Jowonews

Jangan Beri Nasi kepada Kucing!

JAKARTA, Jowonews- – Jika Anda punya kebiasaan memberi nasi kepada kucing peliharaan, hentikanlah. Karena kucing tidak mampu mencerna karbohidrat menjadi sumber energi secara baik. Energi utama kucing, menurut dokter hewan Radhiyan Fadiar Sahistya, berasal dari protein. Saat kadar protein berkurang, kucing menggunakan lemak sebagai sumber energi. “Lantas apa akibatnya jika kucing mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat? Karena kucing tidak dapat mencerna karbohidrat dengan baik, maka efeknya adalah gula darah meningkat secara drastis,” kata Radhiyan dalam webinar “Pentingnya Gizi Pada Anjing dan Kucing di Masa Pandemi” yang tayang di YouTube, dikutip Ahad (31/1). Berlebihan memberikan nasi dapat mengakibatkan kasus diabetes kepada kucing, terutama kucing yang sudah menginjak usia dewasa. Nutrisi Sama seperti manusia, memberikan makanan dengan nutrisi seimbang kepada hewan peliharaan juga penting agar “anak-anak bulu” bisa tumbuh dengan baik. Semua harus dalam porsi yang pas. Bila berlebihan, anjing atau kucing bisa mengalami gangguan ginjal, khususnya yang berusia di atas tujuh tahun. Dia menjelaskan, itulah mengapa makanan-makanan hewan peliharaan dari pabrik dipisahkan berdasarkan kategri usia. Yakni makanan untuk anak kucing atau anjing juga untuk hewan yang sudah dewasa. Anak kucing atau anak anjing sebetulnya masih mendapat asupan nutrisi dari air susu induk. Organ pencernaan mereka belum berkembang sempurna sehingga butuh nutrisi berbentuk cairan. Ketika sudah menginjak usia satu hingga dua bulan, mereka bisa belajar makan selain air susu. Berikan makanan yang ukurannnya kecil dan lembut agar anak anjing atau kucing tidak kesulitan memakannya. Setelah berusia dua hingga tiga bulan, Anda bisa mulai memberikan makanan dengan tekstur yang lebih padat. Kadar protein dalam makanan khusus kucing atau anjing dewasa lebih rendah untuk menunjang fungsi ginjal yang menurun. Kucing dan anjing juga butuh asupan serat. Bila kurang serat, mereka bisa mengalami diare, tapi bila berlebihan juga bakal mengakibatkan sembelit. Vitamin juga dibutuhkan dalam porsi yang pas. Kekurangan vitamin mengakibatkan hilang nafsu makan, sementara kelebihan vitamin bisa berujung kepada masalah kesehatan. Lemak, sumber energi kedua baik untuk anjing dan kucing, lebih banyak diberikan pada formulasi pakan yang ditujukan untuk anjing atau kucing yang sedang bunting serta menyusui, atau hewan yang sedang sakit. Sebab, lemak bisa meningkatkan selera makan dan menyediakan 2,5 kali energi lebih besar dibandingkan protein dan karbohidrat dengan berat yang sama. “Namun pemberian lemak secara berlebihan tidak baik karena bisa memicu gangguan kesehatan,” kata dia sebagaimana dilansir Antara. Ada dua jenis makanan dari pabrik yang ditujukan untuk anjing dan kucing, yakni makanan kering dan makanan basah. Dia menjelaskan, makanan basah punya kandungan air yang lebih tinggi tapi dari segi nutrisi kandungan dalam makanan kering lebih tinggi. Jika Anda memilih untuk memberi makanan hewan peliharaan yang diproduksi pabrik, berikan sesuai dengan kebutuhan. Jangan berikan makanan anjing kepada kucing. Radhiyan menuturkan, formulasi pakan untuk kucing dan anjing berbeda jadi berikanlah makanan sesuai dengan jenisnya. Bagi pemilik kucing yang memilih untuk memberikan makanan anjing karena harga biasanya lebih murah, ada dampak negatif yang nantinya bisa terjadi. Yakni masalah kesehatan mata dan jantung pada kucing. Air Bersih

