Jowonews

Tragedi di Area Tambang Blora, 3 Buruh Tewas

SEMARANG, Jowonews- Tiga orang buruh tewas tertimbun longsor di area tambang bahan galian golongan C di Desa Katekan, Kabupaten Grobogan, Rabu (19/8). Mereka merupakan buruh pengangkut batu yang saat kejadian tengah menggali material bersama para pekerja lainnya. Ketiga korban tewas masing-masing adalah Suwadi (45), Yulianto (35), dan Ridwan (39). Semuanya warga Desa Katekan, Kabupaten Grobogan. Kepala Basarnas Semarang Nur Yahya mengatakan, kejadian nahas tersebut bermula ketika para pekerja tersebut mulai menggali sekitar pukul 09.00 WIB. “Bagian atas tebing ada retakan kemudian tiba-tiba longsor,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Petugas SAR harus menggunakan alat berat untuk mengevakusi korban yang tertimbun material tanah tersebut. Proses evakuasi, kata dia, membutuhkan waktu beberapa jam. Setelah dievakuasi dari timbunan, ketiga jenazah korban langsung dibawa ke RS Soedjati Grobogan.

Ganjar Ajak Masyarakat Peduli Veteran

SEMARANG, Jowonews- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak masyarakat, khususnya yang mampu untuk peduli dan membantu kehidupan para veteran yang rata-rata telah berusia lanjut. “Saya rasa, setidaknya beginilah cara kita menghormati sesepuh-sesepuh kita. Dalam usia 75 tahun Indonesia merdeka. Saya rasa ini waktu yang tepat (untuk membantu kehidupan para veteran, red),” katanya di Semarang, Rabu (19/8). Hal tersebut disampaikan Ganjar saat berkunjung ke rumah seorang veteran bernama Kapten Sanjoto (90) di Jalan Belimbing, Peterongan, Kota Semarang. Saat menerima kedatangan Gubernur Ganjar, Sanjoto menceritakan kisah-kisah heroik yang dialaminya saat berjuang melawan penjajah Belanda dan Jepang. Veteran yang mengaku sudah memanggul senjata melawan penjajah pada usia 12 tahun itu nampak bangga memperlihatkan foto-foto masa mudanya. Termasuk saat bertugas mengawal Presiden Soekarno hingga Jenderal Ahmad Yani.  Kendati demikian, di balik kisah heroik seorang Kapten Sanjoto, ada kisah pilu yang dirasakan. Yakni selama bertahun-tahun bersama keluarganya tinggal di sebuah rumah yang kondisinya kurang layak itu tanpa kejelasan. Meski sudah ditembok, rumah Kapten Sanjoto sering bocor saat hujan dan beberapa bagian atap juga sudah ambrol, serta retak-retak. Rumah tersebut menurut Kapten Sanjoto, dulunya adalah tempat persinggahan petinggi PKI, D.N Aidit, dimana ketika mendapat perintah untuk melakukan penggerebekan di rumah itu, dirinya tidak menemukan yang bersangkutan. “Setelah itu, saya kan tinggal di hotel karena saya perwira. Jadi tinggal di hotel. Komandan saya kemudian memberikan rumah itu kepada saya. Rumahnya rusak parah, kemudian saya dandani dan tempati sejak tahun 1969,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Sampai saat ini, status kepemilikan rumah yang ditempati Kapten Sanjoto bersama keluarga itu belum jelas. Sempat dirinya mengurus hak atas rumah itu sejak 2004. Tapi sampai sekarang belum ada kejelasan. “Saya hanya ingin, rumah ini menjadi tempat berlindung saya menikmati masa tua bersama keluarga,” pintanya. Mendengar cerita mengenai kehidupan Kapten Sanjoto, Ganjar langsung memerintahkan lurah dan camat yang mendampinginya untuk membantu mengurus. Pengawal Jenderal Soedirman “Beliau termasuk orang hebat, masih sehat dan sampai hari ini bisa menceritakan kisah perjuangannya saat gerilya melawan penjajah. Beliau juga menjadi pengawal Jenderal Besar Soedirman. Pindah ke Tegal bersama Jenderal Ahmad Yani dan pernah mengawal Bung Karno. Kalau kita ingin mendengarkan cerita sejarah yang dilakukan pelaku, beliau ini veteran yang langka saat ini,” katanya. Ganjar mengaku mendengar ada rencana dan kabar baik rumah yang ditempati Kapten Sanjoto akan dihibahkan sehingga dirinya meminta tolong lurah dan camat untuk mengecek asetnya. “Kalau memang punya Pemkot Semarang, maka bisa diberikan sesuai yang beliau pernah dengar. Nanti saya akan bantu mendapatkannya,” ujar Ganjar. Politikus PDI Perjuangan itu juga terkesan dengan sikap Kapten Sanjoto sebab meski hidup pas-pasan, namun tidak pernah mengeluh. “Saya terharu, beliau sama sekali tidak mengeluh, tidak merasa kekurangan dan selalu menerima dengan ikhlas. Tidak ada keluar kata-kata, saya sudah berjuang kok hidupnya begini, tapi sebagai generasi berikutnya termasuk pemerintah saat ini, harus ikut perhatian. Kisah perjuangan dan integritas yang ditunjukkan beliau sungguh-sungguh berkesan bagi generasi muda saat ini,” katanya.

