Jateng Jalin Sinergitas dengan Kejati

SEMARANG, Jowonews.com -– Ketua DPRD Provinsi Jateng Bambang Kusriyanto bersama 4 wakilnya yakni Sukirman, Heri Pudyatmoko, Ferry Wawan Cahyono, dan Quatly Abdulkadir Alkatiri melakukan kunjungan forum komunikasi pimpinan daerah (Forkompinda) yakni ke Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati), Rabu (24/6/2020). Di Kejati, pimpinan DPRD (Pimwan) yang didampingi Sekretaris DPRD (Sekwan) Urip Sihabudin itu bertemu dengan Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Priyanto. “Kami ingin bersilaturahmi dengan Kajati karena biasanya Kajati selalu datang saat rapat paripurna. Kami (DPRD) juga ingin berkenalan dengan Kajati,” kata Bambang Kusriyanto. Mendengar hal itu, Priyanto mengaku sangat apresiatif dengan kunjungan yang dilakukan DPRD ke Kejati. Ia juga mengaku komunikasi antar lembaga diperlukan sebagai upaya peningkatan pembangunan yang lebih baik di Jateng. “Kami merasa terhormat kunjungan dari DPRD Jateng. Atas nama pimpinan tertinggi, kami mengucapkan terima kasih. Dalam hal ini, komunikasi perlu ditingkatkan. Karena, cara pandang Dewan itu memikirkan masyarakatnya,” kata Priyanto didampingi Wakil Ketua, Asintel, Aspidsus, dan Aspidum. (jwn5)

Gunakan SKD Palsu, 1.007 Calon Siswa di Jateng Cabut Berkas

SEMARANG, Jowonews.com – Sebanyak 1.007 pendaftar Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2020 tingkat SMA/SMK yang menggunakan surat keterangan domisili (SKD) melakukan pencabutan berkas. Hal itu diketahui Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat sidak proses PPDB di kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng, Semarang, Rabu. Ganjar mengungkapkan ada banyak temuan saat dirinya sidak ke kantor Disdikbud Jateng hari ini, di antaranya terkait sertifikat lomba, zonasi, dan SKD. “Ternyata setelah Pak Kepala Dinas membuat statemen dan saya juga, kami ‘upload’, Alhamdulillah ada mulai kesadaran orang menarik SKD. Bahwa hipotesis kami yang menduga ada banyak pemalsuan SKD ada benarnya, bahwa mereka mengada-ada. Buktinya sekarang banyak yang mencabut,” kata Ganjar. Kepada masyarakat yang menggunakan SKD asli tapi palsu dan dengan sadar mencabutnya, Ganjar mengucapkan terima kasih. “Terima kasih yang sudah mencabut, tapi yang belum saya peringatkan. Ujungnya kalau tidak sesuai tetap kami coret, kasihan yang lain,” tegasnya. Ganjar juga memerintahkan seluruh kepala sekolah tingkat SMA/SMK di Jateng untuk melakukan klarifikasi dan verifikasi data, serta tidak ragu mencoret kalau ada yang tidak benar. “Mari kita edukasi anak-anak kita ini untuk jujur. Kami masih memberi kesempatan untuk mencabut dan mendaftar kembali, tapi jangan gunakan SKD yang datanya tidak benar,” ujarmya. Sebelumnya, Gubernur Ganjar akan memroses hukum masyarakat yang terbukti menggunakan SKD “aspal” pada PPDB tingkat SMA/SMK 2020. “Soal SKD ini, saya minta dicek secara serius mulai sekarang. Saya ingatkan, tolong jangan ajari anak kita untuk tidak jujur. Jangan gunakan SKD ‘aspal’ karena dia tidak tinggal di situ, bukan tidak mungkin kalau ini masif (penggunaan SKD ‘aspal’, red), saya gandeng kepolisian dan penegak hukum karena ini termasuk pemalsuan data,” katanya. Ganjar mengungkapkan, berdasarkan laporan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, banyak calon siswa yang menggunakan SKD, khususnya di beberapa sekolah favorit di Provinsi Jateng. (jwn5/ant)

PPDB Zonasi Banyak Celah, Pemprov Temukan Modus Dompleng KK

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menemukan modus mendompleng kartu keluarga (KK) pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA/SMK 2020, selain penggunaan surat keterangan domisili (SKD) asli tapi palsu. Modus tersebut ditemukan Ganjar saat sidak proses PPDB di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Rabu, dan dalam sidak itu diketahui adanya kasus orang Bali yang mendaftarkan anaknya di SMA Negeri 3 Semarang. Ganjar mengungkapkan, untuk mengakali sistem, orang tua calon siswa menitipkan nama anaknya kepada seseorang yang dekat dengan SMAN 3 Semarang. Yang bersangkutan berani cabut berkas anaknya dan memasukkan nama anaknya itu ke KK orang di Semarang tersebut, meskipun sebenarnya si anak sedang sekolah dan bersama orang tuanya di Bali. Mengetahui hal itu, Ganjar pun langsung menelpon orang tua siswa itu dan dari percakapan tersebut, orang tua siswa membenarkan bahwa anaknya mendompleng KK di Semarang. “Ibu saya tanya, anaknya sekarang tinggal di mana? Ini kok KK-nya sudah tinggal di Semarang sejak Januari 2019,” tanya Ganjar. Dari ujung telepon itu, Ganjar mendengar bahwa si anak saat ini masih tinggal bersama orang tuanya di Denpasar dan mengakui bahwa surat keterangan itu tidak benar. Berdasarkan keterangan panitia PPDB, Ganjar mendapat laporan bahwa modus dompleng KK itu banyak dilakukan dan pihaknya menerima ada banyak aduan dari masyarakat. “Setelah kita cek, ada cara menyiasati hal ini. Ke depan sistem zonasi ini akan kami evaluasi secara menyeluruh, nanti saya laporkan ke Pak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, bahwa ada yang menyiasati seperti ini,” tegasnya. Kalau sistem PPDB tidak diubah, Ganjar yakin modus ini akan terjadi pada proses PPDB tahun-tahun yang akan datang sehingga nantinya kalau syarat tinggal hanya setahun, maka satu tahun sebelum pendaftaran akan banyak orang tua siswa yang menitipkan anaknya di sekitar sekolah-sekolah yang akan dituju. “Saya yakin di sekolah-sekolah yang menjadi incaran siswa atau sekolah favorit, pasti di sekitarnya muncul dadakan orang-orang baru. Mereka menyiapkan KK dengan numpang atau dompleng pada beberapa orang. Ini kan tidak baik, makanya perlu kita evaluasi secara menyeluruh,” ujarnya. (jwn5/ant)