Mina Padi Tingkatkan Perekonomian di Masa Pandemi

BANJARNEGARA, Jowonews- Petani Banjarnegara didorong mengembangkan budi daya ikan air tawar di lahan sawah pertanian atau mina padi. “Mina padi dapat memberikan keuntungan bagi petani,” kata Bupati Banjarnegara, Ahad (31/1). Dia menjelaskan bahwa wilayah Banjarnegara sangat potensial untuk pengembangan mina padi karena luasnya lahan pertanian yang bisa dimanfaatkan untuk budi daya tersebut. “Lahan masih sangat luas sehingga potensial untuk dikembangkan. Dengan mengombinasikan pertanian padi dengan budi daya ikan di satu lahan pertanian maka diharapkan petani akan makin sejahtera,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Selain itu, kata bupati, ketersediaan air juga melimpah sehingga dapat mendukung budi daya mina padi. Pasalnya, kata dia, melalui budi daya tersebut maka pada setiap satu musim panen, petani dapat memiliki dua penghasilan yakni dari hasil pertanian dan dari penjualan ikan. “Petani tidak hanya mendapat keuntungan dari panen padi saja, tetapi bisa juga sekaligus menjual benih atau ikan besar yang dibudidayakan di lahan sawahnya,” katanya. Hal tersebut, kata dia, dapat meningkatkan perekonomian lokal yang mengalami perlambatan akibat Covid-19. Dia juga menambahkan bahwa pihaknya akan terus berupaya mendorong petani di wilayah setempat agar dapat mengembangkan budi daya mina padi. Budhi mengatakan upaya pengembangan mina padi di wilayah Banjarnegara telah dikembangkan sejak beberapa tahun yang lalu. Namun, guna makin mengembangkan sektor pertanian terutama di saat pandemi Covid-19, maka pihaknya kembali mengintensifkan dan menyosialisasikan kepada para petani. Pada 2017 lalu, tambah dia, pihaknya juga telah mengembangkan empat kecamatan di Banjarnegara menjadi sentra mina padi. “Yang dikembangkan adalah Kecamatan Bawang, Mandiraja, Banjarmangu dan juga Susukan,” katanya. Bupati Budhi berharap sektor pertanian di Banjarnegara akan terus mengalami perkembangan yang signifikan terutama di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

Bibit Unggul Cegah Penyakit Tanaman di Musim Hujan

PURWOKERTO, Jowonews- Salah satu upaya untuk mencegah penyakit tanaman saat musim hujan adalah dengan penggunaan bibit unggul. “Saat musim hujan seperti sekarang ini salah satu hal yang perlu diwaspadai petani adalah penyakit tanaman, hal tersebut dapat dicegah salah satunya dengan penggunaan bibit unggul,” kata Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Prof Loekas Soesanto di Purwokerto, Ahad (31/1). Dia mengatakan penyakit tanaman harus dicegah agar produktivitasnya tetap optimal. “Karena kalau terserang penyakit tanaman kan produktivitas bisa mengalami penurunan dan pada akhirnya bisa merugikan petani,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Untuk itu, selain menggunakan bibit unggul, kata dia, ada beberapa upaya lain yang juga tetap harus dilakukan. “Misalkan pemberian sanitasi pada tanaman serta membuang daun tua atau buah busuk, sambil mengaplikasikan pestisida organik secara rutin dan teratur. Selain itu bisa juga dengan menambah pupuk sesuai dengan dosis yang dianjurkan,” katanya. Dia juga menambahkan perlunya mengelola tanaman agar bisa tumbuh dengan sehat dan berproduksi dengan optimal. “Petani perlu mengelola tanaman secara berkala dan menjaga kondisi lingkungannya agar bisa tumbuh sehat dengan produksi yang optimal,” katanya. Dia mencontohkan penyakit tanaman yang banyak menyerang tanaman saat musim hujan adalah penyakit patek atau antraknosa pada tanaman cabai. Sementara pada tanaman kakao, penyakit yang biasa menyerang adalah penyakit busuk buah. Prof Loekas juga mengatakan peningkatan produksi pertanian pada saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini sangat diperlukan. “Urgensi peningkatan produksi pertanian saat masih pandemi perlu disesuaikan, agar tercapai juga peningkatan produksi yang optimal,” katanya. Dia mengatakan peningkatan produksi dapat dilakukan dengan berbagai upaya antara lain pemusatan jenis komoditas serta menyiasati dampak iklim bagi pertanian melalui pembangunan dan penguatan saluran air irigasi, termasuk juga memanfaatkan energi terbarukan. “Peningkatan sarana produksi pertanian seperti benih, pupuk, dan obat-obatan juga perlu dilakukan sambil terus membangun inovasi pertanian yang dapat diterapkan petani termasuk dengan cara menerapkan energi terbarukan,” katanya.

