Jowonews

Ayo Nabung Haji Sejak Muda Mahasiswa!

SOLO, Jowonews- Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mengimbau mahasiswa untuk mulai menabung haji agar bisa berangkat saat usia mereka belum terlalu senja. “Kalau sekarang antrean haji itu sampai 30 tahun, 75 persen dari total pendaftar usianya 40 tahun. Artinya kalau mereka berangkat dengan menyesuaikan waktu tunggu tersebut maka berangkatnya di atas usia 60 tahun,” kata Anggota Badan Pelaksana BPKH Iskandar Zulkarnaen usai penyerahan bantuan kemaslahatan kepada Rumah Sakit UNS di Solo, Jumat (4/9). Apalagi, kata dia, jika mendaftar di atas usia 50 tahun, maka calon haji baru bisa berangkat di usia sekitar 70 tahun ke atas. Menurut dia, jika dari sisi kesehatan hal tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan. “Oleh karena itu, kami mengimbau mahasiswa untuk mulai menabung. Kalau mereka minta orang tua untuk menabung haji kan tentu orang tua akan mendukung. Kalau itu Rp20 ribu/hari, empat tahun sudah dapat Rp36 juta. Padahal daftarnya hanya Rp25 juta,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Gerakan Mina Untuk mendorong pertumbuhan peserta haji usia muda, saat ini pihaknya ada Gerakan Mari Tunaikan Haji Selagi Muda (Mina). Ia mengatakan saat ini program tersebut mengalami pertumbuhan cukup signifikan sejak diluncurkan dua tahun lalu. Berdasarkan data, pada 2018 pertumbuhan haji muda 17 persen dan tahun berikutnya naik menjadi 43 persen. “Melihat angka pertumbuhan ini artinya antusiasme haji milenial cukup bagus,” katanya. Mengenai dana haji, katanya, saat ini BPKH mengelola dana kurang lebih Rp136 triliun dengan antrean kurang lebih 4,5 juta antrean. Pada penyerahan bantuan kemaslahatan tersebut, pihaknya memberikan bantuan kepada RS UNS Surakarta senilai Rp411 juta. Bantuan berupa alat pelindung diri (APD) yang diserahkan melalui Mitra Kemaslahatan Baznas. Terkait dengan bantuan tersebut, Rektor UNS Jamal Wiwoho berharap bantuan yang diberikan bermanfaat bagi tenaga medis. “Bantuan ini akan kami optimalkan untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan, utamanya untuk tenaga kesehatan,” katanya.

Cegah Krisis Pangan, Manfaatkan Pekarangan untuk Berkebun

KUDUS, Jowonews- Cegah krisis pangan saat pandemi, warga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, didorong manfaatkan pekarangan untuk berkebun sayur. “Apalagi, beberapa kelompok masyarakat sudah mendapatkan bantuan bibit maupun benih sayur mayur serta sarana dan prasarana pendukungnya,” kata Kepala Seksi Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Ahmad Muttaqim di Kudus, Jumat (4/9). Ia mengungkapkan bantuan yang diterima dari Pemerintah Provinsi, yakni mulai dari media tanam, plastik polybag, pupuk serta benih sayuran mulai dari kangkung, cabai, daun bawang, sawi, pare, seledri, selada, serta bayam hijau, kacang panjang, tomat, ketimun, hingga terong. Bantuan tersebut, lanjut dia, diterima lima kelompok masyarakat pembudidaya tanaman yang tersebar di lima kecamatan, yakni Kecamatan Kaliwungu, Jati, Dawe, Kota dan Bae. Dari kelima kelompok tersebut, ada yang langsung dibagikan kepada anggotanya masing-masing untuk ditanam di pekarangan rumahnya. “Sementara kelompok lainnya, dikelola bersama dan tanamannya dimanfaatkan untuk kepentingan bersama,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Ia berharap adanya bantuan terhadap lima kelompok tersebut, akan menjadi pemicu setiap rumah tangga mampu memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan secara berkelanjutan. Yakni untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, pemanfaatan, serta pendapatannya. Selain untuk mencukupi kebutuhan pangan dan gizi keluarga, kata dia, menanam sayur sayuran di pekarangan juga bisa meningkatkan pendapatan rumah tangga, terlebih pada kondisi pandemi. Dengan adanya bantuan tersebut, diharapkan masyarakat juga tidak akan menciptakan kerumunan yang lebih besar di pasar tradisional karena kebutuhan sayur sayuran sudah bisa dipenuhi sendiri. Apalagi, lanjut dia, Pemkab Kudus juga menyarankan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan mulai dari memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak fisik dan menghindari kerumunan. 