Semarang Tambah Lab Pengecekan Sampel COVID-19

SEMARANG, Jowonews.com – Dinas Kesehatan Kota Semarang menambah jumlah laboratorium untuk mengecek hasil tes usap COVID-19 menyusul masifnya pemeriksaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah setempat. “Dengan pengecekan yang masif menyebabkan antrean yang panjang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam di Semarang, Jateng, Rabu. Ia menjelaskan selama ini pemeriksaan hasil tes usap dilakukan di laboratorium RS Wongsonegoro Semarang, ditambah pengecekan di RS Dr.Kariadi dan RS Nasional Diponegoro. Menurut dia, kapasitas pengecekan di ketiga laboratorium itu belum mampu mencukupi kebutuhan agar antrean hasil pengecekan bisa cepat diperoleh. “Harusnya bisa tiga hari selesai, tetapi karena antrean panjang bisa sampai seminggu,” katanya. Pemkot Semarang susah berkoordinasi dengan seluruh laboratorium di Jawa Tengah hingga Yogyakarta. “Kami link-kan ke seluruh laboratorium di Jateng dan Yogyakarta agar tidak terjadi penumpukan,” katanya. Ia menambahkan untuk mengantisipasi lamanya masa tunggu hasil uji usap tersebut, masyarakat diminta untuk selalu menjaga protokol kesehatan. Menurut dia, pelaksanaan uji usap masih akan tetap difokuskan di tempat-tempat umum. (jwn5/ant)

Pemulihan Pariwisata Jateng Fokus pada Wisatawan Nusantara

MAGELANG, Jowonews.com – Fokus pemulihan pariwisata di Provinsi Jawa Tengah sampai akhir tahun 2020 diarahkan kepada wisatawan nusantara, kata Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Sinoeng Rachmadi. “Hingga akhir tahun, wisatawan asing tidak menjadi prioritas, tentu kita akan membatasi itu untuk wisatawan lokal, tagline kami ‘ke Jateng aja’,” katanya dalam keterangan pers menjelang ujicoba operasional Candi Borobudur di Magelang, Rabu. Ia menyampaikan pada kondisi sebelum pandemi COVID-19 untuk wisatawan nusantara yang berkunjung ke Jateng ditargetkan 51 juta orang, namun demikian pada bulan ketiga atau triwulan pertama tahun 2020 pariwisata mengalami penurunan yang sangat tajam. Oleh karena itu dilakukan menyesuaikan sebagaimana revisi RPJMD dan LKPJ Jateng ditarget kurang lebih menjadi 20 juta wisatawan nusantara. “Pada triwulan pertama sudah tercatat wisnus sekitar 10 juta sehingga harapan kami pada triwulan terakhir dengan asumsi dari para ahli kesehatan, ahli statistik, ahli sosiologi harapannya kondisi pandemi COVID-19 akan melandai dan melantai pada triwulan terakhir pada Oktober-Desember 2020 akan terjadi booming tourism ini yang akan menjadi sebuah harapan untuk mengejar target,” katanya. Namun, katanya pihaknya tetap realistis, artinya dalam triwulan pertama 10 juta wisnus dan pada triwulan terakhir juga tidak terlalu muluk-muluk tetap 10 juta sehingga total untuk wisnus 2020 sebanyak 20 juta. Menyinggung kesiapan sejumlah destinasi di Jateng pada era normal baru, ia menyampaikan di Jateng kurang lebih terdapat 700 daya tarik wisata, yang sudah melaporkan untuk dibuka baru Candi Borobudur, sedangkan yang lainnya tengah mempersiapkan untuk simulasi untuk menerima kunjungan wisatawan. Ia menyebutkan yang sudah melaporkan persiapan simulasi pada akhir Juni 2020 adalah taman wisata Guci di Kabupaten Tegal, Baturaden, dan taman wisata Tawangmangu, sedangkan tempat daya tarik yang lain seperti Dieng, Surakarta, Pati dan sebagainya masih dalam persiapan simulasi. “Seluruh pengelola daya tarik wisata sepakat untuk melakukan simulasi, setelah simulasi akan mengajukan izin kepada gugus tugas setempat dan memberitahukan kepada provinsi. Apa yang dilakukan di Candi Borobudur ini harapannya selalu menginspirasi daya tarik wisata lainnya,” katanya. (jwn5/ant)