Pandemi Ubah Pola suplai dan Akses Makanan

SEMARANG, Jowonews- Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) telah mengubah pola food supply (suplai makanan) dan food access (akses makanan) dunia, termasuk Indonesia. “Hal itu terkait dengan adanya pembatasan ekspor, permudah impor, serta memacu produksi lokal sayuran dan buah,” kata Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang Dian Armanda di Semarang, Ahad (31/1). Sebelumnya, kandidat doktor dari Institute of Environmental Science, Leiden University, Belanda ini memaparkan peran tanah sehat dalam Webinar Urban Farming Series III bertajuk “Optimalkan Tanah Sehat dan Pupuk Organik: Modal Urban Farming Alami” di Semarang, Sabtu (30/1) malam. Dalam webinar yang diselenggarakan Citigrower, Dian menjelaskan bahwa tanah sehat menyediakan rumah ideal bagi mikrobia dan organisme lain di tanah. Selain itu, tanah subur mengandung mikrobia yang mampu menyerap karbon di atmosfer (di udara) penyebab global warming, mengembalikan karbon-karbon itu ke tanah. Ia menyebutkan tanah bisa menyimpan setidaknya (4.000 gigaton) lebih banyak karbon daripada atmosfer dan seluruh tanaman yang tumbuh di permukaan tanah (1.700 gigaton). Menyinggung Bumi makin panas, Dian mengatakan bahwa hal itu akibat gas rumah kaca hasil buangan berbagai kegiatan manusia, termasuk kegiatan pertanian dan kehutanan yang menyumbang 24 persen gas rumah kaca penyebab pemanasan global. Seharusnya, menurut dia, menanam menghasilkan rumah bagi lebih banyak mikrobia. Namun, masih ada pertanian di Tanah Air sekarang ini serakah yang ingin menghasilkan panen sebanyak-banyaknya dan secepat mungkin. Ia mengungkap. sebagian dari petani lantas memakai metode-metode yang merusak tanah dan membunuh mikrobia tanah, misalnya membajak tanah, memakai pupuk, dan pestisida kimia sintetik. “Jadi, kalau berkebun caranya benar natural, mikrobia tidak mungkin rusak, malah membantu membalikkan global warming,” kata pendiri start up CitiGrower, inisiatif urban farming berbasis digital. Dalam webinar itu juga menampilkan Duta Petani Milenial Shofyan Adi Cahyono. Ketua Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Citra Muda ini mengutarakan bahwa pertanian organik adalah sistem produksi yang menopang kesehatan tanah, ekosistem, dan manusia. Namun, lanjut dia, hal itu bergantung pada proses ekologis, keanekaragaman hayati, dan siklus yang disesuaikan dengan kondisi lokal daripada penggunaan input dengan efek buruk. Dijelaskan pula bahwa pertanian organik menggabungkan tradisi, inovasi, dan ilmu pengetahuan untuk menguntungkan lingkungan bersama dan mempromosikan hubungan yang adil dan kualitas hidup yang baik untuk semua yang terlibat.