Gibran Putera Presiden Resmi Daftarkan Diri di Pilkada Surakarta

SOLO, Jowonews- Gibran Rakabuming Raka putera Presiden Jokowi resmi mendaftarkan diri sebagai calon dalam Pemilihan Kepala Daerah Surakarta 2020 di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat, Jumat. (4/9) Bersama pasangannya Teguh Prakosa, Gibran berangkat dari Kantor DPC PDIP Surakarta menuju KPU Surakarta dengan naik sepeda, diikuti rombongan dengan naik tujuh andong. Gibran-Teguh yang mengenakan pakaian adat Jawa tersebut, diikuti semua pengurus DPC PDIP Surakarta, termasuk ketua, F.X. Hadi Rudyatmo dan ketua partai pendukung lainnya. Seperti Golkar, PKB, PPP, PAN, Gerindra, PKB, NasDem, dan PSI, serta sejumlah relawan Gibran. Pasangan Gibran-Teguh tiba di kantor KPU Surakarta diterima ketua, Nurul Sutarti dengan jajarannya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Antara lain cuci tangan dengan sabun, ukur suhu badan, mengenakan masker dan pelindung wajah. Setelah itu, mereka dizinkan masuk ruangan pendaftaran. Ketua KPU Surakarta Nurul Sutarti mengatakan syarat pencalonan, pasangan bakal calon didaftarkan oleh partai politik, dan dibuktikan surat rekomendasi dari dewan pimpinan pusat partai. Gibran-Teguh mendapat rekomendasi maju pilkada setempat dari DPP PDIP. “Setelah dicek seluruhnya pendaftaran Gibran-Teguh, dinyatakan sah dan memenuhi syarat. KPU kemudian memberikan tanda terima kepada bakal paslon Gibran-Teguh,” kata dia sebagaimana dilansir Antara. KPU Surakarta kemudian melakukan penelitian berkas administrasi, termasuk memverifikasi dengan instansi yang berwewenang hingga 12 September mendatang. Bakal paslon akan diberi waktu perbaikan persyaratan jika ada yang harus diperbaiki hingga 16 September mendatang. Jika bakal pasangan calon sudah memenuhi syarat seluruhnya, katanya, baru ditetapkan sebagai pasangan calon Pilkada Surakarta pada 23 September mendatang. Dinyatakan Sah “Kami sudah memberikan tanda terima berarti sudah dinyatakan sah dan diterima,” katanya. Nurul mengatakan KPU sebelumnya sudah menyampaikan kepada bakal pasangan calon tentang pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta 2020 pada masa bencana nonalam atau masa pandemi COVID-19. “Pendaftaran Pemilihan Wali Kota dan wakil Wali Kota Surakarta 2020 memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Karena, sekarang dalam kondisi pandemi COVID-19, sehingga KPU harus memperketat melaksanakan protokol kesehatan,” kata dia. Ia menyatakan pentingnya menjaga KPU agar tidak menjadi klaster baru pandemi. Petugas KPU tetap mengingatkan siapa saja di tempat itu terkait dengan jaga jarak, penggunaan alat pelindung diri. Jika ada yang tidak memakai, KPU sudah menyediakannya terutama yang masuk di ruang pendaftaran. Gibran menyatakan dirinya bersama Teguh Prakosa sudah resmi mendaftarkan diri sebagai pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta di KPU setempat. “Tadi juga disampaikan Ketua KPU Surakarta Nurul Sutarti, bahwa dokumen-dokumen kami sudah lengkap. Saya dan Pak Teguh berkomitmen untuk mematuhi proses tahapan sesuai aturan dari KPU,” kata dia.