Dilantik, 17 Anggota Konsil Kedokteran Indonesia

JAKARTA, Jowonews- Presiden Joko Widodo melantik 17 Anggota Konsil Kedokteran Indonesia periode 2020-2025 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (19/8). Pelantikan itu berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 55/M Tahun 2020 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Konsil Kedokteran Indonesia. “Saya berjanji dengan sungguh-sungguh bahwa saya untuk melaksanakan tugas ini langsung atau tidak langsung, dengan mengangkat nama atau cara apapun juga, tidak memberikan atau menjanjikan sesuatu apa pun kepada siapa pun juga, saya berjanji bahwa saya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam tugas ini, tidak sekali-kali akan menerima langsung atau tidak langsung dari siapapun juga suatu janji atau pemberian,” ucap para Anggota KKI dalam sebagian sumpah di pelantikan tersebut, Istana Negara, Jakarta, Rabu, sebagaimana dilansir Antara.  Sebanyak 17 anggota Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) itu disumpah berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing di hadapan Presiden. Ke-17 Anggota KKI yang dilantik adalah : 1. dr. Putu Moda Arsana, Sp.PD.KEMD,. FINASIM, 2. Dr. dr. Dollar,SH.,MH 3. drg. Nurdjamil Sayuti, MARS., 4. drg. Nadhyanto,Sp.Pros., 5. dr. Pattiselanno Robert Johan,MARS, 6. drg. Achmad Syukrul A,.M.M., 7. Prof. Dr.dr Bachtiar Murtala, Sp.Rad (K)., 8. drg. Andriani, Sp.Ort., F.I.C.D., 9. Sdr. Vonny Naouva Tubagus, MD., Radiologis, 10. dr. Ni Nyoman Mahartini, Sp. PK (K), 11. Drs. Mohammad Agus Samsudin M.M 12. Drs. Hisyam Said., M.Sc., 13. Prof Intan Ahmaf Musmeinan, Ph.D., 14. Prof. Dr. Taruna Ikrar, M. Biomed., Ph.D 15. drg. Sri Rahayu Mustikowati, M.Kes., CFrA., 16. Prof. Dr. drg. Melanie Hendriaty Sadono, M. Biomed.,PBO 17. dr. Hj. Mariatul Fadilah,MARS., Ph.D., Keputusan Presiden tersebut mulai berlaku dan ditetapkan pada 11 Agsustus 2020. Acara pelantikan ditutup dengan pemberian ucapan selamat yang diiringi lagu “Bagimu Negeri”. Pada prosesi pelantikan, Istana Kepresidenan menerapkan protokol kesehatan seperti mewajibkan seluruh peserta acara memakai masker, menjaga jarak dan tidak saling bersentuhan.