Pilkada Kota Semarang: Hendi-Ita Daftarkan Diri ke KPUD

SEMARANG, Jowonews- Pasangan Hendrar Prihadi-Hevearita G Rahayu (Hendi-Ita) mendaftar sebagai bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang dalam Pilkada 2020. Pasangan petahana Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang tersebut mendaftar ke KPU Kota Semarang yang berlokasi di Hotel Patra Jasa Semarang, Jumat (4/9). Hendi-Ita datang bersama dengan para pimpinan partai pengusung dan pendukung. Petugas hanya mengizinkan kedua bakal pasangan calon dan para pimpinan partai pengusung saat masuk ke ruang pendaftaran Usai pendaftaran, Hendi menyampaikan terima kasih kepada KPU Kota Semarang yang sudah memproses pendaftaran hari ini. Usai pendaftaran ini, kata dia, ada tugas berat dirinya bersama partai pengusung dan pendukung untuk memastikan masyarakat datang ke TPS dan menyalurkan suaranya. Dengan dukungan 15 partai yang duduk di parlemen serta non-parlemen, pasangan Hendi-Ita kemunginan besar akan menjadi calon tunggal dalam Pilkada 2020. “Kalau sampai calon tunggal, kami khawatir masyarakat enggan datang ke TPS,” katanya. Oleh karena itu, kata dia, kondisi tersebut menjadi pekerjaan rumah mesin-mesin politik partai pengusung maupun pendukung untuk meyakinkan masyarakat.

Harga Anjlok, ASN Jateng Diminta Borong Sayuran Petani

SEMARANG, Jowonews- Aparatur sipil negara (ASN) Pemprov Jateng diminta untuk memborong berbagai jenis sayuran dari petani dengan harga layak. Hal ini agar mereka tidak merugi saat harga komoditas tersebut mengalami penurunan di pasaran. “Saya disambati petani, Pak ini gimana harga komoditas sayuran hancur. Lalu saya minta ada gerakan dan langsung ditindaklanjuti teman-teman ASN dengan memborong hasil pertanian dengan harga layak,” katanya di Semarang, Jumat (4/9). Ganjar menyebutkan banyak petani yang merugi dengan anjloknya harga sayuran di pasaran saat ini. Bahkan tidak sedikit pula yang rela membagi-bagikan sayurannya secara gratis kepada masyarakat, daripada menjual dengan harga murah. Menurut Ganjar, gerakan ASN membeli produk pertanian dengan harga pantas ini sebenarnya tidak lebih dari gerakan moral dengan mempraktikkan rasa kemanusiaan dan kecerdasan emosional yang ada. “Saya hanya bilang, yuk ini sayuran petani dibeli bareng-bareng. Mereka langsung membuat gerakan yang diinisiasi Korpri dan Pak Sekda. Dan gerakan ini sudah terbiasa, dulu cabai pernah, bawang pernah. Semuanya dilakukan untuk membantu petani,” ujarnya. Ganjar mencontohkan, di Magelang, harga kol di pasaran saat ini hanya laku dijual Rp500 per kilogram. Sedangkan biasanya sayuran kol dibanderol seharga Rp2.000 per kilogram. Rp 500 Per Kilogram  Selain itu, tomat yang biasanya Rp4.000, kini hanya laku Rp500 per kilogram. Sayuran sawi yang biasanya Rp1.000 per kilogram, kini hanya laku Rp250 per kilogram. Instruksi Gubernur Jateng itu langsung ditindaklanjuti Korpri, organisasi ASN di lingkungan Pemprov Jateng dengan menggelar Gerakan Korpri Peduli Petani. Harga cabai rawit merah dibanderol dengan harga Rp10.000 per kilogram, cabai rawit keriting dibanderol seharga Rp10.000 per kilogram, tomat Rp5.000 per kilogram, kobis dan labu siam masing-masing Rp5.000 per kilogram. Ada 18 item jenis sayuran yang dibeli dari petani Wonosobo, Purbalingga, Pemalang, Banjarnegara, Jepara, Magelang, Kabupaten Semarang dan lainnya. “Semua sayuran dibeli dengan harga pasar sebelumnya, jadi kalau sebelumnya per kilo Rp2.500 dan sekarang jadi Rp500, ya kita beli per kilo Rp2.500,” kata Ganjar. Aneka sayuran itu dikemas dalam dua paket yakni paket 1 seharga Rp25.000 dan paket 2 seharga Rp45.000, masing-masing paket berisi aneka sayuran dari petani. Ganjar mengharapkan pemerintah kabupaten/kota di Jateng juga melakukan Gerakan Borong Sayuran Petani.“Saya sudah kirimkan pesan ke bupati/wali kota untuk ikut menggerakkan bareng-bareng agar semua bisa jalan,” katanya.